Masih didalam ruang kerja Andi,
"Om tidak gila Rea, tapi om berfikir ini jalan satu-satu nya, apa kamu ingin ayahmu mati tanpa kita berusaha sama sekali untuknya?"
"Om..." suara Rea meninggi, menandakan tidak suka dengan kalimat yang baru saja diucapkan Andi.
"Maka ini Jalan yang harus kita pilih , mencari donor ginjal tidak gampang Re, bahkan kamu saja tidak bisa, apa kamu lupa hasil pemeriksaanmu terakhir kali?"
Benar dia pernah kerumah sakit untuk menjalani serangkaian test, tapi entah untuk apa, dia pun tidak begitu paham, mungkin sekarang dia mengerti, test itu pasti untuk mencari tau apa dia bisa menjadi pendonor ginjal untuk ayahnya.
"Bahkan meskipun kamu mau, kamu tidak bisa Re," ucap Andi.
"Jadi aku harus menemui anak itu dan membujuknya untuk kesini dan mendonorkan ginjalnya? begitu maksud om? ini ga masuk akal banget, apa om pikir anak itu akan dengan sukarela mendonorkan ginjalnya untuk ayah? Bahkan mereka saja tidak bertemu lebih dari puluhan tahun," Rea mengeluarkan argumen yang ada di kepalanya untuk menjawab pertanyaan laki-laki itu.
"Rea, kakakmu juga belum tentu bisa, tapi ayolah kita berusaha, demi kesembuhan ayahmu, ini jalan satu-satu nya, kita gunakan perasaan dekati dia dan dapatkan hatinya , bagaimanpun juga dia anak kandung ayahmu, jujur apa kamu tidak senang akan bertemu kakakmu? mengetahui bahwa kamu punya keluarga lain yang mungkin bisa sayang Sama kamu? " lanjut Andi
Gadis itu terdiam, mendengar kata keluarga dan sayang membuat dia sejenak berpikir, mungkin lebih baik jika menemukan kakaknya, dia akan punya saudara, dan jika ayahnya berhasil sembuh itupun karena usahanya, gadis itu selama ini hanya berharap ayahnya bisa menyayanginya.
"Jadi aku harus gimana om?"
"Kamu harus pindah ke kota XX, om akan siapkan semuanya, dan kamu akan om masukkan ke SMA yang sama dengan kakakmu agar kamu bisa lebih cepat menemukannya"
"Menemukan untuk meminta ginjalnya" gumam Rea Dalam hati
"Tapi aku masih heran, kenapa mencari seorang anak saja om tidak bisa?, sepertinya segalanya om bisa lakuin" tanya Rea penasaran.
"Ayah tiri kakakmu adalah jaksa yang terkenal tegas menindak setiap tersangka kasus kriminal, dia tidak pernah mau disuap, bahkan kasus korupsi terheboh dinegara ini, sebagai jaksa dia berani menuntut koruptor itu dengan hukuman mati, untuk itu dia menyembunyikan identitas keluarganya demi keamanan mereka, jika ayah tirinya tau aku atau kakek mu mencari anak itu, apakah dia tidak akan melakukan apa-apa?, mungkin dia akan langsung mengirim anak itu untuk bersembunyi lebih jauh"
"Tapi dari mana om tau anak itu ada di kota XX?"
"Om dapat info dari sahabat om kalau kakakmu bersekolah di salah satu SMA negeri disana, tapi om juga tidak yakin kakakmu sudah berganti identitas atau belum"
Rea mencoba mencerna kalimat om Andi kemudian memberi keputusannya
"Baik, aku akan nurutin semua yang om bilang kalau itu emang demi kesembuhan ayah"
Rea beranjak dari tempatnya duduk, rasanya lelah membicarakan hal yang masih tidak masuk akal untuknya, dia mengambil segelas jus didepannya, berdiri kemudian mengganguk ke arah pria didepannya, berpamitan untuk keluar dari ruangan itu.
"Jus nya aku bawa turun ya om, tadi tante Laras ngajakin makan siang juga" Rea tersenyum memikirkan mungkin saja Laras memasak makanan kesukaannya.
Lelaki yang diajak bicara cuma mengganguk tersenyum, berpikir bahwa gadis didepannya cukup bisa menguasai Perasaannya.
"Jangan pake sambal banyak banyak bisa sakit perut kamu nanti," ucap Andi seperti sudah bisa menebak apa yang dimasak istrinya karena Rea datang.
Sampai didepan pintu gadis itu sudah memegang handle, tapi ia berbalik lagi menanyakan pertanyaan yang seharusnya dia tanyakan sedari awal tadi.
"Om.. Kakak aku, laki-laki atau perempuan? " tanya Rea ragu
"Laki - laki," Jawab Andi singkat
Rea agak kaget, orang yang harus dia temukan ternyata seorang cowok, padahal selama tau kenyataan punya seorang kakak, dipikirannya adalah seorang kakak perempuan yang bisa dia ajak curhat dan jalan-jalan ke mall.
"Om tau siapa namanya??" lanjut Rea
" Langit Biru"
"Ayahmu pernah bilang nama itu akan diberikan kepada anaknya, karena saat meninggalkan Maya, dia belum melahirkan, tetapi mereka sudah tahu dari hasil pemeriksaan kalau anak dalam kandungan Maya adalah laki-laki," kenang Andi.
Gadis itu berbalik membuka pintu, menenggak jus ditangannya, dan bergumam dalam hati
"Nama yang unik"
Tapi kemudian Rea berbalik lagi membuat om Andi heran dengan tingkah gadis didepannya.
"Apakah namaku juga pemberian ayah?" tanya Rea penasaran, belum sempat om Andi menjawab pertanyaan darinya dia sudah menjawab pertanyaan nya sendiri.
"Mustahil, tidak mungkin"
Setelah keluar dari pintu, Rea masih berdebat dengan pikiran nya sendiri.
"Tentu saja dulu ayah pasti sangat mencintai tante Maya, sampai memberikan nama yang bagus ke calon anaknya, jika tidak ditentang kakek pasti mereka sudah hidup bahagia sekarang, tapi jika itu terjadi aku yakin aku bahkan tidak akan lahir didunia ini"
Gadis itu meniup poni diatas keningnya menggunakan hembuskan napasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Abie Mas
langit biru
2023-01-26
0
dewi
langit biru 👍👍👍
2022-06-07
0
eMakPetiR
Sampai sini aq merasa Rea sosok gadis yg ceria dan tangguh
tapi entahlah... masih abu2.. 🤭
2022-03-31
0