MY KETOS VS SAHABAT MASA KECILKU
"Woi (minggir)! Halangin jalan aja!"
Suara klakson mobil dari gerbang sekolah mengejutkan Ve. Seorang gadis berkulit putih berteriak dari dalam mobilnya karena ada siswi lain dengan rambut lurus sebahu menghalangi jalan.
"Minggir nggak! Atau gue tabrak!" teriaknya sekali lagi.
"Iya-iya aku minggir," gerutu gadis berkulit kuning langsat dengan hidung mancung itu.
Ia memakai seragam putih abu-abu yang sama dengannya, bahkan dengan bet sekolah yang sama, bertuliskan "SMA TUNAS BANGSA"
Begitulah nama yang tersemat di bahu sebelah kanannya. Sebuah sekolah terfavorit dan populer di Ibu Kota.
“Yes, akhirnya aku bisa sekolah di sini,” gumam Ve senang setelah minggir dari jalan gerbang tadi.
Ve melangkah bahagia, ia segera berlari masuk dan membaurkan diri bersama siswa-siswa lainnya. Meski di dalam hati Ve, tetap menggerutu.
“Busyet, anak SMA berangkat sekolah aja diantar pakek mobil semua, mana mobilnya mewah-mewah,” batin Ve teriris ketika mendapati dirinya yang berbeda.
“Kuat-kuat, yang kuat, ya, Ve. Pasti lo bisa kek gitu.”
Tak mau berkecil hati, Ve tetap melangkahkan kakinya menuju ruang kelasnya. (Bagi Ve, tidak perlu menjadi seperti orang lain, selama ia mampu berdiri diatas kakinya sendiri.)
Karena asyik berjalan, tiba-tiba saja ia hampir (ditabrak) segerombolan anak gadis yang datang dari arah berlawanan.
Ve menoleh.
“Ganteng banget,” batinnya.
Karena Ve tidak minggir, tanpa bisa dihindari akhirnya ia ditabrak oleh sebagian remaja tadi.
Ve terjatuh. Mau tak mau ia pun jatuh terjungkal, untung saja kedua tangannya masih sempat menutupi segitiga bermuda miliknya. Kalau tidak bisa-bisa jadi santapan buaya di sekolah barunya.
“Asem! Asem bener deh, pagi-pagi dah diseruduk rombongan kambing aja!” umpatnya kesal.
Baru saja ia membersihkan sisa-sisa debu di roknya, ada tangan terulur padanya. Ve mendongak menatap lelaki di hadapannya, sejenak ia terpesona. Tak menyangka masih ada orang baik di sekolah ini. Kemudian ia meraih uluran tangan lelaki tampan itu, dan tersenyum.
"Terima kasih banyak, Kak," ucap Ve sopan sedikit menunduk.
“Hmm, sama-sama.”
Tanpa mau melihat Ve lagi, pemuda itu segera melangkahkan kaki pergi menuju kelasnya. Sebenarnya Ve ingin bertanya sesuatu padanya, tetapi sepertinya pemuda tadi sudah hilang dari pandangan dan menuju kelasnya.
"Hmm, untung ada cogan."
Tak mau bermonolog lebih lama akhirnya Ve kembali mencari kelasnya. Matanya menyisir ke kanan dan ke kiri sambil membaca papan nama yang menempel di setiap ruang kelas. Maklum saja saat ia dinyatakan lolos masuk sekolah, ia tidak bisa hadir karena neneknya sakit.
Ve bukan anak orang kaya, tetapi wajahnya cantik dan tubuhnya begitu proporsional, sehingga mampu menyihir mata para siswa laki-laki di sana.
Sayangnya, Ve adalah cewek tomboy yang sangat cuek terhadap lingkungan. Bahkan ia tergolong nekat tetapi mandiri.
Sekian lama mencari, akhirnya, kedua mata Ve terkunci pada sebuah kelas yang ramai, bahkan pintunya kelihatan penuh sesak disana. Ia pun melihat papan diatas pintu kelas tersebut.
“Kelas 1A, yes akhirnya ketemu,” ucapnya senang.
Ia pun segera berlari menuju kelas tersebut, lalu mulai mencari celah agar ia bisa masuk ke dalam sana.
“Bubar, bubar!” Terdengar instruksi lantang dari seorang guru yang tiba-tiba datang.
Akhirnya mau tak mau semua siswa segera membubarkan diri dan menuju kelas masing-masing.
Ve akhirnya mendapat angin segar karena kedatangan Guru tersebut bisa membantu ia masuk kelas. Sayangnya, tanpa permisi ia langsung nyelonong masuk ke dalam kelas.
“STOP!” ucap guru itu ketika melihat Ve masuk kelas.
Sorot mata guru tersebut seperti menelan**ngi tubuh Ve. Hingga Ve pun bergidik ngeri karenanya.
“Kamu siapa, kok, berani masuk kelas saya?” hardik sang Guru pada Ve.
Ve pun berbalik dan memberikan hormat pada gurunya terlebih dahulu.
“He he he, perkenalkan, saya Veeya Nazia Raya Pak, siswa kelas 1A.”
Kedua mata Bapak Guru tersebut berbinar senang untuk sesaat. Tapi entah sejak kapan sorot matanya sudah kembali normal seperti tidak terjadi apa-apa di sana.
"Kenalkan saya Pak Prapto, wali kelas 1A," ucapnya sambil mengulurkan tangan, sedangkan siswa di kelas sudah bersorak tidak karuan.
"Cie ... cie ... cie ...."
"Uwwu!"
"DIAM!" gertak Pak Prapto pada siswanya.
“Ah, iya ... kamu murid baru dengan nilai UN 58,6 itu, ya?”
Ve menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu mengangguk perlahan.
“I-iya, Pak, bagaimana Bapak bisa tahu?"
"Oh, ya, jelas, lah, wong saya gitu loh!" ucapnya bangga.
"Woi ... awas kemakan buaya!" seru anak-anak di kelas.
Tiba-tiba suasana kelas menjadi gaduh sejak kedatangan Ve. Apalagi melihat interaksi Ve dan Pak Prapto pagi itu.
"Ya ampun, kenapa nggak ngomong dari tadi, silakan duduk dimana kamu suka.”
“Terima kasih, Pak,” ucapnya sopan.
Ve mulai melihat seisi kelasnya. Hingga ahirnya sepasang mata Ve tertuju pada sebuah kursi kosong tepat di samping seorang siswa laki-laki. Tanpa menunggu lama, Ve segera menuju kursi kosong itu dan duduk disana.
"Misi, Mas, saya boleh, kan duduk di sini?" tanya Ve pada teman barunya.
Tiba-tiba saja siswi di belakangnya menggebrak mejanya. Sontak saja semua mata tertuju pada Ve dan gadis itu.
“Astaghfirullah, kenapa lagi si gadis itu?” tanya Ve dalam hatinya.
Tanpa sadar Salsa menggebrak meja, hal itu membuat perhatian seluruh anggota kelas tertuju padanya.
Pak Guru menurunkan kacamatanya.
“Ada apa Salsa?”
“Eh, tidak apa-apa, Pak, maaf tadi ada kecoa di meja saya, makanya saya geprek pakai buku,” ucapnya sambil meringis.
“Mana ada kecoa di kelas ini, sudah segera duduk kembali, pelajaran akan saya mulai segera, PAHAM!”
“Paham, Pak!” seru semua siswa.
Akhirnya Salsa kembali mendudukkan dirinya di kursi dengan hati yang masih tidak terima, karena ada siswa cewek yang berani duduk dengan pujaan hatinya.
“Beraninya dia duduk di dekat Al,” gumam Salsa yang sudah dibakar api cemburu.
"Sabar dulu Sal, nanti baru kita kerjain," ucap teman bangkunya.
Sementara itu Al masih cool bergeming. Kegiatan belajar pagi itu pun akhirnya dimulai. Padahal hari itu hanya perkenalan dan pembagian jadwal sekolah, tetapi sudah membuat Salsa dan gengnya sudah tidak betah.
Bel bunyi istirahat sudah berbunyi.
Semua siswa berhambur keluar kelas kecuali Ve, Al dan geng Salsa saja.
“Gimana kalau pas OSPEK besok, kita mulai kerjain tuh gadis,” tunjuk Salsa pada Ve yang masih betah duduk di kursinya.
"Boleh, ide yang bagus."
Ve memang masih duduk anteng di kursinya. Ia tak biasa pergi ke kantin. Ia sudah terbiasa membawa bekal dari rumah, dan akan memakannya saat istirahat tiba.
“Kenapa masih duduk di sini? Demen deket dengan saya, ya?” tanya Al masih dengan hawa dinginnya.
“Astaga, nih, cowok pede amat sih, makannya apaan coba? Sok kegantengan gitu,” caci Ve dalam hatinya.
Akan tetapi ia tidak mengutarakan isi hatinya, maklum masih jaga image. Sebenarnya Ve adalah gadis bar-bar, hanya saja sikapnya akan muncul di waktu dan tempat yang tepat.
“Maaf, Kak, saya tidak biasa pergi ke kantin, karena saya bukan orang kaya, jadi saya membawa bekal sendiri dari rumah.”
“Owh ....”
“Kakak mau cobain bekal punya saya, mungkin?”
Meski Ve enggan tetapi ia tetap menawari teman sebangkunya.
"Padahal enak, loh, Kak, serius," ucap Ve dengan wajah imut.
"Serius, emang muka saya becanda, ya!" gertak Al tidak suka.
"Slow, Men, gitu aja ngegas!"
.
.
...🌹Bersambung🌹...
...Alhamdulillah gak menyangka ahirnya karya ke sembilan meluncur sudah, semoga tidak bosan dengan karya milik Fany ya kak, semoga masih setia membaca kisah-kisah cinta remaja versi Fany.. semoga suka🙏🙏🙏...
...JANGAN LUPA LIKE, dan FAVORIT ya kak, makasih 🙏🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Mampir thor🙋🙋🙋
2022-06-15
1
bundA&M
aku suka nih karakter ve
2022-03-12
0
bundA&M
baru mampir di sini
2022-03-12
0