Nona Bar-Bar Kesayangan Tuan Muda
Seruan merdu kicauan burung gereja, berpadu dangan suara lembut hembusan angin pagi, seolah menyambut sang Raja Siang untuk kembali ke tahta singgasana langitnya.
Di sebuah kamar yang tidak bisa dikatakan biasa-biasa saja. Seorang gadis terlihat masih terlelap dalam tidurnya. Bahkan dia tidak terusik sedikit pun oleh sinar mentari yang masuk ke dalam kamarnya melalui sela-sela jendela.
Seorang gadis yang memiliki paras cantik, tubuh ramping, kulit putih dan rambut panjang yang sehalus sutera. Cinta, sebut saja namanya.
Namun dibalik semua kelebihan yang dia miliki, tentu saja ada kekurangan yang sangat mendominasi. Selain susah untuk dibangunkan dan payah dalam hal memasak, Cinta juga merupakan gadis yang bar-bar dan berotak licik.
"Cinta, bangun. Ini sudah siang, kau bisa terlambat kuliah jika tidak cepat bangun."
"Sebentar lagi, Ma. Lima menit lagi, aku masih ngantuk." Cinta menarik kembali selimutnya yang sebelumnya di tarik turun oleh sang ibu.
"Tidak!! Bangun sekarang atau Mama akan menyiramu dengan air?!" Ancam perempuan setengah baya itu bersungguh-sungguh.
Cinta mendengus berat. Dengan terpaksa dia pun menuruti ibunya sebelum dinginnya air mengguyur tubuhnya.
"Iya, iya aku bangun. Kenapa semakin hari Mama semakin mengerikan saja sih!! Seperti ibu tiri!!"
"Berhenti menggerutu dan cepat mandi!! Kedua kakakmu sudah menunggu untuk sarapan dibawah!"
"Iya, Ma, iya. Aku tau," dengan lunglai dan mata masih setengah terpejam.Cinta berjalan menuju kamar mandi.
Bukannya segera mandi, Cinta malah tidur di atas closet yang tertutup dalam posisi duduk. Sang ibu yang merasa curiga karena tidak mendengar suara gemercik air pun memutuskan untuk melihat ke dalam dan...
"CINTA!!"
Mata Cinta yang sebelumnya tertutup akhirnya terbuka kembali. "Mama, kenapa mengganggu saja sih? Padahal aku baru saja bermimpi berciuman dengan kakak senior yang tampannya seperti Luhan. Ahh, kau sangat menyebalkan!!"
Ibu tiga anak itu mendengus berat. Tanpa bertanya pun dia tentu paham siapa kakak senior yang dimaksud oleh putri bungsunya tersebut. Dia adalah Steven, teman kecil yang merangkap sebagai cinta pertamanya.
"Kau ini seorang perempuan, tapi kenapa sangat pemalas seperti ini?! Bagaimana bisa dapat jodoh jika perilakumu masih saja seperti bocah?!"
"Ais, Mama sangat kejam. Seperti ibu tiri saja. Lagian ini masih jam 6, kenapa sudah membangunkan ku?"
"Jam 6 dengkulmu? Jelas-jelas ini sudah jam 7!!"
"WHAT!! JAM 7?!" Cinta memekik sekencang-kencangnya.
"Kenapa Mama tidak memberitahu dari tadi? Ais, bagaimana ini?!" Cinta pun segera melepas semua pakaiannya, dia harus mandi sesegera mungkin atau akan terlambat datang ke kampusnya.
Sedangkan Gita Su hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah putri bungsunya. Dia tidak tau kapan Cinta akan berubah dan bisa lebih bersikap dewasa serta menghargai waktu.
.
.
.
"Cinta, sarapan dulu!!"
"Tidak usah, Ma. Aku sudah terlambat, Cinta berangkat dulu." Gadis itu mencium pipi Ibunya dan pergi begitu saja.
Dia tidak boleh terlambat atau ia akan ketinggalan mobil Steven, Cinta berlari dengan sekuat tenaga karena mobil milik Stevan akan segera meninggalkan rumahnya.
"SENIOR, STOP!!"
Cinta berseru sambil merentangkan kedua tangannya. Menghalangi mobil milk Stevan untuk melewati pagar. Napasnya sedikit ngos-ngosan karena berlari.
"Apa yang kau lakukan di sana? Minggir, aku mau lewat!!"
Cinta menggeleng. "Tidak!! Senior harus memberiku tumpangan, kau tau sendiri bukan jika Mama dan kedua kakakku tidak mengijinkan aku mengemudi sendiri. Sedangkan halte sangat jauh dari sini. Boleh ya?" Mohon Cinta membujuk.
Steven mendesah berat. Sepertinya dia tidak memiliki pilihan lain. "Masuklah!!" Cinta tersenyum lebar. Dia pun segera naik ke dalam mobil Stevan.
Mobil sport hitam itu pun melaju kencang membelah jalanan Kota yang padat dengan kendaraan. Mobil itu terus menyalip beberapa kendaratan yang melaju di depannya.
Steven menoleh ke samping dan mendapti Cinta tengah menatap padanya. "Kenapa kau terus melihatku seperti itu? Apa ada yang salah di wajahku?!" Ucapnya datar.
"Ada, siapa suruh Senior terlalu tampan."
Steven pun mendengus berat. "Dasar konyol!!"
-
Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit. Mereka pun tiba di kampus. Steven segera turun dari mobilnya begitu pula dengan Cinta.
Cinta berjalan di samping Steven, bahkan dia tidak peduli dengan berbagai tatapan marah, kesal dari semua gadis yang tergila-gila padanya. Cinta tak mau ambil pusing. Toh Steven santai-santai saja, si tampan ini tidak melayangkan protesnya.
"Cinta!!"
Seorang gadis melambaikan tangannya saat melihat kedatangan gadis berparas ayu tersebut. "Cinta, tumben kau datang pagi sekali. Apa pagi ini kau kerasukan setan rajin?!"
"Enak saja, jangan sembarang bicara. Ini bukan pagi lagi, Nona Robert. Kau tidak melihat jam yang melingkari pergelangan tanganmu itu?!"
Malas mendengar mereka berdua yang sedang berdebat, Steven pun memutuskan untuk masuk kelas terlebih dulu. Disisi lain dia merasa risih dengan berbagai tatapan para gadis padanya.
Dan sementara itu. Sebuah mobil sedan hitam terlihat memasuki area kampus. Semua orang yang ada di sana mengikuti ke mana kendaraan itu akan melaju. Dan ternyata kuda besi itu berhenti di area parkiran.
"Oh My God!! Pasti aku bermimpi, siapa pria tampan itu? Kenapa mukanya mirip sekali dengan aktor idolaku, Luhan?!" Gumam Cinta setengah berbisik.
"Aku dengar dia adalah tuan muda dari keluarga Qin, Aiden Qin."
"Wow, jadi dia adalah Tuan Muda dari keluarga hebat itu? Bukan, tapi keluarga Bangsawan." Ucap Cinta yang kemudian dibalas anggukan oleh Sita.
"Aku dengar dia baru saja kembali dari Negera Inggris, dan memang benar apa yang kau katakan, dia memang sangat mirip dengan Luhan, mantan member boyband EXO yang berasal dari negeri tetangga. Kebetulan dia juga dari negeri tirai bambu." Tutur Sita.
"Amazing, sangat luar biasa."
"Sebaiknya jaga matamu, Cinta Su!!"
"Doakan saja hatiku semoga tidak goyah, lagipula siapa yang bisa menolak seorang Tuan Muda yang berasal dari keluarga kaya raya, apalagi wajahnya sangat tampan dan mirip dengan idol favoritku, Luhan!! Bukankah kami sebanding, apalagi semua orang mengatakan jika aku mirip dengan Jessica Jung."
Sita hanya memutar jengah matanya. Berbicara dengan Cinta terkadang memang membutuhkan sebuah kesabaran yang ekstra.
"Yakk!! Cinta, tunggu aku!!"
-
"Tuan Muda, kita sudah sampai, ini adalah ruangan rektor."
"Kau tunggulah di sini, aku akan masuk sendiri." Pria berpakaian rapi itu mengangguk, dan mempersilahkan Tuan Mudanya untuk masuk.
Rupanya kedatangan si Tuan Muda memang sudah ditunggu dari tadi. Tiga pria dan seorang wanita di dalam ruangan itu lantas berdiri saat pemuda itu memasuki ruangan.
"Selamat datang kembali di kampus ini, Tuan Muda. Maaf, kami tidak bisa menyambut kedatangan Anda." Sesal salah seorang dari ketiga pria itu.
"Hn, bukan perkara yang besar." Jawab si Tuan Muda itu dingin.
Keluarga Qin adalah donatur terbesar di Han University, jadi wajar jika kedatangan Aiden langsung disambut baik oleh Rektor dan para Dosen di kampus tersebut.
Aiden adalah putra tunggal dalam keluarga Qin. Seluruh keluarganya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Dan sejak saat itu dia memutuskan untuk hidup mandiri dan tinggal di luar negeri. Aiden bukanlah tipe pria yang mudah bergantung lada orang lain, meskipun itu adalah keluarganya sendiri.
Dan kedatangannya kali ini tentu saja tidak jauh-jauh dari urusan dana untuk kampus tersebut.
"Mulai sekarang, kampus ini akan berada di bawah kendaliku. Keluarga Qin bukan hanya sekedar donatur utama tapi juga pemilik baru dari Han University. Dan mulai hari ini, kalian bertiga Diberhentikan. Karena aku tidak mau kampus ini di urus oleh Rektor yang korup!! Kalian di pecat!!"
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Elly Rasmanawati
baru menyimak tapi sdh berkenan dihati... ditunggu up selanjutnya....
2024-11-07
0
Elly Rasmanawati
baru menyimak.....
2024-06-19
0
Adiza Erlita
tunggu tunggu, apa ini anaknya nathan sma vivian? apa mereka namain anaknya sma kaya mendiang kembarannya vivian?
2023-02-24
1