Pertemuan kedua

Dijatuhkan tubuh Bara ke atas tempat tidur miliknya, sudah lama sekali kamar ini tak terisi dan kasur favorit Bara yang dulu sering menemani dirinya saat melepas lelah pulang sekolah. Entah mengapa Bara merasa jika dirinya memutuskan untuk pulang akan membuat masalah dan akan ada perselisihan antara dirinya dengan Badai.

Mata indah Bara masih menerawang langit-langit kamar sambil memorinya kembali beberapa tahun lalu, bagaimana bencinya Badai kepada dirinya saat memutuskan untuk kuliah di Belanda. Bagaimana kecewanya Badai saat Bara menolak untuk membantunya di perusahaan milik keluarga besarnya Gustiawan Saputra Putranto. Perkelahiannya dengan Badai tidak akan pernah dilupakan Bara begitu saja, apalagi saat lulus SMA Bara mendapatkan hadiah goresan pisau di bagian perut sebelah kiri bawah oleh Badai.

Pertengkaran bermula saat papanya David melarang Bara untuk mengambil kuliah kedokteran, namun Bara tetap keras kepala dengan pendiriannya ingin kuliah jurusan kedokteran mengikuti jejak Ando. Perdebatan antara papanya David dan Bara begitu panas sehingga membuat David marah besar serta mengancam untuk mengusir Bara. Tapi tekad Bara begitu bulat dan saat itu Bara memutuskan untuk pergi dari rumah, melihat perdebatan dan pertengkaran hebat antara Bara dan papanya David membuat Gladis mamanya pingsan. Badai tidak sanggup melihat sang mama terluka dan ia mencoba untuk menghentikan perselisihan itu.

Tetap saja keras kepalanya Badai membuat petaka, Badai kehilangan kontrol dan amarahnya memuncak membuat dirinya gelap mata mengambil pisau yang ada di meja makan lalu menghampiri Bara yang tengah bertengkar dengan papanya di ruang tamu. Bara mempunyai reflek yang baik, saat Badai hendak menusuknya secepat kilat dirinya mencoba menahan pisau yang hendak menyentuh kulit perutnya. Namun sayang tenaga Badai melebihi apapun juga, Bara tidak mampu membendung emosi yang sedang menguasai dirinya. Tangan kekar Bara tak mampu menahan tenaga Badai dan akhirnya pisau itu menembus kulit perut Badai. Baju Bara bersimbah darah, rasa sakit dan perih dirasakan oleh Bara saat benda tajam mengenai kulit perutnya. Saat itu Bara mendapatkan luka gores yang sedikit dalam dan membekas sampai saat ini.

..."Mengapa aku merasa asing di rumah sendiri. Mengapa aku merasa jika aku bukanlah bagian dari keluarga ini. Aku merasa jika kebencian Badai kepadaku membuatku sangat terluka dan tertekan." batin Bara berbicara sendiri....

Sepintas Bara teringat akan apa yang terlupakan olehnya sejenak, yaitu kamera DSLR miliknya yang sekarang berada di tangan Flower. Bagaimana dirinya bisa menemukan gadis yang sudah membohonginya? Kemana Bara akan mencari keberadaan Flower?

Matanya begitu terpaku menatap foto-toto yang ada di dalam kamera milik Bara, kamera yang diambilnya secara diam-diam tadi olehnya. Senyum simpul kadang terlukis di bibir Flower saat melihat begitu banyak foto yang sangat bagus berhasil diambil oleh jepretan kamera Bara. Dan betapa terkejutnya Flower melihat begitu banyak potret dirinya yang Bara ambil secara diam-diam.

Tak lama ponsel milik Flower berbunyi lagi, sudah hampir 20 panggilan tak terjawab dari Badai diabaikan olehnya. Flower masih merasa kesal kepada Badai karena sikapnya yang begitu plin-plan membuat Flower tidak ingin menemuinya lebih dulu.

Setelah mandi dan makan rasa lelah tidak juga menghampiri Bara, sebenarnya Bara berbohong kepada mamanya jika dirinya sangat lelah pasca turun dari pesawat. Ia hanya malas untuk bertemu dengan papanya saat ini pasti mereka berdua akan berdebat kembali, namun Bara sangat menyayangi papanya dan juga merasa bersalah seharusnya dirinya menjadi kebanggan papanya untuk mengurus perusahaannya bersama Badai. Untuk menghilangkan rasa cemasnya Bara memutuskan untuk menikmati suasana malam di kota ini, sudah lama sekali tidak melihat kota metropolitan tempat kelahirannya karena Topan belum juga pulang kuliah sejak tadi pagi. Katanya Topan begitu banyak tugas kuliah yang menghampirinya.

Topan adalah saudara sepupunya anak dari Ando dan Nania yang tidak lain adalah kakak dari papanya David. Topan sangat beruntung karena bisa kuliah sesuai keinginannya dan mengikuti jejak papanya, sementara tidak dengan Badai.

Sekarang kota ini banyak berubah dan sangat berbeda dengan dulu yang dilihatnya, sampai-sampai Bara lupa dengan rute jalan ke tempat yang biasa disinggahi olehnya. Tempat biasa dirinya dengan Bara dan Topan main biliar dulu, saat masih sekolah. Untung saja ada Tole yang mau mengantarnya kemana saja, jadi tinggal bilang mau ke mana Bara pergi kepada lelaki berumur 30 tahun itu. Tole adalah anak supir pribadi papanya yang sudah bekerja selama 15 tahun, namun karena ayahnya sering sakit-sakitan akhirnya Tole yang menggantikan posisinya. Lelaki itu sekarang menjadi orang kepercayaan keluarga Bara, dengan umurnya yang masih dibilang muda membuat Bara tidak canggung untuk berbincang dengannya.

"Mas Bara mau ke rumah sakit?" tanya Tole dengan logat khas jawanya yang medok dan lembut saat Bara baru saja menghampiri Tole yang sedari tadi sudah siap mengantarkan Bara.

"Nggak. Bukan ke sana, Mas Le," jawab Bara yang sudah khas sering memanggil Tole dengan sebutan Mas Lele atau Mas Le.

Walaupun Bara anak majikannya tidak membuat dirinya menghilangkan rasa sopan santun kepada yang lebih tua, Tole memang seorang supir pribadinya namun dari segi umur Tole lebih tua darinya dan memang sudah sepantasnya jika Bara menghormati orang yang lebih tua walaupun itu supir pribadinya sendiri.

"Mau kemana toh, Mas?" tanya Tole yang masih berdiri di depan mobilnya menatap Bara yang terlihat sedikit kebingungan.

"Jalan-jalan sebentar, cari angin," jawab Bara sambil membuka pintu depan sebelah kiri.

"Cari angin nanti masuk angin loh," ledek Tole sambil ikut masuk ke dalam mobil dari pintu sebelah kiri.

Bara hanya tertawa kecil tidak membalas ucapan tole sambil memaki seatbelt.

"Ingat ya, Mas Le. Jangan ke rumah sakit," ulang Bara mengingatkan sambil menatap Tole dengan lekat.

"Enggeh, Mas." angguk Tole sambil menyalakan mesin mobilnya.

Belum sempat mobil itu jalan lagi-lagi Tole bertanya kepada Bara yang sedari tadi memainkan ponsel miliknya.

"Mas Bara. Aku lupa kalau Ibu menyuruh untuk mengantarkan pakaian gantinya ke rumah sakit," kata Tole ingat akan apa yang diperintahkan Gladis kepadanya.

Seketika Bara menghentikan aktivitas memainkan ponselnya lalu menatap Tole dengan mimik wajah kecewa. Jika mereka ke rumah sakit pasti mamanya akan tahu jika Bara sedang berada bersama Tole.

"Kamu bagaimana sih, Mas Le. Jadi kita harus ke rumah sakit dulu?" tanya Bara kecewa.

Lelaki berkulit hitam manis itu terdiam sejenak sambil berpikir apa yang harus dilakukannya saat ini.

"Aku antar Mas Bara dulu baru nanti ke rumah sakit," usul Tole.

"Setuju itu," balas Bara sambil kembali memainkan ponselnya dengan santai.

Hanya menempuh jarak 30 menit Bara sampai di tempat yang dituju Bara. Tempat yang dulu sering dikunjungi bersama Badai saat masih sekolah SMA. Sebuah cafe yang tidak terlalu ramai di pinggiran kota Jakarta dengan live musiknya membuat dirinya merasa tenang dan nyaman di sana. Sepertinya cafe ini banyak berubah lebih bagus dan rapih dibandingkan dulu.

"Mas Bara mau pulang jam berapa nanti tak jemput?" tanya Tole dengan logat khas jawanya dari dalam mobil saat Bara baru saja turun.

"Nggak perlu. Aku pulang sendiri."

"Baik Mas, hati-hati. Aku pamit dulu," kata terakhir Tole yang tidak lama kemudian menutup kaca jendelanya dan pergi meninggalkan Bara.

Pasti mamanya akan marah jika tahu dirinya ada di sini dibandingkan menemui papanya yang sedang ada di rumah sakit. Tapi kali ini pikirannya sedang tidak baik karena Bara masih kesal dengan insiden kehilangan kameranya tadi. Tatapan matanya menyisir tempat itu untuk mencari tempat duduk yang pas baginya, dan ups. Tiba-tiba saja matanya Bara terpaku pada sebuah objek yang membuatnya tidak bisa melepaskan pandangan dari sana, seseorang yang dikenal olehnya sejak tadi di rumah makan. Sesekali Bara mengedipkan matanya lalu menajamkan kembali penglihatannya menatap orang itu untuk memastikan apa yang dilihatnya benar atau tidak. Setelah dilihat dengan seksama orang itu mirip sekali dengan gadis yang ditemuinya tadi di rumah makan, gadis yang sudah mengambil kamera DSLR nya.

"Dia, kan?" ucap Bara sambil menunjuk kearah Flower yang sedang duduk melamun sendirian.

Yakin dengan apa yang dilihatnya membuat Bara tertawa ringan terkesan sinis terus menatap Flower. Akhirnya tidak perlu capek-capek mencari gadis itu karena sekarang mereka dipertemukan kembali. Pasti kamera miliknya saat ini ada bersamanya. Dengan langkah pasti Bara berjalan menghampiri Flower yang sedang duduk melamun seorang diri dengan terlihat wajahnya penuh beban. Bagi Bara yang terpenting saat ini adalah mengambil kembali kameranya dan membuat perhitungan dengan Flower karena telah membohongi dirinya di toilet.

..."Ternyata kata pepatah itu benar, ya. Jika dunia itu sangat sempit. Aku nggak perlu lagi capek-capek mencari keberadaan mu, karena akhirnya kamu menunjukkan sendiri keberadaan mu. Dan sekarang saatnya aku membuat perhitungan kepadamu atas apa yang sudah kamu perbuat," gumam Bara bicara sendiri dalam hati dengan tatapannya menatap Flower sedari tadi....

Flower tidak menyadari jika seseorang sedang mengincarnya, pasti Flower akan sangat terkejut karena pertemuannya kembali dengan Bara. Belum sampai 24 jam mereka berpisah dan sekarang mereka bertemu lagi, apa ini suatu kebetulan atau memang sudah takdir yang sudah tuhan rencanakan untuk mereka berdua? Takdir yang akan membuat mereka berdua bersama tanpa mereka ketahui, takdir yang akan mengubah kehidupan mereka berdua yang awalnya saling membenci nantinya akan saling membutuhkan dan saling mencintai satu sama lain.

Visual Badai Lakuna Airlangga Putranto.

Terpopuler

Comments

ziizii

ziizii

lanjut ka snow

2022-02-21

1

lihat semua
Episodes
1 Kembali Ke Indonesia
2 Pertemuan Yang Tidak Disangka
3 Kekecewaan Flower
4 Pertemuan kedua
5 Dunia Ini Memang Sempit
6 Malaikat Tidak Bersayap
7 Penjaga Malam Hari Flower
8 Sarapan Pagi
9 Sindiran Keras Badai
10 Seperti Suami Istri
11 Masih Butuh Waktu
12 Kekecewaan Gladis
13 Kenangan Masa Kecil Bersama Kakek
14 Orang Yang Dikagumi Bara Selain Papanya
15 Memory Di dalam Kamera DSLR
16 kartu As Badai
17 Kekecewaan Badai
18 Gundah
19 Ungkapan Sayang Bara Kepada Papa
20 Perdebatan Kedua Kakak Beradik
21 Pencuri Hati
22 Isi Hati Badai
23 Sikap Dingin Bara
24 Hadiah Perpisahan
25 Kabar Buruk Bagi Flower
26 Perdebatan Flower dan Bara
27 Pelukan Hangat David.
28 Keadaan Mulai Keruh
29 Pengakuan Bara
30 Kejutan Besar Buat David
31 Sosok Pengganti Badai
32 Ayah Pengganti
33 Pertemuan Agatha Dan Arshaka.
34 Amarah Bara Kepada Flower
35 Dokter Baru
36 Keputusan Yang Sangat Sulit
37 Dilema
38 Permintaan Gladis
39 Kesedihan Bara
40 Wajahmu Mengalihkan Duniaku
41 Kedekatan Antara Agatha Dan Arshaka
42 Keputusan Terberat Bara
43 Jodoh Nggak Akan Kemana
44 Perjanjian Antara Bara Dan Flower
45 Malam Pertama Flower Dan Bara
46 Pelajaran Untuk Flower
47 Janji Agatha
48 Lamaran
49 Kepulangan Bara
50 Secret Garden
51 Pernikahan Bara Dan Flower
52 Perubahan Sikap Bara
53 Gesekan Sepasang Pengantin Baru
54 Gugatan Cerai Flower
55 Janji Bara
56 Pesan Masuk Pembawa Bencana
57 Sikap Dingin Bara
58 Kepergian Bara
59 Pertemuan Yang Kesekian Kalinya
60 Frustasi
61 Kesempatan Kedua
62 Rahasia Arshaka
63 Isi Hati Arshaka Kepada Agatha
64 CEO Baru
65 Kamar Pribadi Badai
66 Jodoh Nggak Akan Kemana
67 Kecelakaan Agatha
68 Kedatangan Kembali Fadli
69 Kembalinya Manatan Kekasih Gladis
70 Masa Depan VS Masa Lalu
71 Pembicaraan Dua Lelaki Dalam Hidup Gladis
72 Kekecewaan David kepada Ando
73 Isi Hati David
74 Seperti Masa Lalu Yang Sama
75 Karma
76 Malam Pembawa Petaka
77 Datang Dan Pergi
78 Keajaiban Untuk Kedua Lelaki Tampan
79 Berharap Keajaiban
80 Meet You Again
81 Kisah Tak Sempurna
82 Bukan Kabar Baik
83 Amnesia (The End) Sampai Bertemu Di Season 2
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Kembali Ke Indonesia
2
Pertemuan Yang Tidak Disangka
3
Kekecewaan Flower
4
Pertemuan kedua
5
Dunia Ini Memang Sempit
6
Malaikat Tidak Bersayap
7
Penjaga Malam Hari Flower
8
Sarapan Pagi
9
Sindiran Keras Badai
10
Seperti Suami Istri
11
Masih Butuh Waktu
12
Kekecewaan Gladis
13
Kenangan Masa Kecil Bersama Kakek
14
Orang Yang Dikagumi Bara Selain Papanya
15
Memory Di dalam Kamera DSLR
16
kartu As Badai
17
Kekecewaan Badai
18
Gundah
19
Ungkapan Sayang Bara Kepada Papa
20
Perdebatan Kedua Kakak Beradik
21
Pencuri Hati
22
Isi Hati Badai
23
Sikap Dingin Bara
24
Hadiah Perpisahan
25
Kabar Buruk Bagi Flower
26
Perdebatan Flower dan Bara
27
Pelukan Hangat David.
28
Keadaan Mulai Keruh
29
Pengakuan Bara
30
Kejutan Besar Buat David
31
Sosok Pengganti Badai
32
Ayah Pengganti
33
Pertemuan Agatha Dan Arshaka.
34
Amarah Bara Kepada Flower
35
Dokter Baru
36
Keputusan Yang Sangat Sulit
37
Dilema
38
Permintaan Gladis
39
Kesedihan Bara
40
Wajahmu Mengalihkan Duniaku
41
Kedekatan Antara Agatha Dan Arshaka
42
Keputusan Terberat Bara
43
Jodoh Nggak Akan Kemana
44
Perjanjian Antara Bara Dan Flower
45
Malam Pertama Flower Dan Bara
46
Pelajaran Untuk Flower
47
Janji Agatha
48
Lamaran
49
Kepulangan Bara
50
Secret Garden
51
Pernikahan Bara Dan Flower
52
Perubahan Sikap Bara
53
Gesekan Sepasang Pengantin Baru
54
Gugatan Cerai Flower
55
Janji Bara
56
Pesan Masuk Pembawa Bencana
57
Sikap Dingin Bara
58
Kepergian Bara
59
Pertemuan Yang Kesekian Kalinya
60
Frustasi
61
Kesempatan Kedua
62
Rahasia Arshaka
63
Isi Hati Arshaka Kepada Agatha
64
CEO Baru
65
Kamar Pribadi Badai
66
Jodoh Nggak Akan Kemana
67
Kecelakaan Agatha
68
Kedatangan Kembali Fadli
69
Kembalinya Manatan Kekasih Gladis
70
Masa Depan VS Masa Lalu
71
Pembicaraan Dua Lelaki Dalam Hidup Gladis
72
Kekecewaan David kepada Ando
73
Isi Hati David
74
Seperti Masa Lalu Yang Sama
75
Karma
76
Malam Pembawa Petaka
77
Datang Dan Pergi
78
Keajaiban Untuk Kedua Lelaki Tampan
79
Berharap Keajaiban
80
Meet You Again
81
Kisah Tak Sempurna
82
Bukan Kabar Baik
83
Amnesia (The End) Sampai Bertemu Di Season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!