Alesha bangun saat adzan subuh berkumandang, ia mengedarkan pandangan nya mencari keberadaan suami nya, namun sayang nya Alesha tak mendapati Bima di kamar pengantin mereka itu. Ranjang di sisi yg lain bahkan masih begitu rapi tak tersentuh.
Hati Alesha merasa tak nyaman dengan situasi saat ini, apa lagi semenjak memutuskan menikah, Bima memang tidak berbicara dengan Alesha kecuali jika ada sesuatu yg sangat penting.
Alesha bergegas ke kamar mandi guna mengambil wudhu, setelah itu ia membuka tas nya kembali untuk mengambil sejadah dan mu kena nya yg ia simpan di dalam tas nya.
Alesha melaksanakan sholat sunnah sebelum subuh yg di lanjutkan dengan sholat subuh nya, setelah sholat, ia berdizkir dan berdoa. Lagi lagi dalam doa nya ia meminta kepada Rabb nya agar di bukakan pintu hati Bima untuk nya.
"Aku tahu aku tidak cantik dan tidak pintar, ya Allah. Tapi cinta itu berasal dari hati kan? kecantikan itu akan memudar tapi tidak dengan cinta. Ya Allah, buka kan lah pintu hati Mas Bima untuk ku, agar bisa mencintai diri ku yg sederhana ini, ridhoi lah pernikahan kami dan limpahkan lah Rahmat Mu dalam pernikahan kami. Jadikan lah aku istri yg baik untuk Mas Bima dan Ibu yg baik untuk anak anak kami kelak... "
Alesha berdoa dengan begitu tulus, tangan nya terangkat menadah penuh permohonan kepada sang pemilik hati.
.........
Alesha pergi ke dapur setelah ia membereskan kamar nya, dan Alesha melihat Bima yg tidur di sofa. Alesha mendekati Bima dan Bima masih tampak lelap dalam tidur nya, Alesha menatap suami nya itu sebentar, dengan tatapan yg begitu lembut.
Alesha mengerti kenapa Bima tidur di sofa di banding tidur di kamar pengantin di malam pernikahan nya, tentu karena Bima tak pernah menginginkan pernikahan ini dan dia hanya mencintai Vera. Mana mungkin Bima mau melaksanakan malam pertama dengan Alesha sementara hati nya masih mencintai Vera. Alesha mencoba mengerti hal itu karena ia sendiri juga tidak siap dengan pernikahan ini.
Di dapur, Alesha melihat ibu mertua nya yg sedang berkutat di wastefel dengan piring kotor bekas semalam.
"Selamat pagi, Tante..." sapa Alesha. Ibu mertua nya menoleh dan ia menyunggingkan senyum samar pada menantu nya itu. Tentu ia tak perlu bertanya kenapa Alesha bisa di dapur sepagi ini sementara tadi malam adalah malam pernikahan Alesha, karena mertua nya itu tahu Bima tidur di luar kamar.
"Kok panggil nya tante sih, Ibu dong" ujar nya yg membuat Alesha tersenyum malu.
"Iya, Ibu..." ucap nya.
"Kamu bisa masak kan, Al? aku dengar masakan mu enak enak lho" ujar ibu mertua nya lagi.
"Ibu bisa saja" kata Alesha masih sungkan, ia tak pernah dekat sebelum nya dengan keluarga ini meskipun mereka adalah tetangga. Alesha memang jarang keluar rumah dan jarang bergaul.
"Kamu buat sarapan ya, biar ibu yg mencuci ini. Kita bagi tugas, tidak apa apa kan?" tanya nya yg membuat Alesha kembali mengulum senyum.
"Tentu saja tidak apa apa, Bu. Aku kan istri dan memang sudah tugas ku memasak dan bersih bersih"
Ibu nya Bima berdecak kagum dengan Alesha, dalam hati ia berkata memang tidak salah diri nya memilih Alesha sebagai menantu nya.
"Eh, pengantin baru sudah di dapur saja.." goda ayah Bima yg baru masuk ke dapur
"Kopi buatan pengantin baru kira kira enak tidak ya..." imbuh nya.
''Akan aku buatkan kopi, tapi kalau misal nya tidak enak, jangan marah ya, Ayah" Alesha bergurau pada ayah mertua nya itu yg membuat ayah nya tertawa dan mengacungkan kedua jempol nya.
Alesha pun membuatkan kopi untuk ayah mertua nya itu. Kemudian ia melanjutkan membuat arapan untuk keluarga baru nya.
..........
Saat sarapan, mertua Alesha menyinggung Bima soal istri ideal, yg kata nya bukan melulu tentang wanita yg cantik dan seksi. Tapi wanita yg mampu membuat rumah terasa nyaman.
"Liat ini ibu mu, Bim..." ujar ayah nya yg membuat Bima langsung secara otomatis menatap ibu nya "Jujur saja ya, secara fisik ibu mu tidak cantik cantik amat lho, lebih cantik tetangga kita yg sudah janda 5 tahun itu..." goda nya yg membuat ibu nya menatap tajam. Sementara Alesha tersenyum geli karena ia tidak menyangka ternayata orang tua Bima adalah orang yg begitu humoris selain baik hati dan mau menerima Alesha apa ada nya.
"Tapi, kalau di suruh memilih seribu kali pun, aku akan tetap memilih Ibu mu menjadi istri. Karena wanita yg di butuhkan suami itu adalah wanita yg berwatak baik, bersikap baik, berhati baik, supaya rumah tangga kita selalu berjalan dengan baik, anak anak kita menjadi orang baik. Kalau soal cantik itu gampang, belikan saja bedak sama baju yg bagus..." seru nya sambil terkekeh.
"Yg paling penting, wanita yg membuat kita betah di rumah dan nyaman. Itu adalah istri yg ideal"
"Kalau kamu memilih istri hanya karena cantik, Pas tua nanti cantik nya hilang lho. Sementara kalau kamu memilih istri yg baik hati dan watak nya baik juga, semakin tua kamu pasti semakin cinta dan kamu akan semakin merasakan kebaikan nya. Karena kalau sudah tua nanti, kamu akan bersandar pada pasangan mu"
Bima hanya mendengarkan dalam diam apa yg di katakan oleh ayah nya itu, namun melihat ekspresi ibu nya yg sedikit merona karena di sanjung sang kekasih hati membuat Bima tersenyum samar.
Kedua orang tua nya memang bukan orang yg berada, namun mereka adalah orang orang yg baik dan bijak.
.........
Hari pertama menjadi suami istri, Bima dan Alesha masih tak berkomonikasi sedikit pun dan Alesha hanya memperhatikan Bima diam diam, agar ia tahu apa yg harus ia lakukan untuk melayani suami nya dengan baik
Seperti apa saja kegiatan Bima sejak bangun tidur, bagaimana Bima akan memilih pakaian nya saat akan bekerja, dan kebiasaan Bima yg lain nya. Alesha hanya berharap, Bima segera membuka pintu hati untuk nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Annie Soe..
keknya ibu & ayah mertua ug baik niy, smogaa..
2024-02-14
0
dian athar
baru awal2 bab dh mewek aq...
karna emank bnr,laki2 lebih menilai fisik dari pada sifat
2022-10-17
0
🕊❤️WINNY💚ᴇ𝆯⃟🚀
semangat Al,semoga Bima cepet sadar 🤭
2022-09-26
0