BAB 5 : MADU PILIHAN ISTRIKU

Kini tatapan mata Lilis antusias menghadap suaminya, dengan seksama ia siap mendengarkan apa yang menjadi syarat permintaannya di kabulkan.

Dengan menarik nafas berat, Irsam mulai membuka mulut untuk berbicara. Mengungkapkan syarat yang di ajukannya.

"Syarat yang pertama. Mas bersedia menjalin hubungan dengannya selama ia pun mau menerima mas menjadi kekasih atau suaminya." Ucap Irsam dengan pelan.

"Tentu sayang... itu pasti. Aku tidak serta merta langsung meminta kalian menikah tanpa penjajakan. Kenali terlebih dahulu, pahami pribadinya, maka mas pelan-pelan akan bisa mencintainya sama seperti kita dulu lah mas. Tak kenal kan maka tak sayang, suamiku." Urai Lilis panjang lebar.

Irsam hanya menarik nafas ragu, tak percaya istrinya menyambar permintaannya dengan antusias.

"Syarat yang kedua apa mas...?" tagih Lilis mengingat syarat yang di ajukan suaminya.

"Syarat yang kedua... jika nanti pernikahan itu benar terjadi. Jangan pernah kamu menyesali rumah tangga kita yang mungkin tidak seutuh sekarang." Irsam menyampaikan dengan pelan agar tidak menyinggung perasaan istrinya.

"Insyaallah mas, aku ikhlas apapun yang terjadi dalam rumah tangga kita nanti. Bagaimanapun aku yang menginginkan ini terjadi. Aku sendiri yang memilih maduku, maka aku sangat hakul yakin bahwa kita akan selalu rukun mas." Jawab Lilis dengan senyum terkembang.

Irsam menggeryitkan kedua alisnya, mendapati sorot mata berbinar istrinya.

Dalam hatinya Irsam bermonolog. "Oh istriku, kamu belum dapat sepenuhnya membayangkan bahwa tidak akan ada lagi kata bahagia saat cinta itu menjadi segitiga, Bagaimana pun cinta bulat melingkar tak bertepi lah yang akan menjanjikan kebahagiaan sesungguhnya. Semua akan menjadi tak sama jika masa itu datang, semua tak seindah dan tak sesuai yang kamu pikirkan, sayangku." Irsam mengusap wajahnya kasar.

Irsam membentangkan kedua tangannya mengarah ke depan istrinya, meminta Lilis masuk ke dalam pelukannya.

Lilis menghambur melunak menyambut uluran tangan suaminya, mengendus manja bagai anak kucing merindukan induknya.

"Mas... setelah ini mas mulai hubungi Lamiah ya mas." Bisiknya manja pada suaminya.

Sukses membuat bibir Irsam mengangga, tatkala menyadari bahwa istrinya masih saja mengejarnya untuk segera memulai jalin cinta konyol itu.

"Apa harus secepat ini." Bisik Irsam tak kalah mesra di daun telinga istrinya sambil mengigit nakal daun telinga istrinya.

"Harus." Ucapnya sambil melepas pelukan itu, ingin mulai merajuk kembali.

Irsam tidak ingin lapar untuk kesekian kalinya. Ia merogoh kantong celananya. Lalu menyerahkan ponsel pada istrinya.

"Simpan nomornya di sini." Pinta Irsam sambil menggendong tubuh istrinya masuk ke dalam rumah, dan membawa istrinya ke lantai dua. Mendudukanya di tepi kolam renang yang terdapat di sana, di dekat ruang olah raga yang mereka miliki.

Dengan tersenyum Lilis menerima perlakuan romantis dari suaminya.

Kini mereka berada di depan hamparan kolam renang nan membiru, di lengkapi beberapa kursi ala pantai terbuat dari rotan sintetis berwarna putih bersih dengan aksen hitam di beberapa sisinya.

Di sana terdapat juga beberapa pohon dan tanaman menambah asri dan sejuk suasana di sekitar kolam buatan tersebut.

Irsam mulai menekan tombol panggilan ke nomor yang Lilis simpan di ponselnya. Dan Lilis tidak ingin beranjak dari atas pangkuan suaminya, untuk memastikan jika suaminya benar-benar menghubungi Lamiah untuk memulai semuanya.

"Assalamuaalikum. Lamiah. Ini Irsam suami Lilis sahabatmu." Ucap Irsam terbata-bata.

Hampir tidak dapat mengendalikan gemuruh di dadanya, gugup bercampur gelisah. Menyadari bahwa ia kan memulai sebuah perselingkuhan bahkan di depan istrinya sendiri.

"Walaikumsallam mas Irsam. I...iya. Apa kabar mas?" Suara tak kalah gugup terdengar mendesah di seberang sana.

"Kabar mas baik. Maaf Lamiah... mas dapat nomormu dari Lilis. Dan... dia meminta untuk mas menghubungimu." Keringat sebesar biji jagung sukses keluar dari kening seorng Irsan. Ucapannya pun tersendat-sendat bingung harus membicarakan tentang apa pada Lamiah yang selama ini hanya di kenalnya dari foto-foto yang di kirim Lilis keponselnya selama perang dingin sebulan lalu.

"Alhamdulilah jika kabar mas baik. Bagaimana dengan kabar Mbak Lilis, mas Irsam?" suara itu masih terdengar pelan, lembut dan terdengar sangat berhati-hati.

"Baik... kami semua baik di sini. Lamiah... silahkan jika ingin menjalankan sholat. Sebab di sana sekarang telah memasuki waktu magrib." Irsam ingin mengakhiri obrilan itu dengan halus.

"Subhanallah, terima kasih sudah mengingatkan mas. Baiklah, permisi sambungan telepon ini akan saya tutup. Lain waktu bisa kita lanjutkan lagi mas. Assalamualikum." pamit Lamiah dengan tata bahasa yang sangat sopan.

"Walaikumsallam. Selamat menjalankan sholat Lamiah." Tutup Irsam juga tak kalah sopan.

Lilis segera menyambar rakus bibir suaminya. Melu mat penuh naf su dan gair ah yang selama ini ia tahan dengan segenap rasa.

Pangkuan yang tadinya hanya berada di atas paha dengan keadaan lutut yang merapat, kini sudah berubah mirip sebuah kungkungann, di mana kedua kaki Lilis sekarang melingkar posesif di pinggang Irsam.

Kedua tangan Lilis berada di tengkuk ceruk leher Irsam, menekan paksa menempel pertautan bibir yang telah lama saling dahaga.

Kedua tangan Irsam bergerilya, menyusup di sela-sela kancing kemeja Lilis, meraba, mejelajah gundukan padat yang telah lama tidak ia remas, peras juga cengkram.

Keduanya terbuai dalam cumbuan saling merindu dendam. Beradu pagut yang selalu menggebu. Tidak berjeda, tidak bersela, keduanya tampak kesetanan dalam gairah tiada tara.

Kini kemaja Lilis telah teronggok lepas di lantai tepat di kaki kursi rotan sintetis itu. Sementara kaos oblong yang Irsam kenakan, bagai gerakan kilat seketika lolos melewati pucuk kepalanya.

Kepala Lilis bagai ular merayap, mendesis, memanjangkan lidahnya menjilat geram dada bidang berbulu yang telah sangat ingin di lumatnya, membuat tanda ungu kebiruan rapat di mana mana.

Irsam selalu ingin menjadi petarung yang seimbang, iapun sudah berhasil memberi banyak bercak merah keunguan pada leher jenjang istri yang sangat di gilainya.

Tangan Irsam sudah berpendar di bawah sana. Jari telunjuknya sudah bermain liar menekan, bergerak keatas kebawah, kadang menusuk dengan lembut sukses membuat basah rawa-rawa milik Istrinya.

Irsam berdiri, sebab naga peliharannya mulai tertekan akibat boko ng sintal yang beada di atasnya.

Tanpa berpikir panjang, rok bebentuk A di atas lutut Lilis segera Irsam jatuhkan kelantai, sepaket dengan kain penutup rawa yang telah basah akibat elusan, rabaan dan tusukan telunjuk nakal Irsam.

Tubuh Lilis hanya tertutup di bagian dada, memberi kesan montok dan semakin sexy saat payu dara itu terlihat kencang dalam balutan kain berenda hitam bercup itu.

Dengan sekali gerakan, Irsam menjatuhkan celana pendek serta kain segitiganya, membuat tubuh itu polos tidak berpenghalang sehelai benang pun.

Tanpa ragu Irsam lagi, menggendong tubuh istrinya mendekati tepi kolam renang. Berjalan pelan masuk kedasar kolam, menyembunyikan tubuh bugil mereka kedalam air biru buatan itu.

Beratapkan langit senja. Warna jingga keemasan sudah mulai memudar berganti dengan ungu kehitaman, memberi suasana redup, menambah khusuk kegiatan dua insan di landa rindu menggebu.

Bercumbu di dalam air, hanya riak gelombang yang bicara, jika terjadi benturan, hentakan dan gencatan senjata di dalam sana. Bahwa naga benar benar sedang mengamuk menemukan mangsa yang selama ini ia damba.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Sri Faujia

Sri Faujia

wekwekwek

2022-04-11

1

Suesant SW

Suesant SW

lanjut baca aku thor😅

2022-01-05

1

Conny Radiansyah

Conny Radiansyah

Lamiah sepertinya wanita baik dan lembut, semoga menjadi madu Lilis adalah surganya, bukan neraka.

2021-12-22

4

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : SATU ATAP DUA CINTA
2 BAB 2 : MENIKAHLAH DENGAN SUAMIKU
3 Edit BAB 3 : NIKAHILAH SAHABATKU
4 BAB 4 : BICARA DARI HATI KE HATI
5 BAB 5 : MADU PILIHAN ISTRIKU
6 BAB 6 : BUKAN PELAKOR
7 BAB 7 : MENJAGA SEPOTONG HATI
8 BAB 8 : NYEKAR
9 BAB 9 : KESEPAKATAN KEADILAN
10 BAB 10 : BENALU PUN MASIH PUNYA MALU
11 BAB 11 : MASIHKAH SURGA ITU MILIKKU
12 BAB 12 : SURGA ITU BENAR ADANYA
13 BAB 13 : SEOLAH TAK ADA BADAI
14 BAB 14 : INI CARAKU MENCINTAIMU
15 BAB 15 : ADILLAH PADANYA
16 BAB 16 : BERBAHAGIALAH DENGAN SUAMIMU
17 BAB 17 : APA KAU BAHAGIA
18 BAB 18 : PELUKAN BUNDA
19 BAB 19 : BUNDA BERAKSI
20 BAB 20 : BUNDA VS MIAH
21 BAB 21 : CERAI
22 BAB 22 : ADIL
23 BAB 23 : CINTA SEGITIGA
24 BAB 24 : INIKAH RASANYA BERBAGI
25 BAB 25 : AKU BAIK-BAIK SAJA
26 BAB 26 : KEHILANGAN
27 BAB 27 : GAMANG
28 BAB 28 : MENERIMA TAKDIR
29 BAB 29 : IRSAM PERGI
30 BAB 30 : TEKAD BULAT LAMIAH
31 BAB 31 : TERBONGKAR
32 BAB 32 : PECAH
33 BAB 33 : PULANGLAH
34 BAB 34 : JANGAN PAKSA AKU
35 BAB 35 : MAAFKAN AKU
36 BAB 36 : TIDAK ADA YANG SALAH
37 BAB 37 : SIAPA YANG DI HUKUM
38 BAB 38 : BERJANJILAH
39 BAB 39 : DIA MASIH ISTRIMU
40 BAB 40 : RUMAH TANGGA IMPIAN
41 BAB 41 : DI SINI KAU BERJANJI DI SANA KAU MELUPA
42 BAB 42 : JEJAK KAKEK
43 BAB 43 : PANDANGAN ABIZARD
44 BAB 44 : MENGENAL LAMIAH
45 BAB 45 : TERENYUH
46 BAB 46 : REMAJAKAN LAGI
47 BAB 47 : MAS MASIH MILIKMU
48 BAB 48 : AKU TAK INGIN BERBAGI
49 BAB 49 : HANYA LUKA BUKAN CINTA
50 BAB 50 : TALAK AKU, BANG.
51 BAB 51 : TALAK AKU SEKARANG
52 BAB 52 : PETUNJUK ALLAH
53 BAB 53 : AKU SUAMI KALIAN
54 BAB 54 : AKU MASIH SAHABATMU
55 BAB 55 : SARAN LAMIAH
56 BAB 56 : PULIH
57 BAB 57 : LAKU KERAS
58 BAB 58 : PEMBUNUH BERDARAH DINGIN
59 BAB 59 : DI ATAS ANGIN
60 BAB 60 : INSIDEN
61 BAB 61 : KELAINAN JIWA
62 BAB 62 : MENDADAK PIKNIK
63 BAB 63 : MADUKU CURANG
64 BAB 64 : LELAKI SEMPURNA
65 BAB 65 : MENGGESER IRSAM
66 BAB 66 : PERMINTAAN IRSAM
67 BAB 67 : PROYEK BARU
68 BAB 68 : KETEGUHAN IRSAM
69 BAB 69 : JANGAN BEREBUT PAPA
70 BAB 70 : PENGKHIANTAN LAMIAH
71 BAB 71 : LILIS TERKESIMA
72 BAB 72 : PENGHUNI SURGA
73 BAB 73 : AKU AYAHNYA
74 BAB 74 : PENDIRIAN LAMIAH
75 BAB 75 : EMPAT MATA
76 BAB 76 : PURA PURA LUPA
77 BAB 77 : RENGEKAN MATTEW
78 BAB 78 : HANYA SELIR
79 BAB 79 : CERAI BUKAN SATU SATUNYA JALAN
80 BAB 80 : KITA AKAN TETAP BERCERAI
81 BAB 81 : GARY
82 BAB 82 : SENYUMAN TERAKHIR
83 BAB 83 : PROSES PERSALINAN
84 BAB 84 : SEPUCUK SURAT
85 BAB 85 : MENGHAPUS RASA
86 BAB 86 : MENEBUS DOSA
87 BAB 87 : HIJRAH
88 BAB 88 : IJINKAN AKU PERGI
89 BAB 89 : TALAK
Episodes

Updated 89 Episodes

1
BAB 1 : SATU ATAP DUA CINTA
2
BAB 2 : MENIKAHLAH DENGAN SUAMIKU
3
Edit BAB 3 : NIKAHILAH SAHABATKU
4
BAB 4 : BICARA DARI HATI KE HATI
5
BAB 5 : MADU PILIHAN ISTRIKU
6
BAB 6 : BUKAN PELAKOR
7
BAB 7 : MENJAGA SEPOTONG HATI
8
BAB 8 : NYEKAR
9
BAB 9 : KESEPAKATAN KEADILAN
10
BAB 10 : BENALU PUN MASIH PUNYA MALU
11
BAB 11 : MASIHKAH SURGA ITU MILIKKU
12
BAB 12 : SURGA ITU BENAR ADANYA
13
BAB 13 : SEOLAH TAK ADA BADAI
14
BAB 14 : INI CARAKU MENCINTAIMU
15
BAB 15 : ADILLAH PADANYA
16
BAB 16 : BERBAHAGIALAH DENGAN SUAMIMU
17
BAB 17 : APA KAU BAHAGIA
18
BAB 18 : PELUKAN BUNDA
19
BAB 19 : BUNDA BERAKSI
20
BAB 20 : BUNDA VS MIAH
21
BAB 21 : CERAI
22
BAB 22 : ADIL
23
BAB 23 : CINTA SEGITIGA
24
BAB 24 : INIKAH RASANYA BERBAGI
25
BAB 25 : AKU BAIK-BAIK SAJA
26
BAB 26 : KEHILANGAN
27
BAB 27 : GAMANG
28
BAB 28 : MENERIMA TAKDIR
29
BAB 29 : IRSAM PERGI
30
BAB 30 : TEKAD BULAT LAMIAH
31
BAB 31 : TERBONGKAR
32
BAB 32 : PECAH
33
BAB 33 : PULANGLAH
34
BAB 34 : JANGAN PAKSA AKU
35
BAB 35 : MAAFKAN AKU
36
BAB 36 : TIDAK ADA YANG SALAH
37
BAB 37 : SIAPA YANG DI HUKUM
38
BAB 38 : BERJANJILAH
39
BAB 39 : DIA MASIH ISTRIMU
40
BAB 40 : RUMAH TANGGA IMPIAN
41
BAB 41 : DI SINI KAU BERJANJI DI SANA KAU MELUPA
42
BAB 42 : JEJAK KAKEK
43
BAB 43 : PANDANGAN ABIZARD
44
BAB 44 : MENGENAL LAMIAH
45
BAB 45 : TERENYUH
46
BAB 46 : REMAJAKAN LAGI
47
BAB 47 : MAS MASIH MILIKMU
48
BAB 48 : AKU TAK INGIN BERBAGI
49
BAB 49 : HANYA LUKA BUKAN CINTA
50
BAB 50 : TALAK AKU, BANG.
51
BAB 51 : TALAK AKU SEKARANG
52
BAB 52 : PETUNJUK ALLAH
53
BAB 53 : AKU SUAMI KALIAN
54
BAB 54 : AKU MASIH SAHABATMU
55
BAB 55 : SARAN LAMIAH
56
BAB 56 : PULIH
57
BAB 57 : LAKU KERAS
58
BAB 58 : PEMBUNUH BERDARAH DINGIN
59
BAB 59 : DI ATAS ANGIN
60
BAB 60 : INSIDEN
61
BAB 61 : KELAINAN JIWA
62
BAB 62 : MENDADAK PIKNIK
63
BAB 63 : MADUKU CURANG
64
BAB 64 : LELAKI SEMPURNA
65
BAB 65 : MENGGESER IRSAM
66
BAB 66 : PERMINTAAN IRSAM
67
BAB 67 : PROYEK BARU
68
BAB 68 : KETEGUHAN IRSAM
69
BAB 69 : JANGAN BEREBUT PAPA
70
BAB 70 : PENGKHIANTAN LAMIAH
71
BAB 71 : LILIS TERKESIMA
72
BAB 72 : PENGHUNI SURGA
73
BAB 73 : AKU AYAHNYA
74
BAB 74 : PENDIRIAN LAMIAH
75
BAB 75 : EMPAT MATA
76
BAB 76 : PURA PURA LUPA
77
BAB 77 : RENGEKAN MATTEW
78
BAB 78 : HANYA SELIR
79
BAB 79 : CERAI BUKAN SATU SATUNYA JALAN
80
BAB 80 : KITA AKAN TETAP BERCERAI
81
BAB 81 : GARY
82
BAB 82 : SENYUMAN TERAKHIR
83
BAB 83 : PROSES PERSALINAN
84
BAB 84 : SEPUCUK SURAT
85
BAB 85 : MENGHAPUS RASA
86
BAB 86 : MENEBUS DOSA
87
BAB 87 : HIJRAH
88
BAB 88 : IJINKAN AKU PERGI
89
BAB 89 : TALAK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!