"Den Galang?" lirih perempuan tua itu.
"Ada apa ke sini?"
"Ehmm, tidak apa-apa, Bi," jawab Galang sembari tersenyum memaksa, pandangannya berkeliling.
"Apa ada yang bisa saya bantu, Den?" Bi Minah menatap pria yang akan menjadi calon majikannya itu.
"Bi Minah, Laras mana?" Salah satu asisten rumah tangga yang lain mendekati Bi Minah. Perempuan muda itu menunduk, merasa canggung saat melihat calon majikannya yang baru ternyata berada di dekat Bi Minah.
"Laras kurang enak badan, lagi istirahat sebentar di kamarnya." Bi Minah menunjuk ke arah kamar yang ditempati Laras.
"Nanti Bibi bangunin kalau orang-orang sudah pulang. Biar dia yang beres-beres," jelas Bi Minah lagi sambil menatap Eneng yang terlihat cemberut.
"Ohh ... ya sudah kalau gitu, cuma nanya, karena dari tadi dia nggak kelihatan, padahal semua orang sedang bekerja." Perempuan itu mengerucutkan bibirnya.
Sementara tanpa sepengetahuan Bi Minah, Galang diam-diam pergi dari sana. Pria itu pergi ke belakang, menuju kamar yang tanpa sengaja di tunjuk Bi Minah saat asisten rumah tangga tadi bertanya tentang Laras.
Galang membuka pintu kamar dengan pelan, mengintip dari pintu, memastikan kalau itu benar kamar yang ditempati oleh Laras. Galang menyelinap masuk, kemudian menutup pintu kamar itu dan menguncinya.
Laras yang baru saja membuka matanya begitu terkejut saat melihat Galang. Perempuan itu segera bangun dari ranjang.
"Ma-Mas Galang ...." Galang segera mendekati Laras, kemudian membekap mulut perempuan itu.
"Diam!" Galang menatap tajam perempuan itu. Laras menganggukkan kepalanya. Galang menatap perempuan itu, perempuan yang pernah singgah di hatinya untuk pertama kali. Perlahan Galang melepaskan tangannya dari mulut Laras.
"Aku hanya ingin mengatakan padamu, setelah pernikahanku dengan Nadine, aku akan mengurus perceraian kita secepatnya. Jika sampai kau membocorkan pernikahan kita pada keluarga ini, maka aku tidak akan segan meleyapkanmu dan juga Ruby!" Galang bicara dengan nada penuh penekanan.
"Mas Galang ...." Laras menatap pria itu dengan kedua mata berkaca-kaca. Merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan pria di depannya ini.
"Kau pikir aku percaya begitu saja bahwa Ruby itu benar-benar anakku, huh? Jangan pikir selama ini aku tidak tahu kelakuan Jal4ngmu itu di kampung! Dasar wanita murahan, sudah punya suami masih tidak bisa menjaga harga diri!" Galang kembali menambahkan.
Semenjak pergi ke Ibukota untuk melanjutkan kuliah, sebenarnya Galang sangat merindukan Laras. Tapi dia terus-terusan dicekoki berita palsu tentang Laras, keluarganya memfitnah Laras sering tidur dengan banyak pria, Laras dituduh tak ubahnya seorang J4lang yang kesepian ditinggal suami. Hal inilah yang membuat Galang mulai menanam kebencian.
Jika Laras bisa mengkhianatinya, maka dia pun bisa, itulah yang ada di pikiran Galang. Sejak saat itu dia tidak ingin lagi menganggap Laras sebagai istri.
Beberapa bulan berlalu Galang pun bertemu Nadine, lantas dia mengaku sebagai bujangan. Hingga mereka saling jatuh cinta, dan kemudian menjalin hubungan asmara.
Galang mengulurkan tangannya mencengkeram rahang Laras dengan kasar.
"Katakan dengan siapa saja kau pernah tidur selama aku pergi! Katakan siapa sebenarnya ayah Ruby!" seru Galang dengan mata berkilatan, dia ingin meluapkan semua dendamnya pada Laras.
"Aku tidak melakukan semua tuduhanmu, Mas. Ruby itu anakmu, darah dagingmu, hiks ...." Laras menangis sesunggukan, mendengar tuduhan keji dari mulut Galang.
Wanita malang itu juga meringis sakit, karena tangan Galang yang mencengkeram rahangnya, ini membuat Laras kesulitan untuk bicara.
"Bohong! Mana mungkin Ruby itu anakku, sedangkan kita baru bersama satu bulan saja?!" Galang mendorong Laras, hingga wanita malang itu terjatuh di tepi tempat tidur.
"Jangan pernah mengaku-aku bahwa Ruby adalah anakku! Jika itu sampai terjadi, maka aku tak segan untuk melenyapkan kalian berdua, berikut ibumu di kampung yang penyakitan itu!" Galang kembali menegaskan ancamannya. Pria itu beranjak dari hadapan Laras. Namun, sebelum dia membuka pintu, pria itu kembali menatap Laras.
"Ingat semua kata-kataku, Laras, karena aku tidak pernah main-main dengan ucapanku!"
Laras menangis sambil memegangi sikunya yang terasa sakit, karena membentur sisi ranjang, tetapi rasa sakit itu rasanya tidak berarti apa-apa, dibanding sakit yang menyayat hati akibat tuduhan Galang.
Itu adalah interaksi terakhir Laras dengan Galang, sejak hari itu mereka tidak pernah bicara lagi sampai hari ini.
"Laras, mengapa kau melamun?" Suara nyonya Chandra menyadarkan Laras, membawanya kembali ke masa sekarang.
Di mana hari ini suaminya itu telah menikah lagi, menikah dengan wanita yang kaya raya, dan sudah pasti lebih segalanya dibanding Laras, wanita yang juga berstatus sebagai Nona Muda di tempat ia bekerja sebagai pembantu.
"Eh, a-anu, tidak ada apa-apa kok Nyonya. Maaf, saya menjadi kurang fokus, akhir-akhir ini saya agak kelelahan karena pekerjaan menjadi begitu banyak," jawab Laras membuat alasan.
Nyonya Aline Chandra tersenyum maklum. "Ya, itu karena resepsi pernikahan Nadine yang diadakan secara besar-besaran. Tapi kamu tenang saja, saya sudah menyiapkan bonus untuk semua pelayan setelah resepsi ini selesai."
"Terima kasih, Nyonya."
Nyonya Aline kembali tersenyum, meskipun menyandang status sebagai Nyonya besar di sini, tetapi dia selalu memperlakukan semua asisten rumah tangganya dengan sangat baik.
"Laras, saya mau minta tolong carikan mawar di supermarket, ya. Ini sebenarnya kesalahan dari WO, seharusnya mereka sudah menyiapkannya untuk ditabur di kamar pengantin, entah mengapa mereka bisa lalai seperti ini," keluh Nyonya Aline sambil mendecakkan bibir.
Lantas wanita paruh baya itu mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompet, untuk diberikan kepada Laras.
"Kamu cari di supermarket terdekat, ya," perintah Nyonya Aline.
Laras menganggukkan kepala, lalu menerima uang yang diberikan nyonya Aline. Dia melangkah lunglai, meninggalkan rumah megah yang menjadi tempat resepsi pernikahan suaminya itu dengan perasaan hancur.
Bagaimana tidak hancur, sebagai seorang wanita yang memiliki perasaan, hatinya saat ini terasa diiris-iris. Pergi membelikan mawar yang akan dijadikan pengharum kamar, dan nantinya kamar itu akan menjadi tempat bagi suaminya sendiri melewati indahnya malam pengantin dengan wanita lain.
Miris, bukan?
Ya, Tuhan ... wanita mana yang tidak akan merasa hancur, jika berada di posisi Laras?
Sementara itu Nyonya Aline kembali menemui suaminya yang sedang menyambut tamu-tamu kehormatan.
Di antara mereka yang datang adalah orang penting di Ibukota, termasuk juga para kolega bisnis dari keluarga Chandra.
"Bagaimana? Apa sudah ada kabar dari anak nakalmu itu?" Tuan Naufal Chandra berbisik di telinga istrinya.
"Belum, bahkan ponselnya saja tidak aktif," sahut Nyonya Aline dengan wajah kesal.
Tuan Naufal berdecak kesal, dia jengkel karena putranya itu tidak buru-buru pulang, dan masih saja sibuk dengan urusan perusahaan, padahal dia seharusnya turut berbahagia di sini, merayakan pernikahan saudari kembarnya.
***
Nalendra Chandra, pria yang tak lain adalah saudara kembar Nadine Chandra sudah tiba di Jakarta. Dia buru-buru terbang dari New York setelah menyelesaikan kesepakatan bisnisnya, semua ini dia lakukan demi kebahagian saudarinya tercinta.
Akan tetapi, karena terlalu buru-buru dan memang waktunya mepet, Nalendra lupa membelikan kado pernikahan untuk saudari kembarnya. Oleh karena itu, dia tidak langsung pulang ke rumah, melainkan singgah sebentar di supermarket untuk membelikan kado.
Dengan akalnya yang jahil, Nalendra memasuki outlet pakaian wanita, dia berniat menghadiahkan sebuah lingerie untuk saudari kembarnya itu.
"Aku mau yang itu!" tunjuk Nalendra pada sebuah lingerie bewarna merah di dalam rak kaca.
Nalendra terlihat santai saja, malah penjaga toko itu yag menjadi sedikit gugup.
Penjaga toko itu terlihat kagum pada Nalendra, pria ini berperawakan tinggi besar, memiliki wajah tampan dengan garis rahang tegas, tatapannya tajam, ditambah aroma maskulinnya yang memabukkan indra penciuman wanita.
Sudah seperfect itu, Nalendra tidak malu untuk membelikan pakaian wanitanya. Sungguh pria romantis dan penyayang, begitulah pikir wanita penjaga toko tersebut.
Gadis penjaga toko itu mengambil lingerie dengan model super seksi, yang diinginkan Nalendra dengan tangan gemetar, sementara matanya masih mengagumi ketampanan Nalendra.
"Mengapa kau menatapku seperti itu? Apa ada yang salah?" tanya Nalendra dingin sambil menaikkan sebelah alis matanya.
"Tidak ada, Tuan," jawab pegawai itu gugup, dia bergegas membungkus pesanan pelanggan tampannya itu.
Setelah mendapatkan satu hadiah pernikahan untuk kembarannya, Nalendra ingin pergi ke toko bunga, untuk membelikan bunga anggrek putih kesukaan mommynya.
Braakk!
Baru saja Nalendra melangkahkan kaki untuk memasuki toko bunga tersebut, seorang wanita yang berjalan menunduk tiba-tiba menabraknya.
Meski wanita itu terjatuh, tetapi Nalendra sama sekali tidak berniat untuk membantunya. Dia membuka kaca mata hitam yang dikenakannya, lalu menghunuskan tatapan kesal.
"Makanya, kalau jalan itu lihat ke depan, jangan ke bawah!" seru Nalendra dingin.
Laras berdiri dengan susah payah, pikirannya yang kacau membuatnya benar-benar tidak fokus.
"Sudah tahu ada wanita yang jatuh, bukannya ditolong malah diomelin!" geram Laras kesal, dia menghentakkan kaki lalu beranjak dari tempat tersebut dengan bibir menggerutu.
"Hey, masalah kita belum selesai!" teriak Nalendra.
Laras tidak mau menyahut, dia meneruskan langkah untuk kembali ke rumah majikannya.
Sementara itu, Nalendra memandangi Laras dari pintu toko bunga sambil mengumpat kesal.
"Dasar wanita gila! Jelas-jelas dia yang salah, dia sendiri yang menabrakku. Awas saja kalau bertemu lagi!" rutuknya jengkel.
By: Poel Story27
Bersambung ....
Jangan lupa berikan dukungan untuk novel ini, ya.
Jangan pelit untuk memberikan like, komen, dan hadiah, oke😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Sukliang
kali temu kg jatuh cinta ta
2022-12-20
0
Kendarsih Keken
makin pilu ajaa c Laras hidup di rumah itu , pertama lelaki yng masih menjadi suami nya menikahi anak majikan nya , di tambah lg yng menjadi tuan muda nya lelaki arogant
2022-06-02
1
Ipat Susilawati
nalen jgn kembaran MB adine tp Abang nya aja biar lebih dewasa usia nya..
2022-04-28
0