“Taruh tas dan topi kalian di pinggir lapangan! Segera bergabung dengan teman-teman kalian untuk ikut OSPEK!”
“Ba-baik, Pak.”
“Tuh, 'kan, kita nggak dihukum,” bisik Kenzo tepat di telinga Ve.
Ve hanya mengangguk lalu mengikuti langkah Kenzo yang sudah lebih dulu bergabung dengan siswa lain.
"Semoga aja nggak di hukum, tapi feeling gue mengatakan hal lain, astaga! Amit-amit, deh."
Tak mau kena semprot dua kali, Ve bergegas bergabung dengan barisan teman satu kelasnya. Jangan ditanya tatapan Al terhadapnya, sebuah tatapan yang sulit diartikan tetapi berhasil membuat Salsa marah.
Lalu mereka berdua segera bergabung dengan barisan siswa-siswi yang ikut upacara pembukaan OSPEK. Tiga puluh menit kemudian, akhirnya upacara selesai. Semua siswa dibagi menjadi empat grup. Siswa laki-laki terpisah dengan siswa perempuan.
Di hari pertama OSPEK, Pak Prapto memberi tugas pada semua siswa untuk membuat sebuah prakarya yang terbuat dari barang bekas. Entah itu botol bekas ataupun plastik bekas snack.
"Ada yang ditanyakan? Semuanya sudah jelas, bukan?"
"Sudah, Pak!"
"Oke, kalau begitu, besok pagi karya tersebut harus dikumpulkan, mengerti!"
"Mengerti, Pak."
"Bubar jalan, GRAKK!"
Setelah latihan baris berbaris selesai, semua siswa segera berganti baju dan kembali ke kelas masing-masing.
Tepat pukul sembilan pagi, para siswa sudah masuk kelas untuk mengikuti pelajaran seperti biasa. Akan tetapi tidak untuk Ve dan Kenzo, yang mendapat hukuman berdiri di bawah tiang bendera selama jam istirahat.
"STOP! Kalian mau kemana?"
Sontak saja Kenzo dan Ve terdiam di tempat. Mereka pun menoleh.
"Selama jam istirahat, kalian berdua saya hukum untuk memberi hormat pada Sang Merah Putih!"
"Tuh, kan bener," batin Ve.
"Siap, Pak, laksanakan!"
Dengan sigap, mereka berdua segera berdiri di depan tiang bendera di tengah lapangan itu. Tak lupa dengan sikap sempurna. Salah satu tangan mereka kompak memberi hormat ke arah Bendera Merah Putih.
Tentu saja hal itu semakin membuat Kenzo dekat dengan Ve.
“Huu ... baru dua hari masuk sekolah, udah dapat hukuman!” Seru siswa lain yang melihat Ve dan Kenzo dihukum.
“Yang satu cantik, yang satu ganteng, kayaknya cocok tuh!” celetuk yang lain.
Begitulah fenomena yang terjadi di sekolah, ketika ada siswa yang terkena hukuman. Tetapi hukuman memang harus ditegakkan, agar siswa terbiasa hidup disiplin.
“Sa, lihat deh saingan lo, baru hari kedua masuk sekolah udah bikin masalah."
“Ho-oh tuh, Sa, kayaknya dia nggak pantes saingan sama lo buat dapatin Al, deh.”
“Ya jelas lah, jelas menang gue ketimbang dia,” ucap Salsa sombong.
Setelah puas mencemooh Ve, Salsa and the geng segera pergi dari area itu. Sedangkan Al baru saja kembali dari kantin. Tetapi ia geleng-geleng ketika melihat sahabatnya ikut-ikutan dihukum bersama Ve.
🍃Di tengah lapangan.
Ketika mendapat hukuman, Kenzo menanggapi dengan santai. Lain lagi dengan Ve yang di keningnya sudah keluar keringat sebesar biji jagung.
Maklum biasanya jam segini ia sudah makan bekalnya. Tetapi karena kena hukuman, alhasil kotak bekal makanan miliknya, hanya bisa melambai-lambai ke arahnya.
Untuk mengusir kecanggungan yang terjadi Kenzo mengajak ngobrol Ve.
“Ve, lo kenal sama anak tadi, nggak?”
“Hmm, yang mana?”
Ve mulai memicingkan matanya untuk mencari sosok yang dimaksud Ken.
“Aduh, kamu dari kelas berapa sih?”
“Kelas satu A,” jawab Ve.
“Harusnya kalau kamu kelas satu A kenal dong sama yang namanya Al.”
“Hmm, pemuda dengan wajah jutek 'kah?”
“Hahaha, jutek? Dia mah nggak jutek, cuma alergi sama wanita!"
“What's?” tanya Ve terkejut.
“Bukan dalam tanda kutip dia belok ya, cuma dia kurang peka terhadap perasaan wanita!”
"Oh," Ve manggut-manggut.
“Kenapa?”
“Karena dia teman gue, jadi gue lebih dekat dan paham sama dia.”
“Owh ... gitu, sayangnya gue nggak percaya tuh, Kak.”
“Asem, jadi buat apa gue cerita sama elu.”
“Wah kalau itu maaf, Ve nggak paham, sorry.”
Belum sempat mereka berbincang lebih lama, bel sekolah sudah berbunyi.
“Maaf, Kak, mau masuk dulu.”
“Oke, papay Ve.”
“Papay, Kak!”
Ve pun melambaikan tangannya ke arah Kenzo, begitu pula sebaliknya. Hingga akhirnya mereka sudah berada di kelas masing-masing. Tetapi sayangnya kedekatan Ve dengan beberapa lelaki idola di sekolah, membuat Salsa semakin tidak suka. Ia pun menyusun beberapa rencana untuk Ve.
Beberapa hari kemudian ternyata ada pemilihan ketua OSIS yang baru. Karena peraturan sekolah mewajibkan setiap tahun harus berganti pengurus OSIS. Hal itu agar setiap siswa yang menjadi OSIS bisa berlatih tanggungjawab.
"Sa, lihat deh, ada pemilihan ketua OSIS, kayaknya Al cocok di posisi itu deh!"
"Iya Sa, apalagi Al itu 'kan calon pacar kamu, kalau dia jadi KETOS, bukankah kamu bakal makin bersinar di sekolah."
Salsa pun membenarkan perkataan teman-teman gengnya. Sementara itu, kegiatan OSPEK masih berlangsung hingga satu minggu ke depan. Entah kenapa Al selalu memimpin dalam setiap kegiatan.
Seperti pagi itu, Al menegur Ve yang salah dalam melakukan gerakan gerak jalan.
“Siswi bernomor punggung delapan, silakan keluar barisan!” Titah Al pada Ve.
Dengan segera Ve keluar barisan. Ia bingung kenapa ia harus keluar dari barisan. Sayangnya ia langsung berhadapan dengan ketua tim. Siapa lagi kalau bukan Al.
Padahal ia mendengarkan baik-baik semua instruksi dari Al dengan baik.
“Sudah tau kesalahanmu?”
“Belum, Kak!”
“Sudah pernah ikut kegiatan baris berbaris?”
“Sudah.”
“Harusnya kamu tau, kalau kamu melakukan salah satu kesalahan, maka tim kamu juga akan menanggung akibatnya!” gertak Al.
Ve mengangguk.
"Kalau begitu, sudah tahu kesalahanmu?
"Belum."
"Makanya perhatikan baik-baik instruksi dari saya!" gertaknya.
“Maaf,” cicitnya.
“Sekali lagi kamu melakukan kesalahan, maka tim kamu akan kena imbasnya! Paham!”
“Paham!”
“Oke, kembali ke barisanmu, sekarang!”
"Siap, Kak."
Belum sempat Ve masuk dalam barisan, ia limbung dan terjatuh. Ve, jatuh pingsan.
Semua siswa yang melihat hal itu panik, terutama Al dan Kenzo. Tetapi nyatanya, Al lebih dulu bertindak, ia segera menggendong Ve untuk menuju ruang UKS.
Tetapi sebelumnya, Al dan Kenzo sudah sama-sama memegang tubuh Ve. Mereka berebut untuk membawa Ve ke UKS. Bahkan sorot mata keduanya sudah menunjukkan persaingan.
"Biar saya saja yang membawa Ve ke UKS!" gertak Al.
"Kamu 'kan pemimpin barisan, lebih baik kamu urus tim kamu! Biar aku saja yang membawanya!"
"Tapi saya lebih bertanggung jawab atas tim yang saya pimpin! Kamu kembali ke barisan, sekarang!"
Saat itu Kenzo hanya bisa mengepalkan kedua tangannya karena hal itu.
"Oke, kali ini aku mengalah, tapi lihat saja nanti!"
Lain halnya dengan Salsa yang melihat hal itu.
"Cewek itu lagi," sungut Salsa dari tempatnya.
"Kenapa dia dan dia lagi sih!"
.
.
...🌹Bersambung🌹...
...Kira-kira, rencana Salsa selanjutnya apa ya? Jangan lupa LIKE, KOMEN, and FAVORIT ya, makasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Salsa..Salsa..kayaknya kamu kebanyakan halu sih,,baru hari OSPEK aja Ve udah jadi rebutan 2 cogan,sedangkan kamu boro boro jadi rebutan,dilirik aja kagak..🤣🤣🤣🤣
2022-06-15
0
EuRo
semangat kak... ceritanya bagus.
2022-02-24
2
Moms Rizky Zahra
seru thor kuh
2022-02-24
2