Sudah tiga hari ini berada di Surabaya membuat Bima sangat merindukan putranya, baru saja tiga hari terpisah jarak membuat Bima ingin segera cepat-cepat pulang. Rasa kangen itu sangat membumbung tinggi, karena ini pertama kalinya Bima melakukan perjalanan bisnis ke Surabaya semenjak dirinya di nobatkan menjadi Hot daddy.
Kepergiannya selama satu minggu membuatnya harus menahan rindu pada Baby Bi. Di sinilah Bima sedang meninjau proyek yang berada di jalan Merdeka Baraat, dengan langkah kaki ringan dan tatapan matanya lurus ke depan, membuat ketampanannya Bima semakin terlihat sempurna, tetapi sayang laki-laki Mapan belum ada keberuntungan masalah asmara.
Asmara yang pernah ia bina harus berakhir dengan kata putus nyambung, puncaknya saat Bima sibuk tak mempunyai waktu banyak membuat perempuannya berpaling ke pria lain.
Kacamata Hitam bertengger di hidung mancung nya, dengan balutan jas termahal dengan harga fantastis. Pesona duda beranak satu, tidak kalah sama pria single di luaran sana!.
"Selamat pagi menjelang siang, tuan Cakra! selamat datang di mega proyek kita yang berada di Surabaya." Ujar manager yang di utus Bima untuk menangani mega proyek nya pertama kalinya di kota pahlawan.
"Pagi ke siang juga Pak!"
Sapa balik Bima ke pak Erwin.
Mereka sedang berbincang-bincang serius, menanyakan kabar, dan perusahaan yang lagi in-in nya.
"Bagaimana perkembangan proyek di sini! ada kendala atau hambatan tidak, pak Erwin?" tanya Bima dengan sangat ramah, tidak pernah membeda-bedakan pegawainya.
Bagi Bima semuanya sama baik berbeda jabatan, devisa, sama-sama harus di hormati bagi yang sudah berumur, dan di hargai bagi yang muda.
"Alhamdulillah semuanya berjalan baik dan lancar, ini sudah mulai pembangunan semoga selesai sesuai target kita, tuan Cakra." Pak Erwin menjelaskan secara detail tentang mega proyek, dan berharap lancar sampai tiba nantinya.
"Bagus pak Erwin, kamu sangat bisa diandalkan! jadi aku lebih tenang, bila proyek ini berjalan sesuai rancangan, Aku serahkan pembangunan ini padamu, pak Erwin." Bima mempercayai kinerja pak Erwin yang bekerja di bagian manager, selama proyek di pegang beliau selalu sesuai rancangan.
Mereka melanjutkan pembicaraan, sesekali menyapa balik para pekerja yang sedang mengerjakan pekerjaan nya. Tidak lupa juga, Bima menyunggingkan senyumnya, senyum untuk menyapa orang-orang yang menunduk hormat kepada dirinya.
Tatapan matanya penuh kelembutan, dan tidak aura intimidasi atau sebagainya. Suasana di lapangan juga sangat kekeluargaan, walaupun berbeda suku, ras, tetapi tetap bhinneka tunggal Ika.
Itulah Bimantara Cakra putra tunggal sekaligus pewaris Cakra Corp. Memiliki pesona yang mudah memikat kaum hawa, mobil mewah, pakaian mahal, dan fasilitas yang pantas di sandang nya sebagai CEO Cakra Corp.
*
Di Jakarta
Oma Sasi tengah menemani cucunya untuk bermain, sengaja di letakkan di dalam stoler yang sangat dekat dengan jangkauan nya. Sesekali Oma Sasi tersenyum melihat perkembangan cucunya yang makin pintar, makin aktif dan makin gemesin.
Setiap momentum indah cucunya selalu Oma abadikan lewat kamera ponselnya, terkadang ia kirim kepada Bima yang sedang melakukan perjalanan bisnis. Si baby Bi pun juga sangat sadar kamera, setiap kali Oma Sasi membidik kameranya, selalu saja baby Bi pun tertawa-tawa, tersenyum-senyum.
"Pintarnya cucunya Oma, sekarang makin tahu bahwa Baby Bi sedang di photo, kalau sudah besar mau jadi model ya sayang hmmm." Puji Oma Sasi terhadap sang cucu, karena kepintarannya membuat Oma nya tak menyia-nyiakan kesempatan untuk membidik dengan kamera ponsel di sebelahnya.
"Bahagianya cucu Opa, sedang apa hmmm." Tutur Opa Rudi yang baru saja pulang dari kantor, rasa lelah, capeknya hilang sudah ketika melihat cucunya yang tertawa-tawa sambil memainkan jempol kakinya.
Baby Bian langsung merespon kala Opa nya mulai menyapa nya, memberikan senyum terbaiknya untuk opa tercinta yang baru saja pulang mencari nafkah.
Mami Sasi langsung menyambutnya dengan senyuman, dan mencium punggung tangan dengan takzim yang setiap hari di lakukan Mami ke Papi Rudi.
"Mau minum apa Pi? Mami ambilkan, titip Baby Bi ya Pi." tawar Mami Sasi yang sudah duduk kembali di sebelah suaminya..
"Entar aja Mi, Papi mau istirahat sebentar lihat cucu lalu mandi, baru Mami siapkan teh hijau kesukaan Opa nya baby Bi." Ucap Opa Rudi yang sedang melihat cucunya yang aktif mengangkat kepalanya, dan memainkan jari-jarinya untuk di masukkan ke dalam mulutnya.
"Lihat Mi, cucu kita bisa mengangkat kepalanya meskipun belum kuat banget sih Mi." Ujar Opa Rudi yang begitu sangat antusias, dengan tingkah Baby Bi yang makin ingin mencium pipi bakpao nya sampai gemas.
"Hahahaha bener Pi, cucu kita emang sudah pintar dari dalam kandungan ibunya.." Puji Oma Sasi.
Baby Bi malah tertawa-tawa seakan tahu bahwa kedua Opa Oma nya sedang menertawakan dirinya yang mencoba belajar hobi barunya. Walaupun gagal Baby Bi tidak akan menyerah untuk mengulang kembali nanti sore, malam atau esok harinya.
*
Selesai meninjau pembangunan proyek, Bima sedang makan siang dengan pak manager. Restoran yang sangat terkenal di kota Surabaya, menjadi tempat pilihannya untuk memanjangkan lidahnya.
Sekaligus jalan-jalan sebentar untuk cuci mata, sesekali melirik serba-serbi makanan yang baru ia lihat, dan baru juga ia tahu nama-nama makanan tersebut.
Menu makanan yang tersaji tak jauh dari tempat makan siang nya, membuat nya ingin membeli sebagai oleh-oleh keluarga di Jakarta.
Makanan yang tidak cepat basi, dan bisa bertahan beberapa hari kemudian.
Bima sebagai pendatang baru, bukan penduduk asli kota Surabaya sangat menyukai makanan yang sekarang sedang di santap nya. Makanan khas Madura menjadi menu pilihan Bima, tak lupa juga memesan rujak yang terkenal dan tetep legend sampai sekarang ini.
"Hmm makanan enak, di Jakarta jarang-jarang ada menu makanan seperti terhidang diatas meja, pak Erwin."
Ucap Bima member dua jempol meskipun masih penuh dengan makanan.
"Makasih atas pujiannya, next time kita boleh lah muter-muter kota Surabaya di jamin tuan Cakra akan terpesona dengan kota pahlawan." Ujar pak Erwin memperkenalkan Surabaya, karena pak Erwin sudah lama tinggal di kota, jadi beliau lebih tahu seluk-beluk nya.
"Next time aku akan bawa keluarga untuk berkunjung ke kota ini, kota yang sangat enak-enak makanan nya." Lagi-lagi Bima tak bisa membohongi kota yang sangat padat, sebelas duabelas sama Jakarta, kota termacet juga hehehe.
Setelah menghabiskan waktunya untuk meninjau proyek nya, dan menghadiri undangan makan siangnya bersama pak Erwin. Bima langsung kembali ke hotel, ingin mengistirahatkan tubuhnya sejenak sebelum menghubungi keluarganya di Jakarta, terutama sudah sangat kangen dengan baby Bi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Ros Konggoasa
lanjut
2024-12-15
1
Entin Fatkurina
lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut lanjut
2021-12-16
4
@DetiE𝆯⃟🚀Hadiati
mas bima.... mampir dunk 😀😀
2021-12-16
4