Bab.2

Bening menunggu Daniel di depan pintu gerbang sekolahnya.Sesekali ia mendongakkan kepalanya kesana kemari mencari sosok yang ia tunggu.Widya sudah mendahuluinya.Ia sudah menahannya untuk pulang bersama tetapi Widya menolak.Karena tidak kunjung datang Bening berinisiatif untuk mencari Daniel di kelasnya.Tetap saja ia tak menemukannya di sana.Bening sampai membungkukkan badannya mencari di bawah kolong meja.Hatinya dilanda kegundahan.

"Hai baby...." sebuah suara dari belakang mengejutkannya .Bening sampai mengelus elus dadanya kaget.Ia menarik nafasnya perlahan.Siapa lagi kalau bukan Bastian yang selalu mencari perhatiannya.Laki laki itu menyunggingkan senyum terindahnya.

" Ngagetin aja kak....kak..." ucapnya menggeleng gelengkan kepala.

"Sorry beb... lagian kamu nyari apa sih..." ujar Bastian heran.

"Kak bas pasti taulah saya lagi cari siapa?" jawab Bening kesal.

"Iya.... sebenarnya aku tau sih kamu lagi cari siapa...tapi masa sampai nyarinya ke kolong meja? Emang Daniel udah bisa berubah wujud ya jadi kucing..."canda Bastian membuat Bening semakin bertambah kesal.

"Au...ah.... nggak lucu.Malas ngomong sama kakak...Aku duluan ya kak..." pamit Bening yang merasa malas untuk terlalu lama mendengar candaan Bastian.

"Daniel ngelanjutin hukumannyabeb...bersihin toilet siswa.."Bastian akhirnya memberi tahu yang sebenarnya.Bening yang sudah berjalan beberapa langkah, berhenti dan menoleh.

"Makasih infonya kak..." ucap Bening kemudian berlari menuju toilet.Benar saja,di sana sudah ada Daniel yang sedang memegang ember dan sikat lantai.Ia melangkah pelan mendekati laki laki itu.

"Hey...."sapanya lembut.Daniel yang sudah hafal betul suaranya merasa seperti seseorang yang tertangkap basah.

"Kok ke sini...kenapa nggak langsung pulang adja" tanya Daniel.

Bening tak menjawab.Meeskipun ia kesal karena Daniel kembali dihukum tetapi ia berbesar hati untuk membantunya menyelesaikan hukumannya.Padahal tadi pagi ia sudah mengirimnya pesan untuk tidak terlambat ke sekolah.

"Biar aku saja dek... Beneran...Kamu pulang duluan sana" cegah Daniel meskipun ia tahu larangannya tidak akan mempan.

"Cepetan kak... nggak usah banyak omong.."jawab Bening dengan ekspresinya yang sulit dibaca.

"Stop dek...I can do it... aku yang terlambat bukan kamu...." kata Daniel dengan penuh penekanan.Ia tahu gadis itu sangat peduli dengannya,tapi tetap saja ia merasa bersalah.

Bening menatapnya dengan wajah sedih.Daniel menyesal sudah mengeraskan suaranya.

"Please... ngerti...." Mohon Daniel.Ia berharap kali ini gadis itu mau mendengarnya.

"Hi baby...i'm coming.Aku bantuin kamu ya beb..."Bastian benar benar datang di saat yang tepat. Keduanya pun langsung menoleh ke sumber suara yang menyahut.Sesosok wajah yang tak asing lagi.

Seperti yang terjadi di hukuman sebelumnya jika ada Bening, Bastian akan memohon untuk ikut andil.Seolah olah gadis itu yang sedang dihukum.Padahal ia sendiri adalah seorang siswa yang cukup teladan.Di tengah sikapnya yang selalu membuat Bening kesal ia tak pernah ada catatan merah tentang kedisiplinan hingga satu semester lagi akan tamat dari sekolah itu.Rasa sukanya kepada gadis itu membuatnya selalu ingin berkorban.

Bastian menyambar peralatan kebersihan yang sudah tersedia dan mulai beraksi.Biasanya Bening dan terutama Bastian akan lebih banyak jatah kerjanya dibandingkan Daniel.

Meskipun Bening menolak bantuannya tapi Bastian tetap ngotot.Persis sama seperti dirinya.

"Elo kok hobi banget bikin masalah bro....nggak kasian apa sama dia.. Bentar lagi tamat,kenapa nggak buat kenangan yang indah saja...Kalo seperti ini,namanya kenangan pahit..." omel Bastian setelah dilihatnya bening masuk ke dalam toilet.Sejak tadi ia berusaha menahan diri untuk tidak berulah di depan Bening.Yang ditanya malah enggan untuk menjawab.

"Kalau nanti Bening mau jadi pacar gue,nggak akan gue biarin dia berteman sama trouble maker kayak elo..." tandas Bastian yang sontak membuat Daniel naik pitam.Bukan karena ia cemburu, tetapi karena julukan yang diberikan oleh Bastian padanya.Si trouble maker.

"Ngomong apa lu..?atas dasar apa lu bilangin gue trouble maker? hanya karena gue dihukum bersihin toilet?Atau karena lu ngelihat gue ngerokok di belakang sekolah waktu itu?Emang lu enggak?" tanya Daniel masih berusaha mengontrol emosinya.

Baru saja Bastian hendak menjawab terdengar suara pintu terbuka.Bening keluar dari toilet.Dengan gesit Bastian melanjutkan pekerjaannya.Gadis itu menangkap ekspresi yang aneh di antara keduanya.

Tak butuh waktu yang lama ketiganya tuntas membersihkan toilet.

"Makasih kak...tapi lain kali jangan dibantu lagi ya.."pinta Bening ketika mereka tiba di parkiran.

"Emang masih niat bro untuk terlambat lagi...atau nongkrong di belakang lagi trus kedapatan guru... " sindir Bastian membuat Daniel mempelototkan matanya.Sepertinya dia sengaja memancing emosi Daniel.

"Ngapain bilang terima kasih sih,dek?Kan dia yang datang sendiri.Aku nggak minta.. Kamu juga..."Daniel benci gadis itu berterima kasih pada Bastian.

"By the way ... bukannya tadi pagi lu telatnya barengan Widya kan? kemana anak itu? kok nggak kelihatan? Kenapa nggak barengan juga dihukum..." mulut Bastian benar benar bocor.

Bukannya menanggapi omongan Daniel ia malah ke topik lain.Tapi pertanyaan yang sama itu juga sudah menari nari di kepala Bening hanya ia merasa tidak enak hati untuk menanyakannya.

"Widya nggak minta tolong kamu buat gantiin kan beb...? tambah Bastian kali ini sontak membuat Bening bingung harus menjawab apa.Ia hanya menggeleng dan menoleh ke arah Daniel.

"Benar....Gue emang terlambatnya bareng Widya.Tapi dia sakit... kasihan kalo ikut dihukum juga" Jawab Daniel memberi alasan.

"Good reason.... Tragis....Sama dia lu kasihan tapi sama baby nggak..mau aja dibantuin.Dia yang berulah,baby yang kena imbas "Bastian terus saja nyerocos.

"Bisa diam nggak lu?Elo nggak tau apa-apa" kata Daniel dengan penuh penekanan.

"You are very funny..."sedikitpun Bastian tak mau mengalah.Daniel menjadi geram.

"Udah... udah ya....kita pulang aja..kak Bas mau pulang bareng kita nggak?"tawar Bening menyudahi ketegangan di antara mereka.

"Nggak beb...aku bawa motor.. kecuali kalau kamu mau aku yang anterin..." tawar Bastian dengan senyuman khasnya.

"Nggak...dia sama gue pulangnya.." tegas Daniel kemudian menarik tangan Bening menuju mobilnya.

"Kamu nggak risih dek,si monyong itu panggil kamu baby.." Daniel membuka percakapan.Wajahnya fokus ke jalanan yang di depan mata.Bening tersenyum.Ia merasa senang melihat wajah Daniel yang tampak kesal walau hanya dari samping.

"Dilarang juga nggak bakalan mempan kak... Aku udah terbiasa...jadi biarin aja selagi nggak merugikan.." jelas Bening.

"Udah terbiasa.. berarti kamu senang dong?" tanya Daniel tanpa menoleh sedikitpun.

"Nggak juga...cuma ya...nggak mau berdebat lagi soal panggilan itu." Bening juga bingung harus menjawab bagaimana.Awalnya dia kesal Bastian memanggilnya baby tapi setelah dipikir pikir yang terpenting dia tidak merasa spesial hanya dengan panggilan itu.

"Om Darwin gimana kabarnya kak? " tanya Bening mengalihkan pembicaraan.

"Good.... hari ini dia mau check up.. janjian sama om Cahyo tadi pagi.." jelas Daniel.

"Oh... mudah mudahan hasilnya baik baik aja ya kak... Tante melia ikut? " ujar Bening lagi.

"No... semalam mommy pamit ..mau ke tempat eyang katanya.Mungkin Minggu depan baru balik."

kata Daniel dengan wajah datar membuat otak Bening traveling dan menduga dari apa yang ia dengar semalam ia bisa menebak jika mereka bertengkar lagi.Ia merasa kasihan pada Daniel, harus menyaksikan pertengkaran kedua orang tuanya.

Keduanya sudah sampai di depan rumah Bening.Gadis itu minta untuk diantar ke rumahnya saja mengingat kata sang mama yang melarangnya ke toko sampai ujian tengah semester selesai.Biar dia lebih fokus untuk belajar dan punya waktu istirahat yang cukup.Di toko terlalu ramai pembeli.

"Mampir dulu kak... makan siang.." tawar Bening saat ia turun dari mobil Daniel.

"Lain kali aja dek...aku buru buru mau ketemu papa...pengen tahu hasilnya..." tolak Daniel.

"May I go with you? please..." mohon bening dan Daniel tampak berpikir.Mungkin kalau situasinya bukan lagi ujian ia akan mau mengiyakan permintaan adiknya itu.

"Lain kali aja ya dek..., ya?Nanti setelah ujian kelar.Aku perginya sama Widya saja dulu.Tapi nanti aku kabari,kok...oke?Kakak janji..." Daniel seperti sedang membujuk seorang anak kecil yang merengek minta dibelikan mainan.

"Ya udah....oke... jangan lupa kabari aku kak? " kata Bening akhirnya mengalah.Dengan langkah gontai ia masuk ke dalam rumah.

Ia jadi berpikir, bukannya Widya lagi sakit? atau Widya juga minta ditemani Daniel untuk ke rumah sakit,berobat dan kebetulan ayahnya sedang check up jadi mereka bersama saja perginya.Tapi tadi di sekolah Widya baik baik saja.Tak ada tanda tanda atau keluhan apapun yang menerangkan bahwa dia sedang sakit.Tidak sesak, tidak pucat juga.Atau karena dia sudah meminum obatnya?

Bening menggeleng gelengkan kepalanya.Ia mengambil handphone-nya hendak menghubungi sahabatnya itu tetapi kemudian niat itu diurungnya.Biasanya kalau ada apa-apa pasti Widya mengabarinya.

🌾🌾🍀🌾🌾

"Hi dad...are you oke..,,,?" tanya Daniel saat menemui ayahnya di salah satu vila mereka.Keduanya berpelukan.

"Hallo om..." sapa Widya sambil menyalami tangan pak Darwin.

"I am okay..." ujarnya menenangkan hati sang putra.

"Thank you God.Berarti hasil check upnya juga bagus dad?"ucapnya penuh syukur sambil mengatupkan kedua tangannya.

"Ayo duduk dulu nak... Bening tidak ikut?"tanyanya setelah dilihatnya Daniel hanya datang dengan Widya.Keduanya berpandangan.

"Nggak dad...nggak enak sama tante livia kalau ajak dia ke sini.. nantilah kalau ujian kelar.Tapi tadinya kalo daddy masih di rumah sakit, dirawat, dia mau jengukin." jawab Daniel.

"Belum kok...saya masih harus menjalani beberapa pemeriksaan,untuk memastikan yang di sini ini isinya apa? mudah-mudahan bukan cancer ya..." harap pak Darwin sambil memegang lehernya yang sedikit membesar.

"Mudah mudahan tidak om...," Widya menimpali.

"Amin....thank you Wid..." tutur pak Darwin sembari tersenyum.

"Emang tadi nggak diperiksa dad?"tanya Daniel.

"Tadi hanya dirontgen saja,untuk tulang belakang saya"meskipun Daniel bingung dengan jawaban ayahnya tapi ia tak mau bertanya lagi.

Sambil minum teh, tidak lupa Daniel menceritakan semangatnya mengikuti ujian hari pertamanya dan cerita tentang hukuman serta terlambat yang dilewatinya.Ia tak ingin ayahnya kecewa.

Begitupun Widya yang adalah adik setingkat dibawahnya turut menambahkan cerita.Mereka berbincang cukup lama,menghabiskan senja itu dengan menatap sunset yang teramat indah.Kebetulan letak vilanya yang view laut, membuat mereka bisa menikmati pemandangan indah yang disuguhkan.Ada kelegaan hati saat menatapnya.

Jauh di lubuk hatinya, Daniel juga mengharapkan ibunya ada di sana menemani sang ayah yang sedang menepi di vila itu.Ia tahu orangtuanya sedang menghadapi masa-masa sulit dan sering kali bertengkar tetapi ia juga yakin bahwa mereka bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri.

Meski dalam hatinya dia merasa kacau,sebisa mungkin tidak dia tunjukkan kekecewaannya di depan orang tuannya.Daniel sedih ayahnya sedang sakit.Ayahnya juga mengatakan dia akan menjalani serangkaian pemeriksaan untuk memastikan penyakitnya.Daniel hanya ingin fokus pada ayahnya, untuk kesembuhan ayahnya.

Daniel melirik jam di tangannya.Sudah waktunya dia pamit dan mengantarkan Widya pulang.

"Kami pamit dad... sorry nggak bisa temenin... " ucap Daniel saat hendak berpamitan pulang.

"It,s oke... nggak apa-apa..kamu fokus ujian saja dulu..."jawab Darwin sambil merangkul pundak putranya.

"Take care...dad..." Daniel melambaikan tangannya sebelum masuk ke dalam mobil.Sang ayah hanya mengangkat jari jempolnya sambil melambaikan tangan.

Terpopuler

Comments

Francesco Willyam

Francesco Willyam

hi...hi...

2022-05-15

3

marianus samur

marianus samur

mampir thor

2022-04-17

7

Arfen Daar

Arfen Daar

mampir

2022-04-17

2

lihat semua
Episodes
1 Bab.1
2 Bab.2
3 Bab.3
4 Bab.4
5 Bab.5
6 Bab.6
7 Bab.7
8 Bab.8
9 Bab.9
10 Bab.10
11 Bab.11
12 Bab.12
13 Bab.13
14 Bab.14
15 Bab.15
16 Bab.16
17 Bab.17
18 Bab.18
19 Bab.19
20 Bab.20
21 Bab.21
22 Bab.22
23 Bab.23
24 Bab.24
25 Bab.25
26 Bab.26
27 Bab.27
28 Bab.28
29 Bab.29
30 Bab.30
31 Bab.31
32 Bab 32
33 Bab.33
34 Bab.34
35 Bab.35
36 Bab.36
37 Bab.37
38 Bab.38
39 Bab.39
40 Bab.40
41 Bab.41
42 Bab.42
43 Bab.43
44 Bab.44
45 Bab.45
46 Bab.46
47 Bab.47
48 Bab.48
49 Bab.49
50 Bab.50
51 Bab.51
52 Bab.52
53 Bab.53
54 Bab.54
55 Bab.55
56 Bab.56
57 Bab.57
58 Bab.58
59 Bab.59
60 Bab.60
61 Bab.61
62 Bab.62
63 Bab.63
64 Bab.64
65 Bab.65
66 Bab.66
67 Bab.67
68 Bab.68
69 Bab.69
70 Bab.70
71 Bab.71
72 Bab.72
73 Bab.73
74 Bab.74
75 Bab.75
76 Bab.76
77 Bab.77
78 Bab.78
79 Bab.79
80 Bab.80
81 Bab.81
82 Bab.82
83 Bab.83
84 Bab.84
85 Bab.85
86 Bab.86
87 Bab.87
88 Bab.88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab.93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab.96
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab.101
102 Bab.102
103 Bab.103
104 Bab.104
105 Bab.105
106 Bab.106
107 Bab.107
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab.110
111 Bab.111
112 Bab.112
113 Bab.113
114 Bab.114
115 Bab.115
116 Bab.116
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab.1
2
Bab.2
3
Bab.3
4
Bab.4
5
Bab.5
6
Bab.6
7
Bab.7
8
Bab.8
9
Bab.9
10
Bab.10
11
Bab.11
12
Bab.12
13
Bab.13
14
Bab.14
15
Bab.15
16
Bab.16
17
Bab.17
18
Bab.18
19
Bab.19
20
Bab.20
21
Bab.21
22
Bab.22
23
Bab.23
24
Bab.24
25
Bab.25
26
Bab.26
27
Bab.27
28
Bab.28
29
Bab.29
30
Bab.30
31
Bab.31
32
Bab 32
33
Bab.33
34
Bab.34
35
Bab.35
36
Bab.36
37
Bab.37
38
Bab.38
39
Bab.39
40
Bab.40
41
Bab.41
42
Bab.42
43
Bab.43
44
Bab.44
45
Bab.45
46
Bab.46
47
Bab.47
48
Bab.48
49
Bab.49
50
Bab.50
51
Bab.51
52
Bab.52
53
Bab.53
54
Bab.54
55
Bab.55
56
Bab.56
57
Bab.57
58
Bab.58
59
Bab.59
60
Bab.60
61
Bab.61
62
Bab.62
63
Bab.63
64
Bab.64
65
Bab.65
66
Bab.66
67
Bab.67
68
Bab.68
69
Bab.69
70
Bab.70
71
Bab.71
72
Bab.72
73
Bab.73
74
Bab.74
75
Bab.75
76
Bab.76
77
Bab.77
78
Bab.78
79
Bab.79
80
Bab.80
81
Bab.81
82
Bab.82
83
Bab.83
84
Bab.84
85
Bab.85
86
Bab.86
87
Bab.87
88
Bab.88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab.93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab.96
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab.101
102
Bab.102
103
Bab.103
104
Bab.104
105
Bab.105
106
Bab.106
107
Bab.107
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab.110
111
Bab.111
112
Bab.112
113
Bab.113
114
Bab.114
115
Bab.115
116
Bab.116

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!