Happy Reading 😊
Felicia menyuruh para perawat untuk segera memindahkan Ibunya ke kamar kelas VVIP. Dia tidak mau melihat kondisi ibunya yang selalu di tindas oleh istri sah dari Ayahnya.
"Bagaimana? Apakah sudah siap kamar VVIP untuk Ibu saya?" Tanya Felicia.
"Sudah nona, tapi anda harus membayar biaya administrasi terlebih dahulu sebelum di pindah, dan semua biayanya harus di lunasi di awal." Jawab perawat itu.
Felicia menghirup napas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan, dia tahu kalau pindah kamar rawat di kelas VVIP pasti biayanya sangat mahal, bahkan bisa berkali-kali lipat dari biaya ruang rawat biasa. Felicia paham akan hal itu, untuk biaya kamar kelas atas memang memang hanya bisa di pakai oleh para kalangan orang-orang kaya. Mana mungkin Felicia bisa membayar biaya yang fantastis, bisa masuk rumah sakit ini saja sudah cukup beruntung apalagi untuk orang miskin seperti mereka.
"Memangnya berapa biaya kamar rawat kelas atas untuk semalam nya?" tanya Felicia.
"Untuk kamar VVIP semalam biayanya dua puluh lima juta, Nona." Felicia dan Ibunya sangat terkejut mendengar hal itu.
What to the hell?? dua puluh lima juta semalam? ini sih bisa kaya mendadak kalau aku nyewain sebuah kamar dengan harga segitu!! Batin Felicia menjerit.
Kedua wanita beda generasi itu sama-sama melongo tidak percaya.
Apalagi dengan seorang wanita yang mendengar dari luar pintu, wanita yang tidak lain adalah istri sah Ayahnya itu benar-benar tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.
'Hahaha, rasakan kalian! memangnya kalian pikir siapa bisa menyewa kamar kelas VVIP di rumah sakit ini!' batin Alice.
Sedangkan di dalam kamar, Felicia mengelus bahu Ibunya.
"Tenang Bu, Feli punya uang kok, Ibu tenang saja, ya?" ucap Felicia menatap sang Ibu.
Sepertinya aku harus benar-benar meminta bantuan pada pria tadi malam, tuan Fernando Alvares, dia adalah salah satu CEO muda yang sangat kaya raya, ya,, aku akan menagih janjinya. Batin Felicia
Para Perawat mendengarkan apa yang dikatakan oleh Felicia dan merekapun menanggapinya. Sedangkan Istri sah sang Ayah memandang Felicia dengan tidak percaya. Wanita itu bertanya-tanya dari mana Felicia mendapatkan uang untuk kamar pasien semewah ini?
Sepertinya Felicia menjadi simpanan orang kaya, cih, dasar anak dan ibu sama-sama mempunyai perilaku buruk! Batin Alice.
"Aku tidak percaya kalau kamu mempunyai uang sebanyak itu anak haram, atau jangan-jangan kamu adalah simpanan orang kaya, seperti ibumu mu itu. Dasar wanita murahan, kalian semua memang wanita penggoda para orang kaya!" Seru Alice di depan pintu.
Felicia tidak menyangka kalau ternyata Alice masih berada di tempat ini. Sedangkan Jane sudah sangat marah mengetahui hal ini.
"Feli, apa benar yang di katakan wanita ini, bahwa kamu adalah wanita simpanan orang kaya dan seorang pelakor? Jawab Ibu!!" seru Jane marah.
Dia tidak ingin putrinya menjadi wanita tidak baik seperti dirinya dulu, meskipun dulu Jane benar-benar tidak tahu apa-apa.
Felicia menggeleng. "Tidak Bu, aku tidak akan pernah berbuat hal memalukan seperti itu! Ibu harus percaya padaku," ucap Felicia berusaha menenangkan Ibunya.
Alice masih terus menghina Felicia dan pekerjaannya, istri sah dari Ayahnya itu benar-benar membenci anak dan ibu tersebut.
"Ibu, jangan percaya omongan dia, aku bukan orang seperti itu!" Lanjut Felicia dengan wajah yang sedih.
Jane memandang putrinya dan melihat ada kesungguhan di matanya. Dia percaya putrinya tidak akan melakukan hal seperti itu.
Alice tersenyum sinis dan seakan menatap kedua wanita itu dengan tatapan jijik. "Anak seorang pelakor pasti akan menjadi pelakor juga!" Seru Alice.
Tiba-tiba Jane pingsan karena menahan kekesalan yang luar biasa mengakibatkan kondisinya drop.
Brukk!!
"Ibu, ibu, bertahanlah!! Suster tolong ibu saya!" Teriak Felicia. Kemudian kedua perawat itu langsung memanggil dokter.
Dokter datang dan segera memeriksa kondisi Jane. Felicia sangat khawatir akan terjadi apa-apa dengan sang Ibu.
"Tolong ibu saya dokter!" Teriak Felicia panik. Sedangkan Alice langsung keluar dari dalam ruangan itu, tapi dia tidak pergi, Alice ingin melihat kondisi Jane dari luar ruangan dan berharap bahwa nyawa Jane tidak tertolong.
"Kondisinya masih stabil, tapi jangan sampai hal ini terjadi lagi agar tidak terjadi kesalahan fatal berikutnya." Ucap dokter tersebut membuat Felicia lega.
"Syukurlah, terima kasih dokter." Ucap Felicia merasa sedikit lega.
Sedangkan Alice yang menguping di luar merasa kecewa karena Jane tidak langsung mati. Wanita itu mengepalkan kedua tangannya, rencana membuat Jane shok dan meninggal pun gagal.
Akhirnya dokter itu keluar dari ruangan Jane setelah selesai memeriksa. Alice berdiri di ambang pintu sambil bersedekap dada.
Sedangkan Felicia langsung menatap tajam ke arah istri sah ayahnya itu. Felicia benar-benar merasa sangat marah dengan Alice karena membuat ibunya pingsan. Felicia terus menatapnya dengan tatapan dingin dan tajam sehingga membuat Alice merinding.
"Eghem!" Alice bedehem dan segera menampilkan ekspresi seperti biasa. Baginya Felicia hanya anak haram dan bukanlah seseorang yang harus di takuti.
"Hei, anak haram, tidak ada gunanya kamu memindah ruang rawat ibumu itu ke ruang rawat VVIP meskipun kamu sanggup membayar nya, karena di dunia ini kekuasaan bisa melakukan apapun, aku punya hak untuk meminta pihak rumah sakit mengusir ibu mu dari rumah sakit ini, karena aku punya kuasa, sedangkan kamu dan ibumu hanyalah orang rendahan yang tidak tahu malu dan hanya bisa menjadi parasit untuk orang-orang kaya!!" Seru Alice membuat hati Felicia menjadi sangat sakit.
Felicia tiba-tiba teringat kata-kata ayah kandungnya yang telah menghinanya, semua orang selalu menghina Felicia dan ibunya terutama dari keluarga Ayah kandungnya. Feli memang sangat miskin, keluarga kandung ibunya membuang mereka karena ibu Felicia telah di cap sebagai pelakor dan telah mencoreng nama baik keluarganya.
Tiba-tiba terpikir oleh Felicia tentang perkataan pria itu yang merupakan CEO kaya Morgan Alvares pasti bisa membantunya. Feli ingat pagi hari tadi Morgan mengatakan akan bertanggung jawab padanya dan bisa menikahinya.
Dia pun memutuskan untuk menjadi istri dari Fernando Alvares seorang CEO dari perusahaan nomer satu di kota itu dan dia akan menjadi nyonya CEO.
Kalau Felicia sudah mempunyai kekuasaan dan jabatan, bisa di pastikan tidak akan ada yang berani menghina dan mengejek ia dan ibunya lagi. Kedudukan sebagai istri CEO sudah pasti kekuasaan juga akan dia dapat.
"Nyonya Alice, lihatlah seberapa menyedihkan dirimu? Aku akan membalas semuanya yang telah kalian lakukan padaku dan juga ibuku, aku akan membuat hidup lebih menderita dari pada kami! Ingat itu, kamu dan suamimu hanya orang-orang yang menggunakan kekuasaan untuk bisa menjebak orang tidak mampu seperti kami, tapi semuanya akan berbalik, aku akan membuat mu merasakan apa yang ibuku rasakan!!" Seru Felicia.
Bersambung.
Hai akak reader semuanya 🥰
komen donk 🥺
jangan lupa untuk like dan kasih bunganya ya🌹🌹🌹☕☕☕☕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Lemah..
2024-02-20
0
Qaisaa Nazarudin
Heran aku sama nek lampir ini,udah kayak lipas kudung,orang gak gangguin dia,malah dia yg kayak cacing kepanasan..🙄🙄🙄
2024-02-20
0
Fitriyani
masa lbh mahal dr hotel bintang lima sih🤦
2023-03-19
1