Pagi ini sungguh sial bagiku. Betapa cerobohnya aku, karena kecerobohan ku laki- laki itu memaki ku. Sungguh tak adil bagiku, masih adakah tempat bersandar untuk ku hanya sekedar menghilangkan penat dan lelah ku.
Diandra terus berlari berharap dewi keberuntung masih berpihak padaku. Pasti aku sudah telat, ah matilah aku. Gerbang pasti sudah di tutup, huh gimana ni." Batinny meronta.
Gerbang sudah tertutup rapat, dua petugas penjaga berdiri tegap memandang ke arah berlawanan.
"Alamat aku pasti di suruh balik ni, semoga masih ada kesempatan untuk ku agar aku bisa masuk."
"Pagi pak? Bolehkah saya masuk, saya mohon pak tolong izinkan saya masuk." Diandra memohon dengan memelas agar si penjaga membuka kan pintu gerbang itu.
"Maaf Nona, tapi ini sudah aturan sekolah, sebaiknya Nona kembali pulang saja." jawaban petugas itu sungguh menyayat hati.
Diandra mulai memutar otak mencari alasan yg tepat untuk melabuhi dua petugas itu.
"Maaf Pak, saya terlambat bukan karena telat bangun, tadi waktu berangkat ke sekolah ada kakek tua jatuh, jadi saya menolongnya dulu makanya saya terlambat datang. Gimana kalau kakek itu Orang Tua Bapak, apa Bapak tega membiarkannya tergeletak di pinggir jalan." Diandra terus merayu petugas itu dengan berbagai rayuan gombalan. Bukan Diandra namanya jika tidak bisa membuat petugas itu luluh begitu saja.
Kedua petugas itu saling beradu pandang dan saling menaikan bahunya pelan. Berfikir sejenak untuk mengambil keputusan yg tepat.
"Baiklah Nona, saya izinkan kmau masuk tapi besok jangan telat lagi ya?"
Akhirnya Diandra berhasil juga merayu mereka, sungguh dewi keberuntungan berpihak padanya.
"Maafkan aku jika aku sudah berbohong sama bapak ini, tapi aku lakukan ini semua kerena terpaksa kok Ya Allah." Batinnya.
"Terimakasih Pak." Diandra berlari secepat kilat sebelum keduluan guru pembimbing.
Nafasnya terdengar ngos ngosan, keringat keluar jatuh bercucuran, tubuhnya terasa lemas tak berdaya, Diandra melempar tubuhnya di kursi secara kasar dan langsung menyadarkan tubuhnya di gununungan kursi
itu.
Dua temannya hanya memperhatikan sambil menggelengkan kepalanya pelan.
"Apa kamu habis di kejar setan, kenapa kamu telat." tanya Rosi heran karena tumben si gadis kusut ini telat masuk sekolah. Ngak biasanya Diandra telat datangnya.
"Ceritanya panjang nanti aku ceritakan di kantin saja." Diandra enggan bercerita jika ingat pria sombong itu, ingin rasanya Ia mencabik cabiknya hiiii.
___Di kantor
Pria sombong itu membuang kasar jasnya di lantai. Asisten iwan memungut jas mahal itu. "Sungguh seperti itukah orang kaya memperlakukan barang seenak jid*tnya.
Sesungguhnya Ia tidak tau di luar sana masih banyak orang miskin berjuang demi mendapatkan sesuap nasi." Batin iwan.
"Wan buang jas itu."
Pria itu sungguh sombong masa iya baru terkena tubuh Diandra jas semahal itu harus di buang, segitu baunya kah gadis itu.
"Baik Tuan." Asisten Iwan berjalan menuju sampah dan membuang jas mahal itu dengan gelengan kepalanya
Sungguh sangat di sayangkan jika jas semahal itu harus di buang begitu saja.
"Tuan nanti ada meeting jam 10.00." Asisten Iwan hanya sekedar mengingtkan.
"Ada apa dengan dia kelihatannya sangat marah. Siapa yg berani membuatnya naik darah seperti itu?"Batinnya.
Pria itu enggan untuk berbicara, Ia hanya mengangguk tanpa bersuara. Rasa kesal masih berkecambuk di dalam hati.
"Sungguh sial aku hari ini, beraninya cewek bau itu memakiku. Semoga saja aku tidak pernah bertemu dengannya lagi, sialll." ucapnya dalam dalam hati.
___Di kantin sekolah
Jam istirahat Diandra, Jaka dan Risi sedang menikmati makanannya. Diandra makan dengan sangat rakus karena tadi pagi Ia tak sempat makan.
"Ndra apa yg terjadi padamu, kenapa kau makan serakus ini, trus tadi pagi kenapa kamu telat."Cecar Rosi penasaran.
"Tadi pagi aku nabrak orang."jawaban diandra membuat Jaka dan Rosi terpereangah tak percaya.
"Apa nabrak orang, apa dia mati." Jaka bertanya dengan nada tinggi karena terkejut.
"Hee... aku ini pejalan kaki mana ada orang ketabrak badan kurusku ini langsung mati." Diandra menceritakan kejadian tadi pagi muali dari awal hingga akhir tanpa ada yg terlewatkan.
Mereka berdua tertawa renyah ketika mendengar Diandra merayu petugas sekolah tadi.
"Hahaha.... sumpah bikin ngakak, cowok seganteng itu kamu bilang kakek. Sungguh tega kau, Ndra." Rosi dan Jaka membayangkan ekspresi pria sombong dan kedua petugas itu, sungguh tak bisa di bayangkan hahaha.
Bel berbunyi tanda jam istiraht selesei.
Jam kedua ini para Guru ada rapat jadi semua murid bersorak gembira karena pihak sekolah memulangkan mereka lebih awal. Itu adalah kegembiraan tersendiri bagi semua murid saat jam kosong.
Diandra berjalan santai menyusuri trotoar, terik matahari sungguh menyengat kulit, butiran keringat jatuh bergantian membasahi tubuhnya. Ramenya kendaraan membuat suasana semakin panas.
Kini Diandra menghentikan langkahnya dan duduk di bawah pohon rindang yg ada di taman itu. Pohon itu seolah menjadi tempatnya bersandar ketika dirinya sedang di landa kesedihan.
Kriing...
suara hp diandra berdering.
"iya hallo,ada apa??
"Aku mau shoping jadi jangan kasih tau Ayah kalau hari ini ada jam kosong. Jika kau berani ngomong akan ku robek mul*tmu." Ketus Susana.
Suara itu terdengar sadis, tak disangka gadis secantik dia sangatlah galak. Kakak yg aneh tidak pernah sedikitpun Ia berbicara lembut pada adiknya sendiri.
Diandra menikmati semilirnya angin yg menerpa wajahnya. Ia sandarkan tubuhnya di pohon sembari mengikuti alunan lagu yang ia mutar lewat hpnya.
"Siang Nona." Sapa Tuan tampan itu. Suara itu membuat Diandra terbangun dari lamunannya. Dia begitu bahagia melihat teman tampannya duduk di sampingnya, namun kini wajahnya agak berbeda pria itu kelihatan pucat dan lesu.
"Siang kak, apa kakak sakit kom wajah kakak pucat." Sungguh tak disangka pangeran tampan ini berada di sampingnya. Meskipun wajahnya pucat tapi Dia masih kelihatan tampan.
"Aku sehat kok, mungkin karena kecapean saja jadi aku terlihat kurang sehat."Pria itu berucap sangat lembut membuat hingga suasana hati Diandra meleleh. hehehe....
"Kakak kenapa di sini??tanya Diandra.
"Hanya ingin menyapamu saja."jawab Raffa singkat
"Astaga,,ingin menyapaku. Sungguh mimpikah aku atau nyata hehehe." Batinnya tersenyum girang.
"Oh.. ya kak, apa kakak sudah bertemu gadis sederhana itu?" Diandra sangat penasaran dengan gadis itu.
"Semoga tuhan menyisakan satu orang tampan dan baik seperti pangeran ini untukku." Ucapnya dalam hati.
"Iya aku sudah bertemu dengannya. Hampir setiap pagi aku melihat semangat dan wajah cantiknya. Dia sangat sederhana tapi Dia begitu istimewa di mataku." Raffa begitu mengagumi gadis itu.
"Benarkah? Kenapa kakak tidak menikahinya saja, kelihatannya kakak menyukainya?"Pertanyaan Diandra membuatnya Raffa ketawa kecil.
"Menikah,,, pasti aku akan menikahinya namun belum waktunya. Aku masih menunggu dia lulus sekolah dulu." Raffa mulai menceritakan ciri ciri gadis itu dengan semangat.
Diandra mulai berfikir siapa gadis yg beruntung itu.
"Kenapa ciri cirinya seperti aku, masak iya aku. Ah,,, ngak mungkin mana ada orang setampan dan semapan dia mau dengan si bau dan kusut seperti aku. Apa lagi aku hanya gadis miskin, kau jangan bermimpi diandra, sadarlah dan bangunlah dari tidurmu." Batinnya
"Tuan kita harus segera menemuinya karena Beliau sudah menunggu " Suara Asisten An membuyarkan lamunan Diandara.
Raffa mengangguk paham.
dua orang ini sungguh ajaib, hanya dengan bahasa tubuh dan kata kata tidak jelas pun mereka saling paham sungguh ajaib bukan.
"Aku harus pergi, semoga lain kali kita bertemu lagi." Raffa berdiri dan mengelus rambut Diandra pelan.
Diandra membalas dengan senyuman bahagia.
"Alangkah bahagianya aku bisa bertemu dengan orang sebaik dia. Belaiannya sungguh membuatku salah tinggkah, semoga kau panjang umur agar kita bisa berjumpa lagi."
Raffa pergi meninggalkan Diandra, sedangkan Diandra masih enggan pulang kerumah. Dia lebih memilih menikmati suasana siang hari di dekat taman dari pada harus bertemu singa kelaparan (Ayahnya). Dia bermaksud langsung ke Restoran di tempatnya bekerja tanpa mampir ke rumah dahulu.
Sekitar setengah satu siang Diandra bangun dari duduknya dan mulai melangkahkan kakinya menuju tempatnya mencari nafkah.
Sesampai di Restoran Diandra berganti pakaian seragam ala pelayan, hee ya emang dia pelayan Restoran.
"Ndra tolong kamu antarin makanan ni ke meja no 45." Perintah seseorang kepala pelayan itu ke Diandra.
"Iya kak." Diandra mengambil nampan yg berisikan beberapa makanan.sungguh nikmatnya makanan ini,pasti dia sangat kaya,inikan makanan mahal,mungkin gajiku sebulan baru bisa beli ini hee.itulah kebiasaan diandra suka berbicara sendiri.
tiba tiba ada anak kecil berlari dan menabrak diandra.
Bruaakk..
Nampan yang berisi makanan itu terjatuh dan menimpa pria yang duduk tepat di depan Diandra.
_____
kira kira siapa ya pria itu???
🙏🙏🙏🙏🙏🙏
terimakasih kawan sudah mau mampir ke novel aku semoga kalian suka.
jangan lupa mampir ke novel aku yg berjudul
"tujuan hidup ya.
salam hangat dari saya dwi rinawati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Marlein Sulistyo Maukar
yan sombong itu pasti....
2020-10-22
0
Nida Saragih
pria galak itu
2020-09-15
0
Bundanya Naz
yaaa sial ketemu lg si pria galak 😁
2020-08-31
0