Ciuman ke dua antara Keysa dan orang tak dikenal itu pun tidak dapat dihindarkan. Tangan kanan lelaki itu merengkuh tubuh Keysa dengan satu tangan lagi memegang belakang kepala Keysa. Ia kembali menautkan bibirnya pada bibir Keysa, bahkan lebih lama dan lebih intens dari ciuman pertama. Ia begitu menikmati manisnya bibir tipis yang dimiliki wanita yang disebutnya jelek, hingga ciuman itu seolah-olah menuntut balasan dari lawan mainnya.
Keysa hanya bisa mematung. Ia terlalu syok dengan perbuatan lelaki aneh di hadapannya. Lagi-lagi lelaki semberono itu menciumnya. Dengan lancang lelaki itu mengambil ciuman pertamanya yang hanya akan Keysa berikan kepada suaminya nanti. Namun, anehnya tubuh Keysa sama sekali tidak menolak perlakuan lelaki itu, meskipun tidak membalas juga.
Di saat bersamaan, musuh-musuh lelaki itu yang terdiri dari lima orang tepat berada di dekat keduanya. Mereka celingak-celinguk mencari orang yang mereka kejar, tetapi yang orang-orang berbadan tegap itu temukan hanyalah sepasang kekasih yang sedang bermadu kasih di gang sempit.
Sementara itu, lelaki yang bersama Keysa begitu menikmati ciumannya, hingga tangan yang tadi merengkuh tubuh Keysa mulai menggerayam ke mana-mana. Keysa sudah tidak tahan, menurutnya ini sudah kelewat batas dan harus segera diakhiri sebelum lelaki tak dikenal itu berbuat yang lebih aneh lagi.
"Sudah. Lihatlah ada orang lewat!" ucap Keysa, seolah-olah ia benar-benar kekasih lelaki itu dan malu saat kelima orang berbadan tegap memergoki mereka yang sedang berciuman. Namun, menyadari musuh-musuhnya masih di sana, lelaki itu kembali menyatukan bibirnya pada bibir Keysa.
Orang yang dicari tidak ada dan malah memergoki orang yang asyik bercumbu, tanpa peduli sekitar.
"Dia tidak ada di sini," ujar salah satu dari kelima orang itu. "Sebaiknya kita pergi dari sini, daripada harus menonton orang ciuman, nanti kalian kelabakan. Kita cari ke sebelah sana!" lanjutnya menunjuk ke gang seberang.
Keempat rekannya pun mengangguk, lalu menjauh dari tempat Keysa dan si lelaki aneh.
Begitu orang-orang itu menjauh, Keysa langsung menginjak kaki si lelaki aneh. Spontan, si lelaki melepaskan ciumannya. Ia meringis sambil mengangkat kakinya yang terasa sangat pegal karena injakan kuat Keysa.
"Dasar lelaki tak tahu diri!" Keysa yang sangat kesal, tidak puas hanya menginjak kaki lelaki semberono itu. Ia mengangkat kaki, bersiap untuk menendang lelaki tak sopan itu.
Namun, pergerakkan kaki Keysa terbaca. Lelaki itu pun langsung menghadang kaki Keysa dengan kakinya, lalu mendorong bahu Keysa dan mencengkramnya sangat kuat hingga tubuh gadis itu menempel ke tembok dinding gedung yang mengapit gang. Tubuh mereka kembali hampir tak berjarak, tetapi dengan suasana yang berbeda. Lelaki itu mengeluarkan aura yang mengcekam.
"Mau apa kau? Menendangku? Tidak akan bisa. Jangan macam-macam! Jika aku tertangkap, kau pun akan tetangkap. Dan kita akan mati bersama," ancam lelaki itu yang membuat Keysa menelan ludahnya sendiri. Keluar dari mulut singa masuk ke mulut harimau.
Merasa berhasil memberi penekanan kepada Keysa, lelaki berbaju serba hitam itu melepaskan cengkramannya. "Satu lagi untuk masalah ciuman tadi. Aku tidak akan meminta maaf. Aku hanya melindungi diri, tidak lebih," lanjutnya sembari membenarkan topi, lalu pergi.
Rasa takut karena ancaman, tiba-tiba sirna saat mendengar ucapan terakhir lelaki itu. Kesal dan geram kembali menyergap Keysa, membuatnya tanpa ragu memanggil orang-orang yang telah menjauh, memberitahukan keberadaan orang yang mereka cari.
"Hey! Dia ada di sini!" teriak Keysa.
Namun sayang, yang mendengar teriakan Keysa hanya lelaki yang disebutnya aneh, sedangkan orang-orang tadi sudah menjauh dan tak mendengar teriakannya.
"Apa yang kau lakukan?" Lelaki itu berbalik dan mendekati Keysa kembali dengan mata yang siap memakan Keysa hidup-hidup.
"Apa? Kamu pikir aku takut dengan pelototanmu!" Keysa balik menatap tajam lelaki itu, menantang.
"Kau benar-benar menantangku?" Ia semakin mendekati Keysa.
"Kalau iya, gimana? Seharusnya kamu tuh meminta maaf atas perbuatan tak senonohmu. Aku bisa melaporkan perbuatanmu atas dasar pelecehan," sarkas Keysa.
Bukannya takut, lelaki itu malah tertawa lebar dan mengolok-olok Keysa. "Laporkan saja kalau kau bisa. Ayo, sana laporkan! Tapi jangan salahkan aku kalau kau sendiri yang kena imbasnya."
"Memang siapa kamu, sampai aku tak bisa melaporkanmu?"
"Kau tak tahu aku?" Lelaki itu menyipitkan kedua matanya, ternyata masih ada gadis yang tak mengenalnya, padahal ia sangat terkenal dan wajahnya pun sering muncul di layar televisi dan majalah-majalah.
"Memang ada keharusan untuk mengenalmu?"
"Cari saja sendiri dengan hastag anak paling kaya nomor 1 di Negara X. Atau kau tulis nama 'Devano Mahardika' di kolom pencarian. Kau akan tahu betapa berkuasanya aku, jika kau berani melaporkanku," ucap lelaki yang memiliki nama Devano Mahardika, seorang anak orang kaya nomor satu di Negara X.
"Ingat, berani macam-macam akan kupastikan kau ...." Ia tak melanjutkan bicaranya, tetapi menggerakan tangannya seakan-akan sedang menebas lehernya dengan lidah yang menjulur, lalu pergi. Berdebat dengan Keysa hanya akan menambah emosi dirinya saja, tidak akan ada akhirnya.
"Enggak ada kerjaan banget aku mencari tahu tentangmu! Lagian katanya orang terkaya nomor satu, kenapa pula dikejar orang-orang yang mirip deptkolektor kayak gitu," gumam Keysa yang sedikit pun tidak memercayai ucapan lelaki itu. "Bisanya mengancam doang. Banyak omong doang, kenyataannya dikejar lima orang saja malah ngumpet di balik bibir perawan sepertiku." Keysa benar-benar kesal, ciuman pertama yang diidam-idamkannya sangat romantis malah dicuri orang tidak dikenal. "Semoga saja ini hari pertama dan terakhirku bertemu denganmu," gumamnya yang juga memilih pergi dari gang sempit itu.
***
Setelah perjalanan panjang dan penuh drama hingga berujung dicium oleh orang tak dikenal, Keysa pun memutuskan untuk menginap di hotel. Namun, nasib sial sepertinya masih enggan untuk pergi dari hidup Keysa. Kartu kredit yang dibawa Keysa tidak dapat digunakan, sehingga terpaksa ia harus mengeluarkan uang cash.
"Pasti mereka sudah tahu aku kabur, sampai-sampai kartu kreditku juga dibekukan. Kakek, kau tega sekali!" keluh Keysa sembari memasukkan lagi kartu kredit ke dalam dompet.
"Mbak, saya pesan kamar presidental suit." Seseorang di samping Keysa dengan suara berat dan dingin terdengar memesan kamar presidental suit.
'Enak sekali dia bisa pesan kamar presidental, sedangkan aku hanya kamar biasa. Pasti dia orang kaya,' keluh Keysa dalam hati saat mendengar kamar yang dipesan orang sebelahnya.
Penasaran dengan orang di sampingnya, Keysa menoleh ke arah lelaki yang sudah berjalan lagi menuju tempat yang dipesan. Sesuai dengan prediksi, lelaki itu memang tampak seperti orang kaya. Dari atas sampai bawah, penampilannya sangat sempurna. Tubuh ideal dibalut dengan pakaian super mahal, serta wajah yang tak memiliki celah sedikit pun. Perpect and handsome, itulah yang ada dipikiran Keysa. Kriteria lelaki idaman yang selalu hadir dalam mimpinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
Tiana
wah sangat menarik
2023-05-09
0
text
text
2022-11-13
0
ira
dan orang itu adalah devano
2022-06-25
0