Keheningan menyelimuti kebersamaan Cinta dan Aiden. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir keduanya, mereka sama-sama diam dalam kebisuan.
Cinta yang biasanya sangat cerewet dipaksa untuk diam oleh keadaan, bukan karena dia dilarang untuk bicara, tapi karena satu mobil dengan pria dingin mirip patung es berjalan seperti Aiden.
Jika saja yang bersamanya adalah Sita atau saudara kembarnya yang super. Pasti suasananya tidak akan se hening ini. Sesekali Cinta menoleh, menatap pria disampingnya yang hanya menatap ke depan, fokus pada jalanan.
Kemudian Aiden menoleh dan membuat matanya bersirobok dengan sepasang Hazel milik Cinta. "Kenapa kau terus saja menatapku? Apa ada yang aneh di wajahku?!" Tanya Aiden dan membuat gadis itu gelagapan.
Buru-buru Cinta menggeleng. Dia merasa seperti seekor kucing yang tertangkap basah oleh tuannya saat sedang mencuri ikan."Ti..Tidak ada, lagipula siapa yang menatapmu, tapi aku menatap pemandangan di luar sana." Tuturnya.
Cinta memalingkan wajahnya dan memukul kepalanya sendiri dengan kepalan tangannya, dia merasa bodoh, dia benar-benar malu karena ulahnya sendiri.
"Kau ingin langsung pulang atau mampir dulu ke suatu tempat?" Aiden menoleh, mata berbeda warna milik mereka kembali bersirobok.
"Sebenarnya aku malas untuk pulang, ini masih terlalu awal," jawab cinta.
"Bagaimana kalau kita keliling kota dulu? Mungkin saja kita bisa menemukan sesuatu yang menarik?" Usul Aiden.
Cinta tersenyum. "Aku rasa tidak buruk juga, baiklah kalau begitu. Aku setuju denganmu." Aiden tersenyum. Pria itu memutar arah dan mengambil jalur berlawanan arah dengan arah pulang ke rumah mereka.
Cinta tidak tau kemana Aiden akan membawanya, tapi dia mencoba untuk enjoy, meskipun pada kenyataannya dia gugup setengah mati berada di dalam satu mobil dengan pria setampan dan sedingin Aiden.
.
Aiden menghentikan mobilnya di sebuah pantai yang berada di barat daya kota. Pria itu turun diikuti oleh Cinta yang kemudian berdiri disampingnya.
Langit terlihat cerah, dengan awan berarak bak gulungan ombak pada badai di tepi pantai. Mentari senja memancarkan sinarnya yang indah di ujung barat sana.
Detik ini, di hamparan pasir putih garis pantai, mereka berdiri tak bergeming. Membiarkan lembut sang bayu menyapa helai rambut. Wajah dengan rona berbeda dan mimik tak serupa tampak tak acuh. Hembusan napas teriring, mencipta deru udara perlahan.
"Kakak Ai, lihatlah sepasang burung camar di sana. Bukankah mereka tidak memiliki rasa malu."
Aiden memicingkan matanya. "Maksudmu?"
"Di sini ada kita berdua, tapi tanpa rasa malunya mereka malah bermain kuda-kudaan. Lihat saja berapa mes*mnya si camar jantan. Dia terus saja mengejar dan menindih si betina, tidak sopan!!"
Aiden langsung melongo, dia cengo setelah mendengar rentetan kalimat yang keluar dari bibir Cinta, namun detik berikutnya suara tawanya lepas dan menyapu indera pendengaran sang dara. Dimatanya gadis itu begitu lucu dan menggemaskan.
"Dasar kau ini, ada-ada saja." Aiden mengusap kepala Cinta, membuat gadis itu langsung malu dan merona.
Cinta mengangkat tangan kirinya, jari-jarinya mengusap kepalanya yang baru saja di pegang oleh Aiden. Kemudian Cinta terpikir sesuatu, dia menoleh dan menatap pria disampingnya dengan serius.
"Kakak Ai, kenapa kau memberiku tumpangan? Bagaimana jika kekasihmu sampai tau dan marah padamu? Aku tidak ingin di sebut sebagai orang ketiga dan perusak hubungan orang."
Wajar jika Cinta memangil Aiden dengan sebutan 'Kakak' usia mereka terpaut 6 tahun. Ia lebih muda dari pria disampingnya, itulah kenapa gadis itu memutuskan untuk memanggil dia dengan sebutan kakak.
"Aku memang memiliki tunangan, tapi tidak ada cinta di dalam hubungan itu. Kakek, menjodohkan kami karena wanita itu adalah cucu dari sahabatnya. Jadi kau tidak perlu mencemaskan apapun,"
"Ah, begitu ya." Cinta manggut-manggut tanda jika dia sudah mengerti. "Kakak Ai, bagaimana kalau kita bermain di sana?" Cinta menunjuk bibir pantai.
Aiden menatap cinta dan pantai itu bergantian kemudian mengangguk. "Ayo," Cinta menarik lengan Aiden dan membawanya menuju bibir pantai.
"Cinta, tunggu!! Aku harus melepas sepatuku dulu." Ucap Aiden sambil menahan lengan Cinta. Gadis itu mengangguk.
Aiden melepas sepatu dan Vest nya, menyisakan kemeja putihnya yang digulung sampai siku. Melihat pria itu telah siap, Cinta berlari menuju bibir pantai dan...
"Cinta!!" Seru Aiden saat dinginnya air menyentuh kulit wajah dan membuat basah kemejanya.
Bukanya merasa bersalah, Cinta malah tertawa terbahak-bahak sambil terus menciptakan air ke wajah Aiden berulang-ulang. "Hahaha!! Bukankah ini sangat menyenangkan?!"
"Cinta, hentikan!!" Seru Aiden namun tidak dihiraukan oleh Cinta.
Gadis itu terus saja mencipratkan air ke arahnya. Alih-alih merasa kesal, Aiden malah begitu menikmatinya. Bahkan dia membalas apa yang Cinta lakukan padanya. Cinta tertawa terbahak-bahak, saat menikmati sensasi dingin yang menyentuh wajah dan kulitnya yang terbuka.
"Hahaha..." Cinta kembali tertawa, gadis itu terus mencipratkan air pada pria berhelaian blonde tersebut, melihat Aiden yang hendak mengejarnya. Cinta pun berlari sambil menjulurkan lidah padanya. "Hahaha, tangkap aku kalau bisa." Serunya menantang.
"Kau menantang ku, heh!!"
Mata Cinta membelalak sempurna melihat Aiden yang bergerak ke arahnya. "Kyyaaa!!" Gadis itu mencoba lari namun masih bisa tertangkap oleh Aiden.
Aiden mengangkat tubuh Cinta bridal style dan membawanya menuju bibir pantai. "Kak Ai, apa yang kau lakukan? Turunkan aku!!" Pintanya memohon.
"Tidak Nona Muda, kau harus mendapatkan hukuman karena telah membuatku basah kuyup." Aiden menyeringai.
"Eh, apa yang mau kau lakukan?" Mereka telah tiba di bibir pantai. Seringai Aiden semakin lebar. "Kak Ai, jangan coba-coba atau aku akan~ Kyyyaa!!"
Byurrr...
Tubuh Cinta basah kuyup karena ulah Aiden. Tak ingin basah kuyup sendiri. Cinta menarik lengan pria itu dan membuat Aiden terjatuh.
Senasib dengan Cinta, tubuh Aiden kini basah kuyup semua. Bukannya merasa bersalah, Cinta malah tertawa puas melihat pakaian pria itu sudah tidak kering lagi.
"Hahaha!! Satu sama." Cinta menggerlingkan mata pada Aiden.
Gadis itu bangkit dari posisinya dan meninggalkan Aiden begitu saja. "Kak Ai, ayo pulang. Aku sudah kedinginan." Seru Cinta setelah dia tiba di samping mobil Aiden.
Pria itu mendengus berat. Aiden menghampiri Cinta sambil melepas kemejanya yang basah. Dia tidak ingin sakit karena terlalu lama memakai pakaian yang basah.
"Kak Ai, apa yang kau lakukan? Kenapa kau buka baju di depanku?" Cinta langsung berbalik melihat Aiden bertel*njang dada di depannya.
"Berbalik lah, aku sudah selesai, dan sebaiknya pakai kemeja ini. Kau bisa sakit jika terlalu lama memakai pakaian basah seperti itu." Aiden menyerahkan sebuah kemeja putih pada Cinta, itu adalah kemeja miliknya.
"Tapi Kak Ai, inikan pakaian laki-laki. Dan Mama bisa mengomel jika aku~"
"Hanya sementara, sampai kita tiba di boutique." Aiden menyela ucapan Cinta. Gadis itu tersenyum dan mengangguk.
"Baiklah."
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Winsulistyowati
Asiiik...😍♥️
2023-02-22
1
Sumawita
pasangan yg serasi
2022-01-13
1
Franda Frans
uuuuhhhhh swet swet swet
2021-12-21
0