Bab 2 - Apakah Cinta?

Elara telah mulai syuting pertamanya di Saros Arche Studio atau SAS dan tanpa dia sadari sepasang mata telah mengawasinya sejak dia datang ke studio itu. Elara merupakan aktris baru dengan peran cukup penting tetapi dia melakukan pekerjaannya dengan baik, berperan sebagai gadis 18 tahun yang selalu menjadi korban pembulian dan ditolong oleh teman sekelasnya yang akan menjadi sahabatnya si pemeran utama dalam film ini. Aktingnya cukup membuat sutradara Suwandi bertepuk tangan dan aktris lain sempat memberikan pujian padanya. Syuting perdana tetapi sudah mendapatkan respon positif.

"Lumayan." Gumam Aries yang sejak tadi memperhatikan di tempat yang lumayan jauh tetapi masih dapat melihatnya dengan jelas, Jemmie yang disampingnya juga tersenyum puas melihat akting Elara yang cukup bagus.

"Dia memang berbakat Tuan." Puji Jem tetapi Aries masih terdiam, tetapi matanya tetap fokus melihat Elara.

"Tuan, sudah waktunya." Tukas Jemmie mengingatkan kalau dia punya janji bertemu dengan pamannya. Aries berbalik dan jalan meninggalkan tempat menguntitnya menuju kembali ke kantor. Disana telah ada pamannya yang merupakan keluarga satu-satunya saat ini. Paman yang akhirnya menjadi orangtua Aries sejak dirinya ditinggal pergi oleh orangtuanya saat umur 13 tahun, sejak itu pula dia dekat dengan sang paman yang saat itu masih tinggal di pegunungan menjadi seorang penulis yang sangat terkenal. Demi menjaga keponakannya yang sudah yatim piatu, sang paman rela meninggalkan rumahnya demi membantu Aries menjalankan perusahaan untuk sementara sampai Aries siap menggantikannya. Seperti saat ini, Aries telah 3 tahun menjadi Presiden Direktur dan pemilik sah Arche Group beserta seluruh anak perusahannya.

"Aries.. paman akan kembali lagi ke rumah. Sudah saatnya paman pensiun dan melepaskanmu. Tantemu juga sudah sangat ingin kembali ke villa di gunung." Ungkap sang paman begitu Aries duduk didepannya.

"Baik paman, silakan saja. Aries sudah mampu menjalankan ini semua." Jawabnya sedikit tersenyum. Pamannya adalah orang yang sangat baik dan selalu ingin menyendiri sambil menyelesaikan tulisannya, itu adalah kesukaan pamannya, menulis apapun.

"Paman tau kamu bisa. Tapi apakah penyakitmu masih belum ada obatnya? Kamu masih menjalani terapi kan?" Tanya pamannya khawatir dengan penyakit Aries yang sudah dideritanya sejak kecil tetapi 5 tahun lalu semakin parah, padahal sempat sembuh beberapa waktu.

"Masih paman. Tetapi mungkin sebentar lagi akan ada obatnya, sedang Aries selidiki." Jawabnya, lalu melirik ke arah Jemmie yang tau maksud dari Tuannya.

"Baiklah.. paman pergi. Jaga diri baik-baik."

"Atur dengan cara apapun agar Elara dapat berinteraksi denganku dan aku akan memastikannya langsung." Titah Aries dan Jemmie mengangguk. "Siap Tuan."

\= = = // = = =

Elara telah selesaikan syutingnya untuk hari ini dan akan di mulai 2 hari lagi karena dia menyelesaikan scene nya dengan baik dan sempurna sehingga hampir semua dia sapu bersih. Sedangkan Carina masih harus menyelesaikan bagiannya sendiri bersama artis pendukung lainnya.

"Nona Elara.. syuting hari ini berjalan baik. Apa kamu mau ikut dengan kami untuk minum sejenak?" Tanya Sutradara Suwandi dengan senyum mesumnya melihat kearah Elera.

"Maaf Pak, saya hari ini masih ada pekerjaan yang tidak bisa ditunda." Tolak Elara karena melihat gelagat yang kurang baik dari Suwandi dan memang dia ada temu janji dnegan salah satu fotografer di Saros juga.

"Oh sayang sekali, padahal Carina juga ikut, dia saudarimu bukan?" Tanyanya dan Elara membenarkan. "Iya Pak.. kami adalah sepupu." Setelah itu Elera undur diri untuk kembali.

Saat berada di lift yang cukup ramai, Elara tidak sengaja di senggol dan hampir terjatuh, untung saja ada yang menangkapnya.

"Tu tu an Aries.." Ucapnya lirih melihat Aries yang menangkapnya dan merangkul pinggangnya.

"Maaf Tuan, dan terima kasih." Ucap Elara lagi segera memperbaiki cara berdirinya dan melepaskan tangan Aries dari pinggangnya. Beruntung yang ada di lift itu isinya adalah para pengawal yang memang di atur oleh Jem.

"Hmm.." Aries hanya berdehem sambil menatap lekat pada mata Elara. Tak mau dalam kecanggungan yang lebih lama, Elara langsung keluar dengan cepat saat pintu lift sudah terbuka lagi dan segera kembali ke ruang pertemuan di Studio SAS dengan fotografer yang telah bersama Lusia untuk megulur waktu.

Sedangkan Aries sudah ada di dalam kantornya, menatap tangannya dan tersenyum. "Ternyata memang tidak terjadi apa-apa Jem. Dia bisa." Ujar Aries dan akhirnya Jemmie tersenyum puas. Memang tangannya tidak apa-apa tapi tubuhnya memberikan rasa yang berbeda. Hati dan jantungnya juga merasakan perbedaan. Tubuhnya bergetar, hatinya terasa diremas kuat seperti ada kerinduan yang sangat dalam dan jantungnya berdetak kencang, tubuhnya seperti ada magnet kuat yang tertarik ke tubuh Elara, apalagi saat Elara memegang tangannya, ada sengatan listrik kuat tetapi sangat disukai olehnya. Ini sensasi yang tidak biasa dirasakan oleh tubuhnya.

"Jem, buat janji ke dokter Steven, sekarang." Ujar Aries dan segera beranjak dari sana untuk bertemu dokternya.

Sesampai di tempat praktek dokter Steven, Aries menceritakan segala yang dia rasakan pada dokter pribadinya dan melakukan konseling yang sudah lama tidak dia lakukan.

"Hem..." Dokter itu menutup buku catatannya dan memandang ke wajah Aries yang masih datar seperti biasa. Dia mengetuk pulpennya beberapa kali sambil berpikir lumayan lama, mereka terdiam.

"Kita akhiri konselingnya." Dokter Steven beranjak dari tempat duduknya, menuangkan segelas teh untuk Aries dan berpindah ke ruangan depan menuju sofa dan mereka duduk santai.

"Aku gak akan bicara tentang ilmu kedokteran atau ilmiah. Tapi akan aku beri saran sebagai temanmu, kamu itu sepertinya sedang jatuh cinta Aries." Steven tersenyum dan melihat Aries yang masih datar.

"Kau bercanda? Sejak kapan aku pernah jatuh cinta? Kamu yang bilang sendiri 5 tahun lalu kalau rasa itu bukan cinta tapi keingintahuan dan rasa senang bisa sembuh dari penyakitku." Jelas Aries dan menyeruput tehnya. Steven masih tersenyum.

"Tapi rasa kali ini dihatimu dengan waktu itu apakah sama? Tidak kan?" Steven menambahkan dan masih menatapnya dengan tatapan penasaran, apa yang akan dijawab oleh temannya.

"Memang berbeda, kali ini bahkan tubuhku bereaksi, seperti ada aliran listrik dan bergetar. Bisa kau jelaskan?" Jelas Aries bahkan bertanya balik.

"Sudah kubilang, gak mau bicara sebagai doktermu tapi sebagai temanmu dan kamu itu sedang tertarik dan jatuh cinta pada wanita yang kamu sebutkan tadi." Jelas Steven lagi dengan yakin. "Jika bisa, kali ini dapatkan wanita itu dan buat keturunan, masalah selesai." Sambungnya lagi.

"Tidak semudah itu Stev.. dia sudah punya kekasih dan sepertinya dia wanita baik-baik." Ujar Aries dan Steven menghela napasnya.

"Tak masalah dia wanita bagaimana, hanya menanam benihmu disana lalu lahirkan dan ambil anakmu. Sekalian saja kalau bisa bayar wanita itu untuk melahirkan anakmu saja." Ide Steven, dan Aries mengerutkan dahinya, memikirkan ide itu.

"Boleh juga.. kita lihat situasinya dulu, Jem.. kau dengar itu? Lanjutkan pemantauan." Titah Aries yang sejak tadi duduk di ujung ruangan. Mereka kembali, karena sudah sore Aries memilih kembali ke apartemennya. Kebetulan apartemen Aries sama dengan milik Elara hanya beda tower, dan dia melihat Elara keluar dari mobil perusahaannya dan masuk ke gedung apartemennya.

"Apakah aset Elara semua atas namanya?" Tanya Aries masih memandang ke arah Elara yang telah menghilang dibalik gedung.

"Tidak Tuan, semua yang dia gunakan adalah fasilitas dari Bellatrix. Sedangkan hasil kerjanya semua ada di rekeningnya." jelas Jemmie. "Dia wanita yang unik dan terlalu naif." Ucap Aries pelan.

"Belum tentu Tuan.." Sergah Jem dan Aries mengerutkan dahinya lagi. "Apa maksudmu? Apa temukan sesuatu?" Tanya Aries penasaran karena asistennya tidak pernah membantahnya selama ini.

"Masih dalam penyelidikan, belum dapat dipastikan dia wanita yang lurus atau sama saja dengan model-model lainnya." Jelas Jem dan semakin membuat Aries penasaran.

"Jika dia memang sama dengan model lainnya, akan lebih baik, aku bisa membayarnya untuk melahirkan keturunanku kan?"

"Benar Tuan, akan segera saya cari informasi lebih dalam lagi." Jawab Jem. Mereka kini sudah berada dalam parkiran gedung apartemen dan di depan pintu lift sudah ada seorang wanita yang memang sejak tadi menunggunya.

"Hai Aries.." Sapanya dengan sedikit mendekat. Tetapi Aries malah menjauh tidak ingin terlalu dekat atau bersentuhan dengannya.

"Mohon jaga jarak anda nona Seren Mahesa. Tuan tidak suka dekat dengan wanita, anda sudah tau kan?" Jem sudah pasang badan agar Seren tidak terlalu dekat dengan Tuannya.

"Tenang saja Jem, aku hanya ingin menyapa Aries yang sudah lama tidak bertemu." Seren lalu berjalan melewati Jemmie dan berhenti tepat di depan Aries. Sedangkan Aries segera memasuki lift setelah pintunya terbuka tanpa memandang ke arah Seren.

"Tunggu.." Seren berlari kecil dan ikut masuk ke dalam lift.

"Aries, kamu masih sama aja kaya dulu. Cobalah denganku mungkin kau bisa sembuh." Ucap Seren sambil memberikan tatapan menggoda. Aries tetap diam.

"Dulu kau bisa berhubungan dengan Lyra dan berhasil meskipun dia mengkhianatimu." Sambungnya lagi masih dengan tatapan menggoda dan nada bicara manja. Aries akhirnya menatapnya, dengan tatapan tajam dan membunuh, ingin sekali dia mencekik wanita ini.

"Mohon permisi nona, Tuan akan kembali dan beristirahat." Jemmie menengahi karena kebetulan pintu lift sudah terbuka di lantai 21. Aries keluar dan Seren tetap bedara didalam dengan wajah kesal, "Selalu saja susah didekati. Aku akan pakai cara apapun untuk mendapatkanmu Aries." Ucapnya lalu menekan tombol turun ke lantai 12 apartemennya berada.

Seren Mahesa adalah aktris ternama di negara ini, dia adalah teman Aries semasa kuliah juga teman Lyra mantan pacar Aries saat itu. Sejak dulu Seren sangat menyukai Aries tetapi dia sama sekali tidak dipandang oleh pria itu, berbagai macam cara dia lakukan tetapi hasilnya tetap sama. Aries sama sekali tidak menganggapnya, sejak dulu dan sampai detik ini. Seren sudah mendekatinya, dari pamannya, menjadi rekan bisnis, menjadi model dan artis di AMS dan brand ambasador untuk Arche Group tetapi tidak ada gunanya. Aries masih sama, menganggpnya tidak ada secara pribadi, tetapi untuk bisnis dan pekerjaan Aries mengakui kemampuannya.

~TBC~

Terpopuler

Comments

Eroh Maesaroh

Eroh Maesaroh

next

2023-06-04

0

Sarini Sadjam

Sarini Sadjam

ada dulu dracin yg g bisa di sentuh

2022-10-27

0

Amirah iz

Amirah iz

emg si aris sakit apaaan thor impoten ya

2022-10-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Peran Pertama
2 Bab 2 - Apakah Cinta?
3 Bab 3 - Selesai Syuting
4 Bab 4 - Pujian
5 Bab 5 - Bertemu Di Hotel
6 Bab 6 - Rahasia Carina
7 Bab 7 - Peran
8 Bab 8 - Jangan Serakah
9 Bab 9 - Kamera Tersembunyi
10 Bab 10 - Rencana Carina (Foto Pertama)
11 Bab 11 - Pendekatan
12 Bab 12 - Rencana Carina
13 Bab 13 - Menikah denganku
14 Bab 14 - Hanya 2 Hal
15 Bab 15 - Penyakit Aries
16 Bab 16 - Istriku
17 Bab 17 - Memberimu Kesempatan
18 Bab 18 - Bukti Valid
19 Bab 19 - Tentang Lyra
20 Bab 20 - Banyak Pertanyaan
21 Bab 21 - Cara Bangunkan Sleeping Beauty
22 Bab 22 - Casting Pertama Film Baru
23 Bab 23 - Casting Kedua Film Baru
24 Bab 24 - Ternyata Masih...
25 Bab 25 - Hastanta
26 Bab 26 - Bocah kecil dan Sutradara kejam
27 Bab 27 - Video Carina
28 Bab 28 - Kalian Berjodoh
29 Bab 29 - Main Cepat
30 Bab 30 - Kapan hamil?
31 Bab 31 - Ayah Ken dan Elara
32 Bab 32 - Bocah pemarah dan galak
33 Bab 33 - Orang Penting
34 Bab 34 - Ciuman Pertamamu
35 Bab 35 - Maafkan Ayah Nak..
36 Bab 36 - Direktur Baru
37 Bab 37 - Kejahatan Carina
38 Bab 38 - Akhir Carina dan Helen
39 Bab 39 - Jadi Pacarku (Ken & Sia)
40 Bab 40 - Menculik Calon Pengantin
41 Bab 41 - Dijebak dan Hamil
42 Bab 42 - Gak Jadi Malam Pertama
43 Bab 43 - Istriku
44 Bab 44 - Pernikahan Impian
45 Bab 45 - Terjadi Lagi
46 Bab 46 - Jebol Gawang Berhasil
47 Bab 47 - Harus Jaga Suamiku
48 Bab 48 - Trauma Aries
49 Bab 49 - Mecin Siluman Rubah
50 BAB 50 - Pernikahan
51 Bab 51 - Membuka Diri ke Public
52 Bab 52 - Peri Kecil
53 Bab 53 - Keluarga Aresha
54 Bab 54 - Liburan
55 Bab 55 - Bumil Baru
56 BAB 56 - END
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 - Peran Pertama
2
Bab 2 - Apakah Cinta?
3
Bab 3 - Selesai Syuting
4
Bab 4 - Pujian
5
Bab 5 - Bertemu Di Hotel
6
Bab 6 - Rahasia Carina
7
Bab 7 - Peran
8
Bab 8 - Jangan Serakah
9
Bab 9 - Kamera Tersembunyi
10
Bab 10 - Rencana Carina (Foto Pertama)
11
Bab 11 - Pendekatan
12
Bab 12 - Rencana Carina
13
Bab 13 - Menikah denganku
14
Bab 14 - Hanya 2 Hal
15
Bab 15 - Penyakit Aries
16
Bab 16 - Istriku
17
Bab 17 - Memberimu Kesempatan
18
Bab 18 - Bukti Valid
19
Bab 19 - Tentang Lyra
20
Bab 20 - Banyak Pertanyaan
21
Bab 21 - Cara Bangunkan Sleeping Beauty
22
Bab 22 - Casting Pertama Film Baru
23
Bab 23 - Casting Kedua Film Baru
24
Bab 24 - Ternyata Masih...
25
Bab 25 - Hastanta
26
Bab 26 - Bocah kecil dan Sutradara kejam
27
Bab 27 - Video Carina
28
Bab 28 - Kalian Berjodoh
29
Bab 29 - Main Cepat
30
Bab 30 - Kapan hamil?
31
Bab 31 - Ayah Ken dan Elara
32
Bab 32 - Bocah pemarah dan galak
33
Bab 33 - Orang Penting
34
Bab 34 - Ciuman Pertamamu
35
Bab 35 - Maafkan Ayah Nak..
36
Bab 36 - Direktur Baru
37
Bab 37 - Kejahatan Carina
38
Bab 38 - Akhir Carina dan Helen
39
Bab 39 - Jadi Pacarku (Ken & Sia)
40
Bab 40 - Menculik Calon Pengantin
41
Bab 41 - Dijebak dan Hamil
42
Bab 42 - Gak Jadi Malam Pertama
43
Bab 43 - Istriku
44
Bab 44 - Pernikahan Impian
45
Bab 45 - Terjadi Lagi
46
Bab 46 - Jebol Gawang Berhasil
47
Bab 47 - Harus Jaga Suamiku
48
Bab 48 - Trauma Aries
49
Bab 49 - Mecin Siluman Rubah
50
BAB 50 - Pernikahan
51
Bab 51 - Membuka Diri ke Public
52
Bab 52 - Peri Kecil
53
Bab 53 - Keluarga Aresha
54
Bab 54 - Liburan
55
Bab 55 - Bumil Baru
56
BAB 56 - END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!