Cemburu Yang Tak Di Sadari.

Ceklek. Greg membuka pintu ruang VIP tersebut.

Eldrick menoleh ke arah pintu.

"Kenapa kau kesini?" Tanya Eldrick sinis.

"Aku mau jadi saksi kalau-kalau kau bunuh diri." Jawab Greg tak kalah sinis.

"Cih." Decih Eldrick mendengar jawaban Greg.

Greg pun berjalan mendekati Eldrick dan mendaratkan bokongnya di sofa sebelah Eldrick.

"Ceritakan, apa masalah mu?" Todong Greg.

Ceklek. Tiba-tiba saja pintu ruang VIP itu terbuka.

Sontak Eldrick dan Greg menoleh ke arah pintu, ternyata Bram lah yang membuka pintu.

"Sudah selesai urusan mu dengan wanita-wanita itu?" Tanya Greg.

"Sudah. Aku juga sudah meminta nomor ponsel kedua wanita itu, apa kau mau?" Jawab Bram sambil berjalan mendekati Greg dan Eldrick.

"Lupakan lah, aku sudah tidak minat. Mood ku rusak gara-gara ulah teman kita ini." Balas Greg sambil bola matanya mendelik ke arah Eldrick.

Sedangkan Eldrick yang disindir terlihat biasa saja. Matanya menajam melihat kedepan, seperti sedang memikirkan sesuatu.

Bram pun mendaratkan bokongnya di sofa yang berhadapan dengan Greg.

"Hei, sebenarnya kau kenapa? Aku tau kau tidak suka bermain wanita, tapi tidak seharusnya kau merendahkannya seperti itu!" Ucap Bram.

"Lalu kau mau aku mengagung-agungkan wanita itu? Begitu mau mu?" Jawab Eldrick dengan gaya savage nya.

Bram tak menjawab, ia hanya menggelengkan kepalanya. Ia sudah tak habis pikir dengan temannya yang satu itu.

"Sudah..sudah, tidak usah lagi membahas soal wanita itu." Greg buka suara untuk menengahi perdebatan Bram dan Eldrick.

"Sekarang katakan apa masalah mu, aku yakin kemarahan mu bukan hanya karena wanita itu." Tanya Greg pada Eldrick yang sejak tadi penasaran.

Eldrick menghela nafasnya sebelum menceritakan apa yang terjadi setelah ia pulang kuliah tadi.

"Ayah ku meminta ku untuk segera menamatkan kuliah ku tahun ini." Jawab Eldrick sambil menaruh kepalanya di sandaran sofa. Sebegitu frustasinya dia hanya karena sang ayah memintanya untuk segera lulus kuliah.

"Hanya karena itu kau marah?" Tanya Bram meremehkan alasan yang di berikan Eldrick.

"Apa kau pikir itu bukan masalah besar bagiku? Kau tau, jika aku tidak lulus tahun ini, ayah ku akan mencoret namaku dari ahli warisnya dan akan meratakan studio musik ku." Jawab Eldrick tak suka.

"Aaarrrghh!!!!! Kenapa aku harus menjadi anak dari Hendrick Puth!!!" Geram Eldrick sambil menjambak rambutnya.

"Lalu kalau kau tidak mau jadi anak Hendrick Puth, kau mau jadi anaknya siapa? Apa kau mau jadi anaknya paman Noe (supir pribadi ayah Eldrick)?" Tanya Bram bergurau.

"Ah.. seandainya aku bisa memilih, menjadi anak paman Noe itu lebih baik." Jawab Eldrick menanggapi serius gurauan Bram.

Tok..tok..tok. Suara pintu terketuk.

Ceklek. Tanpa menunggu aba-aba dari dalam, seseorang membuka pintu ruang VIP tersebut.

Seseorang itu adalah Freya, pelayan yang membawa minuman yang Bram pesan untuk diantar ke ruangan itu sebelum Bram masuk ke ruangan itu.

Mata Eldrick membulat lebar saat melihat Freya masuk dengan troli berisi minuman dan beberapa cemilan yang Bram pesan.

"Gadis itu." Gumam Eldrick dalam hatinya.

Sampai Freya berada tepat di hadapan Eldrick, mata Eldrick tak berkedip memandang Freya.

Sedangkan Freya belum menyadari kalau ada Eldrick di ruang VIP itu, karena Freya jalan sambil menunduk dan tidak melihat ke arah member yang memesan ruang VIP.

Namun saat Freya sudah sampai di meja, baru lah Freya mendongakkan kepalanya. Di situ lah mata Freya membulat lebar sama seperti Eldrick saat melihat Freya masuk ke dalam ruangan.

Mata mereka pun saling menatap.

Dan hal itu terlihat jelas oleh Bram dan Greg.

"Ekhem.." Greg berdehem agar Eldrick dan Freya berhenti saling menatap.

Dan deheman Greg berhasil membuat Eldrick dan Freya tersadar dari keterkejutan mereka.

Mereka pun membuang pandangan mereka ke sembarang arah.

Lagi dan lagi tingkah Eldrick yang tak biasa itu membuat Bram dan Greg aneh.

Tak ingin berlama-lama di ruangan itu, cepat-cepat Freya menaruh minuman dan beberapa cemilan pesanan Bram ke atas meja.

Setelah makanan dan beberapa cemilan sudah berpindah tempat, buru-buru Freya mendorong troli hendak keluar.

Namun saat Freya melintas di depan Bram, tangan Bram menahan tangan Freya.

"Hei nona, bisa kah kau menemani kami minum disini?" Tanya Bram. Sengaja Bram meminta Freya menemani mereka, bukan untuk menjadikan Freya wanita one night stand nya, melainkan untuk menjadikan Freya umpan untuk mengetahui perasaan Eldrick pada Freya.

Karena menurut Bram, Eldrick tertarik dengan Freya. Dari tatapan mata Eldrick menatap Freya, sangat jelas menunjukkan ketertarikan itu. Bram sangat yakin akan hal itu, karena untuk pertama kalinya semenjak Maia meninggalkan Eldrick, baru kali ini Bram melihat Eldrick menatap seorang wanita sampai tak berkedip.

Eldrick memicingkan matanya, nafasnya memburu, rahangnya juga sudah mengeras, ia emosi. Eldrick emosi mendengar Bram meminta Freya untuk tinggal menemani mereka apalagi Bram juga menyentuh tangan Freya.

Tapi Eldrick mencoba menahan emosinya, ia ingin terlihat biasa saja di hadapan teman-temannya. Meski begitu, sorot mata Eldrick tak bisa berbohong, sorot mata penuh emosi pada Bram.

Dan Bram menyadari hal itu.

Bukannya takut, Bram makin menjadi-jadi memancing kemarahan Eldrick, semakin Eldrick marah semakin jelas bahwa Eldrick memiliki perasaan pada wanita yang sedang ia pegang tangannya.

"Ma-maf Tuan, saya tidak bisa." Jawab Freya terbata-bata.

"Apa kau takut kami akan menguliti mu disini?" Tanya Bram sambil meraba kulit lengan Freya yang mulus.

Freya menelan salivanya susah payah. Ingin sekali Freya meninju wajah laki-laki yang sedang meraba kulit lengannya, tapi ia tak sanggup melakukan itu, karena ia takut di pecat dari pekerjaannya. Apalagi tamu yang di hadapi Freya adalah tamu VIP.

Selama tamu VIP itu tidak melewati batas, Freya masih bisa bersabar. Tapi jika tamu VIP itu berani berbuat kurang ajar, tak perlu pikir panjang mau di pecat atau tidak, Freya akan melibasnya sampai habis. Begitulah pikir Freya.

"Tenang saja, aku hanya meminta mu menemani kami minum. Tidak meminta mu memuaskan kami. Bagaimana nona, apa nona bersedia? Aku akan memberikan tips yang sangat banyak." Tanya Bram lagi.

Freya masih diam. Seandainya Eldrick tidak ada di ruangan itu, tak perlu pikir panjang, Freya akan menerima tawaran Bram.

Tak sabar menunggu jawaban Freya, Bram pun langsung menarik tangan Freya agar duduk disebelahnya.

"Aakh.." pekik Freya saat Bram tiba-tiba menarik tangannya dan memaksanya duduk disebelah Bram.

Melihat hal itu nafas Eldrick memburu, tangannya mengepal. Ingin sekali ia meninju Bram karena berbuat kasar pada Freya. Tapi rasa gengsi yang besar membuat Eldrick mengurungkan niatnya.

to be continued...

Terpopuler

Comments

mamah lia nia

mamah lia nia

wah.... 🤭🤭🤭

2022-02-01

0

⍣⃝కꫝ🎸Riza🌍ɢ⃟꙰Ⓜʜ֟͜͡ᴠE𝆯⃟🚀⚔️⃠

⍣⃝కꫝ🎸Riza🌍ɢ⃟꙰Ⓜʜ֟͜͡ᴠE𝆯⃟🚀⚔️⃠

maRaaah bang eL??? 🤭🤭🤭

2021-12-30

0

Lovesekebon

Lovesekebon

Emang cinta datangnya dari mata turun k dada jadi panas dlm dh cemburu ..😌

2021-12-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!