Happy Reading 😊
Alice terlihat terkejut mendengar ucapan Felicia yang ternyata sangat berani itu. Wanita itu tidak menyangka bahwa anak seorang pelakor sangat berani melawannya.
"Apa maksud ucapan mu, itu?" tanya Alice marah.
Felicia masih menatap tajam ke arah istri sah dari Ayahnya itu. Entah kenapa Alice masih selalu mengganggunya, biasanya Felicia masih bisa menahan kemarahannya menghadapi Alice, tetapi sepertinya kali ini dia tidak akan tinggal diam begitu saja.
"Aku tidak akan melepaskan mu semudah itu di masa mendatang, Nyonya Alice yang terhormat. Lihatlah bagaimana aku akan melipatgandakan penghinaan yang kamu berikan kepada ibuku." Jawab Felicia dengan tatapan tajam.
Alice sedikit terkejut mendengar ucapan Felicia. Bahkan tatapan matanya terlihat begitu menakutkan. Anak itu kali ini benar-benar berani melawannya.
"Hahaha,, kamu bukanlah orang yang tepat untuk melawanku, karena kamu bukanlah siapa-siapa, hanya seorang anak haram dari wanita pelakor! Kekuatan ku bisa langsung menghancurkan hidupmu dan juga Ibumu sekarang juga!" jawab Alice tertawa.
Felicia mengepalkan kedua tangannya.
"Baiklah Nyonya Alice yang terhormat, silahkan gunakan kekuasaan dan trik mu untuk untuk melawan ku, aku tidak takut." Tantang Felicia.
Alice benar-benar geram, sekarang gadis itu berani melawannya. Padahal selama ini Felicia hanya bisa diam saja, dan hal itulah yang membuat Alice senang.
'Aku harus melakukan sesuatu untuk memberikan efek jera terhadap anak haram itu! dia kira dia itu siapa, berani melawan seorang Alice!'
Istri sah dari Ayahnya itu terlihat berpikir, harus dengan cara untuk memberikan pelajaran pada kedua wanita yang sangat di bencinya itu.
Sedangkan Felicia masih menunggu trik apa lagi yang akan di gunakan oleh Alice untuk menghancurkan dia dan Ibunya.
Setengah jam kemudian.
Setelah lama berpikir, tiba-tiba Alice mempunyai sebuah ide yang terlintas di pikirannya.
'Lihat saja, kalian berdua akan menyesal karena telah berani mengancam ku!!' batin Alice tersenyum jahat.
Alice mengambil ponselnya dan mencari sebuah nama yang akan bisa membantunya menyerang anak dan ibunya itu. Sedangkan Felicia masih menatap Alice yang terlihat sedang menelepon seseorang.
"Halo, saya Nyonya Alice Bellerick, apakah ini dengan kepala rumah sakit?"
Felicia masih menyimak percakapan istri sah Ayahnya itu lewat telepon. Dia sedang menunggu dengan was-was apa yang akan di lakukan oleh istri sah dari Ayahnya itu. Jantungnya bergemuruh, tidak di pungkiri kalau sebenarnya wanita itu merasa sedikit takut. Hanya wajahnya saja yang terlihat kuat dan tegar, padahal sejatinya dia tidaklah sekuat itu
Felicia bisa menjadi sosok yang kuat apabila sudah menyangkut ibunya.
"Iya, aku ingin pasien yang bernama Jane di ruang rawat Z untuk segera di usir dari rumah sakit ini!"
Felicia melotot tajam, hatinya benar-benar remuk redam menahan amarah menghadapi istri sah Ayahnya itu. Tangannya mengepal kuat. Sungguh tidak menyangka bahwa Alice benar-benar melakukan ucapannya yang akan menghancurkan hidupnya.
"Iya, betul, kalian harus secepatnya melakukan perintah ku!"
Alice menutup panggilannya dengan tersenyum sinis memandang Felicia yang masih terlihat tegang
"Aku akan membuktikan kekuasaan ku yang bisa menghancurkan mu dalam sekejap," ucap wanita itu sinis.
Beberapa saat kemudian datang 2 orang masuk kedalam ruangan itu, salah satunya pria paruh baya yang Felicia yakini adalah kepala rumah sakit.
"Kalian harus segera keluar dari rumah sakit ini, aku beri waktu hingga nanti sore, dan setelah itu jangan sampai aku melihat wajah kamu dan ibumu lagi!" Seru pria paruh baya itu.
Felicia meremas dadanya, hatinya benar-benar sakit saat dirinya di injak-injak seperti ini.
Alice membuktikan kekuasaannya dengan menelpon kepala rumah sakit dan meminta mereka untuk mengusir ibunya dari rumah sakit tersebut.
"Apa-apaan ini!! Kamu tidak berhak melakukan hal itu pada ibuku!!" Seru Felicia menahan amarah.
Gadis itu merasa sudah tidak tahan dengan kelakuan istri sah dari Ayahnya itu.
Hatinya begitu sakit, selalu di hina dan di pandang rendah, Felicia tidak bisa membiarkan harga dirinya di injak berkali-kali seperti ini.
Memang Felicia hanya orang miskin yang sudah kenyang akan hinaan dan cemooh dari orang-orang, terutama keluarga dari ayahnya. Tapi kalau sudah menyangkut ibunya, gadis itu akan memperjuangkan sekuat tenaga.
Setelah istri sah dari ayahnya dan kepala rumah sakit itu keluar dari dalam ruang rawat ibunya, gadis itu menangis sambil memeluk ibunya yang masih tidak sadarkan diri.
"Ibu, aku akan memperjuangkan mu, tidak akan ku biarkan mereka menindas kita lagi." Lirih Felicia tersedu.
Tiba-tiba Felicia ingat dengan Morgan, pria kaya yang merupakan CEO terkenal dari perusahaan Sky Alvares Group. Feli ingat bahwa tadi pagi Morgan mengatakan akan bertanggung jawab padanya dan bersedia menikahi Felicia.
Kemudian Felicia memutuskan untuk menelpon pria itu lagi dan menanyakan apakah tawarannya pagi tadi masih berlaku.
"Halo tuan Fernando Alvares, apakah tawaranmu tadi pagi masih berlaku?" Tanya Felicia dengan tubuh yang masih bergetar.
"Kenapa suaramu terdengar serak? Apa kamu habis menangis?"
"Jawab saja pertanyaan ku!"
Di sebrang telepon Morgan terlihat menaikkan sebelah alisnya mendengar ucapan gadis ini.
Felicia menghela napas ketika Morgan diam masih diam saja. Sambil menghapus sisa air matanya gadis itu melakukan cara membujuk Morgan.
"Tuan, apa kamu tidak marah jika ibu mertuamu di usir dari rumah sakit?" Seru Felicia pada morgan.
"Tidak, aku tidak marah." Jawab morgan enteng.
Karena Morgan merasa belum pernah bertemu dengan calon ibu mertuanya itu.
"Oh, bagaimana nanti jika istrimu marah?" Tanya Felicia.
Morgan sedikit tercengang dengan ucapan wanita itu. Apa-apaan dia, kenapa mengatakan hal itu. Batin Morgan.
"Baiklah, apa sebenarnya yang kamu inginkan?" Tanya morgan di sebrang telepon.
"Aku ingin membunuh kepala rumah sakit ini!" Seru Felicia geram.
Morgan di sebrang sana terlihat berpikir.
Hem,, Sepertinya wanita ini sangat kejam, tapi membayangkan wajahnya yang cantik itu malah terlihat imut. Batin Morgan tersenyum.
"Tapi caramu itu tidak realistis, coba cari cara lain agar aku bisa membantumu."
Felicia terlihat berpikir.
Gadis itu menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan. Dia meredam emosi nya saat ini.
"Baiklah, aku ingin mengganti kepala rumah sakit ini karena dia tidak punya hati nurani dan tidak pantas berada di posisinya sebagai kepala rumah sakit, di mana seharusnya dia bisa menyelamatkan para pasien yang sedang sekarat, tetapi sikapnya yang malah mengusir ibuku sungguh sangat keterlaluan."
Morgan mengangguk-angguk, dia sudah paham dengan kondisi yang di alami oleh Felicia.
"Baiklah, cepat katakan alamat rumah sakit itu."
Bersambung.
Mana nih bunga dan kopinya🌹☕, lihat, apa Morgan bisa membantu Felicia 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Feli harus Tegas,baru bertemu kamu dan ibu kamu gak akan di injak-injak lagi,jangan kek ibu kamu jadi wanita yg lemah..
2024-02-20
0
Nelly Katanya
nah Lo. kepala rumah sakit, kau telah memanggil kan singa yg lgi tidur. dan kli ini kepala mu yg sakit. atau otak mu
2022-12-14
2
Mh.🅚︎🅐︎🅡︎🅘︎ 𝗥𝗝🐑💜
dunia halu mah bebas🤣🤣
2022-09-28
2