NTM : 1.5

Aku seperti sedang berada di tengah-tengah padang bunga yang semuanya berwarna putih.

Dalam kebingungan aku berputar, memutari pandangan yang tak kelihatan seorang pun berada di tempat ini bersamaku.

Namun tiba-tiba dalam sekelebat mata, aku dapat menangkap satu sosok yang amat kukenali. Dari postur tubuhnya, gerak tangannya, juga suara tawa renyahnya. Lantas, jantungku berdetak cepat. Entah kenapa mataku terasa panas hingga sebulir air mata jatuh ke pipi.

Dalam benakku, aku yakin ini hanyalah sebuah mimpi. Tapi mengapa perasaanku membiru. Aku sesak. Sedih!

Saat beliau berjalan cepat meninggalkanku tiba-tiba, aku terenyak. Ingin teriak tetapi suaraku tercekat. Aku tak bisa berkata-kata bahkan sedikit suara pun. Rasanya terlalu menyedihkan kala aku mengejar beliau yang terlalu jauh meninggalkanku di belakangnya. Aku kalut. Aku ingin meraih tangannya segera agar beliau bisa berjalan bersisian bersama ku di tempat ini.

"Uti..." rintihan pelan itu akhirnya bisa lolos juga. Namun aku tetap tak bisa menghentikannya.

Lalu, di saat aku ingin berlari secepat kilat untuk menyusulnya. Tiba-tiba tangan kananku tertarik ke belakang. Entah oleh apa. Aku memberontak, ingin melepaskan segera dari cengkraman bayangan yang tak bisa kulihat jelas.

"Uti, tunggu! Rere mau ikut, Uti, tunggu!!"

Namun cekalan itu semakin kuat dan makin nyata terasa. Aku tak bisa pergi dari sini. Tak bisa berlari mengejar beliau yang sudah menghilang dari pandangan.

"Jangan pergi."

"Jangan pergi,"

"Tolong tetap di sini, bersama aku,"

Gema suara itu lantas membuat tubuhku membeku. Aku berhenti memberontak. Bayangan itu masih tak jelas bentuk dan wujudnya. Namun suara itu...

Entah mengapa tiba-tiba jantungku berdebar. Dan seperti ada semilir angin yang mengempas tubuhku, membuatku melayang jauh.

Saat itu bayangan wajahnya seperti terekam jelas dan dipertunjukkan tepat di depan mataku. Aku bisa melihat gerak bibirnya yang tersenyum, dengan pandangan matanya yang terlihat tak bernyawa. Aku menyipit. Menegaskan gambar di depan mataku yang sungguh terlihat persis sepertinya. Suara itu, wajah itu, senyum dan pandangan mata itu. Semua itu adalah milik...

Bian?

...

...

...

Dan, mataku terbuka lebar seketika. Napasku memburu. Merasa bingung dengan apa yang baru saja terjadi.

"Ekhem,"

Suara dehaman seorang pria dari atas kepalaku membuat kepalaku mendongak seketika. Di sana kulihat Bian sedang berdiri menjulang dengan tangan bersidekap di depan dada. Alisnya mengernyit menatapku. Karena bingung, aku cuman bisa mengerjapkan mata selagi membalas tatapannya itu padaku.

"Gue nggak nyangka. Ternyata lo bisa mimpiin gue juga, ya," dia berdecak jengah.

Kalimatnya itu membuatku berpikir keras. Mimpiin dia itu maksudnya apa??

Bian masih menatapku. Lalu, dia menghela napas panjang. "Udah ditunggu sama semuanya di ruang makan."

"Oh, oke." Kataku membalasnya.

Kemudian aku terduduk sebentar setelah bangun dari posisi rebahanku yang nyaman. Mengerjapkan mata sebentar, mengumpulkan kesadaran yang sepertinya baru terkumpul setengah.

"Bisa jalan sendiri, kan?"

Aku melirik Bian yang masih berdiri di sana, sekilas. "Ya, bisa lah. Gue kan cuman baru bangun tidur, bukannya mabuk."

"Iya, iya, terserah." Balasnya yang terdengar sangat menyebalkan di telingaku. "Ya udah, ayo cepat! Udah ditungguin dari tadi."

"Iya, iya, Bawel!" Seruku. Lalu beranjak berdiri.

Saat ini, aku berjalan mengikuti Bian yang memimpin jalan menuju ruang makan berada. Dia memang tinggi. Buktinya, kalau aku hanya memandang lurus tanpa mendongak, aku hanya bisa melihat punggungnya itu saja.

Ck! Makan apa sih dia itu? Apa nutrisinya lebih banyak dari aku? Nggak heran kalau aku jadi kecil begini... huft!

"Gue nggak nyangka. Ternyata lo bisa mimpiin gue juga, ya,"

Tiba-tiba aku teringat dengan kata-katanya yang tadi. Hal ini cukup menggangguku. Tunggu! Aku nggak mungkin benaran memanggil namanya seperti dalam mimpi tadi bukan?

___________________

P.S :

Tulisan "NTM : X.X" artinya SUDAH REVISI

sedangkan "BAB X.X" artinya BELUM REVISI

Terpopuler

Comments

Sulastri Siagian

Sulastri Siagian

terlalu banyak penjabarannya, jalan ceritanya jd lambat

2021-03-02

2

Alip Asif

Alip Asif

uang itu pasti dari bian... soalnya kan kemren sudah di traktir 400000...wah ternyata baik juga tu bian... cuma gensi aja.....

2020-06-11

1

Merry Do Rego

Merry Do Rego

rere egois g mau mikirin perasaan ortux

2019-12-23

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!