Setelah membersihkan diri, Sam terlihat keluar dari kontrakan kecil. Dia menyewa tempat tersebut karena letaknya yang berdekatan dengan Cafe.
Selain sebagai barista, Sam juga di tugaskan untuk menjaga keamanan Cafe setelah tutup.
Bukan tanpa alasan Sam terpilih memikul tanggung jawab tersebut. Beberapa kali Sam berhasil menangani kerusuhan di dalam Cafe ketika ada seseorang yang berpura-pura tidak puas dengan pelayanan di sana.
Walaupun Sam masih terbilang pegawai baru. Tapi kinerja bagusnya membuat pemiliknya mempercayakan keamanan Cafe padanya.
Malam itu seperti biasa. Sam berjalan santai menyusuri trotoar jalan untuk mencari makan malam.
Penampilannya begitu sederhana namun masih mampu membius mata kaum hawa yang melihat. Bagaimana tidak, sebab paras Sam sangat tampan meskipun gaya rambutnya terlihat acak-acakan.
"Saya pesan seperti biasa Bu." Pinta Sam seraya duduk di salah satu kursi. Sambil menunggu pesanan, dia memperhatikan sekitar dan menddesah ketika menyadari sebuah mobil mewah terparkir.
"Loh tidak jadi." Tanya pemilik rumah makan ketika melihat Sam berdiri.
"Sebentar Bu." Sam melangkah keluar, menemui seorang lelaki yang berdiri di samping mobil." Bukankah sudah ku katakan untuk menunggu di kontrakan." Ujar Sam berbisik.
"Maaf Tuan. Ada beberapa pertemuan yang masih saya hadiri malam ini." Jawabnya seraya menyodorkan map. Secepat kilat Sam menyambar map tersebut lalu membubuhkan tanda tangan.
"Kau sudah ku berikan kuasa. Seharusnya kau tidak perlu sering mendatangiku."
"Mereka tidak menerima tanda tangan saya."
"Pergi. Untung saja tempat ini sepi." Gerutu Sam kembali berjalan masuk.
Lelaki yang merupakan kaki tangan Sam hanya mengangguk kemudian tersenyum. Dia langsung masuk ke dalam mobil tanpa perduli dengan eluhan Sam yang kerapkali terlontar.
Sedikit lelah berpura-pura. Aku sudah melakukan penyamaran ini hampir satu tahun tapi sampai sekarang aku tidak menemukan apapun. Apa ketulusan itu benar-benar ada..
Sam menghela nafas panjang. Mengingat satu persatu kejadian ketika ada seorang wanita mendekatinya.
Awalnya mereka memperlakukan Sam begitu baik bahkan cenderung terlalu manis. Namun ketika Sam mengutarakan isi hatinya dan berpura-pura ingin menjalin hubungan serius. Para wanita itu berubah over produktif. Mereka menanyakan perihal asal usul Sam. Bebet bobot nya juga silsilah keluarga.
Sebenarnya Sam tidak merasa keberatan menjawab. Tapi kegagalan rumah tangga di masa lalu, membuatnya sengaja menutupi jati dirinya.
Sam akan berubah menjadi lelaki yang menyebalkan saat si wanita sudah bertanya perihal kehidupan pribadinya. Dia berdalih memiliki banyak hutang dan harus menjadi tulang punggung keluarga sehingga uang gajinya di fokuskan untuk dirinya sendiri.
Ketika kebohongan itu di lontarkan. Para wanita yang mendekat perlahan pergi. Tentu saja mereka tidak ingin ikut merasa kesulitan dengan masalah keluarga Sam. Para wanita itu memilih jalan aman daripada harus hidup bersama lelaki tampan namun tidak berguna.
"Belum selesai juga Mas Sam hutangnya." Tanya Si Ibu pemilik warung. Dia sempat ingin menjodohkan Sam dengan anaknya tapi saat mengetahui fakta itu, mereka mengurungkan niatnya.
"Belum Bu. Saya hanya bisa membayar satu juta perbulan sementara hutang orang tua saya puluhan juta."
"Mendingan Mas Sam kerja kasaran saja. Gaji di Cafe itu memang kecil." Jawabnya menyarankan.
"Sambil cari jodoh Bu. Mungkin ada anak konglomerat nyasar di Cafe terus jatuh cinta pada saya. Kan lumayan kalau nanti dia mau bayarin hutang saya." Si pemilik depot mengerutkan keningnya sambil tersenyum aneh. Dia berfikir jika Sam adalah lelaki parasit yang suka menggantungkan hidupnya pada seseorang.
"Malu dong Mas Sam. Situ kan lelaki. Harusnya menafkahi bukan di nafkahi." Sam tersenyum tipis, dia sanggup menebak apa yang ada di fikiran Ibu pemilik depot.
Ganteng tapi benalu!! Untung saja aku tidak langsung menjadikannya calon menantu..
"Ya mau bagaimana lagi Bu. Gaji saya kan sedikit."
"Mangkanya cari kerja yang lain."
"Saya tidak biasa kerja berat."
"Biar hutangnya cepat lunas." Sam tersenyum tipis. Dia tidak menjawab dan fokus pada makanan di hadapannya.
Setelah membayar, Sam kembali berjalan menyusuri trotoar menuju ke kontrakan. Langkahnya di percepat saat dia melihat pemilik Cafe menunggunya di teras.
"Ada apa ya Pak." Tanya Sam. Pak Ridwan berdiri seraya memberikan Sam selembar kertas.
"Felix keluar. Besok kamu tempel ini di depan." Sam mengangguk seraya memperhatikan kertas bertuliskan lowongan pekerjaan.
"Bukankah seharusnya di berikan pada Farel saja. Saya masih tergolong baru di sana Pak."
"Ya seharusnya seperti itu. Tapi sayangnya Bapak tidak tahu letak rumah Farel. Malam ini Bapak mau pergi ke luar kota. Itu kenapa Bapak mendatangi mu untuk meminta tolong menempelkan ini." Sam tersenyum, dia sedang menertawakan kesalafahaman yang bersarang di otak.
"Siap Pak. Tidak ada kriteria selain ulet dan rajin?"
"Tidak ada Sam. Bapak butuh tenaganya bukan penampilannya. Nanti kamu bawa data diri si pelamar. Kalau Bapak pulang, biar Bapak ambil ke kontrakan kamu."
"Oke Pak."
Setelah Pak Ridwan pergi, Sam duduk di teras kontrakan sambil menunggu kedatangan seorang wanita yang tinggal di samping kontrakannya. Dia mau memberikan sesuatu yang semalam tidak sengaja terjatuh.
Tidak berapa lama kemudian, terparkir sebuah mobil mewah. Wanita yang di tunggu Sam keluar dari dalam bersama seorang lelaki berjas rapi.
"Terimakasih ya sayang." Ujar si wanita yang di ketahui bernama Ines. Dia berkerja sebagai SPG di outlet ponsel mewah.
Sambil memperlihatkan belanjaan banyaknya, matanya melirik ke arah Sam sebentar.
"Sudah seharusnya seperti itu."
"Ini banyak sekali."
"Baik oke. Sampai jumpa besok pagi."
"Ingat pada janjimu. Kamu akan membelikan apartemen mewah kan." Sam menddesah lembut. Melihat sandiwara memuakkan yang terjadi di hadapannya.
Dia pernah berada di posisi si lelaki. Di buta kan oleh cinta, di kuras hartanya lalu di khianati.
"Tentu saja. Sampai jumpa besok." Si lelaki mencium dahi Ines sebentar kemudian masuk mobil dan pergi.
Ines melenggang masuk pekarangan. Matanya melihat malas ke arah Sam yang seakan berdiri menyambutnya.
"Tunggu." Cegah Sam saat Ines akan masuk.
"Apa!" Jawab Ines ketus. Dulu dia sempat menaruh hati pada Sam. Tapi ketika dia mengetahui fakta soal Sam yang memiliki banyak hutang. Ines menghinanya habis-habisan.
"Och nada bicaramu bagus sekali."
"Sudah ku katakan jangan menganggu ku!!" Sam tersenyum tipis. Sekalipun dia tidak pernah melakukan hal seperti itu pada wanita semacam Ines.
"Kapan aku melakukan itu?"
"Kau fikir aku tidak tahu! Setiap hari kau duduk di sana dan memperhatikanku ketika aku pulang kerja! Kau tidak ayal seperti penguntit! Sudah ku katakan kalau pernyataan perasaaan ku dulu adalah kesalahan! Percuma saja tampan tapi kau tidak berguna!!"
Penghinaan seperti sekarang kerapkali terlontar dan sudah menjadi makanan sehari-hari semenjak Sam meninggalkan kehidupan mewahnya.
"Aku juga tidak menyukaimu. Sama sekali tidak." Sam menyodorkan sebuah lipstik pada Ines." Aku hanya ingin mengembalikan ini." Saat Ines akan mengambil lipstik miliknya, Sam sengaja menjatuhkannya." Ups... Aku menyesal sudah memungut benda itu. Selamat malam." Sam berjalan menuju kontrakan miliknya sementara Ines cepat-cepat memungut lipstik mahal miliknya.
"Lelaki sialan!! Gaji mu tiga bulan tidak akan cukup membeli lipstik ini!!" Teriak Ines geram. Dia melanjutkan langkahnya lalu menutup pintu kontrakan keras.
Braaaakkkkk!!!
Wanita siluman yang sejenis dengan mantan Istriku. Sekarang dia tengah bersenang-senang bersama harta curian yang di ambil dariku hahaha. Dasar sampah!
🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
kei_yukiqu
seru juga ceritanya
2022-11-03
0