Jatuh cinta pada pandangan pertama? Siapa yang tidak pernah merasakannya?! Sudah pasti semua orang pernah mengalaminya. Dan hal itu pula yang kini tengah dialami oleh Nona Muda Su satu ini.
Hati Cinta yang sejak lama terpaut pada seniornya kini justru berpaling pada orang lain. Aiden Qin, adalah orang yang berhasil membuat Cinta jatuh dalam pesonanya.
Kepribadiannya yang sulit di tebak membuat Cinta begitu kagum akan sosoknya. Ditambah lagi dia sangat dewasa dan yang paling penting mapan, dia telah memiliki pekerjaan tetap dan jabatan yang bagus.
Jika saja Cinta bisa menikah dengannya, sudah pasti hidupnya akan terjamin. Itulah salah satu hal yang dia pertimbangkan.
"Nona Muda, kau butuh tumpangan?" seru seseorang yang seketika membuyarkan lamunan Cinta. Sontak gadis itu mengangguk, sudut bibirnya mengurai senyum lebar.
"Kak Ai!!" serunya girang.
"Masuklah, aku akan mengantarkan mu sampai kampus." Ucap Aiden yang kemudian di balas anggukan oleh Cinta.
Cinta masuk ke dalam mobil Aiden setelah pria itu membukakan pintu untuknya. Sangat kebetulan sekali bukan, Cinta sedang memikirkannya dan Aiden muncul dengan tiba-tiba.
"Bukankah kau sudah memiliki kontak namaku? Kenapa tidak menghubungiku?" ucap Aiden memecah keheningan.
"Aku tidak ingin merepotkan Kak Ai terus menerus. Aku tidak enak jika harus merepotkan Kak Ai terus menerus." Jawab Cinta.
"Merepotkan bagaimana? Tentu saja tidak, aku malah senang jika kau mau bergantung padaku."
Sontak saja Cinta mengangkat wajahnya dan menatap Aiden penuh tanya. "Kenapa begitu?"
Aiden menggeleng. "Tidak apa-apa, lupakan saja, anggap aku tidak pernah mengatakan apa-apa." Jawab Aiden dan kembali fokus pada jalanan di depannya. Dan selanjutnya kebersamaan mereka hanya di warnai keheningan.
-
Hingar bingar musik terdengar menghentakkan telinga. Gemerlap lampu khas klub malam terlihat jelas dan membuat pusing bagi yang tidak biasa melihatnya.
Para pengunjung, baik itu pria maupun wanita, tua ataupun yang muda, terlihat asyik menggoyangkan tubuh mereka di dance floor, menikmati dentuman musik yang dimainkan oleh DJ.
Seorang pria dalam balutan kemeja hitamnya terlihat memasuki club' malam bertaraf internasional tersebut, disampingnya dua pria lain yang sudah seperti cacing kepanasan menggerakkan tubuhnya kesana-kemari.
"Buatkan seperti biasa untukku." Pinta pria itu seraya mendaratkan pantatnya di kursi panjang depan bar stool. Sedangkan kedua temannya sudah pergi entah kemana.
Si bartender mengangguk sesaat sebelum mengambil beberapa alkohol lalu menuangkannya ke dalam Shot Glass (sloki) sebagai takaran. Lalu ia mencampurkannya serta ditambahkan es batu, lemon dan ceri ke dalam gelas Brandy.
Chatham Artillery Punch. Adalah salah satu cocktail yang diakui sebagai minuman berjenis punch terkuat sepanjang sejarah. Tak heran karena persentase alkohol tinggi dari berbagai jenis minuman keras yang dicampur dalam satu gelas.
Segera sang bartender menyajikannya pada pria di depannya yang pastinya adalah Aiden. Warna jingga menghiasi gelas transparan tersebut. Pria bermarga Qin itu menyesap dengan nikmat.
Mata terpejam merasakan sensasi alkohol yang mengalir di kerongkongannya. Menikmati setiap tetes yang masuk ke dalam tubuhnya.
"Bos, dimana kedua sahabat gila mu itu? Tumben kau hanya datang sendiri tanpa mereka?" Tanya si bartender di tengah kesibukannya meracik minuman pesanan para pelanggannya.
"Mungkin sedang bersama para jal*ng dibawah sana." Jawabnya dingin.
"APA KALIAN INGIN YANG LEBIH?"
Suara keras yang berasal dari lantai dansa menyita perhatian Aiden yang sedang duduk tenang menikmati minumannya.
Pria itu lantas menoleh pada sumber suara itu berasal, dibawah sana diantara riuhnya para manusia bodoh yang mencoba melarikan diri dari masalah mereka di tempat seperti ini.
Ia melihat seorang gadis yang sedang berdiri di depan sebuah alat musik yang biasa dimainkan oleh Disc Jok, atau yang lebih akrab di sebut DJ.
"MARI KITA SEMUA MENARI UNTUK MELUPAKAN SEGALA KEPENATAN INI!"
Dengan semangat, gadis itu menaikan volume dan mengubah tempo musik menjadi musik yang cepat.
Semua orang terlihat menikmati musik yang diaminkan oleh jari-jari lentiknya yang lincah. Mereka menari dengan sangat liar, tertawa dengan lebar, dan melupakan sejenak kepenatan hidup masing-masing.
"Cinta, sedang apa dia di sini?" Gumam Aiden dengan suara setengah berbisik. Dan suaranya yang sangat lirih itu masih bisa ditangkap oleh bartender bername tag Kai Kim tersebut.
"Bos, apa yang kau bicarakan adalah gadis itu? Namanya Cinta Su, dan dia adalah salah satu pelanggan tetap di klub ini. Saat malam Minggu, dia datang bersama teman-temannya. Dan setiap kali datang, dia pasti berdiri di sana untuk memimpin manusia-manusia itu."
Baru saja Aiden hendak menghampirinya, namun seorang pemuda yang sangat dia kenal tiba-tiba menariknya turun dari atas panggung. Cinta terlihat berteriak sambil terus memberontak, tapi pemuda itu seakan tuli dan mengabaikannya.
Aiden pun mengurungkan niatnya untuk pergi menghampiri gadis itu. Tapi disisi lain dia merasa penasaran, apa sebenarnya hubungan Cinta dan pemuda tersebut.
"Apa pemuda itu kekasihnya?"
Kai menggeleng. "Bukan, tapi orang yang Cinta sukai. Namanya Steven, dia adalah cinta pertamanya, tapi sayang perasaan gadis itu tidak pernah terbalas. Dia selalu bersikap dingin dan acuh meskipun Cinta jatuh bangun mengejarnya." Tutur Kai panjang lebar.
"Sepertinya kau tau banyak tentang dia," ucap Aiden sambil menyesap kembali Wine nya.
"Tau banyak sih tidak, tapi aku sering mendengar ketika Cinta curhat pada teman-temannya tentang Steven yang selalu menolak dan bersikap dingin padanya."
Aiden tidak bertanya lagi, dia pikir sudah cukup yang ia tau tentang gadis itu. Aiden kembali memesan saat menyadari wine di dalam gelasnya telah kosong.
"Stev, lepaskan aku. Kau menyakitiku!!" Teriak Cinta.
Cinta menyentak tangan Steven dan bermaksud untuk pergi. Namun pemuda itu kembali menangkap pergelangan tangannya, dan ini lebih dianggap mencengkeram daripada menggenggam.
"Stev..Steven.. Lepaskan! Sakit!"
Steven berhenti dari langkahnya untuk menyeret Cinta menuju mobilnya, ia berbalik. Melihat wajah Cinta yang kini tampak basah oleh air mata. Air mata telah mengalir banyak di sana.
Cinta kembali menyentak tangan Steven dari lengannya dan menatap pemuda itu dengan tajam.
"Kenapa baru sekarang, kenapa baru sekarang kau bersikap seperti ini padaku? Saat aku hampir menyerah karena lelah mencintaimu, kau malah menunjukkan perhatianmu padaku. Kenapa kau begitu egois, Stev." Cinta terisak semakin keras, air matanya mengalir kian deras.
Steven maju dua langkah lalu membawa gadis itu ke dalam pelukannya. "Maafkan aku, Cinta. Aku memang bodoh karena tidak pernah menyadari perasaanmu. Selama ini aku selalu menutup mata dan bersikap acuh pada apa yang kau rasakan padaku."
"Berikan satu kesempatan untukku, kita bisa memulainya. Dengan perlahan-lahan, aku pasti bisa mencintaimu!!" Ujar Steven sambil mengeratkan pelukannya.
Sentakan kasar dari tangan Cinta membuat pelukan keduanya terlepas. Steven sedikit terhempas kebelakang.
Wajah Cinta kini penuh dengan air matanya lagi. Memandang benci pada orang yang ada di depannya seraya menggeleng samar.
"KAU EGOIS!!"
"Aku akan merubah sikapku, aku akan berusaha mencintaimu. Tapi aku mohon jangan pernah berhenti untuk mencintai diriku, karena hanya aku yang boleh kau sukai, dan aku tidak mengijinkan mu dekat apalagi memiliki perasaan pada orang lain."
Tatapan Cinta semakin sinis. Dengan kasar dia menyentak tangan Steven dari wajahnya.
"Aku sudah lelah dan muak denganmu. Jangan memaksaku lagi, baru begini saja kau sudah seenak jidat mengaturku, lalu bagaimana kedepannya? Seharusnya kau tau, jika aku paling benci diatur-atur seperti ini!!"
Cinta menghentikan Taxi yang melintas dan meninggalkan Steven begitu saja. Cinta akui, jika Steven adalah manusia paling egois dan menyebalkan yang ada di dunia ini.
Ting!!
Cinta terlonjak kaget karena suara dentingan pesan masuk ke ponsel dalam genggamannya.
Sebuah pesan singkat yang dikirim oleh seseorang membuat sudut bibir Cinta tertarik ke atas. Membaca pesan itu membuat perasaannya menjadi lebih baik. Cinta menyimpan kembali ponselnya tanpa berniat untuk membalasnya.
"Dari mana saja kau?!"
Steven menghentikan langkahnya dan menatap tajam pria yang berdiri di ujung tangga sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Steven melewatinya begitu saja tanpa berniat untuk menjawab pertanyaannya. Namun cengkraman kuat pada bahu kanannya membuat langkahnya terhenti.
"Aku bertanya padamu, dan beginilah sikapmu?!"
Steven meringis, cengkraman pria itu terlalu kuat. Dia mencoba melepaskan cengkraman tersebut tapi tidak bisa. "Kenapa Paman harus ikut campur urusanku?! Ini adalah hidupku, sebaiknya kau tidak ikut campur apalagi mengatur!!"
"Aku berhak untuk ikut campur dan mengatur mu, karena kau tinggal di rumahku. Untuk itu kau harus mengikuti semua aturan ku!!"
Steven mengeram kesal. "Kenapa kau harus kembali lagi ke kota ini? Padahal aku berharap supaya kau tidak pernah kembali, karena keberadaan mu hanya akan mengacaukan rencana dan tujuanku!!"
"Karena aku di sini untuk menghentikan mu!!"
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Yunita Arieztya
wah apa tujuan nya nu
2021-12-22
0
💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺﷽🆅🅸🅽🅰❶﷽⍣⃝కꫝ🎸᭄꧂
waah, siapa ya, paman nya 🤔🤔😁
2021-12-21
0
Izzur Ilmi
ada rencana apakah itu?
rencana utk siapakah?
ku tunggu lanjutan ceritanya kaka
2021-12-21
0