Bab.3

Bening membolak balikan buku pelajaran yang siap diuji esok harinya.Ia melihat jam di dinding kamarnya.Waktu menunjukkan pukul 20.00.Setelah dirasa cukup apa yang ia pelajari,ia memasukkan semua buku dan perlengkapan yang siap dibawa esok.Rasa haus menyerangnya.Ia mengambil botol minum di atas nakas lalu keluar menuju dapur.Kedua orangtuanya masih duduk santai di ruang keluarga sambil menonton televisi.

Ibunya menoleh ke arahnya." Belum tidur,nak...?" ujarnya.

"Belum ma... bentar lagi.." jawabnya kemudian melangkah mengisi air minum di botol yang ia bawa.Setelah penuh Bening tak langsung kembali ke kamarnya.Ia memilih duduk sebentar bersama kedua orang tuanya.

"Tadi om Darwin nitip salam buat kamu..." ucap pak Cahyo sembari membelai rambut putrinya.

" Oh ya... Jadi om Darwin sakit apa pa..?"tanya Bening kembali dengan wajah penasarannya.

"Pak Darwin akan menjalani beberapa pemeriksaan ke depannya untuk mastiin sakitnya..."jelas ayahnya.

"Berapa lama, pa?"tanya bening lagi.

" Bisa seminggu.. tergantung waktunya pak Darwin, dia mau diperiksa kapan.."

" Trus tadi pa...?"Bening terus saja mencari tahu.

" Tadi ada pemeriksaan radiologi..." lanjut ayahnya.Bening menatap ayahnya bingung.

"Radiologi itu pemeriksaan apa pa...? tanya sang putri.

"Radiologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang mempelajari organ dalam tubuh manusia menggunakan teknik pencitraan dengan gelombang elektromagnetik.Ada X-ray,CT- Scan,USG,MRI...

tadi Darwin di X-ray karena mengeluh nyeri di tulang belakannya... sempat jatuh dari sepeda kan minggu lalu...tapi syukurlah hasilnya baik baik saja.. mungkin karena benturan saja... udah dikasih obat juga tadi..."pak Cahyo begitu tenang memberi penjelasan medis kepada putrinya mengingat sang putri juga bercita cita menjadi seorang dokter jadi tidaklah salah jika ia menjelaskan lebih dini perihal segala yang berkaitan dengan cita citanya kelak.

Bening menyimak penjelasan itu walaupun terasa asing baginya tapi ia juga mau mengenal dunia impiannya nanti.

" Terus,yang tadi papa bilang ke depannya om Darwin akan menjalani rangkaian pemeriksaan lagi,itu gimana pa? kan tadi udah kan? nggak cukup? mau pemeriksaan apa lagi?"Ayahnya menyambut pertanyaan itu dengan senyum yang lebar.Ia senang mendengarnya.Dengan demikian ia bisa lebih mudah mengenalkan dunianya secara perlahan.Apalalagi itu menjadi cita cita sang anak.

"Nyeri tulang belakang itu bukan keluhan utama pak Darwin nak....ada lagi keluhan yang lainnya...kamu terakhir ketemu pak Darwin, kapan?" tanya ayahnya.

Bening tampak berpikir sejenak.

" Minggu lalu pa...yang waktu sama mama di meat lovers...tapi waktu itu om Darwin kayak nggak selera makan gitu atau nyeri telan kali ya... ingat nggak ma? " tanya Bening pada ibunya yang sejak tadi hanya diam dan fokus menonton televisi.

Ibunya sedang asyik asyiknya tertawa karena yang ia tonton adalah komedi show.Bening kembali memanggilnya,tampak sang ibu sedang dalam konsentrasi yang cukup hingga sang putri membisikkan sesuatu di telinga ayahnya.

"Cup..." pak Cahyo dengan aksi kocaknya menciumi pipi sang istri.

"Apaan sih pa... ganggu konsentrasi aku saja" sewot istrinya sontak membuat ayah dan anak tertawa geli melihat tingkah Bu Livia.

" Habis mama konsen banget...ketawa sendiri sampe nggak dengar dipanggil.." ujar suaminya membela diri.

" Siapa yang manggil? " tanya bu Livia dengan nada yang pelan.

" Tadi ada yang lewat..." bisik pak Cahyo tak kalan pelan dan mulai jahil.

"Apaan sih yah... mulai lagi deh..." timpal istrinya yang lumayan ngilu jika dicandai dengan hal hal serem.

"Aku yang manggil ma...tadi itu papa nanya kapan terakhir ketemu om Darwin...nah aku bilang terakhir ketemu om Darwin waktu kita makan di meat lovers,iya kan ma?" Bening mengingatkan memori ibunya.Sang ibu mengangguk tanda setuju.

"Iya, terus kenapa?" ujarnya tiba tiba penasaran.

Bening yang meringkuk di bawah ketiak ayahnya mendongakkan kepalanya menatap sang ayah.

Sepertinya ia mau meminta penjelasan perihal ayahnya bertanya demikian.

"Kamu perhatiin nggak,nak.... lehernya pak Darwin kayak ada benjolan gitu" Ayahnya memegangi lehernya memberi contoh tepat di bagian laring.Biar memudahkan anak dan istrinya paham maksudnya.

"Iya,sih...dikit..trus dia sempat ngeluh nyeri telan dan susah makan gitu, makanya waktu itu dia hanya minum saja...kamu ingat kan?" Bu Livia menimpali.Ia balik bertanya kepada putrinya.Beningpun mengangguk.

"Nah...yang mau diperiksa dengan detail itu benjolannya itu...kita doakan saja mudah mudahan bukan tumor ganas ya..."ucap pak Cahyo.

"Amin....." istri dan anaknya serempak berucap.

" Melia tau nggak,pa....aku kabari dia ya.. siapa tahu kalau kita bilang suaminya sakit dia akan tergerak hatinya dan mau untuk pulang ke rumah mereka.. kasihan Daniel juga kalau sampai mereka jadi cerai" ide bu Livia dengan antusias.Ia meraih Handphone nya.

Bening kaget mendengar penuturan ibunya.Apa yang ia dengar barusan membuat hatinya bergetar.Pikirannya tertuju pada Daniel, pria yang selalu ingin ia lihat senyumnya.Belum bercerai saja sudah membuatnya sedikit kacau apalagi jika kenyataan pahit itu.Pak Cahyo mengernyitkan sebelah matanya, berusaha memberikan kode kepada istrinya untuk tidak membicarakan hal itu di depan putri mereka.

"Ih....amit amit ma..." Bening menyangkal ucapan ibunya.

"Nggaklah... mereka nggak mungkin cerai kan ma.." tambahnya.

" Kita berdoa saja yang terbaik untuk keluarga mereka nak... mudah mudahan semuanya bisa kembali seperti sedia kala, sakit penyakit disembuhkan, semua masalah terselesaikan..." kata pak Cahyo dengan penuh harap.Mereka mengamini ucapan itu.

"Masalah mereka berat ya pa? mama sama papa nggak bisa bantuin mereka ya?" Kembali lagi Bening meracau.Gadis itu masih belum merasa tenang.

"Dalam hidup ini,ada banyak persoalan yang terjadi di luar kendali kita nak...dan ada banyak hal juga yang akan terjadi tidak semudah yang kita pikirkan.." jelas ayahnya dengan penuh kasih.

"Dengar nak... orang-orang tua punya masalah mereka sendiri yang belum bisa kamu pahami.Tolong kamu jangan membebani isi pikiran kamu..iya,kita berharap semuanya baik baik saja, karena kita sayang mereka, kita mengasihi mereka.Tetapi kita juga tidak bisa terlalu jauh mencampuri ..jadi sekarang kamu fokus yah dengan sekolah kamu .. kita berdoa saja, Tuhan yang akan bekerja untuk masalah mereka.Oke?" Bening mengangguk anggukan kepalanya berusaha untuk memahami setiap kalimat yang disampaikan ibunya.

" Sekarang kita istirahat ya... udah jam 21.00,," kata pak Cahyo akhirnya.Bening berdiri dari tempat duduknya.

" Oke pa ...good night.." kata Bening lalu berlalu dari hadapan kedua orang tuanya.

"Sweet dream.."balas ayahnya sambil tersenyum.

🌾🌾🍀🌾🌾

Di depan toko kue sang ibunda,Bening duduk termangu dengan handphone di tangannya.Hingga tak ia sadari seseorang berdiri setengah membungkuk di hadapannya.

"Hallo nak... kok duduk di luar... nungguin putra saya,ya? " ujar Bu Melia mengagetkannya.Sontak saja ia langsung berdiri menyambut kedatangan sosok itu.Sosok yang sudah seminggu tidak ia jumpai.Dengan erat dipeluknya bu Melia hingga meneteskan air mata.Rasa haru memuncaki dadanya.

" Tante ke mana saja... kok baru kelihatan... Bening kangen.." ujar Bening mengutarakan isi hatinya.

" Emmm... putri cantiknya tante...maaf ya..pergi nggak ngasih kabar... eyang sakit..jadi tante pulang deh ke Jakarta... Tante janji kalau pergi lagi Tante akan izin dulu sama putri kesayangannya Tante yang satu ini..." Bu Melia mengusap usap rambut Bening dengan penuh kasih sayang.

Keduanya masuk ke dalam toko sambil bergandengan tangan.Bu Livia yang melihat kedatangan mereka menyunggingkan senyum.Ia merentangkan tangannya untuk menyambut kedatangan temannya itu.

"Hi....how are you...?" sambut Bu Livia.

" Great..." jawab Bu Melia dengan penuh suka.

"Kangen......" ujar keduanya bersamaan lalu kembali berpelukan.Bening tersenyum bahagia melihat keduanya yang tampak bahagia.

"Silahkan duduk...mau minum apa? kuenya mau yang biasa atau? aku ada varian yang baru loh... cobain ya..."tawar Bu Livia antusias memperkenalkannya pada temannya.

"Hmmmm...mau banget...tapi aku lagi diet... gimana dong,bu..."ucap Bu Melia halus.Ia tak mau mengecewakan Bu Livia.

" Dikit aja... sugar free... safety kok..." Bu Livia kembali meyakinkan temannya itu bahwa semua nya aman dan tak merusak program dietnya.Temannya pun tak kuasa menolak, apalagi saat minuman dan kuenya sudah terpampang di depan mata, benar benar menggugah selera.

" Silahkan...." tawar Bu Livia dengan senyum sumringah.Suasana toko yang tidak terlalu ramai membuat mereka bisa menikmati kebersamaan dengan penuh canda.

" By the way,kenapa diet... segini udah pas kok... cantik...awet muda... seksi" ucap Bu Livia yang disambut tawa dari mulut temannya..

Ia menghela nafas panjang.

"Kali aja nanti setelah Cerai masih ada yang melirik... makanya diet..." kata nya setengah bercanda.

"Issh... ngomong apaan sih .. nggak boleh ngomong gitu ah...kata kata adalah..."

"Doa..." sambung Bu Melia menengahi temannya.Bu Livia hanya memanyunkan bibirnya dengan guratan sedih.Ia mengelus elus tangan Bu Melia berusaha memberikan ketenangan.

"Ma...tante...aku keluar sebentar ya..." pamit Bening mengalihkan suasana.Tanpa mereka sadari gadis itu sempat mendengar obrolan keduanya dan memilih menjauh karena ia sendiri belum siap untuk mendengarkan kenyataan yang lainnya yang akan keluar dari mulut Bu Melia.

Bening menghirup udara sebanyak banyaknya ketika sudah berada di luar toko.Diraihnya handphone dari tas selempangnya.Daniel mengirimkannya pesan.Ia kembali tersenyum.Laki laki itu mengajaknya untuk berjalan jalan apalagi ujian sekolah sudah usai.

Mereka hanya tinggal menunggu pembagian raport untuk mengetahui hasilnya.Ia berpamitan pada ibunya melalui SMS karena enggan untuk kembali masuk,kali saja mereka sedang curhat tentang hal hal yang tidak perlu ia ketahui.Curhatan orang dewasa, orang tua.

Terpopuler

Comments

Aril Genggur

Aril Genggur

keren....

2023-12-20

0

Yasin Epil

Yasin Epil

menyimak jalan ceritanya...

2022-05-15

4

Yanad Palem

Yanad Palem

menarik...

2022-04-21

9

lihat semua
Episodes
1 Bab.1
2 Bab.2
3 Bab.3
4 Bab.4
5 Bab.5
6 Bab.6
7 Bab.7
8 Bab.8
9 Bab.9
10 Bab.10
11 Bab.11
12 Bab.12
13 Bab.13
14 Bab.14
15 Bab.15
16 Bab.16
17 Bab.17
18 Bab.18
19 Bab.19
20 Bab.20
21 Bab.21
22 Bab.22
23 Bab.23
24 Bab.24
25 Bab.25
26 Bab.26
27 Bab.27
28 Bab.28
29 Bab.29
30 Bab.30
31 Bab.31
32 Bab 32
33 Bab.33
34 Bab.34
35 Bab.35
36 Bab.36
37 Bab.37
38 Bab.38
39 Bab.39
40 Bab.40
41 Bab.41
42 Bab.42
43 Bab.43
44 Bab.44
45 Bab.45
46 Bab.46
47 Bab.47
48 Bab.48
49 Bab.49
50 Bab.50
51 Bab.51
52 Bab.52
53 Bab.53
54 Bab.54
55 Bab.55
56 Bab.56
57 Bab.57
58 Bab.58
59 Bab.59
60 Bab.60
61 Bab.61
62 Bab.62
63 Bab.63
64 Bab.64
65 Bab.65
66 Bab.66
67 Bab.67
68 Bab.68
69 Bab.69
70 Bab.70
71 Bab.71
72 Bab.72
73 Bab.73
74 Bab.74
75 Bab.75
76 Bab.76
77 Bab.77
78 Bab.78
79 Bab.79
80 Bab.80
81 Bab.81
82 Bab.82
83 Bab.83
84 Bab.84
85 Bab.85
86 Bab.86
87 Bab.87
88 Bab.88
89 Bab.89
90 Bab.90
91 Bab.91
92 Bab.92
93 Bab.93
94 Bab.94
95 Bab.95
96 Bab.96
97 Bab.97
98 Bab.98
99 Bab.99
100 Bab.100
101 Bab.101
102 Bab.102
103 Bab.103
104 Bab.104
105 Bab.105
106 Bab.106
107 Bab.107
108 Bab.108
109 Bab.109
110 Bab.110
111 Bab.111
112 Bab.112
113 Bab.113
114 Bab.114
115 Bab.115
116 Bab.116
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab.1
2
Bab.2
3
Bab.3
4
Bab.4
5
Bab.5
6
Bab.6
7
Bab.7
8
Bab.8
9
Bab.9
10
Bab.10
11
Bab.11
12
Bab.12
13
Bab.13
14
Bab.14
15
Bab.15
16
Bab.16
17
Bab.17
18
Bab.18
19
Bab.19
20
Bab.20
21
Bab.21
22
Bab.22
23
Bab.23
24
Bab.24
25
Bab.25
26
Bab.26
27
Bab.27
28
Bab.28
29
Bab.29
30
Bab.30
31
Bab.31
32
Bab 32
33
Bab.33
34
Bab.34
35
Bab.35
36
Bab.36
37
Bab.37
38
Bab.38
39
Bab.39
40
Bab.40
41
Bab.41
42
Bab.42
43
Bab.43
44
Bab.44
45
Bab.45
46
Bab.46
47
Bab.47
48
Bab.48
49
Bab.49
50
Bab.50
51
Bab.51
52
Bab.52
53
Bab.53
54
Bab.54
55
Bab.55
56
Bab.56
57
Bab.57
58
Bab.58
59
Bab.59
60
Bab.60
61
Bab.61
62
Bab.62
63
Bab.63
64
Bab.64
65
Bab.65
66
Bab.66
67
Bab.67
68
Bab.68
69
Bab.69
70
Bab.70
71
Bab.71
72
Bab.72
73
Bab.73
74
Bab.74
75
Bab.75
76
Bab.76
77
Bab.77
78
Bab.78
79
Bab.79
80
Bab.80
81
Bab.81
82
Bab.82
83
Bab.83
84
Bab.84
85
Bab.85
86
Bab.86
87
Bab.87
88
Bab.88
89
Bab.89
90
Bab.90
91
Bab.91
92
Bab.92
93
Bab.93
94
Bab.94
95
Bab.95
96
Bab.96
97
Bab.97
98
Bab.98
99
Bab.99
100
Bab.100
101
Bab.101
102
Bab.102
103
Bab.103
104
Bab.104
105
Bab.105
106
Bab.106
107
Bab.107
108
Bab.108
109
Bab.109
110
Bab.110
111
Bab.111
112
Bab.112
113
Bab.113
114
Bab.114
115
Bab.115
116
Bab.116

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!