Tiga bulan sudah kepergian sang sahabat Angie Safitri, lebih akrab di panggil nama Fitri. Sama halnya Tiga bulan sudah usia Baby Bian. Terkadang seakan tak percaya bahwa dirinya sudah mempunyai seorang anak, Baby Bian panggilan keluarga untuk putranya, kesibukannya di kantor tak melupakan keberadaan Baby Bian, putranya yang di amankah kepada dirinya.
Papi Rudi dan Mami Sasi sangat menyayangi Baby Bian, Meski awal-awalnya sangat menolak putra semata wayangnya mengadopsi Baby Bian. Tetapi keinginan putranya yang gigih membuatnya hanya bisa menyetujui. Berjalannya sang waktu keduanya bisa menerima, membantu mengurus Baby Bian di kala Bimantara Cakra tidak ada di rumah.
Seperti sekarang ini Mami nya pagi-pagi sekali sudah berjemur memangku Baby Bian, ada senyum tipis di sudut bibirnya Baby Bian tiap kali Oma nya menggelitik perutnya.
"Cucunya Oma udah pintar banyak senyum, tahu ya ada Oma memangku Baby Bi." Ucap Mami Bima kala pagi itu di taman belakang untuk mencari matahari pagi di belakang rumahnya.
Saking gemasnya Oma Sasi menghadiahi kecupan manis bertubi-tubi di pipi montok cucunya. Baby Bi yang tahu keusilan Oma Sasi tertawa-tawa, menampilkan deretan yang belum tumbuh Gigi.
Tak Tak...., langkah kaki Bima memasuki halaman belakang, lengkap dengan setelan jas kantornya. Sebelum berangkat ke kantor Bima menyempatkan untuk menghampiri dua orang yang sangat berarti untuk Bima, mereka adalah hartanya, berliannya.
"Pagi Mi, pagi Baby Bi.." sapa Bima menyapa malaikat yang berarti untuk hidupnya, dan memberikan kecupan pagi untuk dua orang yang yang ia sayangi.
"Pagi sayang, masih pagi kok sudah rapi. Di lihat dulu jam berapa? takutnya jam mu bermasalah, nanti kamu di kira OB yang mau bersih-bersih." Tutur Mami Sasi yang merasa keheranan dengan putranya, karena tak biasanya dia rapi sekali pagi ini. Biasanya dia akan memanfaatkan waktu luang nya untuk bermain Baby Bi, tetapi tidak untuk pagi ini yang sudah siap memulai aktivitas nya.
"Bener Mi, sengaja berangkat pagi karena ada meeting dadakan nich! gimana penampilan putra mu ini, keren kan, ganteng kan." sahut Bima memuji penampilan nya. Siapa lagi yang memuji dirinya kalau tidak dirinya sendiri yang memujinya.
"Aku berangkat dulu Mi, titip Baby Bi." Ujar Bima berpamitan dengan Mami nya, dan tidak lupa juga berpamitan dengan putranya Baby Bi. Bima mengecup pipi Mami Sasi dan juga pipi montok Baby Bi. Mendapatkan kecupan dari daddy nya, baby Bi tertawa-tawa merasa senang.
"Iya sayang.."
"Dada...da..da.. daddy, kelja yang lajin ya bial bisa beli cucu dan jajan aku, daddy...." Mami Sasi meniru kan suara anak kecil, seolah-olah itu Baby Bi yang memberikan semangat untuk giat bekerjaa...
Bima menoleh ke belakang untuk melihat keduanya sekali lagi, sembari menyunggingkan senyum tipis untuk mereka yang Bima sayangi.
Sepeninggal Bima berangkat ke kantor, Mami Sasi memandikan Baby Bi, dan mengajaknya jalan-jalan sebentar di taman belakang menggunakan stoler.
"Oekkkkkk... oek..." tangisan Baby Bi melengking sampai wajahnya memerah padam.
"Cup Cup Cup, cucu Oma kenapa? haus ya, mau cucu sayang?" tanya Mami Sasi dengan tingkah lucu cucunya, semakin kesini malah semakin gemas dengan pertumbuhan yang sangat signifikan.
Baby Bi langsung tersenyum mendengar suara Oma nya menawarkan susu, seolah Baby Bi tahu bahwa dirinya sangat kehausan. Oma Sasi tidak kalah bahagianya, melihat sang cucu memberikan isyarat dengan suara tangis melengking.
Setelah menyu su menggunakan dot, Baby lama-kelamaan menutup kelopak matanya karena kekenyangan dan waktunya tidur juga. Oma Sasi pun tersenyum lucu, setiap hari main dengan baby Bi ada aja tingkahnya yang membuat hari-harinya berwarna.
*******
Bima sudah menyelesaikan meeting nya pagi ini, kini sudah berada di ruangannya sedang sibuk berkutat dengan banyaknya berkas yang menumpuk diatas meja kerjanya. Tidak tahu kenapa pagi ini, Bima sangat bahagia dan bersemangat memulai rutinitas nya di kantor, Bima juga banyak tersenyum tak seperti dulu yang irit bicara apalagi untuk secuil senyuman.
Tok Tok..., ketukan pintu dari luar membuat Bima mendongakkan kepalanya untuk melihat kearah pintu. Siapa yang mengutuknya? Sudahlah biarin saja entar kalau penting juga akan ketok-ketok lagi. Tidak berselang lama pintu kembali di ketok-ketok dari luar. Siapa?
"Masuk!" Ucap Bima dari dalam, tetapi Bima sendiri sibuk dengan pekerjaannya, tak menghiraukan tamu yang datang. Menurutnya pekerjaan lebih penting, daripada menerka-nerka siapa seseorang di luar?
Klekkk..., daun pintu di buka pelan. Kepalanya di lolong kan ke depan untuk melihat di dalam. Ada Bima yang masih sibuk dengan berkas-berkas nya, tidak ada siapapun di dalam kecuali pemilik Cakra Corp.
"Hi Bim, apa kabarnya? Sapa Leo Messi sahabatnya Bima waktu sama-sama berkuliah di luar negeri.
"Kamu! Kapan balik ke Indonesia kog tidak caling-caling dulu kalau mau main ke kantor, kan aku bisa menyiapkan semuanya hehe." Ujar Bima yang terkejut kedatangan sahabatnya, beberapa tahun terpisah akhirnya di pertemukan kembali di negara nya.
"Kamu makin tampan, Mess. Membuat ku pangling, tak seperti dulu yang suka urakan. Kata Bima mengingat masa lalu. masa dirinya masih tinggal di luar negeri untuk melanjutkan pendidikan nya.
"Masa lalu adalah pelajaran, kini aku bukan yang dulu lagi! Pahitnya kehidupan mengajarkan ku untuk merubah ke hal yang lebih baik, sampai lah aku seperti ini, Bim." Sahut Messi yang mengingat peristiwa kelamnya, kini dirinya sudah berubah. Sudah memperbaiki dirinya sampai Messi bisa kerja di perusahaan besar.
Bima sudah meninggalkan berkas yang menumpuk, kini keduanya sedang berbincang-bincang membahas masa lalunya. Masa dirinya bak abege muda yang masih mencari diri. Kini semua telah berubah, waktu, pengalaman mengajar kan untuk bersikap dewasa.
Di cafe cukup ternama ini, keduanya sedang menikmati makan siangnya supaya ngobrol nya semakin asyik. Bima juga sudah mengosongkan jadwal nya, memilih mejamu sang sahabat karena waktu tidak akan datang untuk kedua kalinya.
"Kamu makin tampan, sangat very handsome." puji Messi kepada Bima.
"Kamu juga Mess! sungguh aku sangat pangling lihat berubah penampilan mu, aku suka kamu yang sekarang, Mess." Puji Bima kepada Messi, dan mengacungkan dua jempolnya.
Mereka asyik mengobrol sampai lupa waktu, bahwa waktu semakin sore membuat keduanya berpamitan untuk mengakhiri pertemuannya kali ini. Berharap kelak keduanya akan di pertemukan lagi, entah kapan? setidaknya ada peribahasa Bila ada sumur di ladang, bolehkah kita menumpang mandi. Apabila ada umur panjang, bolehkah kita bertemu kembali. Peribahasa ini cocok untuk keduanya yang baru saja di pertemukan, dan akhirnya di pisahkan lagi karena mempunyai urusan masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Nurlita Ita
lanjut maju terus
2022-01-19
3
Acu Arjun
mmbwtku jd sedih ceritanya...
2022-01-19
1
NifRoro
ayo lanjut kak
bagus ceritanya😍
2021-12-15
4