4. Bertemu Mantan

Hari ini langit begitu cerah. Mentari mulai menampakkan cahayanya. Bagi Agnia dan Cahya hari ini adalah hari yang begitu spesial. Tak terasa pernikahan mereka kini menginjak satu tahun lamanya. Agnia merasa bahagia karena Cahya selalu memperlakukannya dengan baik.

Begitupun dengan Cahya yang merasa sangat beruntung karena mendapatkan seorang istri seperti Agnia.

"Terima kasih Agnia, karena kamu sudah menjadi istri yang baik." ujar Cahya saat mereka sedang berada di ruang tamu.

"Kenapa harus berterima kasih segala mas, seharusnya aku yang berterima kasih karena kamu sudah sangat menyanyangiku dan selalu memperhatikanku," jawab Agnia.

"Itu semua sudah kewajibanku sebagai seorang suami. Sudah seharusnya aku bersikap demikian," timpal Cahya yang langsung memeluk hangat istrinya.

"Maafkan aku karena aku belum menyiapkan kado apa-apa untukmu," jelas Cahya lagi.

"Tidak perlu mas, tidak usah repot-repot," ujar Agnia.

"Kalau begitu aku keluar dulu sebentar?" pamit Cahya.

"Loh mau kemana mas? Bukannya hari ini kamu libur ya?" tanya Agnia sambil menautkan kedua halisnya.

"Itu, aku ada pekerjaan sebentar. Barusan bosku mengirim wa katanya mas disuruh ke kantor sebentar," Cahya terpaksa berbohong karena ia ingin mencari sesuatu untuk Agnia.

"Ouh, baiklah kalau begitu mas. Hati-hati dijalan ya!" Agnia percaya dan meraih tangan Cahya dan meletakannya di atas kening Agnia.

"Iya, assalamu'alaikum." pamit Cahya yang sebelumnya mengecup pucuk kepala Agnia.

Cahya langsung mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Ditengah jalan Cahya memikirkan hadiah apa yang akan ia berikan kepada Agnia. Cahya merasa bingung, barang apa yang disukai Agnia.

"Apa kesukaan Agnia ya, aku jadi bingung," gumamnya bermonolog sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Beberapa detik kemudian Cahya berfikir bahwa Agnia sangat menyukai boneka teddy bear. Cahya mulai menemukan ide jika ia akan membeli sebuah boneka tedy bear yang sangat besar.

"Tapi, apa aku beli perhiasan saja ya? Wanita kan paling suka dengan perhiasan." gumamnya lagi.

Tanpa pikir panjang Cahya pun pergi ke salah satu mall terlengkap dikota x. Di sana begitu ramai oleh para pengunjung. Selain itu, disana terdapat berbagai toko yang beraneka ragam, mulai dari toko baju, tas, sepatu dan banyak lagi yang lainnya. Tak berapa lama kemudian, Cahya tiba disalah satu toko perhiasan langganan ibunya.

"Selamat siang pak? Ada yang bisa saya bantu?" sapa salah seorang karyawan toko itu.

"Siang, saya sedang mencari kado pernikahan untuk istri saya." jawab Cahya yang merasa bingung karena begitu banyak pilihan.

"Wah anda beruntung pak, yang ini baru saja datang dan masih baru," tunjuk pelayan itu pada salah satu etalase yang berjejer didepannya.

Cahya mulai melihat-lihat deretan emas yang berjejer didepannya. Mulai dari cincin, anting, gelang bahkan kalung, semua terlihat begitu indah dan elegan. Beberapa menit Cahya memilih akhirnya Cahya menjatuhkan pilihan pada sebuah kalung liontin love seberat 20 gram.

"Aku harap Agnia akan menyukai ini," ujarnya dalam hati sambil memegang kalung yang ia pilih tadi.

"Mba tolong dibungkus kalung yang ini ya! Dan tolong sekalian dihias buat sebuah hadiah mba," pintanya pada salah seorang karyawan toko itu.

"Baik tuan, silahkan tunggu sebentar." jawab karyawan itu sambil membawa kalung itu dan segera membungkusnya dengan bungkus kado.

"Ini tuan, barang anda sudah siap," ujar karyawan toko itu sambil menyodorkan barang yang sudah ia bungkus tadi.

"Wah cantik dan rapi. Jadi berapa mba totalnya?" tanya Cahya yang merasa puas dengan pekerjaan karyawan toko itu.

"Totalnya jadi Rp 20.0000.000 pak!" tegas karyawan itu.

"Ok, ini!" Cahya langsung mengeluarkan kartu debitnya dari dalam dompet miliknya.

"Sudah selesai pak, terima kasih atas kunjungan anda!" timpal karyawan itu sambil mengembalikan kartu milik Cahya dengan senyuman terbaiknya.

"Sama-sama mba," Cahya pamit dan mulai meninggalkan toko itu.

"Aku sangat lapar, sepertinya aku harus mencari tempat makan disekitaran sini," ujar Cahya sambil memegangi perutnya yang keroncongan.

Cahya berjalan menuju sebuah lift dan pergi ke lantai paling atas yaitu food court.

Sesampainya dilantai paling atas, mata Cahya disuguhkan dengan beberapa aneka makanan. Mulai dari makanan tradisional, cemilan, bahkan makanan mancanegara pun tersedia disini. Cahya mencari tempat duduk yang kosong karena ditempat itu begitu ramai pengunjung. Cahya tertuju pada sebuah meja kosong yang terletak di pinggir jendela.

"Nah, sepertinya disana masih kosong," Cahya mulai berjalan dan duduk disana. Akan tetapi saat Cahya akan duduk, tiba-tiba seorang wanita datang dan duduk berbarengan satu meja dengan Cahya.

"Maaf, saya kira tempat ini masih kosong," ujar wanita itu yang membuka pembicaraan.

"Tidak, tidak apa-apa. Tunggu, kamu Zoya Permata bukan?" teriak Cahya yang menghentikan langkah wanita itu.

"Kamu? Cahya? Sedang apa disini?" tanya Zoya yang merasa terkejut karena Cahya langkahnya terhenti.

"Aku sangat lapar, jadi aku mencari makanan disini, kamu sendiri?" tanya balik Cahya.

"Aku juga sama," jawab Zoya sambil tersenyum kikuk karena sudah sangat lama sekali mereka tidak bertemu.

Dari situ akhirnya mereka pesan makanan yang sama dan duduk dimeja yang sama pula. Setelah selesai makan, mereka saling menatap satu sama lain. Cahya memperhatikan Zoya, begitupun sebaliknya Zoya memperhatikan Cahya. Ada perasaan yang tak menentu dihati mereka masing-masing. Karena sejak masih Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga mereka kuliah, mereka adalah sepasang kekasih.

"Kamu? Sekarang tinggal dimana?" tanya mereka serempak.

"Kamu dulu?" Cahya mempersilahkan.

"Kamu aja dulu," Zoya pun sama ingin Cahya yang menjawab duluan.

Didalam dada mereka masing-masing ada perasaan canggung dan malu-malu. Sebenarnya mereka bingung harus membicarakan tentang apa. Karena sejak tadi mereka terdiam mematung.

"Aku sekarang tinggal di kota ini," jawab Cahya terlebih dulu.

"Ouh, oiya maafkan aku Cahya.." lirih Zoya.

"Maaf karena apa? Baru ketemu lagi kok tiba-tiba minta maaf." ujar Cahya.

"Maaf karena dulu aku tiba-tiba menghilang tanpa memberikan kabar," lirih Zoya lagi dengan wajah yang menunduk.

"Sudahlah Zoya untuk apa masa lalu kita bicarakan lagi. Yang sudah berlalu biarlah berlalu," jawab Cahya yang terkesan santai menanggapi pernyataan Zoya.

"Tapi jujur Cahya, hingga saat ini aku masih merasa bersalah. Bahkan hidupku tidak tenang." timpal Zoya yang mulai menceritakan tentang penyesalannya dulu.

"Aku sudah melupakan semuanya Zoya, lagian sekarang aku sudah memiliki kehidupan yang baru," jelas Cahya.

"Maksudmu?" tanya Zoya yang menautkan kedua halisnya.

"Ya sekarang aku sudah hidup bahagia bersama orang lain," tegas Cahya.

"Apa? Maksudmu kamu sudah menikah dengan orang lain?" tanya Zoya yang masih tidak mengerti dengan perkataan Cahya.

"Iya Zoya, sejak kamu tiba-tiba menghilang tanpa kabar, aku mulai melupakanmu. Aku mulai melupakan semua yang pernah terjadi diantara kita. Bahkan aku sudah melupakan semua kenangan yang pernah kita lewati dulu," jawab Cahya yang mulai mengeluarkan semua isi hatinya yang terpendam selama ini.

"Aku tahu, aku salah. Dan aku sangat menyesal, maka dari itu aku akan menjelaskan semuanya kepadamu Cahya. Aku mohon, tolong dengarkan aku," lirih Zoya yang mulai mengeluarkan bulir bening dipipinya.

"Tolong Zoya jangan menangis, tidak enak dilihat orang." Cahya merasa tidak enak karena orang-orang yang sedang makan disekitarnya mulai memperhatikan mereka berdua karena Zoya sedang menangis.

"Baik-baik aku akan mendengarkan penjelasanmu, tapi tidak sekarang. Aku tidak mau orang-orang memperhatikan kita seperti ini," jelas Cahya.

"Baiklah kalau itu maumu, kita akan berbicara dimana?" tanya Zoya.

"Apa nomormu masih yang dulu?" tanya Cahya ragu.

"Iya masih," jawab Zoya.

"Baiklah kalau begitu, nanti akan ku kirim alamat pertemuan kita. Aku permisi," pamit Cahya sambil berlalu meninggalkan Zoya.

Terpopuler

Comments

Ika Purbaningsih

Ika Purbaningsih

ya elah,, baru aja seneng mau punya anak, udah bertingkah, GK tegas bget cahya

2022-06-13

1

Anonymous

Anonymous

bukannya cahya itu ceo perusahaan ayahnya kok bilang mau ketemu sama bosnya?

2022-03-28

1

Ami Setyarso

Ami Setyarso

wah ini nih tanda2 perselingkuhan mulai muncul ke permukaan 😒😏

2022-02-03

3

lihat semua
Episodes
1 1. Perjodohan
2 2. Pernikahan
3 3. Mulai Jatuh Cinta
4 4. Bertemu Mantan
5 5. Teringat Masa Lalu
6 6. Kembali Bertemu
7 7. Merasa Iba
8 8. Pernikahan Kedua
9 9. Melahirkan
10 10. Ketahuan
11 Pilih Aku atau Dia?
12 12. Semua Hanya Demi Ibu
13 13. Sakit Parah
14 14. Mulai Berubah
15 15. Harus Bilang Apa?
16 16. Sepandai-pandainya Bangkai diKubur Pasti Akan Tercium Juga
17 17. Hal Yang Tidak Terduga
18 18. Tinggalkan Dia atau Ceraikan Aku!
19 19. Ibu...
20 20. Gara-Gara Cahya
21 21. Jangan Tinggalkan Aku, Bu..
22 22. Kemana Rehan?
23 23. Mulai Bekerja
24 24. Ada yang Aneh
25 25. Merasa Sepi
26 26. Perasaan Yang Sesungguhnya
27 27. Kedatangan Orang Tua Bayu
28 28. Pertengkaran Agnia
29 29. Pertemuan Agnia dengan Orang Tua Bayu
30 30. Saat Mengetahui Yang Sebenarnya
31 31. Jangan Ganggu Aku!
32 32. Datang Kembali
33 33. Bertemu Rizal
34 34. Kecelakaan
35 35. Kehilangan
36 36. Ketahuan
37 37. Tidak Ada Kesempatan Yang Kedua, Bahkan Yang Ketiga!
38 38. Curahan Hati Agnia
39 39. Permintaan Maaf
40 40. Bertemu Seseorang
41 41. Ternyata Seorang Dokter
42 42. Maafkan Aku...
43 43. Kecelakaan
44 44. Merasa Bersalah
45 45. Kehilangan Pekerjaan
46 46. Rasa Yang Tak Biasa
47 47. Kedatangan Ayah
48 48. Maafkan Agnia yah..
49 49. Perkenalan Yang Tak Terduga
50 50. Lamaran
51 51. Pendekatan
52 51. Mas Cahya?
53 52. Masih Flash Back
54 53. Kisah Miris Cahya
55 54. Apa Yang Kita Tanam Itulah Yang Kita Tuai
56 55. Kabar Bahagia
57 56. Tamat
Episodes

Updated 57 Episodes

1
1. Perjodohan
2
2. Pernikahan
3
3. Mulai Jatuh Cinta
4
4. Bertemu Mantan
5
5. Teringat Masa Lalu
6
6. Kembali Bertemu
7
7. Merasa Iba
8
8. Pernikahan Kedua
9
9. Melahirkan
10
10. Ketahuan
11
Pilih Aku atau Dia?
12
12. Semua Hanya Demi Ibu
13
13. Sakit Parah
14
14. Mulai Berubah
15
15. Harus Bilang Apa?
16
16. Sepandai-pandainya Bangkai diKubur Pasti Akan Tercium Juga
17
17. Hal Yang Tidak Terduga
18
18. Tinggalkan Dia atau Ceraikan Aku!
19
19. Ibu...
20
20. Gara-Gara Cahya
21
21. Jangan Tinggalkan Aku, Bu..
22
22. Kemana Rehan?
23
23. Mulai Bekerja
24
24. Ada yang Aneh
25
25. Merasa Sepi
26
26. Perasaan Yang Sesungguhnya
27
27. Kedatangan Orang Tua Bayu
28
28. Pertengkaran Agnia
29
29. Pertemuan Agnia dengan Orang Tua Bayu
30
30. Saat Mengetahui Yang Sebenarnya
31
31. Jangan Ganggu Aku!
32
32. Datang Kembali
33
33. Bertemu Rizal
34
34. Kecelakaan
35
35. Kehilangan
36
36. Ketahuan
37
37. Tidak Ada Kesempatan Yang Kedua, Bahkan Yang Ketiga!
38
38. Curahan Hati Agnia
39
39. Permintaan Maaf
40
40. Bertemu Seseorang
41
41. Ternyata Seorang Dokter
42
42. Maafkan Aku...
43
43. Kecelakaan
44
44. Merasa Bersalah
45
45. Kehilangan Pekerjaan
46
46. Rasa Yang Tak Biasa
47
47. Kedatangan Ayah
48
48. Maafkan Agnia yah..
49
49. Perkenalan Yang Tak Terduga
50
50. Lamaran
51
51. Pendekatan
52
51. Mas Cahya?
53
52. Masih Flash Back
54
53. Kisah Miris Cahya
55
54. Apa Yang Kita Tanam Itulah Yang Kita Tuai
56
55. Kabar Bahagia
57
56. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!