Disinilah Elera sekarang, Hotel XX sedang menunggu di lobi. Hotel mewah bintang 5 yang sudah lumayan sepi karena hampir tengah malam. Karena jadwal Freya yang super sibuk makanya dia hanya bisa menemui Elara jam 11 malam ini. Elara dengan senang hati menemuinya jika harus jam 2 pagi sekalipun.
"Halo nona Elara." Sapa seorang pria pada Elara yang sedang asik memainkan ponselnya. Dia sedikit terkejut mendengar suara pria yang tidak dikenalnya.
"Ya? Anda siapa ya?" Tanya Elara setelah melihat pria itu.
"Kenalkan, saya Prakasa salah satu produser film yang akan anda bintangi nanti." Elara mengerutkan dahinya, karena saat ini penampilan Elara sangat biasa tidak seperti Elara sang model dan dia terkejut ada yang mengenalinya.
"Maaf Pak Prakasa, saya belum mengenal anda." Jawab Elara sedikit gugup dan berdiri menjabat uluran tangan Prakasa yang sejak tadi sudah menunggu.
"Nona Elara sendirian saja disini? Sudah sangat larut." Tanya Prakasa dengan senyum yang membuat Elara sangat tidak nyaman.
"Iya pak, saya sedang menunggu teman, kami janji ketemu di restoran hotel tadi." Jelas Elara singkat.
"Oh begitu.. baiklah selamat malam saya undur diri dulu dan sampai bertemu di jadwal casting nona Elara." Pamit Prakasa dan membuat Elara terseyum tipis dan mengangguk pelan.
"Ternyata dia sama dengan yang lain.. sayangnya hari ini sudah ada janji dengan wanita itu. Lain kali saja aku cicipi tubuh indahnya." Gumam Prakasa pelan setelah berjalan sedikit jauh dari Elara.
Sementara itu disana sudah ada Aries yang kebetulan sedang menginap disana dan melihat Elara yang baru saja bertemu dengan Prakasa, dia tau dan mengenal siapa Prakasa sebenarnya. "Apa benar dia juga sama seperti yang lain? Sayang sekali padahal aku sudah tertarik dengannya." Ucapnya pelan dan Jemmie memandang Aries penuh penyesalan. Lain lagi mata yang tak sengaja melihat Elara disana, dia segera menyuruh orang untuk membuntuti Elara dan apa yang dilakukannya.
Elara segera beranjak dari lobi dan menuju lift dan menekan tombol 5 untuk menemui Freya. Setelah sampai dia mencari nomor kamar 508 dan segera mengetuknya, yang membukanya adalah seorang pria muda yang cukup tampan dan tersenyum melihat kedatangan Elara. Dari kejauhan orang yang membuntuti Elara secara diam-diam mengambil foto mereka, pas pria itu membuka pintu dan Elara masuk ke kamar terlihat pria itu membelakangi orang yang mengambil foto.
"Silakan masuk nona Elara." Kata pria itu dan mempersilakannya masuk.
"Elara..." Sapa Freya yang sudah dengan pakaian santainya tidak seperti Freya sang aktris terkenal.
"Mba Freya.. terima kasih sudah mau bertemu denganku." Ucap Elara dengan senyum bahagianya dan menghampiri Freya, mereka berpelukan sejenak.
"Panggil kakak saja El.. biar akrab gitu." Freya tertawa bahagia. Dia sangat berbeda dengan Freya yang selama ini terlihat di muka umum, terkesan kuat dan susah didekati tapi nyatanya dia wanita ramah dan kekanak-kanakan. Bahkan saat ini dia dengan pakaian santainya bergambar doraemon dan celana pendek, tanpa makeup, sangat imut dan tidak terlihat usia 25 tahun tetapi seperti anak SMA.
"Kak Freya beda banget yah tidak seperti di public." Kata Elara sedikit terkejut. Sama halnya dengan Freya yang melihat Elara dengan pakaian santai kaos putih polos dan celana jeans, makeup natural dan hanya pakai lipgloss.
"Sama aja deh El, kamu juga beda banget kaya anak remaja kalo dandan polos gini." Balas Freya memuji.
"Gak deh kak, aku biasa aja, kakak tuh yang beda banget mirip anak SMA loh dan ternyata gak semenyeramkan di luar sana." Timpal Elara yang membuat Freya tersipu malu.
"Image ku diluar memang karakter yang sengaja dibentuk sama perusahaan jadi yah begitu, aku kan memang aktris bukan entertainer kaya kamu." Jawab Freya dan memang benar, dia telah membentuk karakter kuat, tangguh dan terlihat arogan jika dihadapan public, dengan akting yang luar biasa dia bisa membawa dirinya menjadi aktris papan atas yang disegani dalam dunia hiburan. Padahal Freya hanya wanita biasa umur 25 tahun yang polos dan apa adanya kadang juga manja.
Malam itu mereka ngobrol dan membicarakan segala hal tentang film dan naskah, Freya telah berakting dengan pemeran wanita 1 dan membuat Elara bengong tak percaya, seakan peran itu memang diciptakan untuk Freya. Sedangkan Elara lebih suka dengan peran 2 dan 3 maka dia secara serius lebih melatih peran tersebut. Tak terasa mereka latihan dan ngobrol sampai pagi, sudah jam 5 pagi dan Elara memustuskan untuk pulang dan Freya harus istirahat sejenak karena jam 1 siang ada syuting terakhir dramanya.
"Kak Freya, makasih banget udah bantuin El latihan ya.. sampai sudah pagi gini. Maaf kalo El ganggu istirahat kakak." Elara sangat menyesal melihat jam sudah pukul 5 pagi.
"Hahahah jangan gitu El.. aku udah biasa gak tidur malam, lagian kita lebih banyak ngobrol dari pada latihan, yah aku juga seneng sih karna punya teman sekaligus adik." Balas Freya yang dengan memberikan senyum tulusnya.
Elara sudah sampai lagi di lobi hotel dan kebetulan ada Aries yang juga sudah rapi dengan setelan jasnya bersama Jemmie dan 2 pengawal. Tidak sengaja mereka berpapasan.
"Selamat pagi nona Elara, sepertinya anda menikmati waktu anda di sini." Sapa Aries pada Elara yang juga sedang menatapnya.
"Selamat pagi Tuan Aries." Balas Elara dengan senyum yang sopan menatap Aries yang berwajah datar. Setelah itu mereka berjalan berpisah di lobi itu. Aries sedikit kecewa karena benar apa yang dia duga, Elara sama saja dengan wanita lainnya.
"Sayang sekali Jem, aku sudah berharap banyak padanya." Ujar Aries dengan raut kecewanya. Padahal dia sudah mulai merasakan yang namanya jatuh cinta, "Stev benar, aku jatuh cinta dengannya." Batin Aries.
"Jem, apa kau menemukan sesuatu tentang Elara yang tidak kuketahui?" Tanya Aries yang telah didalam mobilnya menuju bandara.
"Sebenarnya ada Tuan, tetapi harus dipastikan dulu." Jawab Jem sedikit ragu, melihat gelagat Jem yang tidak biasa Aries ingin dia ceritakan apa yang dia dapat.
"Ceritakan Jem." Titahnya.
"Sebenarnya, sudah dari beberapa waktu lalu, teman saya yang seorang wartawan tidak sengaja melihatnya masuk ke dalam sebuah kamar hotel dan yang membukakan pintu kamar adalah Tuan Osman. Teman saya bahkan mengambil foto mereka di depan kamar hotel itu sebelum nona Elara masuk." Jelas Jem sedikit takut jika Tuannya akan mengamuk mendengar nama Osman.
"Sial! Terus temanmu wartawan kenapa sampai sekarang tidak ada beritanya sama sekali?" Tanya Aries lagi.
"Karena saya melarangnya Tuan, dengan bayaran tidak mudah." Jawab Jem membuat Aries langsung menatapnya tajam.
"Maksud saya, bayarannya adalah dengan wawancara eksklusif dengan anda bulan lalu itu Tuan, maaf." Ujar Jem dengan nada ketakutan.
"Ehm.. tapi apakah itu benar dia di kamar dengan Osman?" Tanya Aries lagi yang sudah sangat penasaran.
"Tidak tau berapa lama nona Elara disana tetapi info valid yang saya dapat, memang benar Tuan Osman bermalam dengan seroang wanita dan kata pelayan hotel yang masuk pada pagi hari sepertinya wanita itu adalah artis tetapi dia tidak tau siapa." Jelas Jem, dan Aries sudah mengeratkan tangannya, rahangnya mengeras. Padahal mereka belum tau apakah itu Elara atau bukan tetapi dia sudah begitu marahnya karena Osman, si bandot tua itu adalah salah satu selingkuhan ibunya di masa lalu.
"Selidiki terus Jem, apakah Elara pernah bertemu lagi dengannya?" Titah Aries.
"Tidak pernah Tuan, hanya pertemuan sekali itu saja." Jawab Jem yang sudah menyelidikinya sejak saat itu.
"Baiklah.. kita akan di ke Hongkong 2 bulan dan kau tetap pantau Elara." Perintah Aries yang sudah pasti akan dijalankan dengan baik sesuai perintah.
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~
Elara sudah sampai di apartemennya dan sangat mengantuk, dia mengirimkan pesan kepada Lusia untuk datang saja nanti sore karena dia mau tidur, setelah pesan terkirim dia matikan poselnya dan tidur dengan nyenyak karena liburannya masih ada 2 hari lagi. Elara benar tidur dari pagi sampai menjelang sore, dia sungguh puas dengan waktu tidur yang sangat lama itu.
"El..." Suara Lusia sudah terdengar waktu pintu apartemenya terbuka, Lusia memang sering datang dan telah mengetahui kode pintu apartemen itu.
"Baru bangun?" Tanya Lusia dan Elara yang masih duduk dengan selimut sampai dilehernya dan tersenyum, matanya masih menyipit tanda enggan terbuka.
"Duh.. puas banget aku tidurnya Sia.." Ucap Elara masih dengan suara serak khas bangun tidur.
"Heehh... ya sudah, mau makan gak? Aku bawa pizza dan ayam goreng, kita nonton filmnya Diandra sampe puas." Ajak Lusia dan Elara segera ke kamar mandi untuk menyegarkan diri serta otaknya, 20 menit dia keluar dengan rambut masih basah dan dibiarkan terurai begitu saja tanpa dikeringkan. Lalu dia segera memutar 1 film yang disutradarai oleh Diandra, dia mendapatkannya dari Gian, total ada 4 film yang harus dia tonton untuk mempelajarinya.
Elara dan Lusia nonton sambil memakan pizza dan ayam goreng, tanpa terasa seloyang pizza ukuran jumbo dan setengah ekor ayam habis dalam waktu 2jam setelah film itu selesai.
"Gila El... pizza nya abis. Hebat, lu model tapi bisa makan apa aja, iiihhh wanita diluar sana pasti gak tau kalo sebenarnya makanmu itu kaya kuli, mereka pasti iri liat bodi Elara yang super sexy." Ejek Lusia yang dibalas lirikan kesal dari Elara.
"Gak usah lirik-lirik gitu deh, kan emang bener kamu aja bisa habisin nasi padang sebungkus plus 2 potong ayam dan masih bisa habisin rujak seporsi." Sambung Lusia lagi dan mendapatkan pukulan kencang di lengannya.
"Awas, jangan ampe orang-orang tau, kan jadi malu." Ketus Elara dan dibalas tawa oleh Lusia yang tau kalau itu adalah aib Elara sejak dia remaja. Lusia dan Elara adalah sahabat sejak mereka masuk SMP yang sama.
"Tapi Evan tau gak kalo kamu tuh makannya kaya kuli?" Tanya Lusia penasaran sambil menoleh kearah Elara yang masih makan ayam goreng dan 1 tangannya sudah mengganti kepingan film yang lain.
"Yah nggak la Siaaaaa... bisa ilfil dia sama aku kalo tau." Jawab Elara dan Lusia hanya tersenyum lucu melihat sahabatnya itu.
"Tapi apakah kamu percaya sama Evan, dia gak akan selingkuh?" Tanya Lusia dengan wajah sudah berubah serius dan menatap Elara.
"Ehmm... kalau sudah berkomitmen untuk menjalani hubungan aku akan percaya dengannya. Karena kita sama-sama public figur, dia percaya padaku dan akupun percaya padanya." Jawab Elara dengan yakin dan Lusia dapat melihatnya.
"Seandainya kamu lihat apa yang aku lihat El.." Batin Lusia, "Tapi dia kan ganteng banget trus disekitarnya banyak model cantik loh. Kamu tau sendiri kan gimana hebatnya model AMS?" Ujar Lusia lagi dan Elara kemudian menatapnya dan tersenyum.
"Duhhh... Lusiaaa, aku ini E-la-ra, kalau mau aku sudah masuk AMS sejak dulu. Jadi apa kurangnya aku dibanding meodel-model AMS?" Elara menyombongkan dirinya yang hanya bermaksud untuk bercanda, kemudian mereka tertawa bersama.
"Tapi inget ini ya.. pokoknya kalau si Evan itu nyakitin kamu, jangan bersedih. Seorang Elara bisa mendapatkan yang jauuuhhh lebih baik dari Evan." Sambung Lusia, karena dia yakin sebentar lagi akan terkuak rahasia Evan yang sering bermalam dengan banyak model disana, tapi Lusia tidak ingin menghancurkan mood baik sahabatnya ini karena sebentar lagi dia akan menjadi aktrs yang hebat.
"Sudah ah.. lanjut nontonnyaaa..." Rengek Elara yang masihmengunyah ayam dimulutnya, tidak mau berpikiran hal aneh karena dia percaya pada Evan.
~TBC~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Eroh Maesaroh
lanjut thor
2023-06-04
0
Sulaiman Efendy
FREYA ATAU SHEREN MAMANYA SHENNA...???
2023-01-20
0
Sulaiman Efendy
LBH BAGUS LO PERCAYA LUSIA MAMANYA MORGAN..
2023-01-20
0