Bab 2 Kenyataan Pahit

Setelah pesta usai, pasangan baru itu dipertemukan di kamar pengantin di Wisma Ratu. Ruangan itu dihias sedemikian indah dan romantis.

Kelopak mawar tersebar menghiasi ranjang pengantin yang diatasnya terdapat kelambu dari kain satin dan sutra yang menjuntai kelantai. Harum bunga dan cendana menguar lembut.

Ratu Gita duduk di pinggir ranjang, sebagian tubuhnya tertutup kelambu dan hanya menampakkan siluet yang menggoda. Hatinya berdebar membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Meskipun Raja Satria bukanlah pria idamannya, namun kini dia telah sah menjadi suaminya. Dan sekarang pria itu berhak atas dirinya.

Sementara itu Raja berdiri tertegun di depan ranjang pengantin, memandang siluet istrinya yang menggoda. Hati kecilnya ingin mendekat dan menunaikan kewajiban sebagai suami namun otaknya melarang keras.

Malam ini tidak akan ada malam pertama, atau bahkan malam-malam berikutnya juga akan tetap sama. Dia sudah berjanji pada seseorang yang dikasihinya untuk tidak menyentuh pengantinnya itu.

Raja kemudian duduk bersandar di sofa kecil yang terbuat dari bulu beruang kutub, tangannya meremas bulu-bulu putih yang halus itu. Untuk menghindari istrinya, dicobanya untuk memikirkan hal lain.

Kini dia membayangkan kekasihnya yang cantik dan lembut itu. Apa kira-kira yang dilakukannya sekarang? Apakah dia sedang bersedih? Dia paling tidak tahan jika melihatnya menangis.

Tanpa sengaja Raja Satria menoleh ke arah ranjang dan tidak lagi mendapati siluet istrinya.

"Kemana gadis bar-bar itu?" Alisnya bertaut. Dengan langkah pelan dan tanpa menimbulkan suara, Raja mendekati ranjang.

Setelah mendekat ternyata dilihatnya Sang Ratu yang tadi terlihat anggun itu ternyata sedang tertidur dengan mulut terbuka. Bahkan diujung bibirnya terlihat air liur menetes membasahi gaun tidurnya.

"Dasar gadis jorok!" Gumam Raja dengan raut jijik.

"Kekasihku Mayang takkan mungkin bersikap memalukan sepertimu!" Pria itu mencela sambil mengibaskan rambut peraknya.

Raja kembali ke sofa dan mulai memejamkan mata namun wajah Ratunya yang sedang ngiler dengan mulut terbuka, tiba-tiba terbayang-bayang. Raja mengucek-ngucek matanya berusaha mengusir bayangan itu.

"Menyebalkan!" Gerutunya.

Raja Satria kemudian bangkit dan kembali menghampiri istri barunya itu. Kali ini gadis itu sudah menutup mulutnya.

Raja mengambil sapu tangan sutra berwarna merah dari balik bajunya dan dengan hati-hati mengelap bibir istrinya.

"Sebenarnya jika kau diam begini wajahmu tampak manis." Gumam Raja, mata ungunya berkilat hangat dan bibirnya tersenyum.

Disibaknya rambut Ratu Gita yang menempel di wajahnya. Diperhatikannya wajah yang polos itu dan tanpa disadari tangannya mengelus pipi istrinya. Tiba-tiba dia tertegun menyadari perbuatannya sendiri dan segera mengangkat tangannya.

"Bodoh kau Satria, buat apa coba kau menyentuh gadis bar-bar ini?" Wajah Raja mengernyit dengan ekspresi geli.

"Lebih baik aku keluar saja ah, takut khilaf." Raja bergidik ngeri.

Kemudian dia segera keluar dan pergi ke Wisma Raja, beberapa kali dia berpapasan dengan pengawal yang sedang piket malam. Mereka segera membungkuk hormat dengan wajah bingung karena melihat Raja pergi meninggalkan Ratu pada malam pengantinnya.

*****

Keesokan harinya Ratu diminta datang ke ruang singgasana Raja. Dengan mengenakan gaun kerajaan yang indah dan mahkota menghiasi kepalanya, Ratu memenuhi undangan Raja.

"Kemarilah Ratu." Raja meraih tangan istrinya dan mengajaknya duduk di sebelahnya.

Perlakuan pria itu sangat lembut dan terlihat menghargai wanita. Dalam hatinya Ratu Gita merasa agak menyesal karena sempat berpikiran buruk pada suaminya itu.

Ketika tadi pagi tak menemukannya di kamar, dia mengira suaminya itu adalah laki-laki yang tidak menghargai wanita.

"Upacara penobatan Selir Utama". Tiba-tiba seorang staf kerajaan membacakan pengumuman.

Pintu diseberang singgasana terbuka lebar dan tak lama kemudian muncul seorang wanita yang sangat cantik berambut panjang keemasan. Dengan dagu sedikit terangkat, wanita itu berjalan anggun menuju ke arah singgasana.

Semua mata terpana melihat kecantikan wanita itu yang menyerupai seorang Dewi dari khayangan. Raja Satria menatap wanita itu dengan pandangan memuja.

Bahkan orang yang baru pertama kali melihatnya pun akan dapat menyimpulkan, betapa berharganya wanita itu di mata Sang Raja.

Ratu Gita yang menyaksikan itu menjadi tertegun. Campuran antara bingung dan marah. Bisa-bisanya Raja brengsek itu mengangkat seorang selir tepat sehari setelah pernikahan mereka.

Bibir Sang Ratu bergetar dan matanya berkaca-kaca namun dipaksanya agar jangan sampai menangis meskipun dia merasa martabatnya telah diinjak-injak.

Selir Utama itu bernama Mayang, putri salah seorang dewan kerajaan. Dengan gerakan gemulai wanita cantik itu memberi hormat kepada Raja dan Ratu ketika prosesi penobatan itu selesai.

"Kurasa kaulah yang paling sesuai untuk mendampingiku Selir Utama. Ras kita yang unggul baik secara fisik maupun kecerdasan, pasti akan melahirkan calon pewaris tahta yang sempurna." Raja berbisik pada Selir Mayang ketika wanita itu mengulurkan tangan padanya.

Kalimat itu meskipun diucapkan dengan berbisik, namun terdengar jelas di telinga Ratu Gita. Wajahnya serasa tertampar mendengar ucapan suaminya itu.

"Sekali lagi aku terbuang." Batin Ratu Gita.

Ratu kemudian turun dari singgasana tanpa berpamitan. Hatinya remuk redam. Dia berjalan keluar melewati mereka semua tanpa menghiraukan tatapan aneh orang-orang disekitarnya.

Orang-orang yang mengaku sebagai ras paling unggul dengan keelokan paras yang nyaris sempurna namun mereka memiliki sifat tinggi hati.

Warna mata mereka yang indah bak permata yang berkilauan namun mereka sering memandang rendah bangsa lain.

Rambut yang berwarna perak, keemasan dan merah membara yang sangat menawan berbanding terbalik dengan kearifan budi yang tidak mereka miliki.

Ratu Gita terus berjalan sepanjang koridor yang berisi mahakarya seniman-seniman terkemuka. Namun kini dimatanya tak ada lagi kekaguman yang dia rasakan, semuanya kosong dan tidak berarti.

Ratu memasuki wisma disambut dua pelayan istana berambut merah. Mereka berdua bernama Esme dan Talitha.

Dengan telaten mereka membantu Ratu berganti pakaian dan menyisir rambutnya. Esme dengan hati-hati menaruh mahkota Ratu di rak kaca.

Meskipun Ratu tidak berkata apa-apa namun mereka tahu perasaan majikannya itu. Berita penobatan Puteri Mayang sebagai Selir Utama sudah mereka dengar sejak jauh hari. Karena seluruh penghuni istana tahu bahwa wanita itu adalah kekasih Raja.

Kedua pelayan istana itu sangat menyukai Ratu Gita meskipun mereka baru bertemu. Kedua gadis itu merasa bahwa Ratu baru ini orang yang baik.

Sebenarnya bangsa Elfian memiliki kepekaan terhadap sifat asli manusia. Namun sekarang mereka banyak yang mengabaikannya dan lebih mengunggulkan logika.

"Yang Mulia Ratu, kami sudah menyiapkan makanan di meja." Ucapan Talitha telah membuyarkan lamunan Ratu Gita.

"Maaf aku belum lapar, kalian makan duluan saja." Sahut Ratu dengan suara lembut.

"Maaf, kami tidak berani!" Jawab mereka kompak.

"Yang Mulia Ratu, tolong makanlah walau hanya sedikit. Kalau sampai terjadi sesuatu pada Yang Mulia, kami nanti akan dihukum." Ucap Esme sambil memelas.

"Baiklah kalau kalian memaksa. Tapi aku tidak bisa menghabiskannya sendiri. Maukah kalian membantu?" Tanya Ratu.

"Maksud Yang Mulia apa?" Mereka bertambah bingung.

"Ayo kita makan bersama, aku tidak ingin makan sendirian," Wajah Ratu terlihat sedih.

Mereka berdua saling berpandangan. Setelah berpikir sejenak, mereka mengangguk. "Baiklah kami bersedia."

"Kalau begitu, mulai sekarang kalian harus menemaniku makan!" Ratu berkata sambil tersenyum.

Mereka bertiga makan dengan lahap dan sesekali menertawakan hal-hal yang lucu. Saat ini Ratu ingin melupakan masalahnya. Dia ingin bebas dan melupakan sejenak tata krama istana yang telah membelenggunya sejak kecil.

"Aku berharap kita bisa benar-benar berteman." Ucap Ratu dengan tulus.

"Kami juga berharap demikian Yang Mulia Ratu, jika diijinkan." Jawab kedua gadis itu.

"Aku senang akhirnya di tempat ini aku bisa mendapat teman." Ratu merangkul kedua kawan barunya. Sejenak ada setitik bahagia yang dia rasakan di tempat yang masih asing ini.

Terpopuler

Comments

Ririn Satkwantono

Ririn Satkwantono

huuuuuuuft.... gedeg aq ma bang sat... dan selir😒😒😒😒😒

2022-01-22

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pernikahan Kerajaan
2 Bab 2 Kenyataan Pahit
3 Bab 3 Menerima Nasib
4 Bab 4 Hanya Seorang Simbol Kerajaan
5 Bab 5 Fitnah
6 Bab 6 Menjadi Tahanan
7 Bab 7 Hukuman Dicabut
8 Bab 8 Kecewa
9 Bab 9 Ciuman Pertama
10 Bab 10 Sihir Jahat
11 Bab 11 Makhluk Menyeramkan
12 Bab 12 Doppelganger
13 Bab 13 Aroma Kematian
14 Bab 14 Berjuang Untuk Hidup
15 Bab 15 Menutupi Kejahatan
16 Bab 16 Bertemu Pegasus
17 Bab 17 Dalam Persidangan
18 Bab 18 Diasingkan
19 Bab 19 Di Hutan
20 Bab 20 Malam Yang Menakutkan
21 Bab 21 Memasuki Hutan Lucshire
22 Bab 22 Kunjungan Tak Terduga
23 Bab 23 Melepas Rindu
24 Bab 24 Kembali Berpisah
25 Bab 25 Godaan
26 Bab 26 Hampir Saja
27 Bab 27 Pelaku Yang Sebenarnya
28 Bab 28 Teror Di Istana
29 Bab 29 Rahasia Yang Terkuak
30 Bab 30 Bulan Baru
31 Bab 31 Bertemu Penjahat
32 Bab 32 Berjumpa Kawan Lama
33 Bab 33 Pertarungan Di Dunia Iblis
34 Bab 34 Upacara Pembatalan Perjanjian
35 Bab 35 Kembali Dari Pengasingan
36 Bab 36 Berita Gembira
37 Bab 37 Situasi Tak Terduga
38 Bab 38 Pertempuran Di Istana
39 Bab 39 Ancaman Sihir Asing
40 Bab 40 Mempertahankan Istana
41 Bab 41 Mayat Hidup
42 Bab 42 Membunuhnya Sekali Lagi
43 Bab 43 Pesta Di Istana
44 Bab 44 Lahirnya Seorang Penerus
45 Bab 45 Ikatan Darah
46 Bab 46 Kedatangan Orang Asing
47 Bab 47 Kencan
48 Bab 48 Mencari Jejak
49 Bab 49 Kehidupan Baru
50 Bab 50 Berhadapan Dengan Orang Asing
51 Bab 51 Petunjuk
52 Bab 52 Semakin Dekat
53 Bab 53 Tiga Pria Dan Seorang Bayi
54 Bab 54 Perjumpaan Di Pagoda Putih
55 Bab 55 Menyelinap
56 Bab 56 Meloloskan Diri
57 Bab 57 Membebaskan Tawanan
58 Bab 58 Menyelesaikan Misi
59 Bab 59 Sepasang Ular dari Baiyun
60 Bab 60 Bertemu Musuh
61 Bab 61 Malam Yang Panas Di Istana Baiyun
62 Bab 62 Naga Emas
63 Bab 63 Di Akhir Malam
64 Bab 64 Pulang
65 65 Pasangan Selanjutnya
66 Bab 66 Insiden Di Kedai Makan
67 Bab 67 Pembunuhan
68 Bab 68 Penyelidikan
69 Bab 69 Bertambahnya Daftar Korban
70 Bab 70 Menggali Petunjuk
71 Bab 71 Melanjutkan Penyelidikan
72 Bab 72 Rusalqa
73 Bab 73 Menghadapi Makhluk Penghuni Rawa
74 Bab 74 Situasi Berbahaya
75 Bab 75 Kembalilah!
76 Bab 76 Kembalinya Kawan Lama
77 Bab 77 Memperebutkan Pasangan
78 Bab 78 Siapa Pemenangnya?
79 Bab 79 Berakhirnya Sebuah Penantian
80 Bab 80 Babak Baru
81 Bab 81 Bahaya Yang Terselubung
82 Bab 82 Ditaklukkan
83 Bab 83 Karma
84 Bab 84 Awal Baru
85 Bab 85 Memulai
86 Bab 86 Sekolah Baru
87 Bab 87 Menyesuaikan Diri
88 Bab 88 Menonton Pertandingan
89 Bab 89 Apa Itu?
90 Bab 90 Bukan Mimpi
91 Bab 91 Sakit
92 Bab 92 Strix
93 Bab 93 Tugas Tambahan
94 Bab 94 Kunjungan Di Malam Hari
95 Bab 95 Penyusup
96 Bab 96 Perbincangan Para Gadis
97 Bab 97 Salah Paham
98 Bab 98 Bersatu
99 Bab 99 Pertandingan
100 Bab 100 Hari Yang Tidak Biasa
101 Bab 101 Terhempas
102 Bab 102 Tentang Kepercayaan
103 Bab 103 Rumah Budak
104 Bab 104 Menemukan Tuan Puteri
105 Bab 105 Meninggalkan Rumah Lelang
106 Bab 106 Sang Penyelamat
107 Bab 107 Waspada
108 Bab 108 Musuh Dalam Selimut
109 Bab 109 Memaafkan
110 Bab 110 Situasi Memanas
111 Bab 111 Mengungsi
112 Bab 112 Pergolakan
113 Bab 113 Pertemuan Rahasia
114 Bab 114 Menuju Peperangan
115 Bab 115 Teman Dalam Kesusahan
116 Bab 116 Pertempuran Berlanjut
117 Bab 117 Kedatangan Sang Penyelamat
118 Bab 118 Menolong Musuh
119 Bab 119 Sebuah Pilihan
120 Bab 120 Pergolakan
121 Bab 121 Penghianatan
122 Bab 122 Kematian
123 Bab 123 Tuduhan
124 Bab 124 Putusan
125 Bab 125 Hari Eksekusi
126 Bab 126 Jatuh
127 Bab 127 Pertolongan tak terduga
128 Bab 128 Sisi Tersembunyi
129 Bab 129 Pertemuan Tak Terduga
130 Bab 130 Pergi
131 Bab 131 Rumah Baru
132 Bab 132 Egois
133 Bab 133 Dibalik Kebohongan
134 Bab 134 Kelahiran Dan Kematian
135 Bab 135 Sebuah Awal
136 Bab 136 Keluarga Yang Hilang
137 Bab 137 Mencari Sang Puteri
138 Bab 138 Pencarian Eldrige
139 Bab 139 Serangan Di Tengah Malam
140 Bab 140 Rintangan
141 Bab 141 Menolak Lamaran
142 Bab 142 Ukuran Derajat Seseorang
143 Bab 143 Buntu
144 Bab 144 Pertemuan
145 Bab 145 Mulai Terungkap
146 Bab 146 Sudah Ditakdirkan
147 Bab 147 Restu Dari Nenek
148 Bab 148 Mencari Informasi
149 Bab 149 Pertandingan Berburu
150 Bab 150 Peserta Baru Sayembara
151 Bab 151 Mengenali Musuh
152 Bab 152 Pertandingan Memanah
153 Bab 153 Pertarungan Malla
154 Bab 154 Pemenang Sayembara
155 Bab 155 Mengambil Alih Istana
156 Bab 156 Situasi Tak Terduga
157 Bab 157 Hilangnya Sang Puteri
158 Bab 158 Garis Darah
159 Bab 159 Membawa Kembali Sang Puteri
160 Bab 160 Sang Awatara
161 Bab 161 Waktu Yang Hilang
162 Bab 162 Kilasan Ingatan
163 Bab 163 Pertemuan Kembali
164 Bab 164 Menghidupkan Mandala
165 Bab 165 Ditolak
166 Bab 166 Penjelasan nenek
167 Bab 167 Mencari Mangal Arti
168 Bab 168 Menemukan Mangal Arti
169 Bab 169 Upacara Di Bukit
170 Bab 170 Koalisi Busuk
171 Bab 171 Uma Dan Mandala
172 Bab 172 Dilema
173 Bab 173 Bersama Mandala
174 Bab 174 Kedatangan Eldrige
175 Bab 175 Pertarungan Eldrige dan Mandala
176 Bab 176 Akhir Kisah Mandala dan Uma
177 Bab 177 Beranjak
178 Bab 178 Di Sekolah Baru
179 Bab 179 Ingin Bebas
180 Bab 180 Perjodohan
181 Bab 181 Bertemu Eldrige
182 Bab 182 Penolakan
183 Bab 183 Rencana
184 Bab 184 Pergi Ke Pulau
185 Bab 185 Hadiah Dan Hukuman
186 Bab 186 Menolak
187 Bab 187 Cinta Yang Rumit
188 Bab 188 Perubahan Sikap
189 Liburan Berakhir
190 Bab 190 Undangan
191 Bab 191 Hal Aneh
192 Bab 192 Bertambah Aneh
193 Bab 193 Malam Harinya
194 Bab 194 Apakah Rinduku Yang Memanggilmu?
Episodes

Updated 194 Episodes

1
Bab 1 Pernikahan Kerajaan
2
Bab 2 Kenyataan Pahit
3
Bab 3 Menerima Nasib
4
Bab 4 Hanya Seorang Simbol Kerajaan
5
Bab 5 Fitnah
6
Bab 6 Menjadi Tahanan
7
Bab 7 Hukuman Dicabut
8
Bab 8 Kecewa
9
Bab 9 Ciuman Pertama
10
Bab 10 Sihir Jahat
11
Bab 11 Makhluk Menyeramkan
12
Bab 12 Doppelganger
13
Bab 13 Aroma Kematian
14
Bab 14 Berjuang Untuk Hidup
15
Bab 15 Menutupi Kejahatan
16
Bab 16 Bertemu Pegasus
17
Bab 17 Dalam Persidangan
18
Bab 18 Diasingkan
19
Bab 19 Di Hutan
20
Bab 20 Malam Yang Menakutkan
21
Bab 21 Memasuki Hutan Lucshire
22
Bab 22 Kunjungan Tak Terduga
23
Bab 23 Melepas Rindu
24
Bab 24 Kembali Berpisah
25
Bab 25 Godaan
26
Bab 26 Hampir Saja
27
Bab 27 Pelaku Yang Sebenarnya
28
Bab 28 Teror Di Istana
29
Bab 29 Rahasia Yang Terkuak
30
Bab 30 Bulan Baru
31
Bab 31 Bertemu Penjahat
32
Bab 32 Berjumpa Kawan Lama
33
Bab 33 Pertarungan Di Dunia Iblis
34
Bab 34 Upacara Pembatalan Perjanjian
35
Bab 35 Kembali Dari Pengasingan
36
Bab 36 Berita Gembira
37
Bab 37 Situasi Tak Terduga
38
Bab 38 Pertempuran Di Istana
39
Bab 39 Ancaman Sihir Asing
40
Bab 40 Mempertahankan Istana
41
Bab 41 Mayat Hidup
42
Bab 42 Membunuhnya Sekali Lagi
43
Bab 43 Pesta Di Istana
44
Bab 44 Lahirnya Seorang Penerus
45
Bab 45 Ikatan Darah
46
Bab 46 Kedatangan Orang Asing
47
Bab 47 Kencan
48
Bab 48 Mencari Jejak
49
Bab 49 Kehidupan Baru
50
Bab 50 Berhadapan Dengan Orang Asing
51
Bab 51 Petunjuk
52
Bab 52 Semakin Dekat
53
Bab 53 Tiga Pria Dan Seorang Bayi
54
Bab 54 Perjumpaan Di Pagoda Putih
55
Bab 55 Menyelinap
56
Bab 56 Meloloskan Diri
57
Bab 57 Membebaskan Tawanan
58
Bab 58 Menyelesaikan Misi
59
Bab 59 Sepasang Ular dari Baiyun
60
Bab 60 Bertemu Musuh
61
Bab 61 Malam Yang Panas Di Istana Baiyun
62
Bab 62 Naga Emas
63
Bab 63 Di Akhir Malam
64
Bab 64 Pulang
65
65 Pasangan Selanjutnya
66
Bab 66 Insiden Di Kedai Makan
67
Bab 67 Pembunuhan
68
Bab 68 Penyelidikan
69
Bab 69 Bertambahnya Daftar Korban
70
Bab 70 Menggali Petunjuk
71
Bab 71 Melanjutkan Penyelidikan
72
Bab 72 Rusalqa
73
Bab 73 Menghadapi Makhluk Penghuni Rawa
74
Bab 74 Situasi Berbahaya
75
Bab 75 Kembalilah!
76
Bab 76 Kembalinya Kawan Lama
77
Bab 77 Memperebutkan Pasangan
78
Bab 78 Siapa Pemenangnya?
79
Bab 79 Berakhirnya Sebuah Penantian
80
Bab 80 Babak Baru
81
Bab 81 Bahaya Yang Terselubung
82
Bab 82 Ditaklukkan
83
Bab 83 Karma
84
Bab 84 Awal Baru
85
Bab 85 Memulai
86
Bab 86 Sekolah Baru
87
Bab 87 Menyesuaikan Diri
88
Bab 88 Menonton Pertandingan
89
Bab 89 Apa Itu?
90
Bab 90 Bukan Mimpi
91
Bab 91 Sakit
92
Bab 92 Strix
93
Bab 93 Tugas Tambahan
94
Bab 94 Kunjungan Di Malam Hari
95
Bab 95 Penyusup
96
Bab 96 Perbincangan Para Gadis
97
Bab 97 Salah Paham
98
Bab 98 Bersatu
99
Bab 99 Pertandingan
100
Bab 100 Hari Yang Tidak Biasa
101
Bab 101 Terhempas
102
Bab 102 Tentang Kepercayaan
103
Bab 103 Rumah Budak
104
Bab 104 Menemukan Tuan Puteri
105
Bab 105 Meninggalkan Rumah Lelang
106
Bab 106 Sang Penyelamat
107
Bab 107 Waspada
108
Bab 108 Musuh Dalam Selimut
109
Bab 109 Memaafkan
110
Bab 110 Situasi Memanas
111
Bab 111 Mengungsi
112
Bab 112 Pergolakan
113
Bab 113 Pertemuan Rahasia
114
Bab 114 Menuju Peperangan
115
Bab 115 Teman Dalam Kesusahan
116
Bab 116 Pertempuran Berlanjut
117
Bab 117 Kedatangan Sang Penyelamat
118
Bab 118 Menolong Musuh
119
Bab 119 Sebuah Pilihan
120
Bab 120 Pergolakan
121
Bab 121 Penghianatan
122
Bab 122 Kematian
123
Bab 123 Tuduhan
124
Bab 124 Putusan
125
Bab 125 Hari Eksekusi
126
Bab 126 Jatuh
127
Bab 127 Pertolongan tak terduga
128
Bab 128 Sisi Tersembunyi
129
Bab 129 Pertemuan Tak Terduga
130
Bab 130 Pergi
131
Bab 131 Rumah Baru
132
Bab 132 Egois
133
Bab 133 Dibalik Kebohongan
134
Bab 134 Kelahiran Dan Kematian
135
Bab 135 Sebuah Awal
136
Bab 136 Keluarga Yang Hilang
137
Bab 137 Mencari Sang Puteri
138
Bab 138 Pencarian Eldrige
139
Bab 139 Serangan Di Tengah Malam
140
Bab 140 Rintangan
141
Bab 141 Menolak Lamaran
142
Bab 142 Ukuran Derajat Seseorang
143
Bab 143 Buntu
144
Bab 144 Pertemuan
145
Bab 145 Mulai Terungkap
146
Bab 146 Sudah Ditakdirkan
147
Bab 147 Restu Dari Nenek
148
Bab 148 Mencari Informasi
149
Bab 149 Pertandingan Berburu
150
Bab 150 Peserta Baru Sayembara
151
Bab 151 Mengenali Musuh
152
Bab 152 Pertandingan Memanah
153
Bab 153 Pertarungan Malla
154
Bab 154 Pemenang Sayembara
155
Bab 155 Mengambil Alih Istana
156
Bab 156 Situasi Tak Terduga
157
Bab 157 Hilangnya Sang Puteri
158
Bab 158 Garis Darah
159
Bab 159 Membawa Kembali Sang Puteri
160
Bab 160 Sang Awatara
161
Bab 161 Waktu Yang Hilang
162
Bab 162 Kilasan Ingatan
163
Bab 163 Pertemuan Kembali
164
Bab 164 Menghidupkan Mandala
165
Bab 165 Ditolak
166
Bab 166 Penjelasan nenek
167
Bab 167 Mencari Mangal Arti
168
Bab 168 Menemukan Mangal Arti
169
Bab 169 Upacara Di Bukit
170
Bab 170 Koalisi Busuk
171
Bab 171 Uma Dan Mandala
172
Bab 172 Dilema
173
Bab 173 Bersama Mandala
174
Bab 174 Kedatangan Eldrige
175
Bab 175 Pertarungan Eldrige dan Mandala
176
Bab 176 Akhir Kisah Mandala dan Uma
177
Bab 177 Beranjak
178
Bab 178 Di Sekolah Baru
179
Bab 179 Ingin Bebas
180
Bab 180 Perjodohan
181
Bab 181 Bertemu Eldrige
182
Bab 182 Penolakan
183
Bab 183 Rencana
184
Bab 184 Pergi Ke Pulau
185
Bab 185 Hadiah Dan Hukuman
186
Bab 186 Menolak
187
Bab 187 Cinta Yang Rumit
188
Bab 188 Perubahan Sikap
189
Liburan Berakhir
190
Bab 190 Undangan
191
Bab 191 Hal Aneh
192
Bab 192 Bertambah Aneh
193
Bab 193 Malam Harinya
194
Bab 194 Apakah Rinduku Yang Memanggilmu?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!