Aku bangun dari tidurku, ku cari ponselku dengan mata masih terpejam. Ku buka mataku sedikit, dan yang benar saja sudah pukul 7.45 AM. Aku segera bangkit dari tempat tidurku, mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi.
Sial, kegiatan yang sudah kujadwalkan dari semalam ternyata tidak berjalan dengan baik. Aku bangun kesiangan mungkin karena aku terlalu kelelahan. Aku berharap tidak terlambat untuk pendaftaran UKM tari.
Sampai di kampus.
Aku segera menuju sekretariat UKM tari, untuk mendaftarkan diri. Sampai di sekretariat, aku disambut cukup hangat oleh anggotanya. Menyenangkan sepertinya jika nanti menjadi bagian dari mereka.
Selesai pendaftaran, ada seorang senior di UKM yang mengajakku mengobrol setelah kita berkenalan. Namanya Reza, anak seni semester 3.
"Kamu nggak pulang Zai?", kata mas Reza
"Enggak mas, kan mau daftar UKM tari hehehe", jawabku berusaha sok asik
"Selesai daftar maksudnya, kan libur sebulan lumayan dong liburan di rumah", kata mas Reza
"Belum tau mas, mungkin disini dulu", kataku yang aku sendiri tidak tahu apa yang akan aku lakukan nantinya
Kemudian beberapa mahasiswa yang juga baru saja mendaftar, ikut bergabung denganku. Kita berkenalan, dan mengobrol tentang UKM tari.
Sudah siang rupanya, begitu tidak terasa karena asik mengobrol. Tepatnya pukul 10.45 AM, waktunya pulang ke kos bukan. Akupun berpamitan untuk pulang, dan ada beberapa dari mereka yang juga akan pulang. Kemudian mas Reza menawariku untuk pulang bersama, karena arah kos kita sama. Aku dan mas Reza sampai di parkiran, aku lebih dulu menyalakan motorku. Mas Reza masih menatap ponselnya di atas motornya.
"Zai, kamu ada janji nggak sekarang?", tanya mas Reza
"Enggak mas", jawabku
"Mau aku ajakin ke suatu tempat?", tanya mas Reza
Aku tidak nyaman dengan pertanyaan mas Reza. Mungkin mas Reza ingin berusaha akrab denganku, tetapi menurutku itu masih terlalu dini jika harus berjalan bersama ke suatu tempat.
"Enggak mas", jawabku
"Oke deh", kata mas Reza yang kemudian menyalakan motornya
Kita berjalan pulang, aku lebih mendahului mas Reza. Kemudian mas Reza memacu motornya sedikit lebih maju di depanku.
"Zai, aku duluan ya", kata mas Reza
Kemudian mas Reza belok ke gang, mungkin kosnya disana karena aku sendiri tidak tahu dimana kosnya mas Reza. Dia hanya bilang arah kos kita sama, jadinya dia mengajakku untuk pulang bersama.
Sesampai di kosku, aku memarkir motorku. Ada seorang penghuni kamar kos sebelah yang juga sedang memarkir motor, namanya mas Kenzi. Mas Kenzi dulu pernah sedikit genit padaku ketika aku baru menempati kos ini. Tetapi kemudian dia bersikap sewajarnya. Mungkin waktu itu dia hanya berusaha akrab denganku, namun aku yang begitu sangat cuek. Kita lama-lama akrab sendiri dengan cara kita masing-masing.
Mas Kenzi ternyata salah satu idola di fakultasnya, dia anak teknik yang punya segundang prestasi. Aku mengira dia anak bandel, karena mas Kenzi berambut gondrong, celana sobek-sobek, dan anak teknik. Entah mengapa aku mengira anak yang seperti itu adalah anak-anak bandel hehehe.
"Zai, dari mana kamu?", tanya mas Kenzi
"Kampus mas, pendaftaran UKM", jawabku
"Hahaha mau jadi anak UKM ni sekarang", kata mas Kenzi
Akupun sedikit malu, karena dulu aku pernah mengkritik mas Kenzi soal anak UKM yang hidupnya tidak stabil karena harus membagi waktu antara kuliah dan kegiatan UKM hehehe.
"Gitu dulu sok ngatain aku lagi, sekarang kamu ikutan mau jadi anak UKM kan hahaha", kata mas Kenzi menertawaiku
"Iya mas iya aku minta maaf, kepo aja gitu apa enaknya jadi anak UKM", kataku
"Lihat aja ya, nanti kamu pasti bakalan sibuk rapat kalau ada event, sibuk kegiatan, bakalan di godain sama anggota UKM yang cowok juga nanti soalnya kan kamu cantik", kata mas Kenzi
"Hahaha ih apaan sih", kataku
"Yee beneran kali, trus nanti kamu pasti bakalan cinlok sama anak UKM", kata mas Kenzi
"Hahaha enggak ah, enggak bakalan", kataku
"Nggak percaya yaudah. Aku masuk dulu Zai", kata mas Kenzi kemudian masuk ke dalam kosnya
Aku masih duduk di atas motor, melihat ponselku yang ternyata ada panggilan masuk.
Nomor yang asing bagiku, aku tidak mengangkatnya. Kemudian aku masuk ke dalam kosku, dan bersih-bersih diri karena hari ini aku akan quality time dengan diriku sendiri.
Aku memakai masker wajah, kemudian rebahan sambil main game. Ada panggilan masuk, dan nomor yang sama.
Aku mengangkat telfonnya, mungkin penting.
"Halo assalamualaikum", sapa seorang laki-laki diseberang sana
"Waalaikumsalam, ini siapa ya?", kataku
"Apa ini Zailen Ayundya?, Aku Bima"
"Iya, ini siapa dari mana ya?", tanyaku
"Ini dari sekretariat UKM tari, dimohon besok segera datang ke sekretariat jam 8 pagi ya, terima kasih. Assalamualaikum", jawabnya dan kemudian menutup telfonnya
Kenapa tidak mengirim pesan atau email saja sih. Kenapa harus menelfon dan seperti terburu-buru, ah sudahlah. Aku yang merasa ngantuk, akhirnya tertidur.
Hari sudah sore, aku terbangun dari tidurku. Aku lupa kalau sedang memakai masker sampai tertidur. Aku segera membersihkannya dan kemudian mandi.
Tok tok tok, ada yang mengetuk pintu kosku.
"Mbak Zai, permisi", suara ibu pemilik kos, ibu Yani namanya
"Iya bu, sebentar", jawabku dengan tergesa-gesa segera menuju sumber suara
Aku membuka pintu kosku, ibu Yani yang sedang membawa bingkisan kotak melempar senyumnya kepadaku.
"Ini mbak Zai, ada kue dari mertua ibu", kata ibu Yani
"Wah terima kasih banyak ibu, jadi merepotkan", kataku
"Enggak ah, ini diterima. Yang lain pada pulang ya?", tanya ibu Yani sambil menyodorkan sekotak yang katanya berisi kue
"Iya bu, tinggal saya, mbak Devi, sama mbak Anggun", kataku sambil menerimanya
"Yaudah, ibu pamit ya mau ke mbak Devi sama Anggun ya", kata ibu Yani sambil berjalan menuju kos lain
"Iya bu, terima kasih banyak", kataku sambil menutup pintu
Aku membuka kotaknya, dan kemudian memakannya untuk mengganjal perutku yang sudah lapar tetapi malas untuk membeli makan.
Pukul 7.15 PM.
Aku yang sedang asik melihat video tari, dikagetkan dengan panggilan masuk dari mas Kenzi.
"Zai, temenin beli kado dong", kata mas Kenzi
"Ya ampun salam dulu kek", kataku
"Hahaha nggak usah basa basi kalau sama kamu mah", kata mas Kenzi
"Ulang ulang", kataku
"Hmmmm Zailen. Assalamualaikum ukhti, ih apaan sih malah kayak buaya darat hahaha", kata mas Kenzi
"Lha emang mas Kenzi buaya darat", kataku
"Ih enggak. Gimana? mau nggak? nanti tak belikan cokelat deh", kata mas Kenzi
"Kayak nyogok bocil aja pake cokelat", kataku
"Ayolah Zai, temenin aku. Aku bingung, please Zai", pinta mas Kenzi
"Iya iya, tunggu 5 menit ya", kataku
"Ok Zai, bye", kata mas Kenzi kemudian menutup telfonnya
Aku dan mas Kenzi sekarang memang seperti kakak adik, mungkin aku yang lebih sering minta bantuan mas Kenzi hehehe.
Setelah selesai ganti baju, akupun keluar. Mas Kenzi sudah berdiam di atas motornya sambil mainan ponselnya.
"Ayo", kataku
Aku dan mas Kenzipun berangkat ke lokasi tempat yang ingin dituju. Sebuah toko perlengkapan olahraga. Mungkin mas Kenzi ingin menghadiahi seseorang dengan perlengkapan olahraga.
"Zai, temenku ini besok ulang tahun. Jadinya aku bingung mau ngasih apa", kata mas Kenzi
"Hadiahi kesukaan dia aja mas", kataku
"Bola basket aja kali ya?", tanya mas Kenzi
"Emang dia bisa main basket?", tanyaku yang mengira seseorang itu adalah pacar mas Kenzi
"Ya bisalah, anak basket masa nggak bisa main basket", kata mas Kenzi
"Oh temen basket di UKMnya mas Kenzi, kirain buat pacar", kataku
"Iya, temen kelas juga sekaligus sahabatku Zai", kata mas Kenzi
"Yaudah bola basket aja, biar rajin mainnya hahaha", kataku
"Zai kamu suka cowok pemain basket?", tanya mas Kenzi
"Ih apaan sih mas, masa aku suka mas Kenzi", kataku
"Bukan aku, dia ini jomblo lama kali aja kamu suka", kata mas Kenzi
"Hahaha apaan sih mas", kataku
"Beneran Zai, dia ini ganteng tapi jomblo", kata mas Kenzi
"Mas Kenzi mau pilih bola yang mana?", tanyaku dengan mengalihkan pembicaraan
"Ini aja deh Zai, bagus kayaknya", kata mas Kenzi yang teralihkan fokusnya
Setelah selesai membayar dan membungkus kadonya, aku dan mas Kenzi pun pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments