5
"Memangnya ada apa kau mencarinya?" tanya Devano begitu melihat orang yang ada di foto, lalu menjauhkan kembali ponsel Keysa. "Ditanya malah diam. Kayaknya kehabisan batre gara-gara terlalu banyak cuap-cuap barusan," selorohnya, mendapati Keysa yang malah diam tidak menjawab pertanyaanya. Hingga terlintas di kepala Devano untuk menggoda Keysa lagi. "Jangan bilang kau tiba-tiba bisu karena memikirkan itu," lanjut Devano sambil mengadu kedua telunjuknya dengan alis yang sudah naik turun.
'Ya Tuhan, lelaki ini sungguh-sungguh ngeselin tingkat dewa. Kalau aku gak butuh dia, sudah kucincang itu bibir.' Keysa mendelik sambil mendumel dalam hati, tanpa berani mengungkapkan.
"Apa mendelik? Mau aku kasih lagi kepada mereka?" ancam Devano, sambil menunjuk kelima orang pengganggu yang sedang menari bersama para wanita-wanita yang menggunakan pakaian kekurangan bahan.
Seketika Keysa langsung membenarkan kacamata, begitu mendengar ancaman Devano. Lantas menyenggol lengan Devano dengan senyum lebar yang setengah dipaksakan. "Apa, sih? Gitu amat ngancemnya. Aku cuma mau nukerin ini!" Keysa memutar tubuh, menunjuk tas yang digendongnya.
"Apaan tuh?"
"Matamu rabun, ya? Tas segede gini masih nanya ini apaan," omel Keysa yang merasa Devano terlalu banyak bertanya. Padahal apa susahnya langsung mengantarnya kepada si pemilik tas tanpa harus banyak tanya.
Mata Devano langsung melotot sempurna saat dikatai rabun. Ia lantas berbalik, hendak memanggil ke lima orang yang mengganggu Keysa lagi.
"Maaf. Kadang mulutku saringannya bocor." Keysa yang menyadari tindakan Devano pun menarik tangan lelaki itu, menjauh dari sana. "Tasku hilang dan hanya mendapati tas tak bertuan ini. Terpaksa aku mengambilnya karena hanya ada tas ini saja. Terus tadi orang itu menelponku katanya tasnya tertukar, jadi aku ke sini mo nuker tas ini." Akhirnya, daripada dijadikan makanan para serigala, Keysa terpaksa memberitahu Devano alasan untuk bertemu lelaki di foto.
"Owh. Ngomong ke dari tadi," jawab Devano dengan pandangan lurus ke depan. Bibirnya sedikit tertarik ke atas menyunggingkan senyum, berhasil membuat Keysa ketakutan. "Sini aku antar!" Devano menarik tangan Keysa.
Devano dan Keysa pun mencari lelaki di foto itu bersama-sama. Mereka mengelilingi tempat yang sudah dipenuhi para penikmat hiburan malam tersebut, bahkan Devano sampai bertanya kepada beberapa pegawai dan pengunjung klub yang dikenalnya. Sementara, Keysa hanya mengikuti ke mana pun lelaki itu melangkah.
"Sepertinya dia tidak ada di sini," gumam Devano. Mereka sudah mencari ke sana kemari, tetapi tidak menemukan orang yang dicari Keysa.
"Tapi dia bilang di sini."
"Mungkin dia mengerjaimu. Biasanya orang jelek kayak kamu itu selalu jadi umpan hangat bagi pria-pria jahil," imbuh Devano sekenanya. Ujung-ujungnya lelaki itu pasti menghina Keysa, tanpa rasa bersalah sedikit pun.
Keysa hanya mendongak ke arah lelaki yang sedang mengedarkan pandangannya ke sana kemari. Sekuat tenaga, Keysa menahan diri untuk tidak terpancing emosi oleh kata-kata Devano, setidaknya sampai tasnya kembali.
"Hei, kau tunggu!" Tiba-tiba Devano memanggil seorang pekerja yang baru saja keluar dari ruang karoke.
Orang itu berhenti, tampak celingak-celinguk, lalu menatap Devano sambil menunjuk dirinya sendiri, menyadari tidak ada orang lain lagi di depan ruangan itu. "Aku?" tanyanya.
Devano mengangguk, lantas menghampiri lelaki berpakaian seragam klub itu. Tanpa basa-basi, Devano langsung menanyakan keberadaan lelaki yang dicari Keysa.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Keysa langsung sumbringah, begitu karyawan klub itu mengatakan kalau lelaki yang dicarinya sedang berada di ruang karoke. Keysa pun langsung masuk ke ruangan itu ditemani oleh Devano.
Ruang itu tampak remang-remang dengan pencahayaan kelap-kelip. Keysa melihat beberapa orang sedang duduk di sofa ditemani dengan gadis pemandu serta minuman yang begitu menyengat di hidung. Keysa mengedarkan pandangannya, mencari seseorang yang mirip dengan yang di foto.
"Tuh orangnya!" Devano menunjuk lelaki yang sedang duduk sembari memainkan ponsel di antara orang-orang yang sedang berkaoke.
Gadis itu langsung menghampiri lelaki yang ditunjuk Devano, karena memang lelaki itulah orangnya.
"Permisi! Tuan Ezra Marcellino, ya?" sapa Keysa dengan sopan.
Lelaki yang masih asyik dengan ponsel itu pun menoleh ke arah suara dan langsung meletakkan ponselnya begitu melihat Keysa yang menyapa.
"Aku Keysa yang tadi anda hubungi. Aku hendak menukarkan tasmu yang tertukar," lanjut Keysa.
"Ya," jawab lelaki yang bernama Ezra itu dengan singkat, lalu mengambil tas yang ada di belakangnya dan memberikan kepada Keysa.
Keysa pun melepaskan tas masih digendongnya dan memberikan kepada Ezra.
"Terima kasih, sudah mau mengembalikan tasku," ujar Keysa sebelum pergi, yang hanya dijawab anggukan Ezra.
Tujuan utama ke klub sudah terselesaikan, tinggal urusan dengan lelaki aneh dan tengil yang menjadi PR baru Keysa. Keysa berbalik badan, menghampiri Devano yang berdiri beberapa langkah di belakangnya.
"Apa kita akan melakukannya one night stand di sini?" tanya Keysa, membuat semua orang terperangah termasuk Devano sendiri, bahkan mereka yang sedang bernyanyi pun langsung terdiam.
"Apa kau yakin?"
"Tentu saja. Sangat yakin malah. Kamu sudah membantuku sudah seharusnya aku balas budi." Keysa semakin mendekati Devano dengan senyum genitnya, menggoda lelaki itu.
Secara implusif, Devano mundur mendapati Keysa yang terus mendekat. Padahal di awal dialah yang meminta syarat itu untuk membalas jasanya.
"Bagaimana, apa kita akan melakukannnya sekarang?" tanya Keysa lagi. Telunjuknya sudah mulai bermain, mengabsen lekuk wajah Devano.
Devano dibuat bingung sendiri dengan keberanian Keysa.
'Kesempatan bagus.' Keysa menyungingkan senyum, melihat Devano yang tampak kebingungan.
Keysa tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Ia lantas menendang keras bagian tengah tubuh Devano, tempat yang sudah jadi incaran Keysa untuk melarikan diri dari Devano sekaligus membalas perbuatan lelaki itu.
"Aww ...." pekik Devano sembari memegang aset berharganya yang terasa sangat sakit. "Kau!" Devano menatap tajam Keysa penuh amarah. Tindakan wanita itu benar-benar di luar dugaan.
Keysa memeletkan lidah, mengejek Devano, lalu lari dari ruangan itu. Meninggalkan lelaki yang masih kesakitan bersama para pengunjung lain yang juga tidak menyangka akan perbuatan Keysa. Antara ingin tertawa dan takut dengan kemarahan Devano.
"Hei, kau, benar-benar cari mati! Aku akan membalasmu," teriak Devano, tetapi tidak dipedulikan Keysa. Ia semakin geram, lantas menelpon seseorang. "Segel klub ini! Cari wanita jelek bermata empat dengan rambut di kepang dua. Jangan sampai dia keluar dari tempat ini!" perintah Devano setelah menyebut ciri-ciri Keysa. Ia tidak akan membiarkan Keysa keluar dengan mudah dari klub itu.
Sementara itu, Keysa lari ke toilet. Beberapa waktu bersama Devano, Keysa menyadari kalau lelaki itu sepertinya sangat berpengaruh di klub. Keysa menatap wajahnya di cermin, masih berwajah seperti itu sudah tidak aman baginya. Keysa lantas mencuci muka, lalu memoles wajahnya dengan makeup sesuai kulit yang sebenarnya. Tidak lupa, Keysa juga mengganti pakaiannya serta menggerai rambut yang tadi kepang dan membubuhi jepit untuk mempercantik penampilannya.
"Cantik," gumam Keysa, melihat penampilannya dari balik cermin yang bagaikan bumi dan langit dengan penampilan sebelumnya.
'Dia.' Keysa tersentak saat dari cermin melihat seseorang tiba-tiba masuk ke toilet.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
Asmaniar Niar
keysa
2022-06-21
1
juni
seru
2022-03-29
0
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦 Avi 🦐🐾hiat limit🤧
baca novel ini serasa dejavu dengan komik yg berhenti di tengah jalan itu😂
2022-02-17
4