Untungnya Vanya berhasil membuat wajahnya terlihat biasa saja. Sedangkan Dania berada dibelakang Vanya kini tengah ******* - ***** tangannya sendiri karena sangat gugup saat melihat para pentolan sekolah berada di depannya.
𝙑𝙖𝙣𝙣𝙤 menatap Vanya dengan wajah datarnya. “Lo tahu kesalahan lo apa? ” tanyanya tenang tapi dengan suara menusuk.
Vanya yang merasa tidak berbuat salah itu menggeleng kepalanya santai. “Enggak, lo aja belum bilang, ” jawabnya datar.
“Nggak usah nyolot sama gue lo! ” ucap Vanno.
“Gue nggak nyolot,” kata Vanya.
Kini kedua orang itu menjadi pusat perhatian dari peserta MOS dan juga para anggota OSIS.
“Van, lo jangan kasarin adek kelas dong. Lihat tuh mukanya jadi pucet, ” lerai seseorang bernama 𝙒𝙞𝙡𝙡𝙞𝙖𝙢.
Vanno menatap William tak sependapat. “Pucat dari mana coba? Orang wajahnya datar -datar saja. Mukanya nyolot kayak gitu lo bilang pucet? Lo buta kali ya, ” semprot Vanno.
“Eh iya ya, terus masalah lo sama dia apaan? Buruan beresin, ini lo berdua jadi tontonan gratis, elah! Iya kalo ada yang 𝚗𝚢𝚊𝚠𝚎𝚛, lah ini kagak, ” ucap William asal.
“Mending lo diem! ” kata Vanno ketus.
𝙶𝚊𝚗𝚝𝚎𝚗𝚐- 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚎𝚗𝚐 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚐𝚊𝚕𝚊𝚔!
“Jadi gue disini ngapain? ” tanya Vanya yang mulai di acuhkan.
Dania yang melihat ada aura permusuhan antara kakak kelasnya dan Vanya langsung menarik tangan gadis itu agar sedikit menjauh.
“Apaan sih, Dan? ” sewot Vanya.
“Heh,𝚒𝚖𝚊𝚐𝚎 lo di depan kakak kelas bakal jatuh kalau lo berani sama dia, ” bisik Dania.
“Bodo amat, emang dia siapa? Gue aja nggak kenal! ” kata Vanya ketus.
Vanno langsung menatap gadis yang berceloteh itu dengan garang. “Lari keliling lapangan dua puluh kali! ” perintah Vanno.
“Lo juga, ” tunjuk Vanno kepada Dania.
“Berdiri di pojok lapangan! ” perintah Vanno lagi, tak terbantahkan.
Vanya yang mendengar perintah kakak kelasnya itu langsung ternganga lebar. “Nggak bisa gitu dong! Emang kakak tahu salah kita apa? Main hukun aja! ” kata Vanya.
“Inget, gue ketua OSIS disini! Dan Ketos itu selalu benar! ” Vanno berucap dengan lantang. “Mau gue tambah atau lo lakuin sekarang? ”
“Ish, iya iya! Bawel lo, ” geram Vanya.
“Sana buruan lari! Kenapa masih diem disini? ” Vanno menatap Vanya bingung.
Ingin rasanya Vanya menonjok wajah Vanno saat itu juga, memang sih Vanno ketua OSIS, tapi dia kan tidak berbuat salah apa- apa.
Vanya mulai berlari dengan malas dan lambat, sedangkan Dania berdiri di pojok lapangan dengan mencari tempat teduh.
“Enak banget lo mojok di tempat teduh! ” entah dari mana datangnya William tiba-tiba laki-laki itu sudah 𝚜𝚝𝚊𝚗𝚍-𝚋𝚢 di samping Dania.
“Eh, setan!” latah Dania yang kaget.
“Wah, parah lo ngatain gue setan! ”
“Lo mirip. ”
“Sinting nih cewek! Lo pindah ke sana! ” suruh William dengan 𝚖𝚘𝚍𝚞𝚜 memegang tangan Dania.
Dengan cepat, Dania menepis tangan William. “Nggak usah pegang-pegang! ” .
“Sewot amat lo jadi cewek! Gue juga ogah lagian! ” jawab William.
“Terus kenapa tadi pegang- pegang? ” Dania melotot ke arah William.
“𝙺𝚑𝚒𝚕𝚊𝚏, ” jawab William dengan cengiran nya.
Vanya yang sejak tadi berlari keliling lapangan kini tengah menyerapahi kakak kelasnya dengan berbagai umpatan.
Di putaran pertama, dia masih kuat.
Di putaran ke dua, nafasnya mulai 𝚗𝚐𝚘𝚜- 𝚗𝚐𝚘𝚜𝚊𝚗.
Di putaran ke tiga, perutnya keram.
Di putaran ke empat, kepalanya pusing dan semuanya tiba - tiba menjadi gelap.
“VANNO! ADA YANG PINGSAN! ”
Teruskan seseorang dari arah lapangan membuat Vanno langsung menolehkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Laksmi Devriani
di kembangkan terus iya
2022-01-11
0