Vanya yang kebagian duduk di barisan aula paling belakang meremas rok nya kuat - kuat. Dia sekarang sangat gugup karena sebentar lagi dia akan tampil. Tiba-tiba seseorang duduk di sampingnya, membuat Vanya menoleh.
“Kak, jauhan gih! ” usir Vanya.
Nata yang mengetahui bahwa dia diusir secara tidak langsung itu menatap jengkel adiknya.
“Dari tadi lo dilihatin Vanno, ” bisik Nata.
Vanya menatap kakaknya itu bingung. Siapa Vanno? Dia saja tidak tahu.
“Siapa, tuh? ” tanya Vanya.
“Ketua OSIS, ” jawab Nata.
“Oh.” Dan sedetik kemudian, Vanya membulatkan matanya. “𝚆𝚑𝚊𝚝? Ketos? ” tanya Vanya tidak percaya.
Nata menganggukkan kepalanya, kemudian cowok itu menunjukkan Vanno yang berdiri beberapa meter di sampingnya.
“Tuh, dia, ” tunjuk Nata.
Lagi lagi Vanya menatap kaget ke arah yang di tunjuk Nata.
𝚃𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊 𝚍𝚒𝚊! Batin Vanya.
“Lo ngapain berduaan disini? ” sewot Vanno yang menatap garang Nata.
Nata mengangkat bahunya tak acuh. “Suka - suka gue dong. ”
Kemudian terdengar suara tepuk tangan yang sangat riuh, yang berarti aksi unjuk bakat yang tengah dilakukan peserta MOS yang lain sudah selesai. Kini giliran Vanya yang mewakili kelompoknya.
“Oke, terima kasih untuk siella atas nyanyian kamu. Dan sekarang kita sambut Vanya Callista dari kelompok pita biru! ” teriak sang pewara dengan heboh.
Vanya menelan ludah nya susah payah ketika dia mendengar namanya di panggil. 𝙺𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚋𝚒𝚜𝚊, 𝚛𝚊𝚜𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚔𝚊𝚋𝚞𝚛 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚓𝚞𝚐𝚊.
“Nama lo udah di panggil tuh dek, jangan kecewain gue, oke? ” ucap Nata memberikan semangat kepada adiknya.
Vanya mengangguk dan kemudian berjalan ke atas panggung dengan dada yang berdegup dengan kencang. Vanya berdiri di atas panggung dengan kikuk. Tatapan pewara dan Vanno membuat Vanya merinding seketika.
“Halo, Vanya, mau nunjukin bakat apa nih? ” tanya sang pewara dengan ramah.
“Nyanyi sambil main piano, ” ucap Vanya yakin.
“Wah, double ya? Oke, kalau gitu siap - siap ya, ” ucap pewara yang satu lagi.
“Dia siapa lo? ” berbeda dengan Vanya yang menahan gugupnya mati - matian, saat ini Vanno duduk di kursi Vanya tadi, tepatnya di samping Nata.
“Siapa? ” tanya Nata pura-pura tidak tahu.
“Cewek tadi. ” jawab Vanno.
“Kepo lo. ”
Bunyi tuts piano dari arah panggung mengalihkan tatapan Nata dan juga Vanno. Alunan piano kemudian terdengar, membuat siapa saja terbawa suasana. Vanya mulai menyanyi kan lirik lagu pertamanya.
𝚆𝚑𝚎𝚗 𝚢𝚘𝚞 𝚑𝚘𝚕𝚍 𝚖𝚎 𝚒𝚗 𝚝𝚑𝚎 𝚜𝚝𝚛𝚎𝚎𝚝
𝙰𝚗𝚍 𝚢𝚘𝚞 𝚔𝚒𝚜𝚜 𝚖𝚎 𝚘𝚗 𝚝𝚑𝚎 𝚍𝚊𝚗𝚌𝚎 𝚏𝚕𝚘𝚘𝚛
𝙸 𝚠𝚒𝚜𝚑 𝚝𝚑𝚊𝚝 𝚒𝚝 𝚌𝚘𝚞𝚕𝚍 𝚋𝚎 𝚕𝚒𝚔𝚎 𝚝𝚑𝚊𝚝
𝚆𝚑𝚢 𝚌𝚊𝚗'𝚝 𝚒𝚝 𝚋𝚎 𝚕𝚒𝚔𝚎 𝚝𝚑𝚊𝚝?
𝙲𝚊𝚞𝚜𝚎 𝙸'𝚖 𝚢𝚘𝚞𝚛𝚜
Vanno merasa hatinya langsung bergetar ketika ia mendengar suara Vanya. Dia seketika teringat masa lalunya. Sedangkan Nata hanya menundukkan kepalanya. Jari jari Vanya masih asyik menari nari di atas piano, gadis itu kemudian melanjutkan lirik lagu yang dibawakannya.
𝚆𝚎 𝚔𝚎𝚎𝚙 𝚋𝚎𝚑𝚒𝚗𝚍 𝚌𝚕𝚘𝚜𝚎𝚍 𝚍𝚘𝚘𝚛𝚜
𝙴𝚟𝚎𝚛𝚢𝚝𝚒𝚖𝚎 𝙸 𝚜𝚎𝚎 𝚢𝚘𝚞, 𝙸 𝚍𝚒𝚎 𝚊 𝚕𝚒𝚝𝚝𝚕𝚎 𝚖𝚘𝚛𝚎
𝚂𝚝𝚘𝚕𝚎𝚗 𝚖𝚘𝚖𝚎𝚗𝚝𝚜 𝚝𝚑𝚊𝚝 𝚠𝚎 𝚜𝚝𝚎𝚊𝚕 𝚊𝚜 𝚝𝚑𝚎 𝚌𝚞𝚛𝚝𝚊𝚒𝚗 𝚏𝚊𝚕𝚕𝚜 𝚒𝚝'𝚕𝚕 𝚗𝚎𝚟𝚎𝚛 𝚋𝚎 𝚎𝚗𝚘𝚞𝚐𝚑
𝙸𝚝'𝚜 𝚘𝚋𝚟𝚒𝚘𝚞𝚜 𝚢𝚘𝚞'𝚛𝚎 𝚖𝚎𝚊𝚗𝚝 𝚏𝚘𝚛 𝚖𝚎
𝙴𝚟𝚎𝚛𝚢 𝚙𝚒𝚎𝚌𝚎 𝚘𝚏 𝚢𝚘𝚞, 𝚒𝚝 𝚓𝚞𝚜𝚝 𝚏𝚒𝚝𝚜 𝚙𝚎𝚛𝚏𝚎𝚌𝚝𝚕𝚢
𝙴𝚟𝚎𝚛𝚢 𝚜𝚎𝚌𝚘𝚗𝚍, 𝚎𝚟𝚎𝚛𝚢 𝚝𝚑𝚘𝚞𝚐𝚑𝚝, 𝙸'𝚖 𝚒𝚗 𝚜𝚘 𝚍𝚎𝚎𝚙
𝙱𝚞𝚝 𝙸'𝚕𝚕 𝚗𝚎𝚟𝚎𝚛 𝚜𝚑𝚘𝚠 𝚒𝚝 𝚘𝚗 𝚖𝚢 𝚏𝚊𝚌𝚎
𝙱𝚞𝚝 𝚠𝚎 𝚔𝚗𝚘𝚠 𝚝𝚑𝚒𝚜.
𝚆𝚎 𝚐𝚘𝚝 𝚊 𝚕𝚘𝚟𝚎 𝚝𝚑𝚊𝚝 𝚒𝚜 𝚑𝚘𝚖𝚎𝚕𝚎𝚜𝚜.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Laksmi Devriani
👍👍
2022-01-11
0