A - 2

Seperti yang Arfi katakan, ia menyeret Alvi untuk masuk ke kelasnya. Membuat gadis itu menggerutu dengan kesal.

"Loe itu apa'an sih, lepasin gue gak!!" bentak Alvi.

Arfi menatap Alvi dengan datar. Ia sedang tidak ingin berdebat, tetapi wanita dihadapannya ini sangat keras kepala. Arfi malah semakin mencengkram tangan gadis itu dengan kasar.

"Mm.. sakit tauuu, lepasin dong" rengek Alvi manja.

"Gak usah banyak drama" sentak Arfi ketus.

"Dingin banget sih nih cowok, kasar, jutek, nyebelin, hidup lagi. Sebel gue" gerutu Alvi kesal.

Arfi masih menarik tangan gadis itu dengan kasar hingga mereka berada di depan kelas Alvi. Pemuda itu menyuruh Alvi untuk masuk, tidak, lebih tepatnya ia mendorong Alvi untuk masuk kedalam kelas.

Hampir saja Alvi terjatuh dan menjadi bahan tertawaan temannya. Ia berjalan menuju pintu dan berteriak, "Dasar cowok jutek, nyebeliiiiin"

Arfi yang mendengar teriakan itu menghentikan jalannya dan menoleh. Seketika Alvi segera masuk dan berlari menuju tempat duduknya.

Alvi merasa harinya sangat menyebalkan setelah bertemu dengan cowok jutek berwajah datar itu.

"He, bocah goblok, jangan main-main loe sama Ketua OSIS kita" celetuk Keila.

"Emangnya kenapa? Dia siapa sih? Seberapa hebatnya dia? Gue bisa tuh bikin dia pingsan dengan sekali pukulan, hahaha" jawab Alvi diselingi tawa lebar.

"OMG OMG OMG, loe apain pangeran gue Vi. Uhhmmm, pasti loe bikin ulah lagi, kasihan kan pangeran gue" oceh Carissa yang tiba-tiba saja hadir diantara mereka.

Alvi menatap kedua wanita itu dengan malas, ia lebih memilih menenggelamkan wajahnya diatas meja dan tidur.

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

Jam istirahat kedua ......

Alvi berjalan bersama Carissa dan Keila menuju kantin. Seperti biasa, mereka sangat lapar saat siang hari tiba.

"Vi, gue denger dari anak-anak, tadi Kak Arfi pegang tangan loe ya? Iiih bikin iri tau gak, gue juga mau" rengek Carissa.

"Pegang apa'an? Yang ada gue diseret-seret kayak sapi, sialan emang tuh orang" sahut Alvi kesal.

"Siapa yang sialan?" Sela seseorang dari belakang kedua siswi itu.

Alvi dan Carissa sontak menoleh ke belakang. Mereka mendapati Arfi yang sedang menatap mereka dengan tatapan tajam.

"OMG, Kak Arfiiii, ganteng bangeeet sih" seru Carissa.

"Hai Kak Arfi, mau gabung disini? Boleh kok" tawar Keila.

"Apa'an gak gak, meja masih banyak yang kosong kok" sela Alvi kesal.

Arfi sebenarnya tak ingin bergabung disana, namun setelah mendengar Alvi mengusirnya, ia memutuskan bergabung dengan ketiga cewek itu.

Carissa pindah tempat duduk disamping Keila, agar ia bisa langsung berhadapan dengan Arfi. Sedangkan Alvi, dia diapit oleh Arfi dan juga Rama.

"Ram, loe pindah sini deh, males gue duduk dekat nih cowok" pinta Alvi pada Rama yang sudah nyaman dengan posisinya.

"Ogah, gue juga males duduk dekat dia" sahut Rama singkat.

"Kok loe kenal Rama tapi gak kenal gue?" Sela Arfi yang ingin ikut berbincang.

Alvi memutar bola matanya malas, ia berdiri dan ingin pindah tempat duduk darisana. Tetapi Rama malah menahannya agar tidak pergi.

"Gue aja yang pergi" celetuk Arfi.

"Jangan Kaaak, biarin Alvi aja yang pergi" sahut Carissa.

Alvi menatap Carissa dengan tajam, ia duduk kembali tak jadi pergi dari tempat duduknya. Gadis itu menghembuskan napasnya perlahan, mengatur emosinya yang hendak memuncak.

Alvi sesekali menatap Carissa dan Keila yang terus saja mencuri-curi pandang pada Arfi. Hal itu membuat Alvi memikirkan hal nakal untuk menggoda temannya.

"Loe udah punya pacar Fi?" Tanya Alvi.

"Kenapa?" Jawab Arfi ketus.

"Ya mungkin gue bisa daftar gitu, habisnya loe kalau dilihat-lihat ganteng juga" goda Alvi sembari mengedipkan sebelah matanya.

"Loe mau jadi pacar gue?" Sahut Arfi seraya menatap Alvi dengan datar.

Alvi terkejut, ia membelalakkan kedua matanya. Niat hati ingin menggoda Carissa dan Keila, malah dirinya yang dijaili oleh Arfi.

"Ha? Apa?"

"Arfi nembak Alvi?"

"Iiiih kalian ngapain sih?

"Ini serius?"

"Uhuk-uhuk, gak mungkin"

"Patah hati deh gue"

"Wah parah, hari patah hatinya SMA Insan nih"

Tidak hanya Alvi yang terkejut, namun semua murid juga ikut terkejut karenanya. Mereka semua tidak akan rela jika Arfi, sang idola sekolah harus berkencan dengan Alvi yang terkenal sebagai pembuat masalah.

Sebenarnya mereka tak rela dengan siapapun Arfi berkencan, sebab mereka semua jelas menginginkan Arfi menjadi kekasih mereka. Bagaimana tidak, sosok Arfi melebihi idola sekolah, ia adalah seorang suami idaman wanita.

"Serius gak nih? Kalau serius gue mau" Jawab Alvi mengikuti permainan Arfi.

"Iya gue serius, jadi mulai sekarang loe cewek gue" sahut Arfi lalu pergi meninggalkan kantin.

Alvi lebih terkejut lagi, ia terbatuk-batuk karena hal ini. Bukan ini yang ia harapkan, ia pikir Arfi akan menarik perkataannya. Tapi Arfi malah sudah memastikan hubungan mereka dan pergi begitu saja.

"Vi, loe sama Kak Arfi serius ini?" Tanya Keila.

"Aaaahhh Alviii, kan gue yang suka Kak Arfi dari lama, kok malah loe yang jadian" rengek Carissa.

"Lah heh, gimana ini? Gue lagi mimpi kan? Pasti ini mimpi, mimpi" gumam Alvi sembari menampar-nampar pipinya sendiri.

"Ciyeee Alvi punya pacar"

"Oey oey, pacarnya cowok jutek"

"Hahaha, mampus loe jadi pacarnya pangeran jutek"

"Kok loe nyebut dia pangeran?"

"Cewek-cewek bilang dia pangeran jutek, gue mah ikut aja"

Seluruh teman-teman sekumpulan Alvi mulai ribut menggoda gadis itu.

Alvi tidak bisa diam, ia juga pergi dari kantin menyusul Arfi. Ia berjalan mengitari sekolah mencari keberadaan pangeran jutek itu. Dan disetiap langkahnya, para murid terus saja membicarakan mengenai hal ini.

Hingga Alvi terhenti di depan ruang OSIS, ia melihat Arfi yang sedang duduk dengan teman-teman OSIS nya.

"Eh pacarnya Arfi" goda Rama saat melihat Alvi berjalan mendekat.

"Ini gak lucu, jangan main-main dong" ucap Alvi kesal.

"Gue serius" jawab Arfi singkat.

"Yaudah kita putus"

"Gue gak mau"

"Gue juga gak mau jadi pacar loe"

"Loe yang nerima gue"

Alvi benar-benar kesal akan hal ini. Ia lalu duduk dilantai, melipat kedua tangannya didepan dada dan menunjukkan wajah kesalnya.

"Gue gak akan pergi dari sini sebelum loe putusin gue" ancam Alvi.

Arfi menggeleng kan kepalanya, gadis bodoh dan konyol ini sungguh keras kepala.

"Gini deh, gue bakal putusin loe setelah dua puluh enam hari, mulai besok, gimana?" Ucap Arfi membuat penawaran.

Alvi mencoba berpikir, dua puluh enam hari itu bukan waktu yang singkat, tapi setidaknya itu lebih baik daripada harus terus bersama pria menyebalkan yang ada dihadapannya.

"Oke, Rama saksinya ya. Awas kalau loe bohong, dosa tau" ucap Alvi lalu pergi meninggalkan Arfi dan yang lainnya.

"Dasar cewek aneh" teriak Rama.

"Dasar daleman kuning, resleting loe kebuka tuh" sahut Alvi.

Rama sontak melihat ke celananya, resletingnya tertutup dengan rapat, ia terkena bujukan Alvi rupanya.

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

😃😄🤣🤣👍💪

2023-11-02

0

Edelweiss🍀

Edelweiss🍀

Wah 26 hari katanya, nanti baper lagi malah Alvi yg gak rela buat putus

2022-03-12

3

pensi

pensi

Alvi dan Arfi sekilas namanya hampir sama, mungkin jodoh

2022-02-27

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!