Edit BAB 3 : NIKAHILAH SAHABATKU

Irsam sudah enam tahun hidup bersama Lilis, tentu ia tau. Jika linggerie itu di gunakan tanpa Irsam minta, pasti ada sesuatu yang ingin istrinya pinta setelah permainan mereka usai. Dan Irsam selalu mengabulkannya.

Lilis hanya terseyum sambil mengedip genit satu matanya pada Irsam. Kemudian menangkup kepala suaminya dengan kedua tangannya, mempertemukan bibir mereka.

Lilis memulai permainan. Ia yang lebih dahulu menerkam bibir suaminya, memaksa menerobos bibir yang sedikit mengganga untuk mengabsen deretan gigi dan membelitkan lidahnya hingga ke rongga mulut suaminya, ciuman itu dalam dan mulai panas.

Irsam mengikuti permaian itu dengan tangan yang telah sibuk merem mes, memer ras, memutar, memilin bahkan mencubit lembut gundukan padat berpuncak bagai mata bisul yang mengeras di dada milik istrinya.

Kegiatan tangan Irwan mampu mengudang kedutan kedutan di bagian bawah Lilis, namun ia tak perlu mengatakan pada suaminya. Sebab secara naluriah semua akan sampai pada puncak penjelajahan mereka berdua.

Lilis melepas pertautan bibir mereka, untuk menghidup oksigen yang hampir habis. Jantung keduanya mulai berdegup kencang, berpacu tak berirama di tandai dari deruan nafas keduanya yang mulai tidak beraturan.

Irwan mendapat kesampatan lepas dari bibir Lilis, maka secepat kilat ia sudah membenamkan kepalanya di gundukan padat, bahkan kini telah tampak polos sebab telah berhasil melucuti, kain jala merah membara penutup tak berarti itu, yang kini telah tidak berada pada tempatnya.

Le nguhan erotis mulai keluar dari mulut seorang Lilis, saat ia sangat menikmati isapan dan permainan lidah yang membuat basah pada puncak dadanya tersebut.

Kini tangan Lilis merayap, merambat menyelinap masuk di sela-sela kain putih pada area segitiga bermuda. Ia tau, tongkat yang bersemayam di dalam itu tentu tidak pernah tahan untuk tidur dalam kondisi seperti sekarang ini.

Dengan lihai menggunakan kakinya, Lilis menjepit kain segitiga penutup itu, dengan ibu jari dan jari telunjuk kakinya. Mengarahkan ke bawah, berhasil melorot untuk melepas penghalang yang hanya sebagai formalitas bertengger di bawah perut suaminya.

Irsam tersenyum senang, mendapatkan kini tubuhnya benar benar polos, bagai bayi yang baru lahir dari rahim sang bunda. Saat bibirnya sibuk di puncak dada. Tangan Irsam pun telah berhasil merayap dan menyintak tali yang terikat pada pinggang istrinya sehingga rawa rawa yang sangat bersih terawat serta wangi itu, kini terpampang nyata.

Lilis bangkit dari posisiniya yang tadi tertindih di bawah tubuh Irsam. Bak gaya perenang sedang menyelam, iapun menyeruduk suaminya, demi dapat mengendus area sensitif suaminya. Tak perlu di tanya bagaimana reaksi tongkat pusaka di bawah sana, sebab ada sesuatu yang telah berdiri, bagai barisan tegak para tentara yang siap berperang.

Kini leng uhan kenikmatan itu lolos dari bibir seorang Irsam, tatkala ia menikmati elusan, dan belaian lembut pada peliharaan Irsam, Sungguh, hanya mendapatkan permainan tangan dan endusan halus di area pahanya saja sudah mampu membuat jantung Irsam semakin berdetak tak karuan, sungguh ia menikmati permaian yang semakin liar di rasakannya. Membuatnya terseret dalam gelora api asmara yang kian panas ia rasakan, di sekujur tubuhnya.

"Kamu makin nakal ratuku." Ucap Irsan dengan suara serak yang sangat menikmati sensasi yang isrtinya berikan padanya.

Lama kepala Lilis terbenam di sana, sesekali memainkan lidahnya pada kepala jamur milik Irsam sampai ia tidak peduli kini salivanya telah bercampur dengan cairan yang meleleh dari batang jamur suaminya, ia terus saja memainkannya dengan ritme yang sengaja ia dramatisir membuat Irsam merem melek, menikmati sensasi seolah ia di alam surga.

Lilis nakal, membuat Irsan kalang kabut di buatnya. Sehingga kini justru area paha Lilis yang sudah sejajar kepala Irsam, untuk mendapatankan pembalasan akan perlakuannya terhadap kepala jamurnya.

Lilis bagai cacing kepanasan mendapat balasan dari suaminya, menimbulkan leng uhan, erangan rintihan kenikmatan yang spontan membuat pinggangnya bergoyang yang dengan alami. Enam sembilan, begitu orang menamakan posisi yang mereka lakukan malam itu.

Keduanya tidak peduli dengan waktu yang telah mereka habiskan untuk berkali-kali melakuakan cumbuan yang membuat mereka mabuk kepayang.

Sungguh kegiatan itu sangat mereka nikmati dan mereka lakukan atas dasar cinta dan keikhlasan antara satu dan lainnya.

Keduanya telah sama sama basah. Nafas bak kerbau membajak sawah, semakin menggebu, nyaring tidak beraturan dan bersahutan syahdu.

Lilis mengubah hadapannya, jika tadi ia menghadap kaki suaminya, yang di depannya kini, ia berputar menghadap wajah suaminya yang mulai basah bersimbah peluh. Lilis masih memimpin permainan.

Tanpa ragu menancapkan tongkat sakti pada goa, liang sorgawi miliknya. Dengan terus bergerak seperti memompa, bak penunggang kuda yang handal, dengan perut yang kadang terlihat mengembang mengempis, pertanda ia melakukan penjepitan yang sempurna pada tongkat yang telah sepenuhnya masuk pada goanya.

Gerakan itu tentu saja membuat buah dadanya bergerak naik turun, memberikan pemandangan yang membuat suaminya semakin panik di buatnya, berkali kali jakun Irsam naik turun menelan salivanya, sungguh ia tak tahan melihat dan merasakan sensasi yang selalu dahsyat ia rasakan.

Irsam semakin bergairah dan semakin tidak tahan untuk segera mengakhiri permaianan panas itu.

Lilis masih dengan senyum genitnya, menyiksa suaminya dengan jepitan, goyangan dan hentakan di atas tubuh suaminya itu.

"Katakan ... ratuku apa yang kamu inginkan, dan berhenti mempermainkanku, aku sudah mau keluar." Akhirnya Irsam bersuara.

Lilis hanya tersenyum iblis, sambil terus memompa suaminya, dengan menggigit bibir bawahnya untuk tetap menggoda suaminya.

"Sayang.. mau perhiasan?" tanya Irwan.

Lilis menggeleng.

"Ganti Mobil, sayang...?" tanyanya lagi.

Lilis masih menggeleng

"Bulan madu...?" tawarnya lagi

"Tidak..., bukan semua."Jawabnya dengan suara manja semanja manjanya.

"Cepat katakan, mas sudah tidak tahan."

"Berjanjilah... untuk menyetujui permintaanku kali ini." Ucapnya yang kini merunduk untuk membuat stampel pada dada suaminya, sementara miliknya masih menjepit kuat tongkat yang semakin mengeras hampir meledak di bawah sana.

Irsam sudah tidak tahan, ia segera membalik posisi istrinya, kini ia yang menghujam tongkat yang dari tadi dengan semena-mena di tarik ulur istrinya. Ia hentak-hentakkan tubuhnya dengan tingkat kedalaman penuh.

Lilis berusaha bangit untuk duduk, menghindar agar suaminya tidak mengakiri permainan, sampai ia mendapatkan yang ia inginkan.

"Jangan bergerak... ini hampir selesai." Pinta Irsam meminta.

"Janji mas... mas akan mengabulkan permintaanku kali ini saja. Setelah ini aku tidak meminta apa-apa lagi." Pinta Lilis tak kalah memelas.

"Iya.. mas janji akan mengabulkannya." Jawabnya dengan suara yang tertahan dengan wajah yang semakin memerah bak kepiting rebus.

"Apapun permintaanku mas." pancing Lilis dengan masih menahan pinggang suaminya agar merenggangkan tongkat yang masuk tadi.

"Iya ratuku, sayang ku. Apapun yang kau minta akan mas kabulkan." Ujarnya seraya kembali menghujam dengan kekuatan penuh tongkat yang sedari tadi sudah di buat Lilis kembang kempis menahan hasrat yang telah di ubun ubun.

Lilis pun lagi, menjepit dengan kuat dan sempurna tongkat itu, bak di lahap, di telan dan di teguk dengan sekuat tenaga oleh goa di bawah sana.

Cairan hangat terasa mengalir masuk bahkan tumpah ruah melimpah sampai keluar membasahi bibir goa milik Lilis.

Irsam ambruk, sedapat mungkin merebahkan dirinya di samping istri kesayangannya.

"Kau selalu luar biasa mempermainkan ku sayang. Mas hampir kewalahan, kamu semakin nikmat saja." Ucapnya sambil mengecup lama kening Lilis penuh sayang.

"Mas puas...?" tanya Lilis manja sambil mebenamkan kepalanya di dada suaminya yang kini mulai mengatur nafasnya agar stabil dan lebih rileks.

"Selalu sayangku. Sekarang katakan apa yang harus mas kabulkan untuk imbalan pelayanan luar biasa malam ini?" tanya suaminya dengan berkali-kali mencium pucuk kepala istrinya.

"Nikahilah sahabatku Lamiah mas!" Serunya dengan lantang.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Sri Faujia

Sri Faujia

lilis wanita hebat,, bisa2 y ngomong gtu

2022-04-10

1

Elliyana Mifa

Elliyana Mifa

ntar malah nyesel..krn lamiah malah hatinya tdk sebaik lilis...

2022-03-10

1

@ᵃˢʳʏ ᵛᵃʳᴍᴇʟʟᴏᴡ🐬

@ᵃˢʳʏ ᵛᵃʳᴍᴇʟʟᴏᴡ🐬

yaaa mapuuun 😱

2021-12-26

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : SATU ATAP DUA CINTA
2 BAB 2 : MENIKAHLAH DENGAN SUAMIKU
3 Edit BAB 3 : NIKAHILAH SAHABATKU
4 BAB 4 : BICARA DARI HATI KE HATI
5 BAB 5 : MADU PILIHAN ISTRIKU
6 BAB 6 : BUKAN PELAKOR
7 BAB 7 : MENJAGA SEPOTONG HATI
8 BAB 8 : NYEKAR
9 BAB 9 : KESEPAKATAN KEADILAN
10 BAB 10 : BENALU PUN MASIH PUNYA MALU
11 BAB 11 : MASIHKAH SURGA ITU MILIKKU
12 BAB 12 : SURGA ITU BENAR ADANYA
13 BAB 13 : SEOLAH TAK ADA BADAI
14 BAB 14 : INI CARAKU MENCINTAIMU
15 BAB 15 : ADILLAH PADANYA
16 BAB 16 : BERBAHAGIALAH DENGAN SUAMIMU
17 BAB 17 : APA KAU BAHAGIA
18 BAB 18 : PELUKAN BUNDA
19 BAB 19 : BUNDA BERAKSI
20 BAB 20 : BUNDA VS MIAH
21 BAB 21 : CERAI
22 BAB 22 : ADIL
23 BAB 23 : CINTA SEGITIGA
24 BAB 24 : INIKAH RASANYA BERBAGI
25 BAB 25 : AKU BAIK-BAIK SAJA
26 BAB 26 : KEHILANGAN
27 BAB 27 : GAMANG
28 BAB 28 : MENERIMA TAKDIR
29 BAB 29 : IRSAM PERGI
30 BAB 30 : TEKAD BULAT LAMIAH
31 BAB 31 : TERBONGKAR
32 BAB 32 : PECAH
33 BAB 33 : PULANGLAH
34 BAB 34 : JANGAN PAKSA AKU
35 BAB 35 : MAAFKAN AKU
36 BAB 36 : TIDAK ADA YANG SALAH
37 BAB 37 : SIAPA YANG DI HUKUM
38 BAB 38 : BERJANJILAH
39 BAB 39 : DIA MASIH ISTRIMU
40 BAB 40 : RUMAH TANGGA IMPIAN
41 BAB 41 : DI SINI KAU BERJANJI DI SANA KAU MELUPA
42 BAB 42 : JEJAK KAKEK
43 BAB 43 : PANDANGAN ABIZARD
44 BAB 44 : MENGENAL LAMIAH
45 BAB 45 : TERENYUH
46 BAB 46 : REMAJAKAN LAGI
47 BAB 47 : MAS MASIH MILIKMU
48 BAB 48 : AKU TAK INGIN BERBAGI
49 BAB 49 : HANYA LUKA BUKAN CINTA
50 BAB 50 : TALAK AKU, BANG.
51 BAB 51 : TALAK AKU SEKARANG
52 BAB 52 : PETUNJUK ALLAH
53 BAB 53 : AKU SUAMI KALIAN
54 BAB 54 : AKU MASIH SAHABATMU
55 BAB 55 : SARAN LAMIAH
56 BAB 56 : PULIH
57 BAB 57 : LAKU KERAS
58 BAB 58 : PEMBUNUH BERDARAH DINGIN
59 BAB 59 : DI ATAS ANGIN
60 BAB 60 : INSIDEN
61 BAB 61 : KELAINAN JIWA
62 BAB 62 : MENDADAK PIKNIK
63 BAB 63 : MADUKU CURANG
64 BAB 64 : LELAKI SEMPURNA
65 BAB 65 : MENGGESER IRSAM
66 BAB 66 : PERMINTAAN IRSAM
67 BAB 67 : PROYEK BARU
68 BAB 68 : KETEGUHAN IRSAM
69 BAB 69 : JANGAN BEREBUT PAPA
70 BAB 70 : PENGKHIANTAN LAMIAH
71 BAB 71 : LILIS TERKESIMA
72 BAB 72 : PENGHUNI SURGA
73 BAB 73 : AKU AYAHNYA
74 BAB 74 : PENDIRIAN LAMIAH
75 BAB 75 : EMPAT MATA
76 BAB 76 : PURA PURA LUPA
77 BAB 77 : RENGEKAN MATTEW
78 BAB 78 : HANYA SELIR
79 BAB 79 : CERAI BUKAN SATU SATUNYA JALAN
80 BAB 80 : KITA AKAN TETAP BERCERAI
81 BAB 81 : GARY
82 BAB 82 : SENYUMAN TERAKHIR
83 BAB 83 : PROSES PERSALINAN
84 BAB 84 : SEPUCUK SURAT
85 BAB 85 : MENGHAPUS RASA
86 BAB 86 : MENEBUS DOSA
87 BAB 87 : HIJRAH
88 BAB 88 : IJINKAN AKU PERGI
89 BAB 89 : TALAK
Episodes

Updated 89 Episodes

1
BAB 1 : SATU ATAP DUA CINTA
2
BAB 2 : MENIKAHLAH DENGAN SUAMIKU
3
Edit BAB 3 : NIKAHILAH SAHABATKU
4
BAB 4 : BICARA DARI HATI KE HATI
5
BAB 5 : MADU PILIHAN ISTRIKU
6
BAB 6 : BUKAN PELAKOR
7
BAB 7 : MENJAGA SEPOTONG HATI
8
BAB 8 : NYEKAR
9
BAB 9 : KESEPAKATAN KEADILAN
10
BAB 10 : BENALU PUN MASIH PUNYA MALU
11
BAB 11 : MASIHKAH SURGA ITU MILIKKU
12
BAB 12 : SURGA ITU BENAR ADANYA
13
BAB 13 : SEOLAH TAK ADA BADAI
14
BAB 14 : INI CARAKU MENCINTAIMU
15
BAB 15 : ADILLAH PADANYA
16
BAB 16 : BERBAHAGIALAH DENGAN SUAMIMU
17
BAB 17 : APA KAU BAHAGIA
18
BAB 18 : PELUKAN BUNDA
19
BAB 19 : BUNDA BERAKSI
20
BAB 20 : BUNDA VS MIAH
21
BAB 21 : CERAI
22
BAB 22 : ADIL
23
BAB 23 : CINTA SEGITIGA
24
BAB 24 : INIKAH RASANYA BERBAGI
25
BAB 25 : AKU BAIK-BAIK SAJA
26
BAB 26 : KEHILANGAN
27
BAB 27 : GAMANG
28
BAB 28 : MENERIMA TAKDIR
29
BAB 29 : IRSAM PERGI
30
BAB 30 : TEKAD BULAT LAMIAH
31
BAB 31 : TERBONGKAR
32
BAB 32 : PECAH
33
BAB 33 : PULANGLAH
34
BAB 34 : JANGAN PAKSA AKU
35
BAB 35 : MAAFKAN AKU
36
BAB 36 : TIDAK ADA YANG SALAH
37
BAB 37 : SIAPA YANG DI HUKUM
38
BAB 38 : BERJANJILAH
39
BAB 39 : DIA MASIH ISTRIMU
40
BAB 40 : RUMAH TANGGA IMPIAN
41
BAB 41 : DI SINI KAU BERJANJI DI SANA KAU MELUPA
42
BAB 42 : JEJAK KAKEK
43
BAB 43 : PANDANGAN ABIZARD
44
BAB 44 : MENGENAL LAMIAH
45
BAB 45 : TERENYUH
46
BAB 46 : REMAJAKAN LAGI
47
BAB 47 : MAS MASIH MILIKMU
48
BAB 48 : AKU TAK INGIN BERBAGI
49
BAB 49 : HANYA LUKA BUKAN CINTA
50
BAB 50 : TALAK AKU, BANG.
51
BAB 51 : TALAK AKU SEKARANG
52
BAB 52 : PETUNJUK ALLAH
53
BAB 53 : AKU SUAMI KALIAN
54
BAB 54 : AKU MASIH SAHABATMU
55
BAB 55 : SARAN LAMIAH
56
BAB 56 : PULIH
57
BAB 57 : LAKU KERAS
58
BAB 58 : PEMBUNUH BERDARAH DINGIN
59
BAB 59 : DI ATAS ANGIN
60
BAB 60 : INSIDEN
61
BAB 61 : KELAINAN JIWA
62
BAB 62 : MENDADAK PIKNIK
63
BAB 63 : MADUKU CURANG
64
BAB 64 : LELAKI SEMPURNA
65
BAB 65 : MENGGESER IRSAM
66
BAB 66 : PERMINTAAN IRSAM
67
BAB 67 : PROYEK BARU
68
BAB 68 : KETEGUHAN IRSAM
69
BAB 69 : JANGAN BEREBUT PAPA
70
BAB 70 : PENGKHIANTAN LAMIAH
71
BAB 71 : LILIS TERKESIMA
72
BAB 72 : PENGHUNI SURGA
73
BAB 73 : AKU AYAHNYA
74
BAB 74 : PENDIRIAN LAMIAH
75
BAB 75 : EMPAT MATA
76
BAB 76 : PURA PURA LUPA
77
BAB 77 : RENGEKAN MATTEW
78
BAB 78 : HANYA SELIR
79
BAB 79 : CERAI BUKAN SATU SATUNYA JALAN
80
BAB 80 : KITA AKAN TETAP BERCERAI
81
BAB 81 : GARY
82
BAB 82 : SENYUMAN TERAKHIR
83
BAB 83 : PROSES PERSALINAN
84
BAB 84 : SEPUCUK SURAT
85
BAB 85 : MENGHAPUS RASA
86
BAB 86 : MENEBUS DOSA
87
BAB 87 : HIJRAH
88
BAB 88 : IJINKAN AKU PERGI
89
BAB 89 : TALAK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!