Bab 2

Pagi ini Tisya terlihat sudah rapi dengan baju kerjanya, Wilson sebenarnya ingin bicara sedang istrinya itu sebelum berangkat kerja tapi melihat istrinya sudah begitu rapi ia melupakan tujuannya,

"Kamu mau ke mana?"

Bukannya menjawab, Tisya malah menunjukkan penampilan barunya, "Bagaimana? Suka nggak?"

"Memang kamu mau ke mana?"

"Aku dapat panggilan kerja!"

Wilson mengerutkan keningnya, "Pekerjaan lama kamu?"

Hehhhh, Tisya malah menghela nafasnya. Ia pun ikut duduk di samping suaminya itu. Sarapan mereka sudah habis sedari tadi, sebenarnya masih seperti hari-hari sebelumnya. Nyonya Tania mengirimkan sarapan untuk mereka, ia tidak mau putrinya yang manja itu membuat kekacauan di rumah suaminya.

"Aku kan sudah resign dari kemarin, my work is too hard there !"

"Tidak ada pekerjaan yang ringan!"

"Kamu kan cowok, tidak akan tahu bagaimana susahnya bekerja!"

Hehhh, kali ini Wilson yang menghela nafas, "Kamu yang terbiasa manja!"

Tisya begitu kesal karena di katakan manja oleh suaminya, "Sebenarnya kamu bolehin aku kerja nggak sih?"

"Nggak!"

"What's?" jelas Tisya terkejut. Suaminya itu memang susah di tebak. Ia tidak menyangka jika suaminya akan mengatakan hal itu.

"Aku mau kamu melanjutkan pendidikannya yang belum selesai!"

Kali ini Tisya bertambah terkejut, bahkan papanya saja tidak mengetahui jika dirinya tidak benar-benar lulus kuliah, ia mengelabuhi semua orang dengan ijasah palsunya. Uang bisa membeli segalanya dulu, waktunya memang hanya habis untuk bersenang-senang tanpa memikirkan masa depan, selama uang masih mengalir ia tidak memikirkan apapun kecuali hura-hura,

"Kamu tahu dari mana?"

"Memang kamu pikir kenapa kamu sulit mendapat pekerjaan?"

Hehhh, lagi-lagi Wilson menghela nafas.

Tisya baru sadar jika suaminya setengah detektif, apapun yang dia sembunyikan lama-lama juga akan ketahuan sama suaminya.

"Terus gimana dong sekarang?"

"Ikut aku ke kampus, kamu harus melanjutkan kuliahmu!"

"Tapi aku kan malu Will, masak aku kuliah sama mahasiswa yang usianya jauh di bawah aku!"

"Itu salah kamu kan, lagian aku juga nggak akan khawatir jika kamu kuliahnya sama anak-anak di bawah kamu!"

"Kenapa?"

"Nggak akan ada yang godain kamu!"

blushhhh, seketika wajahnya berubah sejuk mendengar pengakuan suaminya. Sayang suaminya terlalu kaku, tidak bisa mengekspresikan perasaannya dengan benar.

Tisya pun segera mendekatkan tubuhnya pada suaminya,

"Mau ngapain?" tanya Wilson yang menjauhkan tubuhnya hingga condong ke belakang.

"Mau kasih tahu bagaimana caranya bilang cemburu!"

"Jangan macam-macam ya, ini masih pagi!"

Tisya tersenyum, tangannya beradu di samping kiri dan kanan tubuh Wilson, bahkan wajahnya kini begitu dekat dengan wajah Wilson membuat pria itu seperti sedang menahan sesuatu, "Memang kenapa kalau macam-macam?" bisik Tisya.

Dia benar-benar ...., tuan dokter maafkan aku, tapi godaan ini sulit untuk aku hindari ....

Srekkkk

Dengan cepat Wilson menarik tengkuk Tisya hingga membuat bibir mereka bertaut, Tisya yang sebenarnya hanya ingin menggoda suaminya begitu terkejut hingga matanya terbelalak tak percaya. ia tahu biasanya suaminya paling susah di goda pas pagi hari karena takut terlambat, tapi hari ini berbeda.

Kini bibir Wilson ******* habis bibir Tisya. Tisya kini sudah duduk di atas pangkuan Wilson dengan tangan yang mengalung di leher Wilson. Tangan Wilson juga mulai melepaskan satu persatu baju yang ada di tubuh Tisya hingga menyisakan kemejanya saja.

Wilson segera berdiri dan menggendong Tisya dan membawanya kembali ke dalam kamar, olah raga pagi pun terjadi.

...🍂🍂🍂...

Kini Wilson sudah kembali keluar dari kamar mandi, ia harus mandi dua kali hari ini gara-gara istrinya.

Tisya masih duduk di atas tempat tidur dengan tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya.

"Masih mau di sana atau ke kampus bersamaku?"

"Aku males ke kampus, lain kali aja ya!"

"Baiklah terserah kamu!"

Wilson sudah memakai kemeja dan celana baru yang bersih.

"Jangan lakukan apapun sebelum aku kembali, mengerti!" ucap Wilson terlihat sangat terburu-buru, ia sudah sangat telat hari ini.

"Iya, takut banget!"

"Karena kau akan membakar rumah ini!"

Cup

Wilson meninggalkan kecupan di kening istrinya lalu menyambar tasnya dan segera berlari keluar kamar, Tisya hanya tersenyum melihat kelakuan suaminya.

Setelah terdengar mobil suaminya meninggalkan halaman rumah mereka, Tisya pun segera turun dari tempat tidur dan mandi lagi.

Hari ini ia tidak akan kemana-mana dan tidak akan melakukan apapun kecuali menyapu karena menyapu adalah pekerjaan yang paling aman untuk dia lakukan.

Setelah selesai menyapu dan mengelap beberapa perabotan, tiba-tiba pintu rumahnya di ketuk, ia tidak merasa mengundang seseorang.

Tisya pun meletakkan kembali sapu dan lapnya di tempatnya semula,

"Sebentar!" teriaknya sambil melepaskan afron yang melekat di bajunya.

Tisya terlebih dulu mengintip dari balik jendela,

"Mama!"

Dengan cepat ia memutar kunci pintu, atas perintah Wilson, ia harus mengunci pintu jika hanya ada dirinya di rumah.

"Mama! Masuk ma!"

Nyonya Tania pun masuk, "Wilson kerja ya?"

"Iya ma!"

Tisya pun menutup kembali pintunya dan mengikuti mamanya, "Duduk ma!"

Setelah memastikan mamanya duduk Tisya pun menawari mamanya minuman,

"Mau minum apa ma?"

"Air putih saja!"

"Bentar ya ma!"

Tisya kembali ke dapur, mengambil segelas air putih dan membawanya kembali ke ruang tamu, ia ikut duduk bersama mamanya,

"Mama ada apa?"

"Tidak pa pa, sebenarnya mama mau ketemu suami kamu!"

"Ada masalah apa ma?"

"Kamu tidak tahu?"

"Apa ma?" Tisya semakin penasaran dengan ucapan mamanya.

"Kemarin Wilson menemui kakak kamu!"

"Iya, Tisya tahu!"

"Kamu tahu apa yang di bicarakan suamimu?"

Tisya menggelengkan kepalanya, ia memang tidak pernah menanyakan hal itu, "Ada apa ma?"

"Wilson menolak semua fasilitas yang di berikan kakak kamu, semuanya termasuk warisan dari kakek kamu!"

Benarkah? Kenapa?

Tisya terdiam, ia juga tidak mau gegabah dengan mempertanyakan hal itu pada mamanya. Ia harus tahu alasannya dari suaminya lebih dulu.

"Mungkin Wilson punya alasan tersendiri ma, mama jangan khawatir ya ma!"

"Tapi mama tidak bisa melihat ku hidup susah, sayang!"

"Tisya nggak susah ma, lagi pula kakek juga masih hidup! Nggak pantes lah ma membicarakan soal warisan!"

"Mama nggak nyangka kamu bisa dewasa secepat ini!"

Tisya tersenyum, ia juga tidak tahu sejak kapan memiliki pemikiran seperti ini. Sepertinya kebijakan Wilson sudah nular ke dia.

...Aku dulu biasa saja tapi menjadi luar biasa karena kamu yang menjadikanku luar biasa...

Mencintaimu dengan kesederhanaan

Bersambung

Jangan lupa untuk memberikan like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya

Follow akun Ig aku ya

IG @ tri.ani5249

...Happy reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Novika Riyanti

Novika Riyanti

loh kok hidup nyaman kyk gtu knpa d blng susah seee...
wah kumat lagi kyk a se ibuk2 ini...🤨🤨🤨

2022-03-08

0

Novika Riyanti

Novika Riyanti

biasa a istri yang blng kyk gini...
lah ini kebalikan nya ya...😂😂😂

2022-03-08

0

☪wHEniA1102™◼KB☪

☪wHEniA1102™◼KB☪

tisya ga sombong lagi ya

2022-02-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!