Beberapa minggu sudah berlalu, keluarga Cahya dan Agnia masih sibuk mempersiapkan pernikahan mereka. Mulai dari menyewa gedung, catering, bahkan wedding organizer sudah mereka persiapkan. Hampir 90% persiapan itu akan selesai. Besok adalah hari dimana Cahya dan Agnia akan meresmikan hubungan mereka.
"Bagaimana dengan acara besok, aku jadi gugup," ucap Agnia saat melihat dirinya dicermin.
Tok... tok...
"Agi, kamu sedang apa nak?" tanya Pak Arga yang sedang mengetuk pintu. Agi adalah panggilan kesayangan ayahnya.
"Iya yah, sebentar," Seketika ketukan pintu itu membuyarkan lamunan Agnia dan ia bergegas ke arah pintu untuk membukanya.
Ceklek...
"Silahkan masuk yah!" ajak Agnia.
"Kamu sedang apa nak?" tanya Pak Arga.
"Aku tidak sedang apa-apa yah, silahkan masuk!" ajak Agi.
"Bagaimana dengan acara besok nak? Apa kamu sudah siap?" tanya Pak Arga
"Iya yah.."jawab Agi singkat.
"Ayah berharap kamu akan bahagia nak, ayah yakin Cahya adalah pria yang baik, karena ayah sudah mengenal kedua orang tuanya sangat lama. Mereka berasal dari keluarga baik-baik," jelas Pak Arga.
"Iya ayah, insyaallah agi siap," jawab Agnia
"Kalau begitu, aya keluar dulu nak. Masih banyak yang harus ayah kerjakan," pamit Pak Arga yang berlalu keluar kamar.
Meski sebenarnya Agnia ingin menolak, akan tetapi Agnia tidak bisa membantah perintah orang tuanya. Sebenarnya Agnia ingin menyelesaikan dulu kuliahnya, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Sementara di tempat lain, Cahya juga memikirkan hal yang sama.
"Apa bener gw besok mau nikah?" celoteh Cahya bermonolog.
Cahya sendiri bahkan masih tidak percaya jika besok ia akan segera menikah. Semua yang terjadi diluar dugaannya. Sebenarnya Cahya juga masih belum siap untuk menikah, namun ia juga tidak bisa menolak permintaan ayahnya, karena sekarang perusahaan yang ia miliki sedang tidak baik-baik saja.
Jika ia tidak mengikuti saran ayahnya, mungkin perusahaannya akan gulung tikar. Sejak pukul empat pagi suasana di hotel itu sudah ramai. Beberapa karyawan tampak sibuk menyiapkan acara untuk hari ini. Para tamu undangan sudah mulai berdatangan satu persatu.
Suasana di hotel itu tampak ramai. Akhirnya acara yang ditunggu-tunggu datang juga. Kedua belah pihak keluarga Pak Adi dan Pak Arga semuanya sudah lengkap. Inti acara pun akan segera di mulai untuk melakukan ijab qobul.
Walaupun sedikit grogi, tapi Cahya berhasil mengucapkan ijab qobul itu dengan lancar.
"Selamat kini kalian sudah sah menjadi pasangan suami istri, semoga rumah tangga kalian menjadi keluarga yang sakinnah, mawwadah dan warohmah. Silahkan sekarang suami mencium kening istri, dan istri mencium tangan suami," ujar Pak penghulu setelah menikahkan mereka.
"Aamiin.." semua serentak mengucapkan aamiin sebagai pertanda jika mereka kini sudah sah menjadi sepasang suami istri. Saat mereka sah Agnia baru keluar dari kamarnya. Semua mata tertuju pada pengantin yang baru saja keluar. Betapa cantik dan anggunnya melihat pengantin wanita itu mengenakan kebaya berwarna pink serasi dengan kerudungnya yang dihiasi mahkota.
"Wah, pengantinnya cantik sekali ya,"
Terdengar suara bisikan-bisikan tamu yang terpukau melihat kecantikan Agnia. Begitu pula dengan Cahya yang terpesona melihat kecantikan Agnia, ia begitu berbeda dari yang kemarin ia lihat.
"Subhanallah, dia cantik sekali. Apa benar itu Agnia?" gumamnya bermonolog.
"Dipersilahkan kepada pengantin wanita untuk mencium tangan suami, dan suami mencium kening istri," ujar penghulu yang mengulangi kata-katanya karena melihat Cahya yang masih memandangi Agnia.
"Ehem.. ehem.." suara deheman Pak Adi seolah mengejutkan Cahya yang sedari tadi terus memandangi Agnia.
Cahya mulai mengecup kening Agnia, dan dengan malu-malu Agnia meraih punggung tangan Cahya dan menciumnya.
"Selamat yak nak," ujar Pak Adi menghampiri anaknya dan langsung memeluk tubuh anaknya.
"Selamat nak, sekarang kamu sudah menjadi seorang suami," lalu berlanjut pada Bu Sinta yang sama-sama merangkul anaknya.
"Selamat nak, Cahya om titip Agnia ya! Semoga kalian menjadi keluarga yang sakinnah, mawwah dan warrohmah." timpal Pak Arga yang langsung memeluk anaknya dan Cahya.
"Aamiin, siap om," Cahya mengacungkan jempolnya sebagai tanda setuju.
"Selamat sayang," lirih bu Hana dengan mata yang berkaca-kaca.
Semua orang yang melihatnya merasa terharu, bahkan ada di antara mereka yang sampai meneteskan air mata.
Tak terasa kini rangkaian acara pernikahan itu telah selesai dilaksanakan. Pak Adi merasa sangat bahagia karena akhirnya Cahya sudah menikah dengan anak dari sahabatnya Pak Arga. Itu artinya tidak ada lagi kecemasan yang selama ini ia pikirkan tentang perusahaannya, karena perusahaannya akan kembali normal.
Setelah semua orang pergi, Cahya dan Agnia bergegas ke dalam kamar hotel yang tidak jauh dari gedung tersebut.
"Ahh lelahnya hari ini," ujar Cahya yang langsung membaringkan tubuhnya ke atas kasur yang empuk itu.
"Kamu ga mandi dulu mas?" tanya Agnia ragu.
"Aku ingin istirahat sebentar, kamu saja yang mandi duluan," jawab Cahya yang sudah berbaring diatas ranjangnya.
"Oke kalau begitu, aku dulu yang mandi ya," pamit Agnia sambil berlalu menuju kamar mandi.
Sekitar 5 menit lebih Agnia berada dalam kamar mandi, tubuhnya terasa lengket setelah seharian memakai baju kebaya. Setelah selesai mandi, Agnia segera melaksanakan sholat isya yang tadi terlewat.
"Mas, kamu mandi dulu sana. Trus sholat dulu biar tenang tidurnya," titah Agnia yang membangunkan suaminya.
"Iya, iya sebentar lagi," jawab Cahya malas karena ia begitu kelelahan setelah hampir seharian bersalama dengan para tamu undangan.
"Mas.. mas.." Agnia kembali membangunkan Cahya dan sedikit mengguncangkan tubuh Cahya karena ia masih belum juga terbangun.
"Iya.. iya aku bangun!" Pekik Cahya yang langsung bergegas ke kamar mandi.
Selesai mandi, Cahya juga segera mengerjakan sholat yang tadi tertinggal. Setelah mandi membuat keduanya menjadi lebih segar dan tidak ada lagi rasa kantuk yang tadi dirasakan Cahya.
Malam ini merupakan malam pertama bagi mereka, akan tetapi tidak seperti pasangan pengantin lainnya, tidak ada momen indah yang mereka lakukan. Mungkin karena mereka masih malu, dan baru beberapa kali bertemu sehingga timbul rasa canggung di antara mereka.
"Maafkan aku Agnia, aku masih belum bisa melakukan kewajibanku sebagai seorang suami," ucap Cahya membuka pembicaraan.
"Tidak apa-apa Mas. Agi paham, karena Agi juga belum siap," timpal Agnia yang sama-sama merasakan hal yang sama.
Sesuai kesepakatan mereka masih menunda acara malam pertama itu. Mereka sepakat untuk saling mengenal dan saling tahu satu sama lain. Tidak ada acara khusus, tidak ada momen khusus.
Setelah mereka sepakat akhirnya mereka tidur. Agnia diatas ranjang, dan Cahya tidur diatas kursi panjang yang bersebrangan dengan ranjang Agnia.
Keesokan paginya.
"Selamat pagi Mas, kita sholat berjamaah yu!" sapa Agnia yang sudah terbangun lebih dulu dan membangunkannya untuk sholat bersama.
"Agnia? Iya Mas akan bangun," jawab Cahya dengan suara yang parau karena masih mengantuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
🐈"€£! S@",,, P,,,
kebalik nih malah istri yg ngingetin sholat,,,, Agnia Sholehah🥰🥰🥰🥰
2021-12-31
2
Kirana Pramudya
Begitu Agnia cantik jadi terpesona nih Cahya.. 😆
2021-12-30
4