Setelah makan siang dirumah Andi, Rea pamit untuk pulang, Pak Rahmat dengan santai membawa mobil menembus jalanan siang itu. Ditangah perjalanan ponsel Rea berbunyi menandakan ada sebuah pesan yang masuk
"Jadi, apa jawabanmu Rea?" Arkan tidak punya kesempatan meminta jawaban Rea atas pernyataan sukanya ke gadis itu saat masih dirumahnya tadi.
"Arkan, aku harus pindah ke Kota XX"
"Aku ga tanya soal itu"
"Aku takut bertemu cowok yang lebih ganteng dan keren disana kemudian jatuh cinta"
"Ga ada yang lebih ganteng dan keren dari aku"
"Ada, mungkin Langit"
"Langit? siapa dia?"
"Kakak yang harus aku cari dan aku minta ginjalnya"
"Jadi kakak yang harus kamu cari cowok??"
"Iyuppp.... bagaimana kalau aku malah jatuh cinta kepadanya?"
"Kamu ga akan bakal bisa nikah sama dia juga, kalian kan sedarah"
"Ah sayang sekali"
"Apa maksudmu sayang sekali?, kamu ga mau jawab pertanyaanku malah ngomongin hal yang gak ga"
"Arkan....."
"Iya"
Cowok itu sudah berharap mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang sudah dia utarakan ke gadis itu kemarin.
"Aku ngantuk"
Rea malah mengalihkan topik pembicaraan mereka.
"Ah dasar Rea" gerutu Arkan dalam Hati
"Ya udah sana tidur, nanti kalau udah sampai rumah kabari ya"
"Emang kamu siapa aku nyuruh-nyuruh yeee" ejek gadis itu
"Calon suami kamu"
Gadis itu tersenyum mendapat balasan chat dari cowok yang ntah sejak kapan tergila gila kepadanya sampai ingin menjadi suaminya itu.
"Arkan, terima kasih, sudah jadi temen yang baik selama ini, akupun ga bisa bayangin gimana selama ini kalau ga ada kamu disisi aku, tapi aku masih belum yakin, sayangku ke kamu itu lebih dari sekedar sahabat atau ga" bisik Rea dalam hati
Gadis itu tertidur, Pak Rahmat melihat nonanya lewat kaca spion depan, bagaimana sorot matanya memperlihatkan rasa iba ke gadis dikursi belakang mobil yang sedang dia bawa. Pak Rahmat tentu tau betul bagaimana sikap ayahnya ke Rea selama ini, dan juga bagaimana mamanya yang sibuk dengan dunianya sendiri.
------
Disebuah ruang Kelas sebuah sekolah yang hanya anak dari keluarga kaya saja yang bisa masuk kesana. Rea duduk diantara dua sahabat baiknya, Ivy dan Lisa.
"Kamu beneran mau pindah Re?" Lisa membuka percakapan
"Iya," jawab Rea
"Masih ga mau ngasih tau kita alasan nya?" imbuh Ivy.
"Aku bakal cerita ke kalian kalau aku udah siap, lagian jarak kota kita dan kota XX kan dekat, kalian bisa main kesana, atau aku yang main kesini," ucap Rea
Mereka berpelukan, menghangatkan hati satu sama lain.
"Jadi apa Arkan boleh buat aku?" tanya Lisa
Rea hanya manggut-manggut entah apa maksudnya, mungkin untuk gadis itu pacaran bukan prioritasnya saat ini.
Jam istirahat masih beberapa menit lagi, Rea berjalan menuju kantin bersama Ivy dan Lisa, ditangah perjalanan mereka berpapasan dengan Arkan dan gengnya, tapi aneh Arkan hanya melewati mereka tanpa menyapa Rea sama sekali.
Melihat Arkan yang dingin, Rea berhenti berjalan dan terdiam untuk beberapa saat, menepuk pundak Lisa yang berdiri disebelah kanannya, kemudian Rea berbalik mengejar Arkan.
Teman geng Arkan berhenti dan duduk di anak tangga, tapi Arkan tetap berjalan seolah-olah tau sedang dibuntuti Rea, dia tetap berjalan cuek.
Barulah saat sampai di taman belakang sekolah dibawah pohon yg agak rindang Arkan berhenti.
"Mau apa?" tanya cowok itu ketus
"Arkan, besok aku pindah, Om Andi udah nyiapin semuanya buat kepindahan aku"
"Buat apa bilang, toh aku ga penting kan buat kamu, sampai pindah dadakan kayak gini aja kamu ga ngasih tau aku"
Dalam hati Rea berbisik "ini semua papamu yang siapin , aku cuma ikut mau nya dia aja, aku juga ga tau harus pindah secepat ini"
"Kamu kan bisa ke Kota XX buat nemuin aku"
"Kenapa aku harus kesana? emang aku siapa kamu?" Arkan mencoba memanfaatkan situasi untuk mendapat jawaban dari gadis itu.
"Kamu sahabat terbaik aku Ar"
Entah apa yang dipikirkan Rea, dia bisa saja menjawab dengan kalimat gombal, mungkin bisa sedikit meredam amarah cowok didepannya, tapi kalau dipikir lagi dia pun tidak mau memberi harapan palsu ke Arkan, karena dia juga belum yakin akan perasaannya sendiri.
Alhasil cowok didepan nya tambah marah mendengar jawaban gadis yang sangat disukainya itu.
"Aku bisa cari cewek yang lebih segalanya dari kamu"
Jantung Rea seperti terkena sengatan listrik, bagaimana jawaban seperti itu bisa membuat hatinya terasa sakit.
"Apa kamu pikir aku ga bisa?" Arkan bertanya dengan senyuman sinis
"Bisa," jawab Rea
"Bisa banget malahan, bukannya kamu cowok idola disekolah kita, tapi jangan lupa, aku juga ga kalah segalanya dari kamu" jawab Rea penuh percaya diri.
"Jawab pertanyaan aku besok pas ulang tahun mu, aku mau jawaban dari kamu," pinta Arkan.
Cowok itu memandang wajah gadis yg disukai nya, Rea tersenyum lega melihat cowok didepan nya sudah kehilangan sekitar lima puluh persen amarahnya.
"Baik, tapi kamu harus bawa kado spesial buat aku," Rea tersenyum manis ke arah sahabatnya itu.
Bel masuk berbunyi, mereka kembali ke kelas masing-masing, Rea dan Arkan sama-sama duduk dikelas sebelas, hanya saja dari dulu mereka tidak pernah satu kelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Abie Mas
belqjqr dl yg benar
2023-01-26
0
dewi
👍👍👍👍☺️
2022-06-07
0
eMakPetiR
aq kok senyum2 sendiri y 🤭🤭🤭
2022-03-31
0