Vanya mengedarkan pandangannya dari dalam mobil saat melihat betapa luas sekolah barunya, perempuan itu menelan ludahnya dengan susah payah saat melihat baliho besar yang menuliskan betapa ketatnya peraturan disana.
“Sana masuk, jangan lihatin cowok ganteng mulu kamu ya, belajar yang benar. Kalau ada kakak kelas yang godain kamu, aduin aja ke Nata, ” pesan Davi(Papa) kepada putrinya.
Vanya menggerakkan tangannya membentuk hormat. “Oke pa. Ya udah, Vanya masuk ya. Dadah pa, ” ujar Vanya sambil melambaikan tangannya.
“Iya. Ingat pesan Papa ya, jangan ngelihatin cowok ganteng aja!”
“Nggak apa-apa Pa. Buat cuci mata, ”
Setelah mengatakan jawabannya, Vanya cepat-cepat masuk ke sekolahnya dan meninggalkan Davi.
Vanya berjalan memasuki gerbang sekolahnya, SMA Pelita. Disini 𝚐𝚞𝚎 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚖𝚎𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒 𝚔𝚒𝚜𝚊𝚑 𝚐𝚞𝚎 𝚍𝚒 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚙𝚞𝚝𝚒𝚑 𝙰𝚋𝚞-𝙰𝚋𝚞. 𝙳𝚒 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚍𝚒𝚑 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚙𝚎𝚛𝚜𝚊𝚑𝚊𝚋𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊. 𝚂𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚎𝚍𝚒𝚑 𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚊𝚝 𝚐𝚞𝚛𝚞 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚐𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚎𝚛𝚒 𝚜𝚎𝚐𝚎𝚕𝚒𝚗𝚝𝚒𝚛 𝚝𝚞𝚐𝚊𝚜 𝚍𝚊𝚗 𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚍𝚊𝚔𝚊𝚗. 𝙳𝚊𝚗 𝚐𝚞𝚎 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚐𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚒𝚗 𝚒𝚝𝚞. 𝚆𝙴𝙻𝙲𝙾𝙼𝙴 𝚃𝙾 𝚃𝙷𝙴 𝙽𝙴𝚆 𝙻𝙸𝙵𝙴..... -𝚅𝚊𝚗𝚢𝚊 𝙲𝚊𝚕𝚕𝚒𝚜𝚝𝚊.
“Heh, anak baru! Lo ngapain masih berdiri disini? Cepet masuk! ” suara ketus seorang cowok yang memakai jas almameter berwarna ungu membuat Vanya terkejut.
“Eh.... i–iya, Kak, ” kata Vanya yang langsung berjalan dengan cepat memasuki halaman sekolah.
Ketika Vanya tengah mencari -cari barisan tempat berkumpulnya anak-anak baru yang sedang mengikuti kegiatan MOS, Tiba-tiba tatapan Vanya jatuh di salah satu kakak kelas berjas almamater ungu yang kini sedang bersandar di tembok pinggir lapangan.
𝙸𝚑 𝚐𝚒𝚕𝚊, 𝚝𝚞 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚎𝚗𝚐 𝚋𝚊𝚗𝚐𝚎𝚝. 𝚈𝚊 𝚃𝚞𝚑𝚊𝚗! Vanya membatin.
Perempuan itu lalu berjalan mendekati nya dengan santai.
“Kak, anak yang lagi MOS kumpulnya di mana, ya? ” tanya Vanya sopan.
“Lo cari sendiri sana, gue sibuk! ” bentaknya.
Vanya menelan ludah.
𝙸𝚍𝚒𝚑! 𝙽𝚐𝚐𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚍𝚎𝚑, 𝚐𝚞𝚎 𝚖𝚞𝚓𝚒 𝚌𝚘𝚐𝚊𝚗. 𝙴𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚒𝚑, 𝚝𝚊𝚖𝚙𝚊𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔 𝚖𝚊𝚗𝚞 𝚁𝚒𝚘𝚜, 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚜𝚒𝚏𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚕𝚑𝚘. 𝙺𝚊𝚢𝚊𝚔 𝚊𝚗𝚊𝚔 𝚍𝚞𝚐𝚘𝚗𝚐 𝚔𝚎𝚕𝚊𝚙𝚊𝚛𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚗𝚢𝚊𝚛𝚒 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗!
“Woi! Gue nanya baik - baik, ya! Dasar kakak kelas jutek, nyebelin lagi! ” kata Vanya ketus sambil berjalan pergi untuk mencari peserta MOS yang lain.
Dengan perasaan dongkol, Vanya meninggalkan laki - laki itu sambil menghentak - hentakkan kakinya. Dia menyerapahi laki - laki itu dengan berbagai umpatan.
Vanya melihat segerombolan anak-anak yang memakai pakaian sama seperti yang ia kenakan dan dia berjalan ke arah kerumunan itu. Ternyata memang benar, mereka adalah para peserta MOS.
Setelah menunggu lama, akhirnya acara dimulai.
“Halo semua. Maaf ya nunggu lama, ” ucap seorang yang diketahui merupakan ketua OSIS SMA Pelita.
Vanya terdiam, merasa seperti mengenal suara itu.
“Hai, nama lo siapa? Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Vanya pelan, yang refleks membuat Vanya menoleh.
“Hai juga, nama gue Vanya Callista, lo?
Vanya bertanya balik.
“Dania saputri , salam kenal ya. Lo kelompok apa? Gue kelompok pita biru, ” Tanya Dania.
“Sama dong! Gue juga pita biru, sekalian aja kita barengan, gimana? ” tawar Vanya dan langsung dijawab dengan anggukan semangat oleh Dania.
“Itu anak dia yang dibelakang maju ke depan! ”
Tiba-tiba terdengar bentakan dari depan.
𝙽𝚊𝚑 𝚕𝚑𝚘, 𝚖𝚊𝚖𝚙𝚞𝚜 𝚐𝚞𝚎!
Vanya yang merasa ada yang memanggil namanya langsung menghampiri sumber suara dengan wajah tenang.
sesampainya ia di samping barisan anggota OSIS, ternyata Vanya panas dingin juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Laksmi Devriani
senang banget dek bacanya
2022-01-11
0