Kabar Buruk

Begitu tahu Guntur sudah pergi dari rumahnya. Bu Hamidah pun langsung menghampiri Wina yang terlihat menyeringai lebar.

"Win, emangnya dompetmu tadi ketinggalan beneran?" Tanyanya penasaran.

"Itu hanya untuk menjalankan rencanaku Bu! Menurut Ibu, gimana acting Wina?" Wina tanya balik. Jari-jari tangan kanannya mengusap air mata yang membasahi pipinya.

"Benar-benar luar biasa actingmu, Wina! Ibu rasa nggak jauh beda dengan artis sinetron! Hebat sekali Kamu Wina!" Puji Bu Hamidah.

"Wina juga belajar acting dari Ibu!" Balasnya.

"Hasilnya sama sekali nggak mengecewakan! Ibu yakin sekarang Guntur sudah mulai membuka pintu hatinya untukmu, Wina! Kamu nggak boleh sia-siakan kesempatan emas ini, anakku yang cantik!" Pintanya.

"Tentu aja nggak Bu! Aku akan membuat Guntur yang sombong itu, bertekuk lutut dihadapanku!" Balas Wina dengan sinis.

"Anak Ibu memang pintar!" Bu Hamidah memegang bahu kiri Wina. Senyum pun terpancar dari keduanya.

Pagi itu, matahari belum lama menampakkan dirinya. Terlihat seorang perempuan berparas cantik masuk kedalam kamar mandi yang berada didalam kamarnya. Niatnya untuk mandi sebelum ia pergi ke kantor. Namun saat niatnya belum kesampaian, tiba-tiba perempuan itu merasakan perutnya mual.

"Kenapa perutku rasanya mual ya? Apa karena kemarin Aku lembur kerja sampai masuk angin karena pulang malam?" Tanya perempuan itu didalam hati. Seolah tidak memperdulikan keadaannya, perempuan itu pun kembali melanjutkan niatnya yaitu mandi. Setelah selesai mandi dan berpakaian, perempuan itu pun berjalan keluar dari dalam kamarnya dengan memakai pakaian berwarna merah. Sepatu high heels yang menghiasi kakinya yang jenjang, juga berwarna merah.

"Bu, Aku langsung berangkat ya!" Ucap perempuan itu ketika melihat perempuan yang sedang menaruh lauk dan sayur diatas meja makan.

"Kenapa Win? Sarapan dulu, biar perutnya nggak sakit! Lagian baru jam enam lebih!" Tanya perempuan yang bukan lain adalah ibunya Wina.

"Wina lagi nggak nafsu makan, Bu! Perutku dari tadi rasanya mual!" Balas perempuan yang ternyata adalah Wina.

"Apa jangan-jangan Kamu masuk angin, Wina? Beberapa hari terakhir kan Kamu lembur terus!" Ucapnya.

"Mungkin begitu Bu! Soalnya kerjaan di kantor lagi banyak! Mau nggak mau, Aku harus lembur!" Balasnya.

"Tapi jangan terlalu diforsir Win! Kamu juga harus jaga kesehatanmu sendiri! Apa lebih baik hari ini Kamu izin nggak masuk kerja dulu, Wina?" Usul Bu Hamidah.

"Nggaklah Bu! Wina masih kuat kok! Bapak di teras belakang Bu?" Wina tanya balik.

"Iya biasa Win! Lagi duduk santai sambil baca koran. Ditemani burung-burung peliharaannya!" Jawabnya.

"Ya sudah, Wina berangkat dulu ya Bu!" Seru Wina sambil berjalan dengan cepat menuju garasi.

"Hati-hati di jalan Win!" Pinta ibunya.

"Iya!" Balasnya. Begitu menaiki mobil berwarna merah muda pemberian kedua orang tuanya, Wina pun langsung menyalakan mesin mobilnya dan menginjak pedal gas dengan kuat. Mobil itu pun melaju dengan kencang meninggalkan rumahnya.

Ketika waktu istirahat tiba, seperti biasanya Wina dan temannya pergi ke kantin yang berada di kantornya untuk menikmati makan siang. Terlebih sejak pagi, perut Wina belum diisi makanan sama sekali. Rasa lapar pun menghinggapi dirinya.

Setelah memesan makanan, Wina dan temannya duduk di salah satu kursi yang kosong. Tidak berapa lama, makanan pesanan mereka pun datang. Tanpa membuang waktu lagi, mereka berdua pun menikmati makanan dihadapannya. Namun tanpa disangka oleh Wina, baru beberapa sendok ia memakan nasi dan lauk pauk, tiba-tiba perutnya kembali terasa mual.

Huuueeekkk...huuueeekkk...

"Kamu kenapa Win?" Tanya teman Wina terkejut.

"Nggak tahu nih, Asri! Sejak tadi pagi perutku rasanya mual terus! Seperti nggak mau diisi makanan! Apalagi kalau mencium bau makanan yang menyengat! Perutku langsung mual!" Balas Wina yang tidak meneruskan makanannya.

"Mungkin Kamu masuk angin karena kebanyakan lembur, Win!" Kata Asri.

"Iya As! Mungkin gara-gara kelamaan dibawah AC!" Balasnya.

"Lebih baik nanti pulang kerja, Kamu periksa ke dokter deh Win!" Pintanya.

"Iya." Balasnya.

Seperti yang dikatakan oleh Wina sebelumnya, kalau sepulang bekerja ia akan pergi dokter untuk memeriksa kondisi kesehatan dirinya. Begitu keluar dari kantor, Wina langsung mengendarai mobilnya menuju salah satu klinik dokter umum terdekat.

Begitu sampai disalah satu klinik yang berada di kota Bandung, Wina langsung memarkirkan mobilnya dan bergegas turun dari mobil. Ia pun berjalan menuju klinik tersebut. Ketika ia sampai didalam klinik, Wina melihat hanya beberapa orang saja yang sedang duduk mengantri untuk diperiksa. Tanpa membuang waktu lagi, Wina pun mendaftarkan diri kepada petugas yang berjaga. Setelah mendapatkan nomor antrian, Wina duduk disalah satu kursi yang masih kosong.

Setelah menunggu sekitar 40 menit, petugas itu pun memanggil nomor dan nama Wina. Anak sulung Bu Hamidah itu pun berjalan menuju ruangan dokter yang sedang praktek.

"Sore Dok!" Sapanya ketika masuk kedalam ruangan itu.

"Sore Mba. Ada yang bisa dibantu?" Tanya dokter perempuan itu.

"Sejak tadi pagi, perut Saya rasanya mual terus Dok! Nggak mau diisi makanan. Apa mungkin Saya masuk angin karena kerja di ruangan ber-AC sampai malam?" Tanya balik Wina.

"Bisa jadi Mba. Lebih baik sekarang berbaring. Biar Saya periksa!" Jawabnya. Dengan perlahan Wina berjalan menuju ranjang pasien yang berada didalam ruangan itu. Begitu berdiri disampingnya, Wina pun langsung naik keatas ranjang dengan kulit busa berwarna abu-abu itu. Lalu dokter itu pun memeriksa tubuh Wina.

Setelah melakukan beberapa pemeriksaan, akhirnya Wina dan dokter itu pun berjalan menuju kursi dan meja yang berada didalam ruangan itu.

"Mba bukan lagi masuk angin kok!" Ucap dokter itu sambil menyunggingkan senyum.

"Terus kenapa Dok? Soalnya kalau diisi makanan rasanya perut mual. Kalau bau aroma makanan yang menyengat juga mual Dok!" Tanya Wina merasa heran.

"Selamat ya Mba! Mba ini sebentar lagi akan menjadi seorang ibu!" Ucap dokter itu sambil mengulurkan tangan kanannya. Dengan perasaan bingung, Wina menyambut tangan kanan dokter itu.

"Maksudnya gimana Dok?" Tanyanya.

"Mba ini sedang hamil! Usia kandungannya baru tujuh minggu!" Jawabnya.

Begitu mendengar ucapan dokter itu, tubuh Wina diam mematung bagai disambar petir di kala senja. Kedua matanya menatap kosong kearah dokter yang duduk dihadapannya. Setelah berdiam diri beberapa saat, Wina pun melepaskan tangan kanannya.

"Apa dokter nggak salah memeriksanya? Saya mau diperiksa sekali lagi Dok!" Ucap Wina dengan tegang.

"Saya tidak salah memeriksanya Mba. Walaupun diperiksa sekali lagi, hasilnya tetap sama. Mba ini positif hamil! Walaupun diperiksa ditempat lain, hasilnya akan tetap sama juga Mba!" Kata dokter itu mencoba meyakinkan.

"Baik Dok, Saya percaya! Saya kaget karena sebenarnya suami Saya nggak ingin Saya hamil lagi." Ucap Wina berdusta.

"Anak kan rizki dari Allah, Mba. Jadi Mba dan suami Mba, harus mensyukurinya. Masih banyak perempuan yang ingin hamil, Mba." Nasihatnya.

"Jadi berapa Dok?" Tanyanya.

"75 ribu Mba. Mba harus sering memeriksakan kesehatan Mba dan kandungannya. Agar janinnya kesehatannya terjaga." Pintanya.

"Iya Dok." Balasnya. Lalu Wina memberikan uang sebanyak 75 ribu kepada dokter itu.

"Terima kasih ya Mba. Semoga Mba dan anak Mba sehat terus." Doa dokter itu.

"Aamiin. Makasih Dok!" Jawabnya. Dengan tubuh yang masih lemas, Wina bangkit berdiri dan berjalan keluar dari ruangan itu.

Wina mengendarai mobilnya menuju rumah dengan keadaan sangat terpukul. Air matanya terus menerus mengalir dengan deras diwajahnya.

Begitu masuk kedalam rumah, Wina langsung menuju kamar tidurnya. Ketika sampai di ruang keluarga, Wina bertemu dengan pembantunya yang sedang menyapu.

"Sudah pulang Mba Wina!" Sapanya. Namun sama sekali tidak terdengar suara dari mulut Wina. Bahkan menengok pun tidak ia lakukan. Wina malahan berlari menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Begitu masuk kedalam kamar, ia menutup pintunya dengan sangat keras. Sehingga suaranya terdengar sampai di lantai satu.

Bbbrrraaaaakkkkk.......!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!