BAB 5

Richie kembali menyalakan radionya di kamar. Menyiapkan pempek dari Airin untuk dimakannya dan berharap dapat mendengar "Suara Cinta" malam ini. Karena jika tidak, ia harus menunggu kembali hingga Senin.

"Suara Cintaaa..welcome back on 97.5 FM di mana suara kalian mengenai persoalan cinta akan dibahas di sini, bersama saya Cinta tentunya. Yang kangen ma Jeno, balik lagi jam 10 malam ya, dia pria malam soalnya.. hahaha..just kidding..acaranya aja yang malam. Ok Suara Cinta Lovers, silahkan WA kami di 08127388881. Untuk yang mau telepon dihold dulu ya. Karena selama ini ga ada yang telepon, mungkin malu kali, jadi kami memutuskan hanya akan menerima pertanyaan hanya melalui chat. So, the opening song is... Pesan Terakhir by Lyodra Ginting. Check it out." Akhirnya Richie bisa mendengarnya lagi. Ia tersenyum. Entah karena acara Suara Cinta, atau suaranya si Cinta. Richie tidak tahu. Yang ia tahu bahwa acara itu sudah menjadi candu baginya, membuatnya merasa bersemangat dan tersenyum.

"Yo guys, sedih ya dengar lagu Pesan Terakhir tadi. Memang paling sakit cinta bertepuk sebelah tangan. Ok, for the first question came from Andy untuk Chintya. Wow, sepertinya ini bukan pertanyaan ya guys..For Chintya, siap-siap dengan apa yang akan saya baca. Dear Chintya, tawamu selalu menjadi hal yang paling aku tunggu di saat aku membuka mata. Kedatanganmu dengan tas ungumu menjadi hal yang paling aku tunggu di sekolah. Ajakanmu ke kantin untuk hanya sekedar membeli cimol adalah hal yang paling aku tunggu saat istirahat. Menunggu angkot kuning bersamamu adalah penyemangatku saat kita pulang sekolah. Dan keluar dari friendzone untuk menjadi kekasih sungguhanmu adalah impianku tiap malam. Twenty four seven it's always about you. Kutunggu balasanmu via WA. From Andy. Cihuuuy.. Pernyataan cinta Andy untuk Chintya, so sweet, keren banget Andy..Untuk Chintya silahkan dihubungi ya Andy nya malam ini. Kalau ga malam ini, mungkin Andy ga bisa tidur tu. Ok Suara Cinta Lovers.. Inilah mengapa cinta sangat indah untuk dibahas. Cinta tidak memiliki bentuk, namun rasanya sebanyak pilihan gelato. Cinta bisa membuat kita sangat bahagia, namun terkadang cinta juga bisa membuat seseorang sampai ingin mengakhiri hidupnya. Tergantung cara kita menyikapinya. So sekali lagi, be wise ya.. Cinta putarin lagu penyemangat untuk Andy dan Chintya, sebuah lagu dari Drive dengan Akulah Dia." Richie merasa ia sudah jatuh cinta dengan acara ini. Sungguh Richie merasa tenang sekali mendengarnya. Seperti banyak orang yang kecanduan dengan drama korea, Richie lebih memilih mendengar ini.

Sesungguhnya dia ada di dekatmu

Tapi kau tak pernah menyadari itu

Dia selalu menunggumu

Untuk nyatakan cinta

Sesungguhnya dia adalah diriku

Lebih dari sekedar teman dekatmu

Berhentilah mencari

Karena kau tlah menemukannya...

Ya seperti dulu aku mencintai Airin. Dulu. Dan sekarang, dengan jauh dari Airin membuatnya sedikit..tidak, sudah banyak melupakannya.

*****

Dila datang lebih cepat 15 menit dari waktu yang dijanjikan yaitu jam 10 siang. Dila tidak mau Richie menjemputnya di depan rumah. Bukan karena ia malu dengan kondisinya, namun ia tidak tega membiarkan mobil mewah bos nya harus masuk ke lorong sempit lokasi rumahnya. Susah putar balik nanti. Jadilah sekarang ia menunggu di halte dekat rumahnya. Dila sudah berusaha mencari baju terbaiknya. Tapi ya dia hanya punya kaos putih dengan gambar kucing dipadu dengan celana jeans 3/4. Sepatu ia pinjam dari adiknya, Vio. Sneakers lokal, namun lumayanlah. Mobil mewah silver atasannya berhenti di depannya. Dila tahu itu Mercedes Benz, tapi tidak tahu typenya karena ia juga belum berniat membelinya. Dila masuk dari pintu belakang. Menyapa mereka berdua. Mengagumi penampilan kasual pria high class seperti mereka. Apapun yang mereka pakai, it's always look perfect.

"Jadi kita kemana Dila?" tanya Richie sambil menyetir.

"Kita mulai rute terjauh dulu, Candi Borobudur. Gimana Pak?" tanya Dila. Ia selalu berhati-hati jika berbicara dengan bos nya itu.

"Boleh. Ok Chris?"

"Ok. Gw sudah 5 tahun ga kesana. Mana tau ada yang berubah." Chris menjawab sambil menoleh ke belakang.

"Kamu keliatan lebih cantik kalau rambutmu diurai Dila." kata Chris lagi. Dila merasa wajahnya memanas, tidak tahu pilihannya mengurai rambut panjang hitamnya itu salah atau benar. Ia hanya menanggapi dengan senyuman kikuk.

"Jangan terlalu kaku, santai aja. Hari ini kan kita jalan-jalan bukan kerja. Lagian Richie bos yang enak kok, iya ga Bro?" Chris dan Richie tertawa. Dila tahu Richie tidak seseram yang dipikirkannya. Ia tidak terlalu mengenal Richie selain di jam kerja. Hari ini pertama kalinya mereka keluar bukan untuk urusan pekerjaan. Dan yang membuat Dila terlalu kaku hanyalah perasaan takut jika harus kehilangan pekerjaannya. That's the point.

Sesampainya di Candi Borobudur, mereka berkeliling. Dila menjelaskan sejarah singkat Candi Borobudur ke Richie dan Chris.

"Menurut sejarah awal, Candi Borobudur ini dibangun sekitar tahun 800 Masehi pada masa pemerintahan dinasti Syailendra. Ada yang bilang ini sebenarnya candi Hindu, tetapi lebih dikenal sebagai candi Buddha. Meski selesai dibangun, tidak ada catatan sejarah yang menjelaskan siapa sebenarnya yang membangun candi ini. Karena pada masa itu agama Hindu dan Buddha berkembang bersamaan di Pulau Jawa...." mereka mendengarkan penjelasan Dila. Richie pun takjub, ia tidak menyangka Dila mengerti tentang sejarah. Tidak salah mengajaknya menjadi pemandu mereka. Tapi entah mengapa Richie merasa sedikit mengenal cara Dila menjelaskan sejarah candi Borobudur tadi. Mungkin karena Dila tidak pernah berbicara sebanyak ini di kantor.

"Sekarang kita mau kemana lagi?" tanya Chris. Mereka sudah kembali ke mobil.

"Makan dulu aja yuk." ajak Richie.

"Mau makan di pinggir pantai ga? Ada warung gitu jualan seafood. Enak banget lho. Cuma agak jauh dari sini." kata Dila bersemangat. Semangat yang bertahan hanya 2 detik sebelum ia menyadari tidak seharusnya ia berkata seperti tadi di depan bos nya. Mungkin euforia dari dalam candi tadi masih terbawa.

"Boleh. Gitu donk Dila. Santaaaii. Kamu gemesin tau kalo ngomong kayak tadi hahaha.." Chris sangat manis dengan wanita. 'Ia pasti playboy.' Dila berpikir dalam hati merasakan darah hangat mengalir di wajahnya.

Sejam lebih kemudian mereka sampai di Pantai Depok. Seafood yang dipesan masih segar hasil dari tangkapan nelayan di sana. Mereka makan dengan sangat lahap. Di samping rasanya yang enak, mungkin juga karena mereka kelaparan. Dila sedikit merasa bersalah menyantap makanan seenak itu. Ia memikirkan adiknya di rumah. Selepas dari sana, mereka memutuskan untuk menikmati sunset di Pantai Parangtritis tidak jauh dari sana.

Richie, Dila, dan Chris duduk di atas pasir. Pengunjung yang cukup banyak hari itu juga melakukan hal yang sama. Hanya duduk menunggu matahari terbenam perlahan. Mereka larut dalam pikiran masing-masing.

Richie membayangkan tujuan hidupnya. Semakin hari, bukannya perasaannya ke Hannah bertambah kuat, Richie merasa semakin memudar. Ia akan mengakhiri hubungannya dengan Hannah segera. Ini murni bukan karena Airin. Dulu Richie pernah berjanji jika perasaannya ke Hannah bisa mencapai 51 persen, maka ia akan menikahi Hannah. Dan sekarang dari 100 persen, mungkin Hannah hanya memiliki 10 persen, dan 90 persen lagi...Richie juga sedang mencari seseorang yang bisa mendapatkan persentase itu. Andaikan kita bisa dapat meramu komposisi yang tepat untuk ramuan cinta tentu itu sangat membantu banyak orang yang terjebak di dalam lingkaran cinta.

Sebentar lagi Vio akan kuliah, Dila bingung memikirkan biayanya. Dulu saat ia kuliah, masih ada sepasang cincin peninggalan orang tuanya. Dila sangat terpaksa menjualnya. Sewaktu orang tua Dila masih hidup, mereka selalu berpesan bahwa pendidikan adalah yang terpenting untuk mengubah hidup. Saat itu Dila masih berumur 10 tahun dan Vio baru 3 tahun ketika orang tuanya meninggal dalam kecelakaan mengerikan. Mungkin Vio tidak ingat, tapi Dila yang sudah cukup besar sangat mengingat kejadian yang tidak mungkin ia lupakan. Bagaimana hidup mereka sangat menderita setelah kejadian itu.

Ceklek...Dila merasa ada suara jepretan foto. Ternyata Chris yang memfotonya.

"Untuk kenang-kenangan. Kamu sangat manis tahu, apa tidak pernah ada yang memberitahumu?" ucap Chris. Kali ini Dila tidak tersipu lagi, sepertinya Chris sering berbasa basi tentang itu ke semua wanita. Ia hanya tersenyum. Richie melirik ke Dila sesaat.

'Benar, dia cukup manis.' Richie baru menyadarinya. Bukan cantik seperti Hannah, Dila manis dengan senyuman yang jarang tampak di wajahnya. Manis dengan rambut hitam panjang gelombang yang jarang diurainya jika sedang bekerja. Dan celotehannya tadi agak mirip...Setidaknya dia bisa mengucapkan kata lain selain 'Siap Pak' atau 'Ada lagi Pak?'. Richie tersenyum. Semakin Dila takut padanya, semakin ia sengaja bersikap galak ke asistennya itu.

Matahari perlahan mulai menghilang, menyisakan warna oranye kemerahan di sekitarnya. Dila akan mengingatnya, hari terindah setelah umur 10 tahunnya. Tidak pernah ada kesempatan untuk menikmati hidupnya yang begitu keras. Dan sinar senja di wajah Richie menjadi pemandangan yang paling indah untuknya hari itu.

*****

 

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!