“Beberapa hari ini, aku perhatikan kamu udah mulai berani deketin dua cowok, jadi aku harap kamu bisa tahu diri sebelum gue bertindak lebih jauh!"
Ve menoleh.
“Terserah kamu Sal, yang penting gue nggak merasa, titik!” seru Ve tidak mau kalah.
Dua gadis itu pun saling memancarkan aura permusuhan. Entah kenapa setiap Ve sekolah di tempat yang elite, hal seperti ini selalu ia temui. Tetapi bukan Ve namanya, kalau ia nggak berani buat melawan mereka.
"Dasar gadis kismin, sok cantik, berani Lu deketin Al, gue bikin Lu nggak betah tinggal di sini!"
"Lu kira, gue bakal diem begitu aja setelah dapat ancaman dari Lu, jangan panggil gue Ve, kalau Lu berhasil nindas gue!"
Begitulah arti tatapan dari kedua mata gadis remaja tadi. Tak lama kemudian akhirnya mereka kembali ke kelas karena bel masuk telah berbunyi.
Ternyata di kejauhan, Al sempat melihat hal tersebut, tetapi ia mengabaikannya. Bahkan Al lebih memilih untuk pergi, ketimbang menemui mereka.
Al selalu saja membiarkan Salsa bertindak semaunya. Tetapi bukan berarti ia suka atau setuju dengan sikap Salsa. Hanya saja ia sudah terlalu jengah akan tingkah Salsa yang berlebihan dan sok pamer itu.
Meski gadis biasa, tetapi wajah Veeya cantik dan manis, membuat ia populer seketika itu. Sayangnya, dia harus bertemu dengan calon ketua OSIS yang jutek dan dingin. Belum lagi ia harus berhadapan dengan Salsa and the gengs.
"Perasaan selalu begini deh."
"Yang kuat Ve, kamu yang kuat, pasti kamu bisa, semangat!" ucapnya menyemangati dirinya sendiri.
Baru saja ia hendak berbalik, ia sudah ketemu Kenzo.
"Hai cantik?" sapanya ramah.
"Ah, hai juga, Kak," ucap Ve sambil meringis.
"Eh, aku duluan Kak, ada kelas soalnya, yuk dadah babay."
"Eits, tunggu dulu dong, nanti pulang aku anter ya?" ucapnya sambil kedip-kedip.
"Idih salah minum obat apa ya, apa matanya kelilipan, sih!"
Ve terkesan melongo di depan Kenzo, tetapi sayangnya Ve tidak sadar akan hal itu. Kenzo pun melambai-lambaikan tangannya ke arah Ve.
"Astaga, malah melamun," batinnya sambil menggeleng.
Untung Ve fast respon, hanya dengan satu kali lambaikan tangan dari Kenzo, sudah berhasil menyadarkannya kembali.
"Eh iya kenapa tadi, Kak, maaf Ve nggak dengar?" kilahnya sambil meringis.
"Cantik, nanti pulang bareng ya, nggak pakai nolak, dan harus bilang iya!"
"Dih, maksa!" ucap Ve sembari mengerucutkan bibirnya ke depan.
Sukses, hal itu membuat Kenzo tersenyum bahagia.
"Pokoknya gue nggak nerima penolakan, yes!"
"Iya, iya, Kak. Dah, Ve mau ke kelas dulu, papayo."
"Papay manis."
🍃Beberapa saat kemudian.
Terdengar derap langkah kaki Pak Prapto dari lorong sekolah. Ia sedang menuju ke ruang kelasnya. Karena takut kena semprot, Ve segera pamit pada Kenzo.
"Kak, sorry, wali kelas gue dah datang, kaboorr ..."
Dengan secepat kilat, Ve sudah berlari menjauh dari Kenzo. Hingga akhirnya ia berhasil duduk di dekat Al. Sedetik kemudian Pak Prapto menyusul Ve masuk ke dalam kelas.
"Ehem-ehem ..."
Seperti biasanya, Pak Prapto akan berdehem sebelum berbicara.
"Kalau batuk di komik aja, Pak!" Seru anak-anak kelas satu A.
"Wuuu .... "
"Hust, nggak sopan!" Ucap Ve sambil memberikan kode pada siswa lain agar tidak berisik.
Sedangkan Al hanya sekilas melirik Ve. Lalu kembali fokus ke depan. Tak lama kemudian terdengar intruksi dari Wali Kelas mereka.
"ATTENTION PLEASE!"
Semua anak-anak kelas satu A seketika hening, pandangan mata mereka sudah terfokus pada Wali Kelas mereka.
"Anak-anak, hari ini kita pilih ketua kelas beserta jajarannya, oke!"
"Oke Pak."
"Yeaayy ... hore ...." seru anak-anak sangat bahagia.
"Oke, silahkan di pilih anak-anak yang sekiranya pantas dan bertanggung jawab jika menjadi pimpinan kalian."
"Siap, Pak!" jawab mereja dengan serentak.
Lalu anak-anak mulai memilih siapa kandidat yang cocok. Dari sekian nama, akhirnya terpilih empat orang kandidat yang paling berpontensi diantara siswa yang lainnya. Lalu salah satu dari mereka membawa nama-nama terpilih ke hadapan Pak Prapto.
"Ehem, ehem, baiklah sudah diputuskan untuk siapa saja kandidat yang terpilih. Untuk para kandidat yang terpilih, silahkan untuk langsung maju ke depan untuk voting!"
"Siap, Pak!"
"Oke kita mulai!"
"Kandidat pertama Alfarizi Hafidz S, silahkan maju ke depan!"
Dengan gaya cool-nya ia pun maju ke depan dan berdiri di depan papan tulis, sembari menatap ke arah teman-teman kelasnya. Kedua tangan Al sudah masuk ke dalam saku celananya. Hal itu sukses membuat aura ketampanannya semakin berlipat di mata Salsa.
"Kandidat kedua Salsabila Putri A, silakan maju ke depan!"
Kali ini sang primadona kelas pun maju, belum lagi ditambah oleh support teman satu geng-nya.
"Semangat Sal, lu pasti menang."
"Kandidat ketiga Veeya Nazia R, silakan maju ke depan!"
"Eh, kenapa dia juga terpilih," batin Salsa kesal.
Ternyata kehadiran Ve juga mampu menyihir sebagian teman-teman satu kelasnya. Ve tak kalah bersinar dengan Salsa, hingga ia juga terpilih sebagai salah satu kandidat calon pimpinan di kelas satu A.
"Nah, kandidat terahir, silakan maju ke depan, Revo Abian!"
Setelah ke empat kandidat maju ke depan. Kini giliran seluruh siswa memilih siapa yang pantas menjadi ketua kelas, wakil ketua kelas, sekretaris dan terahir posisi bendahara.
Ke-empat kandidat tersebut ternyata sama-sama memiliki pendukung. Hingga voting dimulai dengan cepat. Kini semua anak telah memegang salah satu nama dari kandidat yang dicalonkan. Mereka menulisnya di atas secarik kertas, kemudian digulung.
"Oke, waktu selesai dan silahkan bawa ke depan, kertas kalian!" Instruksi Pak Prapto.
"Tristan, Devan dan Tio maju ke depan untuk menghitung hasil voting!"
"Siap Pak!" ucap "Trio Gokil" beraksi.
Dengan secepat kilat, Trio Gokil berhasil menyelesaikan hasil voting. Mata mereka terkejut bukan main saat melihat hasil voting.
"Bagaimana, sudah bisa diumumkan?" tanya Pak Prapto kalem.
Mereka bertiga saling bertatapan.
"Woi! Tristan sudah belum woi!" Seru anak-anak tidak sabar.
"DIAM!"
Sebelum maju ke depan, Tristan menyugar rambutnya, dengan gaya cool-nya Tristan akhirnya maju ke hadapan wali kelasnya, lalu menyerahkan hasil voting.
"Wow, amazing," seru Pak Prapto dengan berbinar.
"Salsa dan Al tuh pasti yang menang."
"Yo-a, nggak ada yang lebih pantas kecuali mereka berdua."
"Ehem, ehem, oke hasilnya adalah ... deng ... deng ... deng ..."
Semua tampak interest dengan hasil yang akan dibacakan oleh Wali Kelasnya, dan akhirnya keputusan segera dibacakan.
"Selamat untuk ketua kelas kita Alfarizi Hafidz."
Hampir semua siswa memberikan aplaus untuk kemenangan Al sebagai ketua kelas 1A.
"Yeay, akhirnya, kamu memang terbaik Al!" seru anak-anak bersorak.
"Ehem, ehem, Bapak lanjutkan dulu ya, baru kalian boleh bersorak."
"Siap, Pak."
"Sementara itu, untuk posisi wakil ketua kelasnya bapak setuju banget nih, dan selamat untuk wakil ketua kelas kita Veeya Nazia Raya ...."
"Yeay," ucap Trio Gokil kompak.
"Ha-ah, nggak mungkin ini pasti salah," ucap Salsa nggak percaya.
Salsa maju ke depan wali kelasnya untuk mengambil kertas hasil voting tadi dan sialnya selisih hasil yang ia peroleh dengan Ve sangat jauh. Tak bisa menahan malu, ia pun berlari keluar kelas.
"Sa, Salsa, tungguin kita!"
"Dasar siswa nggak sopan!" gerutu Pak Prapto.
Sebelum pergi, salah satu anggota geng sempat menghardik Ve.
"Buat Lu Ve, jangan berpuas diri buat kemenangan Lu!"
"Wuuu ... gitu aja kaborr, ckck ...."
"Gak sopan!" gerutu Ve dalam hatinya.
Sedangkan untuk posisi sekretaris diraih Salsa dan bendahara diraih oleh Abian.
.
.
...Gimana, lanjut, nggak nih!...
...Kalau iya, jangan lupa dukungan 🌹 atau ☕, makasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Kepedean banget loe Sal...tau rasa loe banyak murid yg gak suka sama loe...
2022-06-15
0
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
rasain Lo kalah kan .. makanya jangan sombong wkwkwk
2022-02-28
1
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
selamat ve kamu memang pantas jd wakil ketua kelas,dan teman2pun tahu siapa yg yg layak diposiai itu...semangat ve,semangat juga buat authornya...
2022-02-19
0