Jalani Masa Ini

" Vano sudah siap sayang...?" tanyaku pada pria kecil yang sedang memasukkan mainan di tas dengan karakter favoritnya. Spiderman...

Dia sering berceloteh bahwa ibunya ini seorang Spiderman yang bisa membawanya kesana kemari dengan kecepatan tinggi...

Dan aku hanya bisa setuju saja, bagaimanapun dia berhak untuk berimajinasi...

" Siap bunda...ayo kita berayun sampai panti..." suara kecil itu sangat bersemangat.

" Ya...ya...bunda akan segera mengeluarkan jaring laba-laba..." ucapku saat meraih tubuhnya dan segera melangkah menuju halte bis.

Setiap hari kami kami berdua naik angkutan umum selama sepuluh menit untuk mencapai panti.

Setelah menitipkan Vano di panti, aku segera menuju tempat kerjaku. Kurasa aku harus berterimakasih pada sepatu flat-ku yang selalu membantuku bergerak dengan lincah...

Seperti biasa hari itu aku datang pertama kali dari rekan-rekan. Ku edarkan pandanganku di ruangan yang masih sepi itu,aku hanya bisa menghela nafas saat memasuki kubikel tempatku bekerja ini. Tentu saja karena memikirkan bagaimana cara bertemu dengan bos Willy.

Aku harus cari alasan untuk menemuinya. Benar juga kata Sinta, tak kan mungkin aku yang berada dilantai empat ini bakal bertemu dengannya dilantai sepuluh kalo tidak menghampirinya.

" Pagi Venna...." suara Sinta dengan keras menyapaku saat baru saja tiba di ruangan kami.

Ku lambaikan tangan padanya dengan tersenyum.

" Kamu tuh selalu datang pertama kali, apa tak takut dengan penunggu gedung ini hmm...?" celotehnya sembari duduk di kursinya sendiri, kubikel kami memang bersebelahan.

" Bagaimana bisa takut, setiap hari mereka menyapaku dengan ramah..." sahutku sambil melirik kearah wanita berambut panjang itu dan mulai menghidupkan komputer.

" Eh...benarkah? Kamu nggak bohong kan?" kulihat wajahnya mulai pias dan aku yakin sekarang tubuhnya sedang merinding ketakutan.

" Ya iyalah penunggu nya kan pak Zen dan pak Thio di bawah..." sahutku sambil menahan tawa melihat reaksinya tadi.

" Eh ...sialan, mereka tuh satpam Pennna!!!" serunya mencubit pinggangku karena gemas.

Tak lama kemudian satu persatu rekan kerjaku berdatangan, termasuk Pak Beny kepala divisi akuntansi , atasanku saat ini yang sering kami panggil dengan nam pak Ben saja.

" Pagi pak Ben..." kami menyapa saat pria paruh baya dengan kepala botak itu lewat didepan kubikel kami berdua.

" Pagi anak-anak...kalian semangat sekali ya..."sahutnya ramah.

" Pak Ben terlihat lesu, apa bapak sakit?" tanya Sinta pada pria itu.

" Hhh...biasalah akhir bulan, lihatlah ini..." pria itu menunjukkan beberapa berkas yang dibawanya dan meletakkannya di depanku.

" Laporan keuangan?" tebakku pada setumpuk berkas itu.

Ternyata Pak Beny akan menyerahkan laporan keuangan bulanan dan beberapa berkas yang harus ditandatangani bos besar.

“Pak Beny kelihatannya perlu bantuan?"tanyaku kemudian.

"Enggak juga sih, aku hanya akan menemui bos Willy. Cuma aku malas bertemu dengan Gavin, dia pasti begitu cerewet dan detail memeriksa laporan ini" keluhnya.

" Ooh maksud bapak, pak Gavin malah lebih galak dari bos Willy ya?" Sinta menimpali.

"Begitulah, mentang-mentang asisten pribadi, seolah-olah dia bosnya. Memang sih bos Willy orangnya santai, semua urusan diserahkan pada Gavin. Aku sering berharap ketika aku menemui bos Willy, si Gavin lagi tidak ditempat, tapi tak pernah terjadi, orang itu selalu menempel kemanapun bos Willy berada. Sampai ada yang bergosip bahwa si Gavin seorang gay gara-gara hidupnya yang selalu berada di samping bos Willy ha..ha.." Pak Beny terkekeh sambil mengambil kembali berkas yang diletakkannya tadi.

" Biar saya bawakan kedalam pak..." ucapku mencegahnya.

Pak Ben hanya mengangguk dan akupun berjalan mengikuti dibelakangnya sambil membawa berkas tadi.

Otakku berpikir cepat, bagaimana seandainya...

“Oh ya..?!?Bagaimana kalo saya yang menyerahkan laporan kepada pak Gavin, dan pak Ben langsung bertemu dengan bos Willy..." usulku pada pak Ben.

"Benarkah kamu mau? Semua staf disini menghindari bertemu dengan Gavin karena pasti nggak kuat kena omelannya” nada heran itu terdengar di telingaku.

" Saya jadi semakin penasaran Pak, he..he.."

"Baiklah, setengah jam lagi kita akan kesana..."sahut pak Ben sambil terkekeh, sepertinya rasa malas yang tadi dirasakannya sedikit berkurang.

Dan bagiku, ini adalah kesempatan...

Akhirnya aku akan berhadapan langsung pria pujaan mu Arin.

Setengah jam kemudian aku bersiap menjadi ajudan mendampingi pak Ben. Ketika lift sampai dilantai sepuluh, aku mengambil alih laporan dan berjalan di belakang bosku itu.

Pak Beny seorang bos yang supel pada bawahannya, sehingga kami merasa bekerja pada bapak kami sendiri. Sering juga pria empat puluh tahunan itu mentraktir kami makan setelah jam kantor.

Sampai didepan ruangan bos Willy , kami bertemu dengan Sasha, sekretaris CEO yang sedang hamil besar.

"Selamat pagi Sasha, kapan kamu cuti? Kamu terlihat lelah?" sapa pak Ben pada wanita hamil itu.

"Pagi juga Pak Ben, iya nih rasanya udah males banget, ini baru tujuh bulan sih, makanya ketika aku mengajukan cuti, Gavin menuntut agar aku mencari pengganti sementara aku cuti..." ucapnya cemberut.

"Lha terus? gampang kan, tinggal cari yang mau, paling cuma tiga bulan "

"Iya pak, masalahnya nggak ada yang sanggup menghadapi Gavin tiap hari. Pak Ben tau sendiri kan orangnya gimana.."

"Ha..ha betul juga kamu..."

"Minta tolong dong pak Ben, tawarin ke stafnya pak Ben barangkali ada yang mau..." bujuk wanita bernama Shasa itu.

"Sepertinya sulit, Shaa! Aku minta nyerahin laporan tiap bulan aja, mereka merinding... Apalagi ketemu tiap hari..." pak Ben terkekeh.

" Huh..pak Ben sama sekali tak membantu!!

Eh itu siapa pak Ben? Anggota baru ya.." tanya mbak Shasa saat melihatku.

"Oh iya Sha, kenalin ini Venna, masih orientasi..." sahut pak Ben memperkenalkan diriku.

Aku langsung mengulurkan tangan dan langsung disambut mbak Sasha.

" Salam kenal mbak..." ucapku sambil tersenyum padanya.

"Hai Venna, kamu masih imut, jadi ingat pertama kali disini aku juga sepertimu, berapa umurmu?"

"Dua puluh tiga tahun mbak"

"Wah baru lulus ya.."

Akupun mengangguk.

"Hmm .. kamu juga harus bertemu langsung dengan Gavin, semoga dia tak membuatmu trauma.."mbak Sasha tersenyum menggodaku.

Benar-benar membuatku penasaran, bagaimana si Goblin membuat semua orang takut menghadapinya. Eh...siapa tadi namanya?!?

" Hei jangan menakutinya..." pak Ben geleng-geleng kepala lalu beranjak dari tempat itu, sementara mbak Shasa tertawa lepas berhasil membuat pak Ben sewot.

Pak Ben mengajakku masuk ke sebuah ruangan yang begitu besar, kalo saja tidak ada meja kerja, ruangan ini lebih mirip ruang keluarga dimana ada TV besar dan sofa nyaman disamping meja kerja yang besar itu, tak lupa ada alat fitness didekat jendela.

"Sayang nanti kita lanjutkan lagi ya, aku harus bekerja" ucap pria yang duduk di kursi direktur ketika melihat kedatangan kami dan menghentikan aktivitas menelfonnya.

William Arnando Deggas, sebuah papan nama terpampang dimeja, membuatku harus menata hati untuk meredam amarahku saat teringat perlakuannya pada sahabatku Arin....

Arin....lihatlah, aku sudah bertemu dengan pria pujaanmu itu, sebentar lagi aku akan menepati janjiku padamu...

" Selamat pagi pak Ben...silahkan duduk..." suara ramah itu membuat ku tercengang. Dia memulai obrolan dengan santai bersama pak Ben seperti bertemu kawan lama, bukan seperti pada bawahannya.

Wajah blasteran itu tampak lebih dewasa dari lima tahun yang lalu saat aku melihatnya bersama Arin di kafe tempatku bekerja.

Tak diragukan lagi, pria itu memang semakin tampan dan senyuman yang selalu menempel diwajahnya pasti membuat semua wanita tunduk padanya...

Terpopuler

Comments

Wakhidah Dani

Wakhidah Dani

semoga William ngga amnesia kalo Vena cerita ttg Arin

2022-01-17

1

Watini Tini

Watini Tini

Don juan kayaknya nie...

2022-01-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!