NTM : 1.1

Mataku mengerjap perlahan sebelum akhirnya terbuka sempurna. Langit-langit kamar yang berwarna putih kebiruan itu pun menyapaku seketika.

Aku tersenyum, rasanya sudah lama sekali aku nggak tidur di kamar ini. Saking rindunya, aku sampai malas beranjak ke mana-mana. Bahkan seharian dari kemarin sore setibanya aku di rumah setelah perjalanan dari Singapura ke Bandara Soetta, yang kemudian langsung melanjutkan menuju rumah itu, aku sampai nggak keluar-keluar kamar kecuali untuk makan malam semalam. Sarapan tadi pagi pun atau makan siang sampai-sampai harus diantar Mbak Citra saking aku malasnya beranjak.

Iya, aku emang capek banget!!

Aku melirik malas jam beker di atas nakas. Setelah seharian tidur, hibernasi, nggak sadar kalau sekarang sudah sore. Sudah pukul 4 lebih nyaris pukul 5. Maka itu artinya... aku harus segera mandi!

Tanpa menunda waktu, aku beranjak dari tempat tidurku menuju letak kamar mandi berada dan bergegas membersihkan diri.

Nggak perlu lama-lama, aku hanya butuh 10 menit saja untuk mandi dan berganti baju. Maka sekarang di sini lah aku! Duduk manis di depan cermin sembari menyisir rambut. Selesai menguncir rambutku menjadi ikat kuda, aku bergegas keluar kamar dan turun ke bawah, ke lantai satu. Tempat di mana keluargaku biasa berkumpul.

Aku mengernyit. Berusaha menajamkan pendengaranku saat merasa mendengar keramaian riuh rendah suara tawa dari arah halaman belakang.

Di tengah-tengah anak tangga aku terdiam terpaku. Mataku membulat seketika mendapati Bian dengan pakaian santainya berjalan melewatiku. Namun langkahnya segera terhenti saat dia menyadari bahwa aku berdiri mematung tak jauh darinya.

Dengan wajah santainya dia menatapku. "Lo, baru turun?"

Aku mengernyit. Enggan menjawab, akhirnya aku malah mengajukan pertanyaan balik padanya. "Fabian, lo... ngapain ada di sini lagi? Ada keperluan apa lo ke rumah gue? Bukannya urusan kita udah selesai kemarin?!"

Lalu, dengan langkah cepat aku menuruni sisa anak tangga dan mendekat padanya. Tepat di jarak satu langkah aku berhenti. Sekarang tinggi badan kami kembali terlihat kontras.

Aku mengernyit setelah kuperhatikan dirinya baik-baik, ternyata dia sedang membawa totebag ramah lingkungan yang isinya terlihat seperti botol minuman soda.

"Keluarga gue diundang Ayah lo barbakyu-an. Undangannya sih, dari tadi siang. Tapi karena gue ada acara sebelumnya, gue jadi baru dateng deh."

"Kenapa nggak dateng aja sekalian?" Ceplosku yang langsung membuatnya mendesis lengkap dengan pelototan garang.

"Bawain nih!"

Dengan sekonyong-konyongnya Bian langsung melimpahkan belanjaan itu padaku, lalu berlalu pergi begitu saja tanpa ada kata basa-basi minta tolong, alih-alih empati! Kalau aku nggak sigap, aku yakin, belajaan itu pasti akan jatuh semua berceceran di lantai. Aissh, orang itu benar-benar deh!

"Woi, buruan! Ditungguin nih." Serunya menyuruhku bergegas mengekorinya menuju halaman belakang di mana keramaian itu berada.

Aku menghela napas keras. Kesal. Mau nggak mau sepertinya aku harus mengikutinya meski dengan setengah hati. Ck!

"Loh? Kalian kok datangnya barengan? Tadi Rere tungguin Bian dulu ya di luar? Apa Rere ikut Bian ke Super Market beli bahan yang kurang??" Tebak Tante Wina asal.

Aku meringis agak ngeri mendengar tebakan Tente Wina barusan. Namun melihat senyum beliau yang tampak ramah sekali itu dan juga teramat lemah lembut terhadapku, aku jadi tak tega bila langsung menampilkan wajah horor di depannya. Alhasil, aku ikut tersenyum saja untuk beliau. Ini demi kesopanan alih-alih membenarkan dan setuju dengan tebakan itu.

"Nggak Mam, cuman nggak sengaja papasan aja. Kayaknya Rere juga baru selesai mandi."

Kontan, aku melotot kesal pada orang yang berdiri tepat di sebelahku dan dengan seenaknya memberikan penjelasan tanpa diminta!

Bian melirikku santai. Tanpa beban dan tanpa rasa bersalah setelah mengatakan terang-terangan di depan Maminya sendiri seperti itu!

"Oh, gitu, ya..." kata Tante Wina yang tidak lain dan tidak bukan adalah Maminya Fabian sendiri. "Kirain kalian saling tunggu menunggu gitu," imbuhnya dengan tawa kecil.

Aku nyengir. Bingung harus menanggapi dengan bagaimana lagi. Ini karena si Bian yang terlalu jujur!!

____________________

P.S :

Tulisan "NTM : X.X" artinya SUDAH REVISI

sedangkan "BAB X.X" artinya BELUM REVISI

Terpopuler

Comments

Yuni Artiini

Yuni Artiini

g sudi nolak

2020-02-17

3

Eni Muyassaroh

Eni Muyassaroh

nggak sudiii...nggak sudi lama"...

2020-02-12

3

Supriyatijunaidi Wicaksono

Supriyatijunaidi Wicaksono

lucuuu....

2020-01-27

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!