Halaman lima

Yogyakarta

Arunika masih dengan kebiasaan yang sama membantu ibunya berjualan di sekolah, niatnya untuk merantau ke Jakarta belum di restui sang ibu. Mau tidak mau Arunika sendiri belum berangkat ke Jakarta, padahal sudah sangat ingin, tetapi Arunika tidak bisa pergi tanpa restu sang ibu.

Budhe terus saja menelepon untuk menanyakan kesiapan nya, lagi-lagi Arunika mengigit jari kala restu itu belum ia dapatkan dari ibunya.

Sabar, sabar pasti ibu akan mengijinkan entah esok atau lusa. Semoga saja harapku untuk pergi ke Jakarta ada jalan, ada kesempatan.

Bima kembali lagi ke Jakarta, kini sedang di sibukkan dengan proyek baru pembangunan apartemen yang rencananya akan di bangun antara Bandung atau di Jakarta.

Baru juga proyek di Surabaya masih dalam proses pembangunan, Bima mulai sibuk kembali dengan urusan pekerjaan di Jakarta. Sedikit lebih santai, kini proyek di Bandung atau Jakarta akan segera di proses untuk di lakukan pembangunan untuk sebuah apartemen mewah.

Tring ... tring..., suara ponsel diatas mejanya bergetar, Bima hanya membiarkan saja tanpa di angkat nya. Tanggung karena tinggal mengoreksi satu berkas lagi, semuanya selesai. Bima memilih mengabaikan ponsel yang terus saja berdering, belum ada niatan untuk mengangkat nya padahal sudah berulang-ulang di seberang telepon menekan tombol warna hijau.

"Akhirnya selesai tepat waktu, saatnya merenggangkan otot-otot tanganku sebelum berkutat dengan kertas dan bolpoin." Ucap Bima dengan senyum yang merekah, dan tangannya di rentangkan untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya.

"Nyaman nya seperti ini!"

Lagi-lagi Bima merasa bahagia, Mega proyek Surabaya sudah dalam pembangunan. Kini tinggal mengagendakan proyek barunya, tinggal di revisi lagi sebelum mendatang tangani proyek baru yang rencananya di mulai dari Jakarta atau Bandung.

Tring...tring... , kembali ponsel Bima berdering. Bima tak menggubris nya, setelah dering berikutnya Bima tersadar bahwa ponselnya kembali berdering.

"Siapa? ganggu saja!" gerutu Bima mencondongkan tubuhnya untuk mengambil ponselnya yang terletak di bawah tumpukan berkas.

Setelah menghidupkan ponselnya kedua kelopak matanya terbelalak sempurna, beberapa kali panggilan tak terjawab dari sang Mami. Ada panggilan telepon juga dari Papi nya, ada pesan yang belum sempat Bima buka.

"Tumben-tumbennya Mami telepon kalau itu tidak penting, pasti ada sesuatu yang membuat Mami menghubungi ku." Batinnya Bima membaca isi pesan sang sahabat, sudut bibirnya tersungging kala membaca pesan sahabatnya.

Tanpa berfikir panjang, Bima mulai menekan tombol warna hijau untuk melakukan panggilan ke Mami. Sudah dering ketiga belum juga di angkat, Bima semakin cemas takutnya ada sesuatu yang terjadi di rumahnya.

Pikirannya langsung tertuju kepada putra sulungnya, takut Baby Bi kenapa-kenapa? atau Mami nya ada apa-apa? niat hati ingin sekali menghubungi Papi nya, tetapi niatnya belum terlaksana dering telepon sudah berdering kembali. Dengan sangat buru-buru Bima menekan tombol warna hijau, sebagai bukti sambungan telepon sudah di terimanya.

"Assalamualaikum Mami..."

"Mami tidak kenapa-kenapa kan? sehatkan? terus baby Bi mana Mi?" tanya Bima jalan lurus tidak ada tanda koma, titik, seru, atau tanda tanya.

"Waalaikumsalam hiksss.. Baby Bi Bim, badannya....."

"Kenapa Mi?" tanya Bima penuh rasa kekhawatiran tinggi.

"Baby Bi badannya demam, sudah Mami bawa ke rumah sakit, ini lagi di UGD hiksss...." Tutur Mami Sasi dengan suara Isak tangisnya kian menusuk kalbu, rasanya bagai tersayat pisau belati.

"Hallo Bim, Baby Bi di rumah sakit Permata! secepatnya kamu datang ke rumah sakit, Mami dari tadi nangis terus sampai matanya bengkak." Ujar Papi Rudi yang menyuruh putranya untuk segera ke rumah sakit.

"Baik Pi, Bima segera kesana!"

Sambungan telepon di biarkan, sampai sambungan telepon itu terputus dari pihak Papi nya. Bima bergegas meninggalkan ruangan nya, dan berpamitan dengan sekertaris bahwa dirinya tidak akan kembali ke kantor.

"Tolong handel perusahaan, aku harus segera ke rumah sakit!"

"Siapa yang sakit?"

"Baby Bi."

Setelah menjawab pertanyaan sekertaris nya, Bima memilih untuk segera menjauh meninggalkan pertanyaan-pertanyaan berikutnya.

*****

Sampai di rumah sakit perasaan Bima terus was-was, tak seperti biasanya putranya sampai masuk rumah sakit seperti ini. Biasanya di kasih obat langsung demam nya turun, kini sudah dua hari demam tak kunjung turun sampai harus di bawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan laboratorium.

"Assalamualaikum.." sapa Bima membuka handel pintu ruang rawat Baby Bi, Bima masih berdiri di depan pintu melihat putranya lemah tak berdaya membuat matanya berkaca-kaca. Kali pertama melihat Baby Bi sakit, hatinya juga ikut sakit. Di tangannya terpasang infus dengan balutan Speedo tebal membungkus tangan Baby Bi.

"Waalaikumsalam.."

Setelah menjawab salam Mami Sasi menghambur ke pelukan putranya, rasa bersalah semakin tinggi kala tidak bisa menjaga cucunya dengan baik. Dan harus sampai di rawat di rumah sakit.

"Maafkan Mami, Bim!" Ucap Mami Sasi dengan Isak tangisnya.

"Tidak ada yang salah, semua adalah takdirNya! Kita di berikan cobaan supaya kita bersabar, semoga kita lebih baik lagi menjaga amanah yang di berikan Tuhan kepada kita, Mi."Tutur Bima legowo. Tidak ada kebetulan, semua sudah ada takdirNya, sebagai manusia kita harus berusaha menjadi lebih baik lagi.

*****

Baby Bi tidak rewel, sudut bibirnya masih bisa tersenyum di kala daddy nya menggendong nya. Selama tiga hari ini Bima absen ke kantor, demi bisa menjaga Baby Bi. Tidak ingin kehilangan momentum tumbuh kembang batita kecil, walaupun masih di pasang infus tidak ada sinarnya redup.

Mami Sasi dan bima yang menunggunya di ruang rawat ikut senang, dengan perkembangan Baby Bi sangat pintar, sangat gemesin banget. Untuk menunjukkan nilai perbaikan, selama tiga hari ini Opa Rudi, Oma Sasi, dan daddy Bima selalu menginap di rumah sakit.

Siang ini bertepatan dengan jam istirahat, para pegawai Cakra Corp menjenguk Baby Bi. Suasananya yang tadinya hening kini sangat ramai, nampak sekali raut malu-malu yang di tunjukkan Baby Bi. Baby Bi masih ngumpet di ketiak daddy Bima, sesekali melirik dan tersenyum tipis.

"Kamu gemesin banget, Bi! onty ingin banget cubit pipi kamu yang montok ini!" Ucap onty Reina. Dengan ekspresi di buat selucu mungkin, sampai mengundang tawa banyak orang di ruang rawat Baby Bi.

"Makasih onty Lein, ikin dong onty yang milip Baby Bi, bial Baby Bi punya teman belmain." Tutur Bima menggoda pegawainya yang perempuan sendiri, menirukan suara anak kecil seperti suara Baby Bi.

Mendengar godaan atasan nya membuat Rein mengerucut kan bibirnya, pipi nya dibuat menggembung, kalau yang melihat kekasihnya Rein pasti lucu dan gemesin seperti sebelas duabelas dengan baby Bi...

Malu-malu tapi mau Baby Bi senyum melihat onty Rein mengerucut, wajahnya langsung di sembunyikan di dada bidang daddy Bima.

Jam istirahat kantor telah usai, pegawainya juga sudah meninggalkan kamar Baby Bi. Nampak sekali kelelahan sampai Baby Bi bobok nyaman di pelukan hangat daddy nya. Oma Sasi dan Opa Rudi pun sangat bangga dengan perubahan putranya menuju kearah positif, dengan kehadiran Baby Bi.

Terpopuler

Comments

Entin Fatkurina

Entin Fatkurina

next next next next next next

2021-12-17

5

Sristamirin

Sristamirin

lanjut

2021-12-16

5

lihat semua
Episodes
1 Halaman satu
2 Halaman dua
3 Halaman tiga
4 Halaman Empat
5 Halaman lima
6 Halaman Enam
7 Halaman tujuh
8 Halaman Delapan
9 Halaman Sembilan
10 Halaman Sepuluh
11 Halaman Sebelas
12 Halaman Duabelas
13 Halaman Tigabelas
14 Halaman Empatbelas
15 Halaman Limabelas
16 Halaman Enambelas
17 Halaman Tujuhbelas
18 Halaman Delapanbelas
19 Bab Sembilanbelas
20 Halaman Duapuluh
21 Halaman Duapuluh satu
22 Halaman Duapuluh Dua
23 Halaman Duapuluh Dua
24 Halaman Duapuluh Empat
25 Halaman Duapuluh Lima
26 Halaman Duapuluh Enam
27 Halaman Duapuluh Tujuh
28 Halaman Duapuluh Delapan
29 Hal. Duapuluh Sembilan
30 Hal. tiga puluh
31 Hal. Tiga puluh satu
32 Hal. Tiga puluh Dua
33 Hal. Tiga puluh tiga
34 Hal. tiga puluh empat
35 Hal. tiga puluh lima
36 Hal. tiga puluh enam
37 Hal. tiga puluh Tujuh
38 Hal. tiga puluh Delapan
39 Hal. tiga puluh sembilan
40 Hal. Empat Puluh
41 Hal. Empat Puluh Satu
42 Hal. empat puluh dua
43 Hal. Empat puluh tiga
44 Hal. Empat puluh empat
45 Hal. Empat Puluh Lima
46 Hal. Empat Puluh Enam
47 Hal. Empat Puluh Enam
48 Hal. empat puluh tujuh
49 Hal. Empat Puluh Sembilan
50 Hal. Lima Puluh
51 Halaman Lima Puluh satu
52 Halaman Lima Puluh Dua
53 Halaman Lima Puluh Tiga
54 Halaman Lima Puluh Empat
55 Halaman Lima Puluh Lima
56 Halaman Lima Puluh Tujuh
57 Halaman Lima Puluh Delapan
58 Halaman Lima Puluh Sembilan
59 Halaman Lima Puluh Sembilan
60 Hal Enam Puluh Satu
61 Halaman Enam Puluh Dua
62 Halaman Enam puluh tiga
63 Hal. enam puluh empat
64 Hal. enam puluh empat
65 Halaman 65
66 Halaman 66
67 Halaman enam puluh tujuh
68 Halaman enam puluh delapan
69 Halaman enam puluh Sembilan
70 Tujuh Puluh
71 Halaman tujuh puluh satu
72 Halaman tujuh puluh dua
73 Halaman tujuh puluh tiga
74 Halaman tujuh puluh empat
75 Halaman 75
76 pengumuman
77 pengumuman
78 Halaman tujuh enam
79 Halaman tujuh tujuh
80 Halaman Delapan Puluh
81 Draft
82 Delapan puluh dua
83 Delapan Puluh tiga
84 Episode 84
85 Delapan Puluh lima
86 Delapan puluh enam
87 Delapan Puluh Tujuh
88 Delapan puluh Delapan
89 Delapan puluh sembilan
90 Sembilan Puluh
91 Sembilan puluh satu
92 Sembilan puluh dua
93 Sembilan Puluh Tiga
94 Episode 94
95 Episode 96
96 Episode 97
97 Episode 98
98 Pengumuman
99 Episode 99
100 pengumuman
101 Pengumuman
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Halaman satu
2
Halaman dua
3
Halaman tiga
4
Halaman Empat
5
Halaman lima
6
Halaman Enam
7
Halaman tujuh
8
Halaman Delapan
9
Halaman Sembilan
10
Halaman Sepuluh
11
Halaman Sebelas
12
Halaman Duabelas
13
Halaman Tigabelas
14
Halaman Empatbelas
15
Halaman Limabelas
16
Halaman Enambelas
17
Halaman Tujuhbelas
18
Halaman Delapanbelas
19
Bab Sembilanbelas
20
Halaman Duapuluh
21
Halaman Duapuluh satu
22
Halaman Duapuluh Dua
23
Halaman Duapuluh Dua
24
Halaman Duapuluh Empat
25
Halaman Duapuluh Lima
26
Halaman Duapuluh Enam
27
Halaman Duapuluh Tujuh
28
Halaman Duapuluh Delapan
29
Hal. Duapuluh Sembilan
30
Hal. tiga puluh
31
Hal. Tiga puluh satu
32
Hal. Tiga puluh Dua
33
Hal. Tiga puluh tiga
34
Hal. tiga puluh empat
35
Hal. tiga puluh lima
36
Hal. tiga puluh enam
37
Hal. tiga puluh Tujuh
38
Hal. tiga puluh Delapan
39
Hal. tiga puluh sembilan
40
Hal. Empat Puluh
41
Hal. Empat Puluh Satu
42
Hal. empat puluh dua
43
Hal. Empat puluh tiga
44
Hal. Empat puluh empat
45
Hal. Empat Puluh Lima
46
Hal. Empat Puluh Enam
47
Hal. Empat Puluh Enam
48
Hal. empat puluh tujuh
49
Hal. Empat Puluh Sembilan
50
Hal. Lima Puluh
51
Halaman Lima Puluh satu
52
Halaman Lima Puluh Dua
53
Halaman Lima Puluh Tiga
54
Halaman Lima Puluh Empat
55
Halaman Lima Puluh Lima
56
Halaman Lima Puluh Tujuh
57
Halaman Lima Puluh Delapan
58
Halaman Lima Puluh Sembilan
59
Halaman Lima Puluh Sembilan
60
Hal Enam Puluh Satu
61
Halaman Enam Puluh Dua
62
Halaman Enam puluh tiga
63
Hal. enam puluh empat
64
Hal. enam puluh empat
65
Halaman 65
66
Halaman 66
67
Halaman enam puluh tujuh
68
Halaman enam puluh delapan
69
Halaman enam puluh Sembilan
70
Tujuh Puluh
71
Halaman tujuh puluh satu
72
Halaman tujuh puluh dua
73
Halaman tujuh puluh tiga
74
Halaman tujuh puluh empat
75
Halaman 75
76
pengumuman
77
pengumuman
78
Halaman tujuh enam
79
Halaman tujuh tujuh
80
Halaman Delapan Puluh
81
Draft
82
Delapan puluh dua
83
Delapan Puluh tiga
84
Episode 84
85
Delapan Puluh lima
86
Delapan puluh enam
87
Delapan Puluh Tujuh
88
Delapan puluh Delapan
89
Delapan puluh sembilan
90
Sembilan Puluh
91
Sembilan puluh satu
92
Sembilan puluh dua
93
Sembilan Puluh Tiga
94
Episode 94
95
Episode 96
96
Episode 97
97
Episode 98
98
Pengumuman
99
Episode 99
100
pengumuman
101
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!