Bahagia berujung sedih

Pagi yang sangat cerah sinar mentari yang hangat menyentuh kulit ku. Suara kicauan burung berirama merdu seakan menari dan bernyanyi mengiringi pagi ku. ku buka mata dan hati untuk mengawali hari ku, semangat membara bergejolak di jiwa ini tanpa terbatasi.

Aroma kertas ujian tercium hingga rongga hidungku yg paling dalam. Hanya doa dan harapan yg ku panjatkan semoga Allah memberkahi dan meridhoi setiap langkah ku ini.

"Bu, hari ini aku ada ujian sekolah, doakan aku ya semoga aku bisa menjawab setiap lembar pertanyaannya nanti ." Ucapan Diandra membuat hati Ibu Laela tersentuh.

"Betapa semangatnya anak ku semoga kau selalu bahagia, maafkan aku yang hanya bisa membuatmu menderita." Batinnya.

Tidak terasa butiran kristal bening jatuh berceceran mengenangi pelupuk mata Ibu Laela.

"Iya Nak, Ibu selalu berdoa untuk mu semoga kamu sukses dan lulus ujiannya." Jawab Bu Laela lirih dan serak. Dia tidak sanggup menahan air matanya namun Ia berusaha menutupi kesedihannya di hadapan putrinya.

"Makanlah dulu biar kamu ada tenaga untuk mengerjakan soal ujiannya nanti." lanjutnya lagi.

"Iya Bu." Jawab Diandra.

Diandra segera menyantap sarapan pagi dengan lauk pauk yang enak hingga membuat lidahnya tidak berhenti mengunyah.

"Baru kali ini aku bisa makan seenak ini. Aku sengaja makan lebih awal supaya mereka tidak mengganggu ku, hahaha. Rasain kalian emang enak aku kerjain" ucap Diandra dalam hati.

Setelah makanan Diandra hanya tersisa sedikit, Ayah dan Susana barulah tiba di meja makan. Mereka sangat kesal saat melihat Diandra sudah ada di meja makan duluan. Apa lagi semua lauknya sudah pada mau habis karena kerakusan Diandra.

"Hei kamu..kenapa makan duluan, bukankah sudah jelas peraturan di rumah ini jika kamu harus makan setelah kita selesei makan." Ujar Susana kesal bukan kepalang. Ia menatap Diandra dengan tatapan sinisnya.

Diandra hanya menatap cuek dan tidak perduli. Diandra tetap mengunyah makanannya yg tinggal sesendok itu dengan santai.

"Kamu dasar anak sial, siang dan malam nanti kamu ngak boleh makan lagi karena kamu sudah melanggar peraturan dari saya." Tambah Ayahnya sembari mengarahkan telunjuknya ke wajah Diandra.

Diandra tetap diam tidak menggubris ocehan mereka. Mengambil segelas air putih dan meneguknya pelan tanpa ada rasa bersalah.

"sudah terlalu biasa mereka menghukum ku seperti itu. Aku tidak perduli dengan ancaman mereka, bodo amet, amet aja ngak bodo." Jawab Diandra dalam hati dan terperanjak dari duduknya lalu pergi meninggalkan mereka cuek bebek.

"Bu,, alkhamdulilah aku sudah kenyang. Terima kasih ibu sudah memberi ku makanan selezat ini." Ucap Diandra sembari melirik kearah Susana dan Ayah Hardian sinis.

"Iya Nak, pergilah semoga lancar ujian mu dan hati-hati di jalan." Sahut Bu Laela. Diandra mencium punggung tangan Ibu Laela sebelum berangkat ke sekolah.

Susana dan Ayah merasa geram dan kesal di buatnya.

"Sialan anak ini sudah berani membantahku." gerutu Susana dalam hati.

"Awas aku akan menghukum mu jika kamu berani menyakiti putri kesayangan ku, dasar anak sialan ." Ucap ayah dalam hati.

Diandra sengaja tidak menggubris ocehan mereka. Dia tidak ingin merusak suasana hatinya yg kini telah telah bersemangat demi menghadapi ujiannya nanti. Tidak ingin ambil pusing hanya karena masalah sepele. Yang Dia pikirkan hanya bagaimana caranya supaya Ia bisa lulus ujian nanti.

Diandra berjalan menyusuri paping trotoar dengan senyuman penuh semangat. Semangat pagi begitu bergejolak di dalam jiwanya hingga Ia tidak ingin memikirkan hal apapun selain kertas ujian.

Di tengah perjalanan Diandra melihat mobil mentereng berwarna biru berhenti di sampingnya.

Dia sempat menoleh dan tersenyum tipis saat kaca cendela mobil itu terbuka sedikit.

"Pagi teman! Ayoo naik biar aku antar kamu sampek sekolahan." Ucap pria tampan itu dari dalam mobilnya.

Tanpa pikir panjang Diandra segera masuk ke dalam mobil mewah itu.

Sungguh tidak bisa di percaya jika pangeran datang selalu tepat pada waktunya. Senyuman mengembang tampak jelas di wajah cantiknya.

"Pagi kak, apa kakak sering lewat sini?" Tanya Diandra penasaran. Sesungguhnya Dia ragu bertanya seperti itu tapi rasa penasaran tidak mampu membuatnya tutup mulut.

"Iya hampir tiap hari aku lewat sini. Bukankah hari ini kamu ada ujian sekolah?" Tanya Raffa santai.

"Iya benar hari ini aku ada ujia. Tunggu,,, Kakak kok tau, jangan- jangan kakak seorang detektif ya atau punya indra ke enam sampai tau kalau hari ini aku ada ujian ?" Diandra hanya sekedar menebak dan membuat Raffa ketawa renyah.

"Haha... bisa saja kamu ini, mungkin bisa di bilang aku adalah bodyguard mu, ya itu lebih tepatnya !" jawab Raffa terkekeh.

"Benarkah? Terima kasih kakak bodyguard, kamu telah sukses dengan tugasmu membohongi ku, hehe." Diandra dan Raffa kembali tertawa. Mereka terlihat akrab seperti sudah lama saling kenal .

Diandra yang ramah dan Raffa yang humoris sangat cocok jika kelak mereka berjodoh.

Asisten An melihat dari spion depan ikut tersenyum melihat mereka berdua saling bercanda.

"Semoga Tuan selalu bahagia dengan kehadiran gadis ini. Aku berharap semoga gadis ini mampu menjadi pengobat penyakit yg di derita Tuan saat ini ." ucap An lirih

"Kak aku berhenti di depan ya?" Ucap Diandra memberitahu Asisten An.

Asisten An menganguk dan menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang sekolah.

"Terima kasih Kak An." Ucap Diandra sebelum turun dari dalam mobil.

"Sama sama Nona, semoga ujiannya lancar dan sukses ya." Jawab An memberi semangat Diandra.

Diandra hanya mengangguk dan tersenyum.

"Kakak bodyguard, terima kasih atas tumpangannya." Ucap Diandra renyah.

"He'em, masuklah dan semoga lancar ujianya. Kamu harus tetap semangat, ok." Jawab Raffa .

Mengelus rambut dan mencium kening Diandra lembut.

Wajah Diandra berubah memerah menahan malu.

Diandra hanya menunduk malu sembari manggut manggut tidak berani mengangkat wajahnya.

"Astaga..dia menciumku. Sungguh aku tidak mimpikan, Ya Allah ini sungguh hari keberuntunganku karena bisa bertemu pangeran apalagi dia tadi menciumku.

kenapa jantung dan hatiku terasa ingin copot seperi ini. Bukannya ini sebuah ciuman biasa sebagai adik dan kakaknya. Entahlah bodo amet yg jelas saat ini aku sangat bahagia." Batinnya.

Diandra turun dan masuk gerbang dengan hati yang sangat bahagia seperti ketiban durian runtuh. Dia terus memegang keningnya dan mengelusnya pelan.

"Masih terasa hangat bekas bibirnya. Aku tidak akan membasuh muka ku sampek nanti malam biar aku bisa bermimpi bertemu pangeran itu lagi hahaha.."

Diandra terus melangkahkan kakinya menuju kelas. Tidak perduli apa kata mereka, tidak perlu mendengarkan ocehan mereka yg tidak penting itu.

"Aku hanya punya dua tangan, tidak mungkin aku menutup mulut mereka satu persatu.Yg bisa aku lakukan hanya cukup menutup kedua telingaku dengan kedua tanganku agar aku tidak bisa mendengar cemohan mereka."

Tatapan sinis para siawa tidak bisa menghentikan langkahnya. Dia tidak ingin merusak suasana hatinya hanya dengan menghajar mereka satu persatu bukan.

"Dasar cwek miskin, bisa bisanya menggait om-om kaya raya." Ucap Lala

"Mungkin aja itu om-om yang Dia ploroti." Sahut teman laennya.

Masih banyak lagi ocehan mereka yg membuat telinga Diandra terasa panas, namun Diandra sudah terbiasa dengan kata kata pedas itu dan dia sudah kebal karena itu makannya setiap hari.

Jangankan orang laen Kakak dan Ayah nya saja hampir tiap hari menghakimi Diandra.

Diandra masuk kelas dan duduk di bangku sesuai nomer urut yg telah Ia peroleh.

"Pagi Rosi, pagi jaka?" Sapa Diandra renyah.

"Pagi Dra." Jawab mereka barengan.

"Dra, tadi kamu di antar siapa kok anak-anak pada ngomongin kamu?" Tanya rosi kepo.

"Pangeran impian ku." Jawab Diandra kepedean.

"Benarkah." Jaka dan rosi tidak percaya begitu saja mereka malah tertawa kenceng setelah mendengar ucapan Diandra.

"Bruakk.."

Tiba tiba seseorang mengacaukan semuanya dengan mendobrak meja. Tawa mereka sirna begitu saja namun Diandra tidak begitu perduli dengan ocehan gadis gk waras itu.

"He..bau, awas jika kamu berani macam macam padaku. Aku akan menghukummu nanti." Ancam gadis itu garang.

Diandra cuek dan hanya diam tidak perduli dengan ancamannya.

"Sialan beraninya dia membentakku di depan anak banyak. Ingin rasanya aku menjambaknya, tenang Dra kamu sudah janji ngak akan kepancing ocehannya kan, jadi lebih baik kamu diam dan tenang saja." Batinnya menenangkan hatinya sendiri.

Sungguh kejam tidak bisakah sehari saja tidak mengangguku? Apa salah dan dosa ku hingga kalian tega menyakitiku. hanya harapan kecil yg ku inginkan, oh Tuhan izikankanlah aku bahagia walau hanya sehari saja. Jangan biarkan para pengganggu ini menyerbu ku kaya gini.

💓💓💓

Terima kasih Kak sudah mau mampir ke novel aku, semoga kalian suka.

jangan lupa like, komen dan tulis sarannya ya kak.

jangan lupa mampir ke novel aku yg berjudul

*Tujuan hidup*. &

*Roda kehidupan*

Terpopuler

Comments

Marlein Sulistyo Maukar

Marlein Sulistyo Maukar

lanjutt.

2020-10-22

0

Naoki Miki

Naoki Miki

haii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss bacaa jan lupa tingglkan jejaakk🤗
tkn prfil q aja yaa😍
vielen danke😘

2020-10-18

0

Ida Yakoub

Ida Yakoub

ceritanya seru aku like. jangan lupa dukung ceritaku :SINGLE PARENT tamat hanya 31 episode kok. like, komen dan vote ya. terima kasih.

2020-09-07

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 berteman
3 bertemu lagi part 1
4 bertemu lagi part 2
5 Bahagia berujung sedih
6 Heran
7 7.makan bareng
8 8.Menikah
9 9.Pindah rumah
10 10.Berkunjung ke Mertua.
11 11.Cemburu
12 12. Kafka lepas kendali
13 13.kafka sakit
14 14.kafka gila
15 15.Sarapan Bareng
16 16.Ulah Vera Dan Cici
17 17.mantan raffa kembali
18 18.mantan raffa kembali 2
19 19.Raffa pergi meninggalkan Diandra
20 20.Pertemuan yg menyakitkan
21 21.Kejutan 1
22 22. kejutan 2
23 23.Cemburu
24 24.rosi jatuh cinta.
25 25.rosi dan kafka
26 26.rahasia raffa terbongkar
27 27.raffa marah
28 28.raffa hengkang dari pekerjaanya.
29 29.kesedihan raffa
30 30.sosis bakar
31 31.penyesalan dan air mata
32 32.putus kuliah demi raffa (1)
33 33. putus kuliah demi Raffa (2)
34 34.Raffa pingsan
35 35. Pesan Terakhir Raffa
36 36.surat wasiat.
37 37.Rosi kecewa
38 38. kafka sakit perut
39 39.pertengkaran Rosi dan Diandra
40 40.Diandra merasa malu
41 41.keputusan terakhir kafka.
42 42. pernikahan 1
43 43. Pernikahan 2
44 44. Rosi dan Egi
45 45. Malam pertama ala Diandra.
46 46..Diandra sakit.
47 47. Cinta Kafka
48 48. Akhirnya Cinta
49 49.Nasib sial menimpa Vera
50 50. Pertemuan yg menyakitkan
51 51.Vera kena apes
52 52. Maaf
53 53. Malam Pertama.
54 54. Cemburu
55 55. Jebakkan.
56 56.Kehadiran Lusi.
57 57. Tabrakan Maut.
58 58. Diandra Terjebak.
59 59. mengenaskan
60 60. Keguguran
61 61.Baikan.
62 62. Hilang Ingatan
63 63. pulang
64 64. Masa lalu.
65 65. Kedatangan Rosi
66 66. Makan Bakso
67 67. Bohong
68 68. Pernikahan Rosi
69 69. seperti malam pertama
70 70. Rujak pedas
71 71. Buah Asam
72 72. mual
73 73. Hasil Tes
74 74. kunjungan Susana
75 75. Pelukan
76 76. Rujak bikinan Ibu.
77 77. Salah paham
78 78. Maaf
79 79. Perjodohan Vera dan Denis.
80 80. Menyerah
81 81. kejutan
82 82 Lamaran.
83 83 . Final
84 84. Episode terakhir
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Awal
2
berteman
3
bertemu lagi part 1
4
bertemu lagi part 2
5
Bahagia berujung sedih
6
Heran
7
7.makan bareng
8
8.Menikah
9
9.Pindah rumah
10
10.Berkunjung ke Mertua.
11
11.Cemburu
12
12. Kafka lepas kendali
13
13.kafka sakit
14
14.kafka gila
15
15.Sarapan Bareng
16
16.Ulah Vera Dan Cici
17
17.mantan raffa kembali
18
18.mantan raffa kembali 2
19
19.Raffa pergi meninggalkan Diandra
20
20.Pertemuan yg menyakitkan
21
21.Kejutan 1
22
22. kejutan 2
23
23.Cemburu
24
24.rosi jatuh cinta.
25
25.rosi dan kafka
26
26.rahasia raffa terbongkar
27
27.raffa marah
28
28.raffa hengkang dari pekerjaanya.
29
29.kesedihan raffa
30
30.sosis bakar
31
31.penyesalan dan air mata
32
32.putus kuliah demi raffa (1)
33
33. putus kuliah demi Raffa (2)
34
34.Raffa pingsan
35
35. Pesan Terakhir Raffa
36
36.surat wasiat.
37
37.Rosi kecewa
38
38. kafka sakit perut
39
39.pertengkaran Rosi dan Diandra
40
40.Diandra merasa malu
41
41.keputusan terakhir kafka.
42
42. pernikahan 1
43
43. Pernikahan 2
44
44. Rosi dan Egi
45
45. Malam pertama ala Diandra.
46
46..Diandra sakit.
47
47. Cinta Kafka
48
48. Akhirnya Cinta
49
49.Nasib sial menimpa Vera
50
50. Pertemuan yg menyakitkan
51
51.Vera kena apes
52
52. Maaf
53
53. Malam Pertama.
54
54. Cemburu
55
55. Jebakkan.
56
56.Kehadiran Lusi.
57
57. Tabrakan Maut.
58
58. Diandra Terjebak.
59
59. mengenaskan
60
60. Keguguran
61
61.Baikan.
62
62. Hilang Ingatan
63
63. pulang
64
64. Masa lalu.
65
65. Kedatangan Rosi
66
66. Makan Bakso
67
67. Bohong
68
68. Pernikahan Rosi
69
69. seperti malam pertama
70
70. Rujak pedas
71
71. Buah Asam
72
72. mual
73
73. Hasil Tes
74
74. kunjungan Susana
75
75. Pelukan
76
76. Rujak bikinan Ibu.
77
77. Salah paham
78
78. Maaf
79
79. Perjodohan Vera dan Denis.
80
80. Menyerah
81
81. kejutan
82
82 Lamaran.
83
83 . Final
84
84. Episode terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!