Pukul 13:15 selesai ba'da dzuhur, sosok laki-laki yang duduk di sudut toko masih terlihat dan kali ini dia sepertinya berjalan melangkahkan kakinya mendekat ke arah Caca, Laki-laki itu terlihat begitu menawan dengan kemeja berwarna hijau tua yang ia kenakan dan celana hitam yang terlihat netral dengan kemejanya.
"Assalamualaikum Ca" Caca menundukkan kepalanya karena tidak ingin melihat laki-laki itu, suaranya terdengar sama persis dengan Abang. Laki-laki yang beberapa tahun lalu pergi meninggalkanku tanpa penjelasan sepatah kata pun.
"Wa'alaikum salam warahmattullah hiwabarokattu, ada apa mas? " Caca masih menundukkan pandangannya, rasa penasaran serta malu saat itu yang ia rasakan.
"Ini Abang, Ca" suaranya semakin mendekat.
Caca pun langsung memutar kepalanya dan memandang wajahnya dengan tatapan yang begitu tajam. Suara Caca yang lembut seketika berubah menjadi suara histeris dengan nada yang begitu tinggi.
"Abang."
Caca tak sanggup menahan air matanya. Saat itu juga air mata pun mulai berderai. Ia pun bergegas pergi dari hadapan laki-laki yang sangat ia kenal itu.
Aku benci dia tuhan ! Aku benci..... Kenapa saat semuanya sudah berjalan dengan normal kau hadirkan dia kembali kedalam kehidupanku. Apa yang dia inginkan padaku. Mengapa dia datang kemari. Ada apa dengan dia datang dan pergi sesuka hatinya. Apa yang dia pikirkan, apa aku ini sebuah restoran yang bisa datang dan pergi kapan saja. Apakah seperti itu aku dimatanya.
Pikirannya bercampur aduk.
"Caca? " teriaknya dengan panggilan yang sering diucapkannya. Caca pun beranjak pergi meninggalkan laki-laki itu
"Fahyu Yudha Putrawan " yang lebih akrab disapa Yudha itu, ia sosok laki-laki yang telah beberapa tahun menghabiskan waktu bersama caca. Dia seorang ABDI NEGARA dan bagi Caca dia adalah laki-laki baik dengan sejuta kejutan, dia sangat tampan dengan akhlak yang sopan dan juga penyayang namun yang tak habis pikir kenapa dia bisa meninggalkan Caca tanpa kepastian saat itu , dia pergi begitu saja seperti dibawa hembusan angin yang tak terhenti.
Sakit, tentu sangat teramat sakit yang dirasakan hati Caca saat itu! tak ingin ia munafik karena Caca hanya manusia biasa bukanlah seorang malaikat yang tak merasakan apa-apa, rasa sakit yang tidak bisa terungkapkan. Seribu maaf pun mungkin tak kan bisa menghapus rasa sakit itu. Caca pun hanya bisa meratapi rasa sakit tersebut walaupun berkali - kali ia mencoba melupakannya namun berkali - kali pula ia gagal.
Apa hebatnya dia hingga aku tak bisa melupakannya, apa yang ada apa dirinya Caca, kamu harus sadar kamu sedikit pun tak berarti baginya kau hanyalah bayangan yang tidak terlihat baginya, dia akan datang dan pergi kapan pun dia ingin dan kapan pun dia suka, abaikan saja dia jangan pernah memberinya maaf.
Namun lagi-lagi perasaannya terbawa disaat logikanya berkhayal, sangat tak berkompromi antara perasaan dan logika Caca saat itu. adisatu sisi ia telah kecewa dan disisi lain ia sangat menyayangi laki-laki itu
Air mata Caca pu mengalir dengan sendirinya, jerit terisak tangisan membuat Nadin berlari mendekatinya saat itu.
"Mbak Caca ada apa? " tanya Nadin dengan suara yang begitu panik.
"Ya allah Din.... Kenapa Din? Kenapa?"Caca seperti berbalik bertanya kepada Nadin. "Rasa sakit yang telah berlalu kini datang lagi Din, mbak sangat lelah dengan semua ini!" dengan terisak tangisan.
Nadin membuka kedua tangannya saat itu. Caca pun menyambut tangan dan memeluk nadin dengan erat ia merasakan kenyamanan saat berada di pelukan Nadin. Pelukan yang diberikan Nadin saat itu begitu membantunya meringankan sedikit beban masa lalu yang teringat kembali.
"Mbak Caca ada apa?" berkali - kali pertanyaaan yang sama terlontar dari mulut Nadin.
M**enangis dan terus menangis tanpa bisa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Mbak Caca tidak apa-apa kan mbak, kenapa mbak Caca menangis. Mbak istirahat saja di rumah toko biar Nadin yang mengurusnya, Nadin gak bisa lihat mbak Caca seperti ini! " Nadin terlihat cemas saat itu dengan mengusap air mata yang menetes wajah gadis itu.
"Syukron katsiron Din, syukron kamu sudah mau jadi teman dan penghibur di saat aku terpuruk seperti saat ini ? " dengan nada serak ia berucap pada Nadin sambil melepaskan pelukannya dan tersenyum. Ia rasa beban dipikulnya sepertinya sudah lebih ringan saat itu setelah menumpahkan butiran-butiran air mata di pundak Nadin.
"Din kamu mbak tinggal pulang ya. Gak masalah kan? " tanyanya pada Nadin.
"Gak masalah mbak, mbak Caca pulang aja!" jawab Nadin.
"Oh iya mbak laki-laki yang duduk di depan itu kelihatannya masih menunggu mbak tu, sepertinya ada yang ia cari mbak"
"Oh iya Din syukron ya, mbak pamit pulang, jika ada masalah kamu kirim pesan aja ke mbak ya? Assalamualaikum warahmattullah hiwabarokattu Nadin" salam nya untuk berpamitan pada Nadin.
"Wa'alaikum salam mbak, iya mbak nanti Nadin akan menghubungi mbak."
Caca pun berjalan menuju pintu keluar toko.
Ternyata dia masih menungguku!
Caca membuka pintu tokoku dan langsung berlari masuk ke dalam mobil dan bersandar sejenak dibelakang kemudi.
Alhamdulillah selamat.
Terlihat ia menghampiri mobil Caca dengan langkah yang begitu cepat.
"Caca? Buka Ca, ada yang ingin Abang jelaskan sama kamu. Tolong Ca buka kaca mobilnya beri Abang kesempatan, jangan begitu Ca. Ayo buka Abang ingin bicara sama kamu, dengarkan Abang dulu Ca jangan pergi.. jangan pergi Caca..Ca..Caca..,..." Yudha berteriak tanpa henti hingga Caca benar-benar tak terlihat di pandangannya.
Caca tidak ingin menghiraukannya lagi, Ia menginjak pedal gas mobil dengan sangat kencang.
...
...
...
Apa yang kamu inginkan bang, disaat seperti ini kamu hadir lagi di hadapanku. Apakah belum puas rasa sakit yang kau berikan itu hingga kau ingin kembali dan memberikan rasa sakit lagi.
Caca pun menghentikan tangisnya saat itu, setelah ia berpikir panjang dengan tenang.
Untuk apa menangisi seseorang yang tidak pernah menghargai air mata ku, bukan kah air mata itu tak ada yang jualnya Caca. Begitu bodohnya kamu menjatuhkan air mata hanya untuk laki laki seperti dia. Apa gunanya meratapi luka yang di berikan laki- laki itu. Masih banyak hal yang bisa kamu lakukan, masih banyak hal yang harus kamu pikirkan, bukan hanya dia laki - laki yang ada di bumi ini.
Bangkit Caca.
Bangkit.
Begitu lah semangat yang bisa ia teriakan dikerisauan hatinya itu.
Mobil yang dikemudikannya melaju dengan begitu kencang. Ia melihat disekelilingnya, terlihat pemandangan yang begitu indah. Dunia ini begitu luas tetapi Caca hanya terpaku pada satu orang. Yudha mampu menghentikan waktu Caca. Roda hidupnya seakan terhenti.
Ia pandangi setiap burung - burung yang beterbangan melintas diatas mobil terlihat dari kaca depan yang membuat hati Caca sedikit terhibur.
" Caca masih banyak hal terindah di dunia ini, lupakan lah dia buka lah lembaran baru" tangannya berkali-kali memukul setir yang ia kemudikan.
Namun lagi - lagi perasaannya bertolak belakang.
Bagaimana jika dia bersungguh sungguh menyesal, tapi bagaimana ini harusnya aku mendengarkannya. CACA apa yang kamu pikirkan ini, satu laki - laki ini bisa merubah konsentrasi mu. Ayo Caca bersikap lah sewajarnya berjalanlah sesuai dengan semestinya jangan terpengaruh oleh hal apa pun, jangan sampai mengambil langkah yang salah dan lebih membuat kamu sakit dan dapat menambah luka yang teramat dalam untukmu.
Begitu banyak pertanyaan yang terbesit di dalam benaknya yang berada diluar nalarnya sendiri. Ia tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya saat itu, ia seakan berjalan diatas bumi yang tak berpenghuni.
Konsentrasi...
Konsentrasi...
Begitu cara Caca menenangkan diri sendiri.
Mobil yang ia kendarai terus melaju semakin kencang.
###
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Sugianti Bisri
semangat thor 💪
" Temani aku, Ken! " udah update loh🙈
2020-08-04
0
👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣
hai caca ayo.kita lanjut.....
2020-07-19
1
Oki Indriani
aku udah mampir ya kak, semangat terus up
2020-07-16
1