My Future Is You?
𝙑𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙘𝙖𝙡𝙡𝙞𝙨𝙩𝙖, gadis cantik yang baru saja menginjak umur tujuh belas tahun (17) itu masuk SMA untuk pertama kalinya.
Anak bungsu dari 2 bersaudara setelah kakaknya yang bernama 𝙉𝙖𝙩𝙖 𝙑𝙡𝙖𝙧𝙚𝙣𝙩𝙞𝙣𝙤, dari pasangan 𝘿𝙖𝙫𝙞 𝙑𝙡𝙖𝙧𝙚𝙣𝙩𝙞𝙣𝙤(Papa) dan 𝙉𝙞𝙠𝙚𝙣 𝙘𝙖𝙡𝙡𝙞𝙨𝙩𝙖(ibu) itu kini tengah menyiapkan keperluan masa orientasi alias MOS-nya yang sangat 𝚛𝚎𝚖𝚙𝚘𝚗𝚐.
Gadis itu kini sedang menyiapkan berbagai perlengkapannya, dia sibuk sekali dengan alat-alat yang akan dia bawa ke sekolah.
Dimulai dari topi hingga atribut 𝚊𝚕𝚊𝚢 yang akan dia gunakan di hari pertamanya, dia berharap Semoga masa orientasinya kali ini bisa berjalan dengan lancar.
ketika dirasa seluruh persiapannya sudah lengkap, Vanya berjalan menuruni anak tangga rumahnya dengan wajah bimbang antara mau masuk dan tidak.
Dia teringat kejadian sewaktu pertama kali dirinya mengikuti MOS di SMP, saat itu Vanya yang sedang kelelahan memutuskan untuk duduk sebentar, tapi dengan sadisnya salah seorang kakak kelasnya malah menyuruh dia berlari sampai dia pingsan, asma yang dia derita kambuh.
Hal itu bahkan membuatnya harus dirawat di rumah sakit selama 5 hari.
“Pagi,” sapa Vanya saat tiba di ruang makan yang sudah dipenuhi gelak tawa kakaknya, Nata.
Laki-laki itu memang mempunyai selera humor yang sangat rendah, sampai-sampai hal yang tidak lucu sama sekali pun bisa di tertawakan oleh Nata hingga terpingkal-pingkal.
“Pagi juga 𝙿𝚛𝚒𝚗𝚌𝚎𝚜𝚜, gimana udah siap buat MOS -nya? ” tanya Niken( ibu) sambil menyerahkan roti yang sedari tadi dia olesi dengan selai cokelat kesukaan anaknya itu.
“Siap, Ma. Kak, temen-temen lo nggak nyeremin, kan? ” tanya Vanya kepada Nata.
Nata menghentikan aksi mengunyah nasi gorengnya, “Lo kira temen gue setan? Ya enggak lah Vanya, adek gue yang cantik, imut, lucu, pinter, mereka semua itu baik, fix lo harus kenal mereka semua, ” jawab Nata.
“Alay lo, kak, ” cibir Vanya.
“Yeee, lo mah di puji bukannya seneng malah ngatain, ” gerutu Nata.
“Udah deh, cukup. kalian ini setiap ketemu pasti berantem. Cepet dihabisin dulu makanannya, ” lerai Niken(ibu) menatap ke arah dua anaknya bergantian.
“Selama Vanya masih MOS, biar Papa yang anter, kalau udah selesai, nanti bareng kakak kamu aja, ” Davi(Papa) akhirnya bersuara di antara obrolan anggota keluagarnya.
Nata menatap Davi(Papa) memicing.
“Papa nggak akan misahin aku sama Vanya, kan? ” tanya Nata.
“Kamu 𝚕𝚎𝚋𝚊𝚢 deh, Papa nganter adik kamu karena atribut nya seabrek. Emang kamu tega? ” tanya Davi( Papa) .
“Enggak lah pa. Tapi kan Nata bisa bawa mobil supaya Vanya selalu aman terkendali, ” jawab Nata dengan menaik-turunkan alisnya.
“Papa percaya sama kamu, tapi melihat jam berangkat kamu ke sekolah itu bikin Papa meragukan kedisiplinan kamu, ” tutur Davi yang membuat Nata memanyunkan bibirnya.
Laki-laki itu kalau sudah berdebat dengan papanya memang tidak akan menang.
“Gini, Nata itu anggota OSIS, Pa. ”
“Masih anggota, kan? Bukan ketua? ” Skakmat. Nata kalah lagi dari Davi(Papa).
“Papa menang, ” kata Nata malas membuat ketiga orang disana tertawa melihat reaksi Nata.
Meraka lalu melanjutkan sarapan dengan hening, setelah sepuluh menit berlalu, baik Vanya maupun Nata kini bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.
Vanya dan Nata berpamintan kepada Niken(ibu) , Davi pun tidak lupa berpamintan kepada istrinya, Mereka bertiga akhirnya berangkat bersama, tetapi Nata menggunakan motornya sedangkan Vanya dan Davi(Papa) berangkat menggunakan mobil.
“Sampai ketemu disekolah, Adek, ” ucap Nata sebelum Ninja merahnya melenggang pergi dari pekarangan rumah diikuti oleh mobil yang ditumpangi oleh Davi dan Vanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments