“𝙳𝚒𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒? Batin Vanno yang kemudian berlari ke arah Vanya.
Vanno membelah kerumunan yang tengah mengerubungi Vanya. “Minggir minggir! ” Perintah Vanno.
“Ini kenapa? ” Tanya Vanno 𝚌𝚎𝚗𝚐𝚘.
“Tidur! Ya jelas pingsan lah, Van! ” Angel menatap Vanno jengkel.
Tanpa banyak bicara, lelaki itu langsung menggendong Vanya dan membawa gadis itu ke UKS.
Sesampainya di ruangan, Vanno langsung membaringkan tubuh Vanya pelan - pelan di atas salah satu tempat tidur unit kesehatan sekolah. Vanno menyibak kan beberapa anak rambut yang menutupi wajah Vanya.
𝙲𝚊𝚗𝚝𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚎𝚖.
Sadar akan sesuatu yang tengah dia pikirkan, dengan cepat Vanno langsung menggelengkan kepalanya. “Gue mikir apaan sih? ”
“Ada yang bisa saya bantu? ” sebuah suara tiba-tiba terdengar dari belakang Vanno.
“Eh, setan, ” Vanno kaget.
“Buset, gue kayak bidadari begini dibilang setan, ” gerutu suara tadi diikuti dengan memanyunkan bibirnya.
“Najis.”
𝙲𝚊𝚗𝚝𝚒𝚔 𝚝𝚞 𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚒,
Batin Vanno sambil menatap ke arah Vanya.
“Tuh tanganin dia, ” ucap Vanno kepada penjaga UKS yang kebetulan adalah teman sebayanya.
Vanno berjalan ke sisi ranjang yang lain, mencari tempat untuk duduk. Saat menemukan tempat yang pas, dia langsung mendudukkan bokongnya disana.
Dia merogoh saku celananya, berusaha mengambil ponselnya. Setelah berhasil mendapatkan benda itu, ia langsung membuka 𝚛𝚘𝚘𝚖 𝚌𝚑𝚊𝚝 - nya bersama 𝚌𝚘𝚐𝚊𝚗 𝚜𝚚𝚞𝚊𝚝.
𝙍𝙊𝙊𝙈 𝘾𝙃𝘼𝙏.
𝙑𝙖𝙣𝙣𝙤𝘾𝙧𝙝𝙨𝙩𝙣 : 𝙻𝚘 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊 𝚍𝚒 𝚖𝚊𝚗𝚊?
𝘾𝙚𝙡𝙡𝙤𝙠𝙚𝙡𝙫 : 𝙳𝚒 𝚑𝚊𝚝𝚒𝚖𝚞, 𝚖𝚊𝚜.
𝙑𝙖𝙣𝙣𝙤𝘾𝙧𝙝𝙨𝙩𝙣 : 𝙽𝚊𝚓𝚒𝚜!
𝘿𝙚𝙤 : 𝙼𝚊𝚖𝚙𝚞𝚜!
𝙏𝙞𝙩𝙞𝙨𝙖𝙣𝙢𝙞𝙥𝙚𝙧 : 𝙼𝚊𝚖𝚙𝚞𝚜 𝚕𝚘!
𝙑𝙖𝙣𝙣𝙤𝘾𝙧𝙝𝙨𝙩𝙣 : 𝙱𝚎𝚕𝚒𝚒𝚗 𝚐𝚞𝚎 𝚝𝚎𝚑 𝚊𝚗𝚐𝚎𝚝 1, 𝚋𝚊𝚠𝚊 𝚔𝚎 𝚄𝙺𝚂. 𝙲𝚎𝚙𝚊𝚝!
𝘾𝙚𝙡𝙡𝙤𝙠𝙚𝙡𝙫 : 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚔𝚒𝚛𝚊 𝚊𝚔𝚞 𝚠𝚊𝚛𝚞𝚗𝚐 𝚊𝚙𝚊, 𝚖𝚊𝚜?! 𝚂𝚎𝚎𝚗𝚊𝚔 𝚓𝚒𝚍𝚊𝚝 𝚖𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚞𝚛𝚞𝚑 𝚔𝚞 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚒𝚝𝚞.
𝙏𝙞𝙩𝙞𝙨𝙖𝙣𝙢𝙞𝙥𝙚𝙧 : 𝙹𝚒𝚓𝚒𝚔 𝚍𝚘𝚖𝚋𝚊 𝚐𝚞𝚎 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚕𝙾.
𝘿𝙚𝙤 : 𝙼𝚞𝚗𝚐𝚔𝚒𝚗 𝚍𝚒𝚊 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚌𝚎𝚕𝚕𝚘, 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚒 𝚊𝚙𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒 𝚙𝚞𝚝𝚛𝚒 𝚛𝚊𝚙𝚞𝚗𝚣𝚎𝚕.
𝘾𝙚𝙡𝙡𝙤𝙠𝙚𝙡𝙫 : 𝚕𝚞𝚑𝚑 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚖𝚊𝚒𝚗 𝚐𝚞𝚎 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚋𝚎𝚗𝚌𝚘𝚗𝚐 𝚙𝚘𝚑𝚘𝚗 𝚝𝚘𝚐𝚎.
𝙑𝙖𝙣𝙣𝙤𝘾𝙧𝙝𝙨𝙩𝙣 : 𝙲𝚎𝚙𝚎𝚝𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚠𝚎𝚕!
𝘿𝙚𝙤 : 𝙲𝚎𝚕 𝚐𝚊𝚔 𝚞𝚜𝚊𝚑 𝚍𝚛𝚊𝚖𝚊 𝚍𝚎𝚑! 𝙶𝚞𝚎 𝚝𝚊𝚞 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚕𝚘 𝚝𝚞𝚑 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑 𝚍𝚛𝚊𝚖𝚊, 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚐𝚊𝚔 𝚞𝚜𝚊𝚑 𝚕𝚘 𝚕𝚒𝚊𝚝𝚒𝚗 𝚔𝚎 𝚔𝚒𝚝𝚊. 𝙹𝚒𝚓𝚒𝚔 𝚐𝚞𝚎.
𝙑𝙖𝙣𝙣𝙤𝘾𝙧𝙝𝙨𝙩𝙣 : 𝙳𝚒𝚊 𝚜𝚢𝚊𝚒𝚝𝚘𝚗.
𝙏𝙞𝙩𝙞𝙨𝙖𝙢𝙞𝙥𝙚𝙧 : 𝙳𝚒𝚊 𝚓𝚒𝚗.
𝘾𝙚𝙡𝙡𝙤𝙠𝙚𝙡𝙫 : 𝙳𝚒𝚊 𝚜𝚎𝚝𝚊𝚗.
𝘿𝙚𝙤 : 𝚈𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚎𝚝𝚊𝚗 𝚝𝚞𝚑 𝚕𝚘 𝚌𝚎𝚕.
𝘾𝙚𝙡𝙡𝙤𝙠𝙚𝙡𝙫 : 𝙻𝚘
𝘿𝙚𝙤 : 𝙻𝚘 𝚎𝚎𝚔 𝚔𝚞𝚍𝚊.
𝚅𝚊𝚗𝚗𝚘𝙲𝚛𝚑𝚜𝚝𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚊𝚙𝚞𝚜 𝙲𝚎𝚕𝚕𝚘𝚔𝚎𝚕𝚟 𝚔𝚎 𝚐𝚛𝚞𝚙.
𝘿𝙚𝙤 : 𝙷𝚊𝚊𝚊𝚑𝚊𝚑𝚑𝚊 𝙼𝚊𝚖𝚙𝚞𝚜!
𝙳𝚎𝚘 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚗𝚍𝚊𝚗𝚐 𝙲𝚎𝚕𝚕𝚘𝚔𝚎𝚕𝚟 𝚔𝚎 𝚐𝚛𝚞𝚙. 𝙲𝚎𝚕𝚕𝚘𝚔𝚎𝚕𝚟 𝚋𝚎𝚛𝚐𝚊𝚋𝚞𝚗𝚐 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚘𝚋𝚛𝚘𝚕𝚊𝚗.
𝘾𝙚𝙡𝙡𝙤𝙠𝙚𝙡𝙫 : 𝙰𝚗𝚓𝚒𝚛 𝚕𝚘, 𝚅𝚊𝚗..
Vanno menutup 𝚛𝚘𝚘𝚖 𝚌𝚑𝚊𝚝 bersama teman-temannya itu. Dia melirik ke arah Vanya.
“Dia pingsan apa mati sih? ” gumam Vanno yang sontak berhenti ketika melihat adanya pergerakan dari gadis itu.
“Seribu tahun kemudian, ” ucap Vanno dengan tampang masa bodohnya.
“Apa? ” tanya Vanya kepada Vanno dengan tampang bingung.
“Tadi ada cicak kawin di atas lo. ”
“Ngapain lo di sini? ” tanya Vanya jutek.
“Ya menurut lo aja gue ngapain. Bukannya syukur ditolongin, ” Vanno menatap Vanya dengan malas.
Tapi saat melihat wajah Vanya yang melas hal itu membuat Vanno tidak enak hati.
“Jangan deket - deket atau gue gampar lo pake ini baskom! ”
Vanya berucap sambil memperlihatkan baskom aluminium yang ada di dekatnya.
𝙿𝚊𝚜𝚝𝚒 𝚜𝚊𝚔𝚒𝚝 𝚝𝚞𝚑 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚔𝚎𝚗𝚊 𝚔𝚎𝚙𝚊𝚕𝚊. Batin Vanno bergidik ngeri.
“Udah, nggak usah sok cantik. Gue nggak nafsu sama lo, ” Vanno menjawab ketus membuat Vanya geram.
“Minggat sana lo. Nyepetin mata aja lo disini! ” Vanya menatap Vanno garang.
“Udah syukur di tolongin, malah ngelunjak! ” Vanno kini malah duduk leha- leha di kursi dekat tempat tidur Vanya. Dia memainkan tanganya di atas paha.
Tiba-tiba suara 𝚐𝚛𝚊𝚜𝚊𝚔 - 𝚐𝚛𝚞𝚜𝚞𝚔 terdengar dari arah pintu UKS, Vanno dan Vanya langsung menoleh dan tampaklah disana teman - teman Vanno, yaitu 𝘾𝙚𝙡𝙡𝙤, 𝘿𝙚𝙤, dan Willian yang sedang cengar - cengir ke arahnya.
“Ngapain lo cengar cengir kayak orang gila? Bawa sini teh nya! ” perintah Vanno tidak sabaran.
“Gila, beli teh segelas aja perjuangan banget, ” keluh Deo dengan mengusap keringat di dahinya.
“Kenapa? ” tanya Vanno, sementara Vanya hanya menyimak saja.
“Iya. Adek kelas pada minta foto. Perasaan anak presiden bukan, anak pejabat juga bukan, kok segitunya, Ya ampun, ” celoteh Deo sambil menyerahkan teh di tanganya ke arah Vanno yang kemudian diserahkan Vanno kepada Vanya.
Vanya menggeleng. “Nggak usah makasih, ” tolak Vanya.
“Lo jadi adek kelas nyolot banget, sih? Tinggal Terima, gampang kan? ” kata Vanno ketus.
“Terima aja ,dek. Mumpung dia baik sama cewek, ” ucap William sambil menaik-turunkan alisnya.
Mau tidak mau Vanya menerima gelas yang berisi teh hangat itu dengan wajah takut - takut.
“Cepet diminum, sebentar lagi mau ada acara unjuk bakat, ” ucap Vanno dengan nada dinginnya, setelah itu dia pergi meninggalkan Vanya yang masih terdiam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments