Miss Culun Dan Mr. Arrogant
"Kakek bilang menikah, ya, menikah!"
"Keysa bilang tidak, ya, tidak!"
"Keputusan kakek sudah bulat, tidak bisa diganggu gugat. Kau akan menikah dengan cucu sahabat kakek."
"Big no!" jawabnya dengan sangat tegas, lalu menutup pintu kamar dengan sangat keras.
Pertengkaran dengan keluarga besarnya masih terus terlintas di kepala Keysa. Permintaan sang kakek yang sangat memaksa itu terus terngiang-ngiang. Ia sungguh tak habis pikir dengan pemikiran keluarga yang tega-teganya akan menikahkannya dengan orang yang bahkan ia sendiri tidak kenal.
Keysa Indira Fidelya seorang gadis yang wajib menuruti keinginan keluarga untuk menikah, tetapi dengan tegas ia menolak. Dengan segala tak-tik dan ide briliannya, ia berusaha bisa melarikan diri dari pernikahan yang akan mengikatnya. Hingga, ia pun bisa sampai di kota B dengan lancar tanpa diketahui siapa pun, bahkan orang suruhan keluarganya bisa terkecoh oleh tindakannya yang mengubah penampilan 180 derajat. Mereka tidak mengenali Keysa, saat gadis itu berjalan melewati mereka. Bagaimana tidak? Seorang Keysa, anak majikan mereka, memiliki wajah cantik bak putri raja dengan kulit putih, bibir tipis, mata hazel yang begitu indah, serta rambut lurus yang selalu tergerai indah. Sementara itu yang melintas di hadapan mereka, seorang gadis dengan wajah kecoklatan yang beriris hitam dengan kacamata tebal, serta rambut keriting yang tampak acak-acakkan. Keysa menyunggingkan bibirnya ke atas ketika sudah menjauh dengan bus yang ditumpanginya. Rencananya berhasil, meskipun ia harus berubah bentuk.
"Mbak, sudah sampai!" Sopir bus yang berada tepat di depan ia duduk, membuyarkan lamunannya.
"Sudah sampai, Pak?" tanyanya, setengah terkesiap.
Si sopir mengangguk. Ia pun bergegas turun dari bus.
Senyum tersungging di bibir Keysa, begitu menginjakkan kakinya di Kota B. "Selamat datang Kota B! Selamat datang kebebasan!" gumamnya sembari merentang kedua tangan dengan kepala yang menengadah ke langit. "Selamat datang Keysa," ucapnya kepada diri sendiri sambil menghirup dalam-dalam udara malam nan sejuk di kota pelariannya, lalu mengeluarkannya secara perlahan.
"Wahai Nona Keysa Indira Fidelya, mari kita buat kehidupan baru di sini. Kehidupan indah tanpa ada paksaan dari pihak mana pun." Gadis dengan memakai hoodie dan celana jeans hitam itu bergumam dengan senyum yang tertampil manis meskipun wajahnya sudah di-makeover sejelek mungkin.
Ia pun melangkahkan kakinya menyusuri jalanan kota yang diterangi lampu-lampu pinggir jalan serta sorot lampu dari kendaraan yang berlalu-lalang. Kaki Keysa terus melangkah tanpa arah tujuan. Ke mana ia akan pergi? Ia sendiri belum tahu. Terpenting bagi Keysa saat ini hanyalah kabur dari orang-orang bayaran serta keluarga yang hendak menikahkannya.
Keysa terus berjalan menikmati suasana malam di kota B yang masih ramai oleh kendaraan juga pejalan kaki, hingga tanpa disadari ia sudah sampai di taman kota. Gadis itu pun mengedarkan pandangan ke segala arah. Banyak orang berlalu-lalang sedang menikmati malam akhir pekan mereka bersama keluarga dan orang terdekat. Tidak sedikit pula para muda-mudi yang sedang berduaan, tanpa rasa malu mengumbar kemesraan sembari menikmati malam cerah dengan taburan bintang.
"Ish ... anak muda zaman sekarang pacaran gak ada aturan," desis Keysa, mencibir beberapa pasangan yang tampak asyik bermesraan, bahkan sampai berciuman tanpa memedulikan sekitar.
Tidak ingin melihat adegan yang membuatnya mual setengah mati, Keysa pun memilih pergi. Ia mengayunkan lagi kakinya dengan mata yang tertuju pada kaki yang dientak-entakkan, menurutnya itu lebih menarik dari pada melihat orang yang sedang berpacaran. Namun, langkah Keysa terhenti saat tiba-tiba dari arah berlawanan seseorang menabraknya sangat keras. Ia yang tidak siap dengan serangan dadakan langsung terjengkang ke belakang.
"Aww ...." rintih Keysa kesakitan. Pantatnya mendarat keras di aspal. Keysa lantas mendongak ke arah orang yang membuatnya jatuh.
Seorang lelaki dengan baju serba hitam dan topi bertengger di kepala sedang berdiri di hadapan Keysa. Namun, bukannya membantu Keysa bangun dan meminta maaf, lelaki itu malah celingak-celinguk. Beberapa kali menoleh ke belakang, membuat Keysa geram sendiri.
Kesal itulah yang dirasakan Keysa. Ia menepuk kasar tangannya, lalu berdiri. Gigi-gigi bergemelatuk, mata Keysa pun sudah memerah karena marah. Mulut pun sudah tak sabar untuk memaki orang tak tahu adat itu. "Hei, kalau jalan pake Ma—" Belum sempat Keysa menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba ia dibuat bungkam sekaligus terkejut oleh ulah lelaki tampan di hadapannya.
Tampan sangat tampan orang yang berada di hadapan Keysa saat ini, mirip tokoh-tokoh komik favoritnya. Kulit putih, hidung mancung, mata tajam berhiaskan alis yang tegas serta bibir yang terbentuk sangat indah, membuat lelaki itu terlihat memesona.
Plakk!!!
Spontan tangan Keysa mendarat sempurna di pipi orang di hadapannya. Keysa menampar orang itu dengan sangat keras. Tidak hanya sekali, pipi kiri dan dan kanan lelaki itu berhasil mendapat cap lima jari dari tangannya.
"Hei, apa yang kau lakukan?" sarkas lelaki itu dengan suara yang meninggi sembari memegang pipinya yang terasa perih. Ia tidak terima dengan ulah Keysa yang menamparnya sangat keras.
"Seharusnya aku yang nanya, apa yang kau lakukan?" Suara wanita berkaca mata itu pun tidak kalah tinggi.
"Memang apa yang aku lakukan?" tanya lelaki itu tanpa merasa bersalah.
"Dasar orang sableng! Minta maap, tidak!" Keysa semakin geram, pertanyaannya malah dijawab pertanyaan lagi. Malah lelaki itu seperti amnesia, melupakan apa yang baru saja dilakukan. Jelas-jelas, tanpa sopan orang itu tiba-tiba menciumnya.
Ya, Keysa terperangah bukan karena melihat lelaki tampan di hadapannya. Ia sudah terbiasa hidup dikelilingi lelaki tampan, tetapi baru kali ini ia bertemu lelaki semberono main nyosor tanpa aturan di tempat umum pula. Keysa yang baru saja mencibir pasangan remaja yang sedang berciuman di kursi taman kota, malah dicium orang tidak kenal di pinggir jalan di tengah keramaian.
"Minta maaf!" perintah Keysa kepada lelaki yang menolak permintaannya dengan dalih tidak bersalah.
"Minta maaf sekarang, sebelum aku benar-benar marah dan mencingcang bibirmu yang berani menyentuh bibirku!" Keysa mengulangi ucapannya.
Akan tetapi lelaki berbadan jangkung itu tetap menolak. Ia hanya terpaksa mencium keysa untuk menghindari orang-orang yang mengejarnya. Percekcokkan dari keduanya pun tidak dapat terhindarkan. Hingga suara orang yang mengejarnya menghentikan adu mulut mereka. Ia pun langsung membalikkan badan, lalu berlari menyusuri gang sempit untuk menghindari kejaran musuhnya.
"Eh ... eh ...."
Keysa yang belum puas memaki, ikut terseret lelaki itu karena rambut ikalnya menyangkut di kancing baju si lelaki. Terpaksa, ia ikut berlari untuk menyelamatkan rambutnya.
"Mau apa kamu mengikutiku? Kalau untuk minta maaf, jangan berharap!" cibirnya sambil menoleh ke arah Keysa yang juga berlari di sampingnya. "Seharusnya, kamu tuh bersyukur bisa mendapat ciuman dari bibir sexy lelaki tampan sepertiku. Bukan malah memaki-maki enggak jelas," lanjutnya sembari menilik-nilik Keysa yang menurutnya sangat jelek. Jauh dari wanita-wanita yang selalu mengejarnya.
"Selain semberono, narsismu juga kelewat batas. Kau tampan? Ia kau sangat tampan kalau dilihat dari puncak menara Eifel." Keysa membalas dengan senyum mengejek yang tersungging.
"Kau!" Lelaki itu mengepalkan tangannya ke udara. Ucapan Keysa memiliki arti lain kalau dirinya itu jelek. Ia disebut jelek oleh wanita yang sangat jauh dari seleranya.
"Rambutku tersangkut di kancingmu," lanjut Keysa sembari menunjuk kancing baju si lelaki, tanpa memedulikan ekspresi lelaki di sampingnya.
Mata lelaki itu pun langsung tertuju pada kancing yang ditunjuk Keysa. Benar, rambut ikal Keysa tersangkut di kancingnya.
"Ngomong dari tadi, kek." Ia menghentikan langkahnya, begitu pun dengan Keysa. lalu mengurai rambut yang melilit di kancing. "Sudah. Pergi sana!" usirnya saat rambut Keysa sudah terlepas.
"Siapa juga yang mau mengikutimu?" Keysa yang sudah sangat gedeg dengan kelakuan lelaki di hadapannya langsung membalikkan badan hendak pergi.
Namun, sejurus kemudian badan Keysa ditarik kembali. Lelaki itu merengkuh Keysa, sehingga tubuh mereka menempel dengan wajah hampir tak berjarak. Untuk kedua kalinya, lelaki itu menempelkan bibirnya di bibir Keysa, membuat Keysa hanya bisa melongo dan tak bisa berkutik dengan kelakuan ambigu orang dihadapannya karena serangannya begitu cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
Ni Made Ariani
lucu
2023-05-16
1
IndraAsya
lanjut
2023-05-13
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
2023-02-10
0