Sabtu kedua di bulan Juni,hari ini hari terakhir Dena berada di kota kecil kelahiran nya karena besok pagi pagi sekali dia harus kembali ke Ibukota setelah 1 minggu disini. Ia duduk termangu di sisi Jendela kamarnya,menatap rintik hujan yang turun membasahi bumi tempat nya bernaung.
"Hhmm,setidaknya kita berpijak di bumi yang sama,kita berteduh di bawah langit yang sama Mas Adam"
"Artinya masih ada sisa harapan untuk kita bisa berjumpa"
"Sabar Dena..... "God has perfect timing,trust it"...gumam Dena dalam hati mencoba menyemangati diri nya sendiri.
"Ssiiitiittt...bahkan tanpa malu malu bayang bayang Mas Adam terus menari di kepalanya"... "Tuhan.....bisa gila lama lama kalau sampai seumur hidupku tidak diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Mas Adam lagi" gerutu Dena.
***Dena merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur,di kamar ini dulu dia menghabiskan masa masa remaja nya. Tidak banyak yang berubah,kamar dengan nuansa putih dan hijau itu selalu membuat pemilik nya betah berlama lama di dalam nya.
Dena memandang sebuah foto berfigura kecil di atas meja rias di sudut kamarnya. Foto saat dirinya masih berada di Sekolah menengah Atas,tampak Dena berada di antara teman teman nya. Dena memejamkan mata,mengingat ingat satu persatu teman putih abu abunya... Tak satupun seingat Dena yang menjadi sahabat yang benar benar akrab dengan dirinya,semua cuma sebatas kenal dan Say Hai bagi Dena.
Gadis ini seperti membangun kokoh benteng di sekeliling nya agar tidak banyak orang yang bisa menembus kehidupan pribadinya.
"Hhmm..baik kah atau buruk kah sifatku yang seperti itu?" tanya Dena dalam hati.
"Tapi aku baik baik saja,aku punya keluarga yang harmonis,ayah ibu kakak dan adikku semua rukun". Keadaan ekonomi keluarga pun bisa di bilang tidak mengkhawatirkan. Jadi tidak ada alasan bagi Dena untuk mengeluhkan apa apa pada seseorang yang bisa dijadikan alasan mencari teman hanya untuk curhat..
Jadi seperti itulah. dia menjalani kehidupan masa masa remaja,lurus... datar.... berjalan seperti apa adanya sampai sekarang.Tak ada teman,tak ada kekasih..
Apapun yang telah ia lalui baginya cukup di pendam sendiri,rasain sendiri,semangat sendiri dan bangkit sendiri... Seperti saat ini,dia harus berjuang mencari cara bagaimana harus menemukan Mas Adam dalam keadaan laki laki itu bukan milik orang lain.
"Ha ha ha...kacau......"gelak Dena
"Pleasee.....jangan sesukamu hey bayangan Mas Adam,datang di kepalaku ber putar putar lalu pergi begitu saja bayang nya berlalu"...
Dena masih asyik berguling diatas tempat tidurnya,sesekali memejamkan mata menghembuskan nafas panjang entah apalagi yang kini memenuhi fikiran nya.. Sebentar sebentar ia memegang perut nya,mengusap usap seperti merasakan sakit yang akhir akhir ini sering datang dan pergi seperti bayangan laki laki itu...
" Huuweeekkk...."Dena terlihat menangkupkan telapak tangan kiri di mulutnya,sementara tangan kanan ny masih menekan perut.
Kenapa jadi mual mual begini,batin Dena..
Pandangan di sekeliling nya pun mulai terlihat buram. Langit langit kamar seolah berputar.
Dena mencoba duduk tetapi rasanya tenaganya tiba tiba tidak ada sama sekali..
"Aku kenapa....."
"Apa kejadian pingsan seperti Di Bandara kemarin terulang lagi"
Dena mencoba meraih ponsel di sebelahnya,menelpon Kak Anjani,itu yang pertama ada di fikiran Dena. Karena dia tidak ingin terjadi apa apa pada dirinya sementara tak ada satu pun yang tau.
Ibu kebetulan tidak dirumah karena mengunjungi rumah Mas Hanif kakak tertua Dena.kangen cucu cucu kata Ibu.
Sementara Ayah nya bekerja meskipun di hari sabtu,Hasbi pergi bersama tunangan nya dan Kak Anjani berada dirumah nya yang tidak jauh dari rumah mereka.
"Hallo kak Jani.."lirih suara Dena terdengar di telinga Anjani
"Iya Den. ada apa..??"
"Tolong.....,belum sempat Dena melanjutkan kata kata nya ponsel yang ia pegang terlepas dari tangan nya. Tubuhnya lunglai di atas kasur
Sementara itu..
"Hallo hallo Den,kok gak ada suaranya?"
"kamu kenapa,hallo???"..
Anjani menatap layar ponsel nya,telepon masih tersambung tapi tidak ada suara sama sekali.
Anjani merasakan ada sesuatu yang terjadi dengan adiknya,mendengar kata kata terakhir yang diucapkan Dena tadi. Bergegas ia berlari,menuju rumah orang tua nya.
*** Mendapati Dena yang terkulai memejamkan mata diatas kasur,Anjani mengguncang guncang bahu adik nya itu.
"Dena,bangun den.. kamu kenapa?"..
Tidak ada reaksi..
Anjani menyentuh pergelangan tangan Dena,meraba detak nadi.
"Masih terasa" gumam Anjani
Memeriksa nafas adiknya..
Telapak tangan dan kaki Dena sedingin es,Anjani bingung harus melakukan apa dalam posisi ini.
"Ahh telpon Hasbi atau Ayah",fikir nya
Hasbi yang sedang dalam perjalanan menuju rumah Amira dikagetkan dengan panggilan masuk dari kakak nya itu.
Wajah hasbi yang cemas setelah mendapat telepon membuat Amira bertanya.
"kenapa Mas?"
"Kak Dena pingsan di kamarnya,kita harus segera bawa ke rumah sakit" ,ujar Hasbi
Amira menganggukkan kepala nya tanda setuju,tidak lama mobil yang mereka kendarai sudah putar arah menuju rumah Hasbi...
**** Rumah sakit XX,rumah sakit swasta terdekat dari rumah Dena,di ruangan IGD tampak beberapa perawat dan 1 dokter jaga sedang menangani Dena.
Satu orang perawat memeriksa tekanan darah,sementara itu dokter masih terlihat bertanya kepada keluarga Dena bagaimana kejadian sebelum Dena di bawa ke Rumah sakit.
Terlihat wajah panik Ayah dan Ibu Dena.
Beberapa menit berselang,Dena tampak menggerakkan jarinya.Perlahan membuka mata nya.
"Dena,syukurlah nak kamu sudah siuman",ibu yang sedari tadi berada di samping Dena memeluk putri nya yang baru siuman itu.
Dena mendapati dirinya berada di Ruangan IGD Rumah sakit dengan jarum infus di pergelangan tangan kirinya
"Aku kenapa bu?"...lirih suara Dena terdengar
"Kamu td pingsan nak dirumah,syukurlah kamu sempat menghubungi kakak mu"..kamu sekarang istirahat dulu jangan terlalu banyak bergerak,sebentar lagi kamu akan di pindahkan di Ruangan Rawat inap.
"Hahh rawat inap?" tanya Dena heran
"Dena kan cuma pingsan bu,Dena baik baik saja.istirahat dirumah saja ya bu jangan disini"pinta Dena dengan wajah memelas
"Nggak bisa Den,kamu harus mendapatkan perawatan di Rumah sakit". tadi tekanan darah kamu melonjak tinggi,dan sudah diambil sample darah untuk di cek apa ada indikasi penyakit dalam."
"Tapi bu..besok kan Dena harus kembali ke ibukota" kerjaan Dena banyak dan besok cuti terakhir Dena"
"Sssttt..udahlah Den jangan mikirin kerjaan duku,kamu masih sakit.Ibu nggak akan mengizinkan kamu balik dalam keadaan begini"
Dena tertunduk lesu,membayangkan apa yang akan terjadi kalau dia sampai bolos kerja di hari Senin nanti..
"Huuhh...atasan cerewet itu pasti mengeluarkan surat peringatan untuk ku"gerutu Dena
Semoga saja hasil pemriksaan darah nya baik baik saja,harap Dena.
Paling juga kelelahan fikir Dena.
Berharap saja semuanya baik,biarlah doa dan takdir yang akan berperang di langit. Bagi Dena pekerjaan nya jauh lebih penting dibandingkan harus terbaring hanya untuk istirahat di Rumah sakit seperti ini.
"Menyebalkan.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments
07
ada sakit serius mkny pingsan
2022-02-05
2
Leonar Sipayung
kok baperrrrr
2022-02-02
1
Saptono agus
mampir kesini krn lg bosen dng cerita ceo yg krjaan ny cm mainin cwek
2022-01-24
1