4
Devano bernapas lega bisa karena berhasil lolos dari orang-orang yang mengejarnya, dan saat ini lelaki jangkung itu sedang berada di klub yang sama dengan Keysa.
"Waktunya senang-senang," gumam Devano dengan seringai lebar yang menghiasi bibir.
Ia pun berjalan menuju bar klub, melewati orang-orang yang juga sedang menikmati gemerlapnya dunia malam. Hingga, langkahnya terhenti saat melewati sekelompok lelaki yang sedang mengganggu seorang wanita. Devano yang sejak awal memilih acuh dengan urusan orang-orang di sana terpaksa menghentikan langkahnya. Seorang wanita tiba-tiba mencekal tangan Devano, bahkan dengan berani melingkarkan tangannya di lengan lelaki itu.
Tidak senang dengan tingkah sembarangan orang yang tak dikenalnya, Devano lantas melirik ke arah orang yang tengah merangkul lengannya dengan sumpah serapah yang sudah siap meluncur dari mulut. Seketika Devano langsung tersentak saat melihat orang yang ada di dekatnya itu adalah wanita jelek yang tadi di ciumnya dan hampir membuat Devano tertangkap lagi.
Begitu pun dengan lima orang yang mengganggu Keysa, mereka tak kalah terkejutnya mendapati wanita di hadapan mereka mengenal Devano. Bahkan, sampai merangkul lengan lelaki paling ditakutkan di klub itu. Membuat mereka berpikir kalau keduanya itu memiliki kedekatan.
"Sepertinya kita cari masalah baru," bisik salahsatu dari mereka kepada rekan di sampingnya, ketakutan.
"Sepertinya tidak. Devano terlihat tidak suka pada wanita itu." Yang diajak bicara menjawab. "Tapi lihat saja dulu! Setelah Devano pergi baru kita *****-***** dia," lanjutnya sambil menelan air liur saat melihat body Keysa yang sangat aduhai dan dijawab anggukan lawan bicaranya.
"Kau? Kau mengikuti aku, ya?" tandas Devano sembari berusaha melepaskan rangkulan tangan Keysa.
Keysa pun mengelak dengan tangan yang masih bertahan di lengan Devano. Sementara itu, kelima pengganggu tampak terdiam dengan mata saling lirik, memperhatikan Devano dan Keysa yang berujung saling adu mulut.
Orang-orang itu pun berseringai jahat saat melihat gelagat Devano yang tidak berniat membantu Keysa.
"Tuan Devano, saya mohon tolong saya! Please!" Keysa mengatup kedua tangannya dengan satu tangan yang masih setia melingkar di lengan Devano. Matanya memelas meminta belas kasihan Devano, apalagi melihat kelima orang pengganggu itu berseringai jahat ke arahnya.
"Ogah!" Permintaan Keysa ditolak mentah-mentah oleh Devano sambil mengentakan kasar tangan Keysa, melepaskan tangan yang masih melingkar di lengannya itu , lantas pergi. Membuat kelima pengganggu Keysa berseringai penuh kemenangan.
Keysa hanya bisa menunduk saat mendapat penolakanan dari Devano, dengan kedua tangan yang sudah mengepal sempurna. Rasa kesal atas penolakan Devan pun membakar dada Keysa, hingga ia melupakan sejenak rasa takut terhadap lelaki-lelaki yang masih memandangnya nyalang.
"Devano, bisa-bisanya kau menolak membantuku setelah dengan baik hatinya aku membantumu. Di mana timbal balikmu sebagai manusia, hah? Seharusnya saat orang yang telah membantumu butuh bantuan, kamu juga harus membantunya," ucap Keysa, geram.
Devano yang baru mengayunkan kakinya langsung berhenti dan berbalik kembali.
"Membantuku? Siapa yang telah membantuku?" Devano menyipitkan sebelah matanya menatap Keysa.
"Aku. Siapa lagi? Apa kamu amnesia dengan kejadian beberapa waktu lalu? Bahkan kamu itu berhutang maaf kepadaku karena telah menciumku dua kali," beber Keysa.
"Kamu bukan membantuku, tapi malah mau menjerumuskanku. Aku hampir saja tertangkap lagi dan itu karena mulut embermu," timpal Devano sambil menunjuk bibir Keysa, tak mau kalah.
Keysa meremas kedua tangannya yang masih mengepal sempurna. Ia tak habis pikir, Devano yang jelas-jelas salah telah menciumnya dan menolak membantunya malah menyalahkan Keysa karena hampir tertangkap lagi. Cekcok mulut dari keduanya pun tak dapat dihindarkan dan menjadi tontonan kelima orang tadi.
"Berdebat denganmu sampai pagi pun tidak akan ada akhirnya," seloroh Devano. "Hey, kalian! Bukankah kalian mau bermain-main dengannya? Lakukan saja. Aku bukan siapa-siapanya dia," ucap Devano kepada kelima orang yang sudah menatap Keysa penuh hasrat.
'Gila! Setelah menciumku dua kali. Ia mau menjadikanku makanan serigala lapar.' Keysa terperangah dengan ucapan Devano.
Gadis itu menatap Devano yang hendak meninggalkannya. 'Enggak. Aku enggak mau!' pekik Keysa dalam hati sambil terus menggeleng, membayangkan sesuatu yang akan dilakukan lima pria mabuk itu. Keysa bertekad, Ia harus bebas dari orang-orang itu, bagaimana pun caranya.
Devano berbalik badan, kembali meninggalkan Keysa dengan sekelompok orang itu. Namun, sejurus kemudian lagi-lagi langkahnya terhenti dan lagi-lagi Keysa mencekal pergelangan tangannya.
"Maaf, telah mengajakmu berdebat! Tapi, aku mohon jangan tinggalkan aku bersama mereka. Aku janji jika kamu menolongku, aku tidak akan mempermasalahkan tentang ciuman tadi." Demi bebas dari mereka, Keysa menurunkan egonya di hadapan Devano. Akan tetapi, Devano tidak peduli.
"Memang seharusnya begitu," ucap Devano, terus melangkah.
"Apa yang harus aku lakukan supaya kamu mau membantuku?" tanya Keysa, frustrasi.
Pertanyaan yang menarik. Devano kembali menghentikan langkahnya dengan senyum nakal menghiasi wajahnya.
"Apa kau akan melakukan apapun kalau aku membantumu?"
Keysa mengangguk pelan.
"Ok." Devano menyanggupi. "Sini!" Ia lantas meminta Keysa mendekat.
Meskipun ragu, Keysa mendekat. Lalu, Devano membisikkan sesuatu di telinganya. "Apa?!" Keysa terperangah dengan permintaan Devano. Matanya sudah merah menyala, tak terima dengan permintaan Devano. Lelaki di dekatnya itu sedah tidak waras, bahkan jika bisa Keysa ingin sekali mencingcang mulut Devano yang asal bicara itu.
"Ya sudah kalau tidak mau. Layani saja kelima orang itu, karena keluar dari sini tidak semudah saat kau masuk," imbuh Devano dengan entengnya.
Menyetujui permintaan Devano, tidak mau. Tetapi ia juga tidak mau diganggu oleh orang-orang itu. Keysa benar-benar dibuat bingung, mundur kena maju juga kena.
"Ya, sudah aku pergi," lanjut Devano lagi saat tidak ada jawaban dari Keysa.
"Jangan! Aku mau." Spontan Keysa menjawab.
Tidak ada pilihan lain. Daripada melayani lima orang tak jelas, Keysa lebih memilih melayani Devano yang jelas-jelas tampan—meskipun terpaksa.
"Beneran mau?" tanya Devano memastikan. Ada sedikit tak percaya Keysa menyetujui persyaratannya. Meskipun ia tahu pasti tidak akan ada gadis yang berani menolak pesonanya, bahkan wanita jelek sekalipun.
Keysa hanya mengangguk pelan. "Tapi, tolong bereskan mereka. Aku sudah risih dengan tatapan mereka," pinta Keysa.
"Itu masalah gampang," jawab Devano dengan senyum yang menghiasi bibirnya. "Tunggu di sini," titahnya, lalu menghampiri kelima orang yang mengganggu Keysa.
Senyum penuh kemenangan para lelaki itu pun sirna, saat mendengar Devano mau membantu gadis incaran mereka. Bahkan, wajah mereka berubah pias ketika Devano dengan wajah dinginnya menghampiri mereka. Kelima orang itu terlibat percakapan yang Keysa sendiri tidak bisa mendengar. Namun, Keysa bisa melihat dengan jelas orang-orang itu mengangguk ketakutan lalu pergi.
"Beres," gumam Devano, menghampiri Keysa.
"Belum beres," sanggah Keysa. "Apa kamu mengenal orang ini?" tanyanya sembari menunjukkan foto, sebuah foto yang dikirim oleh si penelpon beberapa saat lalu dan Keysa sendiri baru melihatnya.
Devano meraih tangan Keysa, lalu mendekatkan ponsel Keysa dan menilik foto yang ditunjukkan gadis itu. "Memangnya ada apa kau mencarinya?" tanya balik Devano.
'Bukankah dia lelaki tampan yang ada di hotel tadi? Kok, bisa tasnya tertukar di persinggahan bus? Kalau memang benar dia, kenapa harus ketemuann di klub? Bukankah tadi kita berada dalam satu hotel?' Keysa yang ditanya Devano malah terdiam dengan pikirannya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
EL
maaf thor...cerita'y kok mirip bgttt sma komik "MENANTANG YANG MULIA IBLIS YG DINGIN".plek jiplek alur'y cerita'y sama.
2022-02-06
2
Nana Alvionita
aduh... aneh ya Jagan2 Revano lh orang nya..
2022-01-21
1
Hartin Marlin ahmad
orang itu mau mengembalikan tasnya
2021-12-24
0