Siang ini sungguh hari keberuntungan Diandra, bisa bertemu dengan pria tampan itu lagi. Setelah bertahun tahun lamanya baru kali ini ada pria yang mau mengajaknya berbicara. Dunia terasa indah jika semua pria mempunyai sifat sepertinya. Hidup terasa sempurna jika suatu hari nanti aku memiliki kekasih sepertinya.
"Siapa gadis beruntung itu, pasti dia cantik dan kaya, sehingga membuatmu terpesona." Diandra bertanya, merasa penasaran dengan gadis itu.
"Oh..sungguh beruntungnya gadis itu,ada pria baik mendambakannya.
uuh...Diandra bangunlah dari mimpimu jangan iri padanya. Sudah nasibmu jadi gadis bau dan kusut, mana ada pria yg mau mendambakanmu, kucing saja enggan melihatmu hahaha." Batinnya.
"Hehehe dia cantik dan dia gadis sederhana. Dia sangat berbeda dengan gadis lainnya, Ia baik dan sanagat lembut." Tutur Raffa lembut dan menghayati, seolah gadis ini sungguh spesial di matanya. Cantik bukan di nilai dari parasnya, cantik itu di nilai dari kebaikan dan ketulusan hatinya, itu menurut pendapat Raffa.
Diandra mengangguk tersenyum.
"Sungguh wanita itu sangat beruntung.tak sepertiku.
mungkin aku hanya setetes embun di pagi hari dan akan hilang di siang hari."
pikirnya dalam hati.
"semoga kakak beruntung dan bisa berjodoh dengannya. Semangat kakak." Diandra mengucapkan penuh nada dan irama yg mengelegar.
"Hehehe kau gadis pintar, doamu pasti di dengar Allah. Oh ya, bisakah mulai hari ini kita berteman??" Raffa mengacungkan jari kelingkingnya sebagia tanda persahabatan.
"Tentu saja kita teman." Diandra membalas dan menempelkan jari kelikingnya sebagai tanda persahabtan di terima.
Terima kasih Tuhan sudah kau kirimkan Pria ini untuk jadi sahabat ku, semoga persahabatan ini akan abadi.
"Kak aku harus pulang, jika aku telat Ayah pasti akan memarahiku. Maaf kak aku duluan ya." Diandra beranjak dari tempat duduknya dan berlari kecil meninggalkan Raffa.
"He'em hati hati, semoga kita bisa bertemu lagi." Raffa berbicara agak keras,
kuharap ini bukan pertemun pertama dan terakhir.
tuhan izinkan aku hidup lebih lama lagi, agar aku bisa hidup dengan gadis itu.
"Ok..." Diandra berterik dan berlari, berharap laki laki tua itu belum sampai di rumah.
habislah aku jika dia tau aku belum pulang. Tak bisakah aku hidup sehari tanpanya. Dia a
Ayahku tapi terasa seperti monster bagiku, sungguh kejam dia padaku.
"An.. Tolong cari tau tentang gadis itu lebih jelas,.aku ingin tau jatinya dan usahakan secepatnya." Raffa memperintahkan asisten An untuk segera mencari tau tentang jati diri gadis sederhana itu. Geram rasanya melihat Ayahnya yg kejam dan tak punya hati terhadap gadis itu.
Sungguh bi*dap laki laki tua itu ingin rasanya aku menghukumnya.
"Baik Tuan, akan ku laksankan. Hari sudah siang mari saya antar pulang."
Raffa mengangguk dan melangkah masuk ke dalam mobil.
Asisten An begitu menyayangi Tuannya bukan karena di byar tapi Tuannya sungguh laki laki yang patut untuk di sayangi karena Ia berhati lembut dan baik.
______
Diandra lari dan terus berlari, keringatnya jatuh bercucuran. Berhenti di depan pintu menata nafasnya yg tak beraturan. Berharap laki laki itu tak akan bersuara. Ocehannya membuat telinga terasa terbakar dan sikapnya membuat hati terluka.
Pelan tapi pasti, Diandra membuka pintu, menoleh kekanan dan kekiri berharap todak ada yang tau akan kedatangganya.
Satu langkah, dua langkah,,, Astaga suara itu mulai membakar telingaku.
"Dari mana kamu jam segini baru pulang
Apa kamu siwer, Ibumu banyak jahitan bukannya bantuin malah keluyuran. Cepat bantu ibumu atau kamu ngak akan dapat makan hari ini." ucapan ayahnya sungguh kejam dan membuat hatinya terluka.
Tak perduli dengan alasan putrinya, dia bukan robot, yang seenak jid*tnya di suruh suruh, dia adalah putrimu kenapa kau memperlakukannya selayaknya budakmu.
Ayah macam apa kau ini,,sungguh biad*p perlakuaanmu.
"Iya Yah," Diandra berlari kekamar dan berganti pakaian, selesei berganti Diandra melangkah menuju meja makan Ia membuka tudung saji berharap ada makanan yg bisa Ia makan.
"Astaga...kenapa dia tak menyisakan lauk untukku, apa aku harus makan nasi dengan garam lagi. Sungguh sial hidupku kenapa Ia tega lakukan itu padaku Sungguh kejam." Diandra sungguh ingin marah dan mencabik cabiknya tapi apalah daya dia yang kuat dan dialah yang berkuasaa di rumah ini.
Selesei makan Diandra menuju mesin jahit dan mulai menggenjot mesin jahitnya.
Sesungguhnya ia sangat lelah namun melihat Ibunya tiap hari kerja keras, rasa lelah itu Ia kubur dalam-dalam.
"Ndra, gimana lauknya enakkan? Tadi ibu sengaja memasak makanan kesukaan mu??"
Ibu laela bertanya berharap Diandra akan suka sama masakannya.
"Enak kok Bu,.sangat enak kok ." Diandra terpaksa berbohong karena tak ingin membuat ibunya bersedih. Sesungguhnya Ia tadi hanya makan nasi sama garam saja bukan sama lauk yg di masak Ibunya.
Maafkan aku Tuhan, tiap hari aku membohonginya ibu ku, jangan hukum aku lebih dari ini tapi hukumlah Ayahku yg telah membuat ku seperti ini.
Diandra menjahit hingga larut malam. Ia tidak tega melihat ibunya bekerja sendirian. Sedangkan Susana dan Ayahnya sudah terlelap, mungkin kini mereka sudah bermimpi bertemu setan, tapi entah setan apa yang merasukinya hingga ia mempunyai sifat yang kejam dan tak punya rasa prikemanusian seperti itu.
____pagi hari
Diandra berangkat ke sekolah dengan terburu buru. Di tengah perjalanan Ia menabrak seseorang.
"bruuuk."
Diandra jatuh di atas tubuh pria tampan itu.
"Ma..maaf Tuan aku tidak sengaja." Diandra bangun dan memohom maaf, berharap dia memaafkannya.
"Sial kenapa aku ceroboh, Tuhan cobaan apa lagi ini." Batinnya.
"Hee...Nona, kalau jalan pakek mata jangan pakek dengkul." Pria itu marah tak jelas.
"dasar gadis bod*h beraninya kamu membuat baju ku kotor." Makinya kesal.
"Maaf Tuan, bukankah saya sudah minta maaf, lalu kenapa cuma masalah sepele seperti ini kau besar besarkan."
"Dasar Pria tak punya ot*k, sombong, aku berharap tak akan bertemu lagi dengannya." batinnya.
"H,,,e apa kau bilang, kau pikir baju q ini murah dan siapa juga yg ingin bertemu lagi denganmu, aku berharap ini terakhir kalinya.
(pria itu pergi meninggalkan Diandra).
"Apa dia dengar ucapanku, apa dia punya indra ke enam kok tau pikiran ku??""
Dasar pria sombong, dia pikir dia itu siapa , Raja atau Presiden yang seenak jidatnya ngatain aku bo*oh. Raja dan Presiden aja baik dan tidak sombong seperti dia.
"Oh Tuhan kenapa hari hariku penuh dengan kata kata yang terdengar menyedihkan. Tidak bisakah kau kirimkan satu kata saja yg indah dan berirama merdu untuk aku dengar hari ini."
???????
siapakah kira kira pria yg di tabrak Diandra .
apa di pria yg di kirim untuk menjadi pendamping hidupnya atau kah dia pria yang akan menghancurkan hidupnya???
tunggu di episod selanjutnya.
🙏🙏🙏🙏
terimaksih kak udah mau baca karya aku.
jangan lupa mampir ke karya aku yang berjudul "tujuan hidup"
selesei membaca jangan lupa tinggalkan 👍like komen dan saran.
tekan tanda ❤️ dan kirim vote serta bintang 5 ya kak jika kalian suka ceritanay.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Suswarina
nyimak
2021-01-08
0
Arnafa Lifidy
km
2020-12-24
0
Marlein Sulistyo Maukar
lanjut thor
2020-10-22
0