Setelah pertemuan itu, Cahya langsung pulang menuju kerumahnya. Dengan kecepatan tinggi Cahya melajukan kendaraannya. Begitu ramai arus lalu lintas sore ini, jam-jam seperti ini banyak orang yang sudah pulang dari kantor. Karena macet Cahya tiba dirumah agak malam.
Ting.. tong..
"Nah itu mas Cahya baru pulang," ujar Agnia yang sejak sore tadi menunggu Cahya diruang tamu. Dengan segera Agnia membukakan pintu.
"Mas kamu dari mana aja? Kok pulangnya telat?" tanya Agnia yang meraih tangan Cahya terlebih dulu dan meletakannya diatas keningnya.
"Iya maaf tadi bosnya mas ngajakin ngobrol terus," jawab Cahya yang sedikit berbohong. Karena sangat tidak mungkin jika Cahya harus mengatakan yang sebenarnya.
"Mas mandi dulu sana biar seger, biar aku nyiapin makanan," seru Agnia.
"Oke, mas mandi dulu ya," pamit Cahya ke dalam kamar.
Sembari menunggu Cahya mandi, Agnia segera menghidangkan makanan yang sudah ia masak sejak tadi. Mulai dari gorengan, opor ayam juga kerupuk tak lupa ia sajikan. Setelah beberapa menit, Cahya keluar dan mulai menyantap makanannya.
Begitupun dengan Agnia, ia selalu menunggu Cahya untuk makan. Walau sebenarnya sejak tadi lapar, akan tetapi Agnia selalu ingin makan bersama Cahya. Rasanya ada yang berbeda jika kita makan bersama dengan orang yang kita cintai.
Selesai makan Agnia langsung merapihkan meja dan langsung mencuci piring yang kotor. Sedangkan Cahya duduk di ruang tamu sambil menikmati acara di televisi.
"Padahal besok saja kamu cuci piringnya Agnia, sekarang kan sudah malam," teriak Cahya dari ruang tamu.
"Tidak apa-apa mas, ini kan sudah kewajibanku," jawab Agnia sambil mencuci piring.
Saat sedang menonton televisi, Cahya tiba-tiba teringat pertemuannya dengan Zoya. Ada rasa senang, tapi ada juga rasa gelisah yang ia rasakan. Cahya merasa senang karena akhirnya ia bisa bertemu lagi dengan Zoya. Akan tetapi, Cahya juga bingung bagaimana jika seandainya Agnia tahu jika ia bertemu dengan mantan kekasihnya tadi siang. Setelah mengerjakan pekerjaannya, Agnia mengikuti Cahya ke ruang tamu.
"Mau dibikinin kopi mas?" tawar Agnia.
"Tidak usah," jawab Cahya.
"Oiya, mas punya kejutan buat kamu!" ujar Cahya.
"Ini.." Cahya menyodorkan sebuah kado kecil yang sudah ia persiapkan sejak tadi.
"Wah apa ini mas?" tanya Agnia sambil senyum-senyum.
"Buka saja," titah Cahya.
Dengan sigap Agnia langsung membuka isi dalam kotak itu. Dan betapa terkejutnya Agnia saat ia membuka sebuah kotak persegi panjang berwarna merah yang berisi sebuah kalung liontin love.
"Indah sekali mas," ujar Agnia dengan mata yang berkaca-kaca.
"Apa kamu menyukainya?" tanya Cahya yang sedikit ragu.
"Ini buat aku mas?" tanyanya lagi karena Agnia tidak menyangka akan mendapatkan hadiah seperti itu dari Cahya.
"Iyalah buat kamu, buat siapa lagi? Selamat hari ulang tahun pernikahan sayang," Cahya langsung mendekat dan merengkuh tubuh Agnia.
"Selamat hari ulang tahun pernikahan juga mas," jawab Agnia yang langsung membalas pelukan Cahya.
"Gimana kalungnya kamu suka kan?" tanya Cahya.
"Suka banget mas," jawab Agnia yang sumringah.
"Sini biar mas yang pakaikan," pinta Cahya.
Agnia pun langsung membalikan tubuhnya, dan Cahya mulai memakaikan kalung itu dari belakang. Setelah selesai memakaikan kalung, Cahya langsung memeluk erat Agnia dari belakang.
"Makasih banyak mas," ucap Agnia yang terlihat senang sambil memegang tangan Cahya yang melingkar diperutnya.
"Sama-sama Agnia," Cahya terus memeluknya dan langsung membopong Agnia ke dalam kamar.
"Mas aku berat loh, turunin aku," pinta Agnia yang sedikit berontak.
"Engga kok, kamu ga berat," jawab Cahya yang tetap membopong Agnia.
Setibanya dikamar Cahya menidurkan Agnia di atas ranjang kasur milik mereka. Seperti sudah tidak bertemu lama Cahya mulai menindih Agnia dan mencumbu setiap bagian tubuh Agnia. Agnia yang tidak tahan merasa geli dan terangsang, namun saat Cahya akan melanjutkan aksi yang selanjutnya tiba-tiba pikirannya teringat pada kejadian tadi siang saat bertemu Zoya.
"Kenapa mas?" tanya Agnia yang kebingungan melihat Cahya tiba-tiba mengehentikan aksinya dan terbangun dari atas ranjang.
"Tidak apa-apa, mas ke kamar mandi dulu ya," pamit Cahya ke dalam kamar mandi.
Didalam kamar mandi, Cahya tiba-tiba teringat masa lalunya bersama Zoya saat itu. Cahya mulai teringat kembali akan masa lalunya bersama Zoya saat masih sekolah dulu. Saat itu mereka masih diduduk di bangku kelas 3 SMP, mereka awalnya berteman dekat. Namun karena mereka sering bersama membuat mereka nyaman satu sama lain.
Hingga suatu saat Cahya mengungkapkan perasaannya pada Zoya. Hubungan mereka terus berlanjut hingga ke bangku SMA bahkan hingga kuliah. Mereka masih sering bersama. Setiap hari mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Mulai dari satu kelas bareng, bahkan mengerjalan pekerjaan rumah pun selalu mereka kerjakan bersama.
Mereka merupakan pasangan yang begitu serasi. Cahya dan Agnia bahkan berencana untuk menikah. Namun takdir berkata lain, tanpa ada kabar sedikitpun Zoya tiba-tiba menghilang entah kemana.
Tidak ada pesan singkat atau kabar apapun yang didapatkan Cahya. Hal itulah yang membuat Cahya sangat terpukul bahkan Cahya merasa begitu sakit hati. Ditengah lamunannya tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
Tok... tok...
"Mas.. kamu sedang apa?" pekik Agnia dari luar kamar mandi.
"Iya sebentar Mas keluar," teriak Cahya yang merasa terkejut.
"Kamu kenapa mas?" tanya Agnia lagi.
"Aku tidak apa-apa, mas hanya sedikit pusing. Mas tidur duluan ya," pamit Cahya yang langsung tertidur diatas ranjang.
"Mas sakit?" tanya Agnia yang terlihat khawatir sambil memegang kening Cahya menggunakan tangannya.
"Mas tidak apa-apa hanya lelah saja. Yaudah kamu juga tidur sudah malam," titah Cahya.
"Iya mas," jawab Agnia yang langsung menuruti perkataan suaminya.
"Kenapa dengan mas Cahya ya, perasaan ada yang aneh," gumam batin Agnia saat berbaring disebelah Cahya.
Padahal Agnia sudah sangat menginginkan hal itu. Agnia mulai terangsang dengan aksi yang dilakukan Cahya tadi. Agnia harus menahan salivanya karena Cahya benar-benar tertidur dan tidak melanjutkan ritualnya lagi. Agnia yang merasa sedikit kesal karena hasratnya tidak tersalurkan akhirnya mau tidak mau ia juga harus tertidur.
Keesokan paginya seperti biasa Agnia sudah bangun lebih awal. Agnia sudah di sibukan dengan beberapa pekerjaan rumah dan langsung memasak untuk suaminya sarapan.
"Selamat pagi sayang," sapa Cahya saat baru keluar kamarnya.
"Pagi juga mas, kamu sudah bangun?" tanya Agnia sambil menyapu lantai.
"Apa kepalanya masih pusing mas?" tanya Agnia lagi.
"Tidak, sekarang mas sudah baikan," jawab Cahya yang terlihat lebih segar.
"Syukurlah, sarapan dulu mas," titah Agnia.
"Apa sebaiknya aku harus bertemu dengan Zoya lagi? Walau bagaimanapun aku masih ingin tahu, kenapa dulu dia tiba-tiba pergi," gumam Cahya yang tiba-tiba teringat Zoya lagi.
"Mas, mas kenapa bengong," tanya Agnia yang menautkan kedua halisnya.
"Iya maaf mas baru ingat jika hari ini ada meeting, mas harus pergi sekarang," pamit Cahya yang langsung berlalu meninggalkan Agnia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Ami Setyarso
dasar lelaki gak ada akhlak.. jelas2 pasangan halalmu disebelahmu.. eh ini malah sibuk mikirin wanita dimasa lalunya.. Astaghfirullah 😤😬
2022-02-03
6